• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola komunikasi guru dan murid dalam pembentukan karakter murid kelas II: Studi kasus di kelas II SDN Tapen 1 Tahun Pelajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pola komunikasi guru dan murid dalam pembentukan karakter murid kelas II: Studi kasus di kelas II SDN Tapen 1 Tahun Pelajaran 2014/2015"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

Bagaimana pola komunikasi guru-siswa dalam pembentukan karakter siswa di Kelas II SDN Tapen 1. Mendeskripsikan bentuk komunikasi guru-siswa dalam pembentukan karakter siswa Kelas II SDN Tapen 1.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini kami menggunakan teknik dokumentasi untuk mengumpulkan data tentang sejarah berdirinya, visi dan misi SDN Tapen 1. Keabsahan data dalam penelitian ini merupakan suatu konsep penting yang diperbaharui dari konsep validitas (validitas) dan reliabilitas (reliabilitas).

Gambar 1.1 Teknik analisis data menurut Miles dan Huberman.
Gambar 1.1 Teknik analisis data menurut Miles dan Huberman.

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Pola komunikasi guru dan murid a. Pengertian Pola komunikasi

Proses komunikasi yang primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan suatu lambang (simbol) sebagai medianya. Komunikasi personal merupakan komunikasi yang terjadi antara dua orang yang dilakukan secara tatap muka atau melalui media.

Gambar 2.2  Model proses komunikasi.
Gambar 2.2 Model proses komunikasi.

Guru dan Murid a. Pengertian guru

Jadi guru bukan hanya orang yang mempunyai ilmu untuk mengajar, tetapi juga orang yang berkepribadian baik, berwawasan luas, dan berhati besar. Sosok guru merupakan sosok yang setara dengan mereka yang mempunyai tugas dan tanggung jawab membentuk karakter generasi bangsa. Guru adalah teladan bagi murid-muridnya, kepribadiannya seutuhnya adalah uswatun hasanah, nyaris tanpa cela dan hina di mata murid-muridnya.

Seorang guru sebagai teladan harus mempunyai sifat tertentu, yaitu harus meneladani Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi seluruh alam. Guru adalah orang yang menentukan mutu peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya dalam jangka waktu tertentu. Guru harus sadar akan pentingnya kehadirannya dihadapan siswa, mengajar dengan ikhlas, mempunyai kesadaran dan tanggung jawab sebagai pendidik untuk menanamkan nilai-nilai kebenaran.

Artinya, bagaimana guru menyampaikan ilmu yang dimiliki siswa dan mengkomunikasikannya dengan baik.

Pembentukan karakter a. Pengertian karakter

Pendidikan karakter yang dibangun dalam pendidikan mengacu pada Pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 bahwa “Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pendidikan kehidupan bangsa, bertujuan pada pengembangan potensi siswa untuk itu. Jadilah manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan demokratis serta menjadi warga negara yang bertanggung jawab.” 69. Pendidikan karakter adalah upaya terencana agar peserta didik mengetahui, peduli, dan menanamkan nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai manusia yang baik. Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) pada warga sekolah, yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

Proses pembentukan karakter harus dilakukan secara totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) dan fungsi totalitas sosial budaya dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan studi, dan masyarakat. Dalam pembentukan karakter diharapkan dapat mendidik anak yang mampu menilai apa yang dianggap baik, ikhlas menegakkan apa yang dianggap baik, dan menyadari apa yang dianggap baik, meskipun dalam tekanan (penuh tekanan dari luar, tekanan dari luar) dan penuh dengan tekanan. godaan yang datang dari dalam hati sendiri (godaan dari dalam). Toleransi Menghargai sikap dan tindakan yang berbeda agama, suku, suku, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya.

17. Kepedulian Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Tabel 2.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Tabel 2.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Telaah Pustaka

Anak-anak dikondisikan untuk memilih, memilih dan membayar sendiri ketika ingin membeli kantin, dan berdasarkan catatan pembukuan yang memuat seluruh pengeluaran dan pemasukan kantin, kantin hanya pada awal berdirinya, setelah tiga bulan, banyak mengalami pelanggaran. . , pelanggarannya terus berkurang. Nilai pendidikan karakter yang ditambahkan pada kantin sekolah bagi siswa MI Nurul Huda Setugu Magetan adalah anak dibiasakan untuk membayar sendiri jujur, dengan mengambil sendiri barang yang dibeli, anak diajarkan untuk mandiri, dengan cara mengantri Ketika kantin sedang ramai, anak-anak dilatih untuk disiplin, dengan melakukan jual beli. Berbeda dengan kebiasaan di luar sekolah, anak-anak diimbau untuk berkreasi, dan dengan tidak menaati peraturan di kantin akan melanggar kantin yang telah ditetapkan oleh sekolah. , anak ditanamkan rasa tanggung jawab. Najamudin, mahasiswi STAIN Ponorogo jurusan program studi Tarbiyah PAI dengan judul “POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DALAM DIALOG KAJIAN MUSA DAN BANI ISRAIL PADA SURAT AL BAQARAH AYAT 67-73.

Dalam dialog terdapat model komunikasi antara guru dan siswa dengan suatu komunikasi, yaitu:

DESKRIPSI DATA

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  • Sejarah Singkat Berdirinya SDN Tapen 1
  • Letak Geografis SDN Tapen 1 Lembeyan Magetan
  • Visi, Misi dan Tujuan SDN Tapen 1 a. Visi SDN Tapen 1
  • Struktur Organisasi SDN Tapen 1
  • Keadaan Guru SDN Tapen 1
  • Keadaan Peserta Didik SDN Tapen 1
  • Sarana dan Prasarana SDN Tapen 1

Sebagai lembaga pendidikan, SDN Tapen 1 berkewajiban ikut serta dalam pendidikan dan penanaman moral kehidupan bangsa. Dalam pengembangan pendidikan peserta didik, ŠDN Tapen 1 terus berbenah ke arah sekolah dasar yang terus berkembang secara kualitatif dan kuantitatif. SDN Tapen 1 merupakan sekolah formal yang berada di Desa Tapen, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan.

SDN Tapen 1 dalam terselenggaranya proses pendidikan mempunyai visi sebagai berikut: “Unggul dalam prestasi berdasarkan imtak, kreatifitas dan keutamaan”. Jumlah guru pada saat peneliti melakukan penelitian di SDN Tingkat 1 tahun pelajaran 2014/2015 adalah 11 orang guru, terdiri dari delapan laki-laki dan tiga perempuan. Jumlah siswa pada saat peneliti melakukan penelitian di SDN Tapen 1 tahun pelajaran 2014/2015 adalah 68 siswa, terdiri dari 36 siswa laki-laki dan 32 siswa perempuan.

Untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan dan menggali bakat peserta didik di SDN Tapen 1, diperlukan lingkungan dan prasarana pendidikan yang sesuai.

Deskripsi Data

  • Data tentang pola komunikasi guru dan murid dalam pembentukan karakter murid kelas II di SDN Tapen 1
  • Data tentang bentuk komunikasi guru dan murid dalam pembentukan karakter murid kelas II di SDN Tapen 1

Dan sejauh ini komunikasi antara guru dengan siswa kelas II SDN Tapen 1 dapat dikatakan baik, karena terdapat interaksi dan makna yang sama antara guru dan siswa. Secara umum karakter siswa kelas II SDN Tapen 1 cukup baik, namun ada juga yang masih memerlukan bimbingan dalam pengembangan karakternya. Seperti halnya pada kelas II SDN Tapen 1, terdapat siswa yang nakal, suka mengolok-olok temannya, berkelahi dan berani menampar tangan.

Model komunikasi adalah suatu komunikasi yang diciptakan dengan maksud untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang yang diajak berkomunikasi, termasuk komunikasi yang dilakukan guru dan siswa dalam membangun karakter siswa kelas II SDN Tingkat 1. Komunikasi adalah yang digunakan oleh guru dalam membangun karakter siswa di kelas II SDN Tingkat 1 adalah dengan komunikasi guru-siswa (communication as action) guru sebagai figur yang memberi tindakan atau memberikan nasehat, bimbingan dan motivasi kepada siswa. Data Bentuk Komunikasi Guru dan Siswa Dalam Pembentukan Karakter Siswa Kelas II SDN Tapen 1 Karakter Siswa Kelas II SDN Tapen 1.

Karakter yang mulai terbentuk di kelas II SDN Tapen 1 adalah karakter religius, ramah dan peduli terhadap masyarakat.

ANALISIS DATA

Analisis Data Tentang Pola Komunikasi Guru dan Murid dalam Pembentukan Karakter Murid Kelas II di SDN Tapen 1

Dengan terciptanya komunikasi yang baik antara guru dan siswa di kelas guru dengan menggunakan pola komunikasi guru-siswa ketika misalnya menyampaikan materi maka tingkat pemahaman anak kelas II SD sangat bergantung pada guru, maka disinilah guru berperan dalam perkembangan anak. Dan untuk memudahkan komunikasi mungkin salah satunya menggunakan pola guru-siswa seperti yang telah disebutkan di atas, anak pemalu cenderung tidak berani bertanya langsung kepada guru, karena pola komunikasi lainnya adalah guru-siswa, siswa yang belum paham bolehkah dia bertanya siswa yang sudah paham. Dan pola komunikasi yang digunakan guru dan siswa untuk membangun karakter pada anak adalah seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dengan komunikasi guru-siswa, misalnya jika ada anak yang nakal dipanggil ke kantor, maka bimbing dan nasehati tanpa menyinggung perasaannya, karena jika mereka tersinggung, mereka tidak nyaman dengan gurunya dan akhirnya timbul rasa takut dan rendah diri.

Begitu pula dengan pola komunikasi guru-siswa, misalnya guru memberikan arahan kepada siswa dalam satu kelas, sehingga yang dapat memahami perkataan guru langsung memberikan feedback atau jawaban langsung kepada guru dan teman yang kurang paham dapat melihat. dan mendengar dialog antara guru dengan teman-temannya, atau dengan anak yang sudah kenal, bisa memberikan contoh kepada temannya yang belum paham. Menurut Nana Sudjana, ada tiga pola komunikasi antara guru dan siswa dalam proses interaksi edukatif, yaitu komunikasi tindakan, komunikasi interaksional, dan komunikasi sebagai transaksi. Dari pemaparan data dan teori, peneliti menganalisis bahwa hasil akhir dari pola komunikasi guru dan siswa dalam pembentukan karakter adalah dengan pola komunikasi guru-siswa atau komunikasi sebagai tindakan, guru memberikan petunjuk kepada siswa untuk selalu berkarakter positif, guru merupakan sumber utama pendidikan siswa.

Guru juga menggunakan pola komunikasi atau komunikasi guru-siswa sebagai sebuah transaksi, siswa diminta untuk lebih aktif dibandingkan guru dan juga guru, siswa yang pandai akan memberikan contoh kepada temannya yang belum bisa, komunikasi menjadi sebuah kegiatan belajar bersama antara guru, siswa dan siswa lainnya.

Analisis Data Tentang Bentuk Komunikasi Guru dan Murid dalam Pembentukan Karakter Murid Kelas II di SDN Tapen 1

Jadi apapun pola komunikasinya, guru harus mampu berkomunikasi dengan baik dalam pembentukan karakter siswa karena beliau adalah teladan bagi siswanya. Harapannya, anak mampu bersikap sopan kepada orang yang lebih tua dan ramah terhadap temannya, serta dapat bersosialisasi dengan baik dengan orang lain. Selain itu juga dengan bentuk komunikasi non verbal yaitu guru harus menjadi teladan atau teladan yang baik bagi anak, karena karakter anak juga dapat menjadi cerminan dari gurunya, guru yang baik hati, tegas dan tegas. Menyenangkan akan menghangatkan suasana dan anak dapat merasa nyaman serta anak dapat menirunya.

Bentuk komunikasi yang digunakan guru dan siswa dalam membangun karakter siswa adalah dalam bentuk verbal dan non verbal. Dan menggunakan komunikasi nonverbal berupa pemberian contoh yang baik kepada siswa karena guru adalah sosok yang menjadi teladan bagi siswanya, sehingga guru harus lebih berhati-hati dalam memberi salam karena guru adalah orang yang hampir diikuti. oleh murid-muridnya, semua yang dilakukannya adalah uswatun hasenah. Guru hendaknya dapat membentuk karakter positif siswa kepada siswanya, yaitu dengan memberikan petunjuk kepada siswa agar mempunyai pengetahuan bagaimana beretika yang baik dan berkarakter positif dan juga dengan menyentuh hatinya agar mempunyai perasaan yang baik. karakter positif itu sangat diperlukan. bahwa dalam benaknya mereka tampak mempunyai karakter yang positif, beretika dan berperilaku baik terhadap orang lain.

Jadi komunikasi yang digunakan adalah komunikasi verbal dan nonverbal dan karakter yang diperkenalkan di kelas II adalah karakter religius yang pertama, guru berpesan kepada siswa untuk mempunyai etika santun, budi pekerti yang baik dalam bahasa Indonesia atau karma inggil jika berbicara dengan orang yang lebih tua, jauhkan dari salat sarapan dan salat duha serta pengenalan pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas.

PENUTUP

Kesimpulan

Ciri kepedulian sosial yang ketiga adalah siswa hendaknya saling membantu sesama, dimana iuran pergaulan dibayarkan setiap hari Jumat dan uang tersebut digunakan untuk membantu orang yang membutuhkan, misalnya ada teman yang sakit dengan menjenguknya/membantu korban bencana alam. bencana jika ada.

Saran

Basrowi, Understanding qualitative research, Jakarta: PT Asdi mahasatya, 2009 Basyiruddin, Usman M., Learning Media, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.

Gambar

Gambar 1.1 Teknik analisis data menurut Miles dan Huberman.
Gambar 2.2  Model proses komunikasi.
Tabel 2.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Referensi

Dokumen terkait

- Guru membimbing murid untuk memnemukan informasi tentang cara menjaga lingkungan rumah yang sehat.. - Murid satu persatu menyebutkan cara menjaga lingkungan rumah yang