• Tidak ada hasil yang ditemukan

pola perilaku aparat dalam memberikan pelayanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pola perilaku aparat dalam memberikan pelayanan"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

Pola Perilaku Petugas dalam Pemberian Pelayanan Masyarakat di Desa Bonto-Bontoa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Pola perilaku aparat dalam pemberian pengabdian kepada masyarakat di Desa Bonto-Bontoa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Hal ini juga merupakan hasil dari berbagai program pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, namun saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan masyarakat. Berperilaku tidak ramah dan konsisten tidak memberikan pelayanan yang baik terutama kepada masyarakat yang mempunyai latar belakang berbeda dengan masyarakat pada umumnya.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Secara Teoretis dan Akademis
  • Manfaat Secara Praktis

Pola Perilaku Aparatur Pemerintah Kelurahan 1. Definisi Perilaku

  • Faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang a) Faktor genetik atau faktor endogen

Jika kita amati tingkah laku individu maka akan berbeda-beda karena ciri fisiknya, misalnya tingkah laku individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu yang mempunyai perawakan tinggi dan kurus. Kita tahu bahwa ada individu yang cerdas, yaitu individu yang dapat bertindak dengan benar, cepat dan mudah dalam mengambil keputusan.

Aparat Pemerintahan Kelurahan

Pemerintah daerah harus memiliki independensi dan akuntabilitas publik yang memadai dalam berinteraksi langsung dengan masyarakat di wilayah kerjanya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa aparatur pemerintah kecamatan mempunyai sistem kelembagaan, tugas pokok, fungsi, wewenang dan kewajiban dalam penyelenggaraan pemerintahan di tingkat kecamatan sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintahan Kecamatan. , Kabupaten/Kota, Provinsi. dan pemerintah pusat.

Konsep Pelayanan Publik atau Masyarakat 1. Pengertian Pelayanan Publik

  • Unsur-unsur Pelayanan Publik
  • Asas-asas Pelayanan Publik
  • Prinsip Pelayanan Publik

Kewenangan pegawai yang melayani masyarakat melalui pelayanan harus diartikulasikan sejelas mungkin dengan membuat jadwal tugas dan pembagian wewenang. f) Transparansi biaya. Penyelenggaraan pelayanan publik juga harus memenuhi beberapa prinsip pelayanan sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Nomor 63 Tahun 2003 (Ratminto dan Winarsih yang menyatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan publik harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut;

Kepala penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab memberikan pelayanan dan menyelesaikan pengaduan/masalah dalam penyelenggaraan pelayanan publik. g) Kelengkapan sarana dan prasarana. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pelayanan publik adalah suatu bentuk pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dalam bentuk barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau sehubungan dengan pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang diatur berdasarkan asas dan prinsip pelayanan.

Masyarakat Multietnik

  • Konsep Masyarakat Multietnik
  • Masalah-masalah masyarakat multietnik
  • Masyarakat Indonesia Sebagai Masyarakat Multietnik

Keberagaman etnis di Indonesia apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan konflik dan konflik antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Menurut Smith (Marzali), masyarakat multietnis terikat oleh dominasi suatu kelompok terhadap kelompok lainnya. Oleh karena itu, Indonesia erat kaitannya dengan persoalan keamanan dan perdamaian yang tentunya lebih sulit dipertahankan dibandingkan perdamaian dan keamanan masyarakat yang homogen.

Hal ini disebabkan oleh sifat masyarakat yang etnosentris yang notabene menjadi faktor utama timbulnya berbagai keretakan hubungan antar warga. Sikap yang lebih baik adalah dengan menerima keberagaman sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat dan berusaha hidup berdampingan antara satu masyarakat dengan masyarakat lain yang berbeda ras, suku, budaya, agama, bahasa dan lain sebagainya.

Kerangka Pikir

  • Transparansi 2. Akuntabilitas
  • Faktor Internal 2. Faktor Eksternal

25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mendefinisikan pelayanan publik sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk sehubungan dengan barang, jasa, dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara. pelayanan publik. Masyarakat berharap pelayanan publik dapat melayani dengan jujur ​​dan pengelolaan sumber pendapatan yang baik serta dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Etika pelayanan publik diperlukan sebagai pilar dan kepercayaan masyarakat sebagai landasan terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik.

73 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Kecamatan yang menjadi landasan menuju masyarakat berkembang yaitu kecamatan tidak lagi bersifat administratif, tidak lagi bergantung pada daerah, tetapi menjadi masyarakat yang mandiri. Sehingga setiap orang di lingkungan kecamatan mempunyai hak untuk berbicara dan mengemukakan pendapat sesuai dengan kepentingannya.

Gambar 1. Skema kerangka pikir penelitian Kelurahan Pola Perilaku Aparat
Gambar 1. Skema kerangka pikir penelitian Kelurahan Pola Perilaku Aparat

Definisi Operasional Variabel

Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Tipe dan Jenis Penelitian 1. Jenis Penelitian

Sumber Data

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai objek penelitian melalui tanya jawab yang mendalam dan terbuka melalui pertemuan tatap muka dengan informan/responden. Bentuk data yang diperoleh terdiri dari kutipan langsung yang mencerminkan pengalaman dan pengetahuan langsung informan/responden, dengan menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara. Teknik ini berupa observasi langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh informasi berupa informasi, data, dan fakta yang akurat terkait dengan objek penelitian.

Teknik ini juga digunakan untuk mengetahui relevansi informasi dan data informan/responden dengan kenyataan yang ada dengan melakukan observasi langsung terhadap objek penelitian dan terus dilakukan pengecekan keabsahannya. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data pendukung (data sekunder) dari berbagai literatur berupa buku, artikel, majalah, hasil penelitian yang relevan, surat kabar dan dokumen tertulis lainnya sebagai referensi yang berkaitan dengan pokok bahasan.

Informan Penelitian

Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap benda-benda di tempat terjadinya atau berlangsungnya peristiwa tersebut, sehingga pengamat berada bersama benda yang diteliti, disebut pengamatan langsung. Dalam proses peralihan dari satu informan ke informan lainnya harus memperhatikan karakteristik informan tersebut. Dalam desain penelitian deskriptif kualitatif, terdapat dua jenis informan/responden, yaitu informan kunci dan informan sekunder.

Sedangkan informan sekunder wajib melengkapi informasi/data tentang objek penelitian untuk memperkaya analisis, namun tidak perlu hadir.

Tabel 1. Informan Data Penelitian
Tabel 1. Informan Data Penelitian

Teknik Analisis Data

Hasil-hasil penelitian di lapangan sebagai bahan baku dirangkum, direduksi, dan kemudian diorganisasikan sehingga menjadi lebih sistematis, memusatkan perhatian pada pokok-pokok hasil penelitian, yang disusun secara sistematis untuk memudahkan penelitian mengambil data yang diperoleh jika ada kebutuhan untuk itu. Penyajian data ini membantu peneliti untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu dari hasil penelitian.

Keabsahan Data

Dari data yang diperoleh dari wawancara, observasi, . dokumentasi, kemudian peneliti mencari makna dari hasil penelitian atau dari hasil yang dikumpulkan. Triangulasi adalah suatu teknik untuk memeriksa keabsahan data, dengan menggunakan sesuatu selain data untuk keperluan audit atau untuk perbandingan dengan data. Bandingkan apa yang orang katakan tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan orang sepanjang waktu.

Jadwal Penellitian

Deskripsi dan Karakteristik Objek Penelitian

Sumber Data : Profil Kecamatan Bonto-Bontoa Bulan Maret 2014 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah pegawai di Kecamatan Bonto-Bontoa menurut tingkat pendidikan adalah 4 orang dengan S.2, 7 orang dengan S1, 1 D3 dan tidak ada yang lulus SMA. Sumber data: Profil Desa Bonto-Bontoa bulan Maret 2014. Dari tabel diatas terlihat jumlah pegawai di Desa Bonto-Bontoa berdasarkan gender adalah 8 laki-laki dan 5 perempuan. Berdasarkan tabel diatas terlihat jumlah penduduk Desa Bonto-Bontoa berdasarkan jenis kelamin sebanyak 5.909 jiwa penduduk laki-laki dan 6.122 penduduk perempuan.

Sumber Data: Profil Kecamatan Bonto-Bontoa Bulan Maret 2014 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jumlah penduduk di lingkungan Bonto-Bontoa berdasarkan jenis kelamin adalah 3.114 laki-laki dan 4.348 perempuan. Sumber Data : Profil Kecamatan Bonto-Bontoa Bulan Maret 2014 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah penduduk Kecamatan Bonto Kamase berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki sebanyak 1.982 jiwa dan perempuan sebanyak 2.487 jiwa.

Tabel 3. Jumlah Pegawai Kelurahan menurut Golongan
Tabel 3. Jumlah Pegawai Kelurahan menurut Golongan

Pola Perilaku Aparat Kelurahan dalam memberikan Pelayanan terhadap Masyarakat Di Kelurahan Bonto-Bontoa Kecamatan Somba Opu

Pola perilaku perangkat desa dalam pemberian pelayanan masyarakat di Desa Bonto-Bontoa Kecamatan Somba Opu. Melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan serta mengembangkan kegiatan yang melibatkan masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang sesuai dengan pernyataan masyarakat Desa Bonto-Bontoa (H. Pemberian pelayanan dasar masyarakat yang diberikan oleh perangkat Desa Bonto-Bontoa hendaknya diawasi secara terstruktur sehingga proses pemberian layanan dapat berjalan lancar dan masyarakat tidak lagi dibebani biaya yang memberatkan.”

Pemimpin pemerintahan harus mampu memberikan informasi yang memadai kepada masyarakat dan memudahkan akses terhadap informasi yang akurat jika masyarakat membutuhkannya, hal ini sejalan dengan pendapat masyarakat Desa Bonto-Bontoa (Halimah Dg. Jipa), yaitu : . Faktor-faktor yang mempengaruhi penyampaian pelayanan kepada masyarakat di Desa Bonto-Bontoa Kecamatan Somba Opu.

Tabel 10. Pergeseran Nilai-Nilai Menuju Profesionalisme Aparatur
Tabel 10. Pergeseran Nilai-Nilai Menuju Profesionalisme Aparatur

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemberian Pelayanan terhadap Masyarakat Di Kelurahan Bonto-Bontoa Kecamatan Somba Opu

Sarana pelayanan adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja, dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama/penolong dalam melaksanakan pekerjaan. Salah satu hal yang juga berdampak besar terhadap peningkatan mutu pelayanan publik adalah faktor fasilitas pelayanan, karena dengan adanya fasilitas pelayanan yang berbagai jenis dan fungsinya dapat menjadikan pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih efektif dan efisien. Faktor penghambat tersebut seringkali disebabkan oleh kondisi dan situasi yang tidak dipertimbangkan secara matang pada saat penyusunan rencana pelayanan, yang bukan merupakan bagian dari kegiatan pelayanan.

Wawancara, 3 April 2014) Hasil wawancara memberikan gambaran bahwa proses komunikasi antara aparat kewilayahan dengan masyarakat harus sesuai dengan peraturan yang ada. Berdasarkan data survei wawancara di atas dapat diketahui bahwa masyarakat di kantor kecamatan Bonto-Bontoa mengalami kendala dalam komunikasi dan waktu luang dalam mengurus administrasi kependudukan di kantor kecamatan. Hal-hal inilah yang menjadi faktor penghambat terselenggaranya pelayanan publik yang akan dilaksanakan oleh pejabat daerah.

PENUTUP

Simpulan

Faktor pendukung proses pengabdian kepada masyarakat antara lain sosialisasi langsung kepada masyarakat mengenai tata cara pemberian pelayanan, kemampuan sumber daya manusia (SDM) di kantor kecamatan dalam memberikan pelayanan, serta sarana dan prasarana pendukung dalam pemberian pelayanan juga memadai. Faktor penghambat proses pelayanan kepada masyarakat antara lain faktor komunikasi yang tidak terjalin dengan baik antara masyarakat dengan aparat kecamatan dalam proses pelayanan dan faktor waktu dalam pengurusan administrasi kependudukan oleh masyarakat di kantor kecamatan.

Saran-Saran

  • Referensi dari Buku
  • Referensi dari Internet
  • Referensi dari Artikel
  • Referensi dari Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

Seminar Pemetaan dan Perencanaan Pembangunan Nasional di Jakarta pada tanggal 6 November 2011 (http://www.bappenas.go.id/peanggaran+publik). Gowa dan berhasil menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1991. Setelah tamat SD, penulis melanjutkan pendidikannya di SMA PGRI Sungguminas Kabupaten. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikannya di SMU Di Akui Makassar dan tamat pada tahun 1999.

Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi melalui ujian masuk universitas dan diterima di program studi ilmu administrasi publik (S1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar hingga sekarang. Berkat rahmat Allah SWT dan ridho tulus kedua orang tua, perjuangan menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar dapat terwujud dengan menyelesaikan studi yang ditandai dengan penulisan skripsi yang berjudul “Pola Perilaku yang Menanamkan dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat”. Bonto-Bontoa -Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.”.

Petunjuk wawancara

Apakah ada staf/karyawan Bapak/Ibu/Adik(i) yang sering melakukan aktivitas di luar SOP yang ada?

Gambar

Gambar 1. Skema kerangka pikir penelitian Kelurahan Pola Perilaku Aparat
Tabel 1. Informan Data Penelitian
Tabel 2. Jadwal penelitian dalam penelitian ini adalah:
Tabel 3. Jumlah Pegawai Kelurahan menurut Golongan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh penambahan zeolit terhadap konsentrasi merkuri pada tailing dari Kulon Progo Demikian juga untuk sampel tailing yang diperoleh dari Wonogiri, dengan ditambahkannya zeolit

[15] conducted research on the analysis of health level bank using the RGEC method at Bank Negara Indonesia Persero tbk in the 2016-2019 period by using the NPL and LDR ratios to