• Tidak ada hasil yang ditemukan

PONDOK PESANTREN DAN PERADABAN MODERN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PONDOK PESANTREN DAN PERADABAN MODERN"

Copied!
287
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

21 Modern?; Bagaimana strategi pondok pesantren di provinsi Bengkulu untuk mempertahankan eksistensinya dalam menghadapi nilai-nilai peradaban modern. Peran apa yang dapat dilakukan pesantren dalam kerangka bagaimana mewujudkan pesantren sebagai pusat peradaban umat Islam Indonesia; dan 3).

Kerangka Teori

Kedua aspek inilah yang menjadi fokus penelitian ini dengan menganalisis persepsi atau pandangan para Kyai dalam kaitannya dengan nilai-nilai peradaban modern. Secara teori, pandangan dibagi menjadi dua, yaitu positif dan negatif. Tahapan pembahasan dalam buku ini pada akhirnya akan menemukan bagaimana keberadaan pesantren dalam menyikapi nilai-nilai peradaban modern di Provinsi Bengkulu.

PARADIGMA MODERNITAS DAN DINAMIKA

Nilai dan Ciri Peradaban Moderen

Ada empat hal utama yang mendasari mengapa umat Islam sebenarnya dapat dengan mudah menerima peradaban modern meskipun berasal dari barat, yaitu; Tidak ada yang salah dengan ciri-ciri peradaban Islam, khususnya yang berkembang di Indonesia, dan tidak ada yang menghalangi umat Islam untuk mengadopsinya.

Nilai-Nilai Peradaban Islam dalam Wacana

86 Untuk penjelasan ini dapat ditelusuri ke Al-Attas, Islam, Agama dan Moralitas, dalam Prolegomena Metafisika Islam, (Malaysia: Istac, tp, 1995), hal. mada@niyyah berakar dari kata "al-medīnah" yang juga berarti kota. Lihat lebih lanjut dalam Zubaedi, Islam, Benturan Antar Peradaban (Dialog Filsafat Barat dengan Islam, Dialog Peradaban dan Dialog Agama), (Yogyakarta: Arruz Media, 2007)., hal.

Karakteristik Peradaban Islam dalam Wacana

Ciri-ciri yang juga dimiliki peradaban Islam dalam konteks modern adalah keterbukaan, adaptif, menjaga nilai-nilai pluralisme. Persoalan peradaban Islam yang adaptif dengan peradaban modern lainnya dapat dijelaskan dalam pandangan Gus Dur bahwa sifat peradaban Islam yang eklektik dan adaptif bukan berarti liberal, semuanya terserap begitu saja tanpa itu. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa supremasi peradaban Islam dalam wacana modern sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip dan beberapa karakter yang menjadi landasannya.

Toynbee, sebagaimana dikutip Abdurrahman Wahid, menjadi salah satu faktor utama yang mengangkat peradaban Islam ke tingkat yang sangat tinggi. Dalam sistem dan interaksi sosial, dalam perundang-undangan dan perundang-undangan, pendidikan dan ilmu pengetahuan, dan seterusnya, akhlak selalu menjadi salah satu landasan utama.156 Tidak ada sistem kebudayaan yang lebih memperhatikan akhlak daripada peradaban Islam. Tercatat dalam sejarah, peradaban Islam mencapai masa keemasannya ketika berhasil mengembangkan ilmu dan pengetahuan jauh lebih tinggi dari peradaban lainnya.

155 Abdurrahman Wahid, Universalisme Islam dan Kosmopolitanisme Peradaban Islam dalam Nur Kholis Madjid, Universal Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal. Padahal, dari capaian peradaban Islam di bidang sains itulah peradaban Barat mengambil inspirasi dalam menggerakkan gerakan pembaruan agama di Eropa, yang berpuncak pada gerakan renaisans. Ciri khas peradaban Islam modern adalah sifatnya yang adaptif dan terbuka dalam menyerap dan mengadopsi unsur-unsur peradaban besar dunia, sehingga peradaban Islam mengalami prestasi gemilang di berbagai bidang antara lain filsafat, ilmu pengetahuan, teknologi, arsitektur, seni dan lain-lain. 157.

Pendidikan Islam dalam Dinamika Peradaban

Pendidikan Islam dalam kondisi demikian menghadapi persoalan yang cukup serius dan rentan terhadap krisis nilai. Kualitas pendidikan Islam dalam konteks Indonesia, dalam hal ini pesantren dan madrasah masih jauh dari harapan. Dengan permasalahan yang begitu serius, pendidikan Islam tidak bisa menghadapinya dengan model pendidikan dan pembelajaran yang ada.

Jika pendidikan Islam mengambil posisi anti global maka akan mengalami stagnasi dan pendidikan Islam akan mengalami ketertutupan intelektual. Di sisi lain, jika pendidikan Islam terseret arus global, identitas Islam dari sebuah proses pendidikan pasti akan hancur. Oleh karena itu, pendidikan Islam harus diposisikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik standar global, dalam arti sejalan dengan nilai-nilai ajaran Islam untuk dianut dan dikembangkan.

Jika pendidikan Islam bersifat menutup diri (eksklusif), maka akan usang, sedangkan membuka diri berisiko kehilangan jati diri atau kepribadian. Tiga hal yang menjadi tema sentral dari gejolak global pendidikan Islam saat ini adalah: gaya hidup, gaya makan, gaya hiburan, dan gaya berpakaian (makanan, kesenangan, dan fashion). Untuk itu, pendidikan Islam harus kontekstual dengan arus global, pada hakekatnya menghilangkan batas-batas dari pendidikan Islam yang dikotomis menuju pendidikan integratif.

DINAMIKA PONDOK PESANTREN DALAM

Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia

Secara umum, lembaga pendidikan Islam tradisional di kawasan Timur Tengah hanya terdiri dari tiga jenis; madrasah, Kuttâb dan masjid. Namun, sejak triwulan terakhir abad ke-19, gelombang renovasi dan modernisasi yang semakin cepat telah mengakibatkan perubahan yang tidak mungkin kembali lagi, seperti pada eksistensi awal lembaga pendidikan Islam tradisional. Sebelum munculnya madrasah yang saat ini sering disebut sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan Islam yang juga merupakan lembaga pendidikan formal, sebenarnya telah berkembang lembaga pendidikan informal.

Oleh karena itu, halaqah-halaqah tersebut dikelompokkan dalam lembaga pendidikan yang terbuka untuk pengetahuan umum. Ada beberapa lembaga pendidikan Islam awal yang berasal dari Indonesia yang keberadaannya menjadi nama rumah tinggal Islam di Pulau Jawa yaitu masjid dan. 214 Lihat, Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hal.

Terakhir, lembaga pendidikan Islam awal yang muncul di Indonesia adalah surau; Istilah surau di Minangkabau sudah dikenal sebelum masuknya Islam. Berangkat dari maraknya lembaga pendidikan Islam di Indonesia, fokus dalam penelitian ini adalah rumah tinggal Islam. 219 Arief Subhan, Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia Abad 20; Perjuangan Antara Modernitas dan Identitas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012)., hal.76.

Kebijakan Pemerintah mengenai Pondok Pesantren di

Kebijakan pemerintah Republik Indonesia yang ingin menyatukan kelembagaan penyelenggaraan pendidikan agama di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ditantang oleh agama Islam Indonesia di sekolah, madrasah dan perguruan tinggi, sehingga madrasah atau lembaga pendidikan Islam harus dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai satu-satunya. Dalam konteks ini, tampak bahwa madrasah tidak hanya terisolir dari sistem pendidikan nasional, tetapi juga ada indikasi kuat untuk dihilangkan. Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan tentang peran dan fungsi pendidikan di Indonesia tidak memberikan perlakuan yang diskriminatif tetapi diperlakukan sama dan integral.

Mengenai lembaga pendidikan agama/Islam, UU-SPN 2003 telah mengukuhkan keberadaan lembaga pendidikan agama sehingga pendidikan agama dinyatakan sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional secara jelas dan tegas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 yang menyatakan bahwa keberadaan pendidikan agama lembaga memiliki kesamaan dengan lembaga pendidikan pendidikan lainnya dalam sistem pendidikan nasional. Bahkan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam menjadi pusat perlawanan terhadap penjajah, baik Jepang maupun Belanda. Pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan Islam terus memberikan kontribusi bagi peningkatan peradaban kehidupan beragama dan berbangsa sehingga lahir generasi-generasi yang beragama atau muslim sejati dan memiliki jiwa nasionalisme.

Akhirnya, umat Islam Indonesia dapat merasakan posisi strategis Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional yang telah mengalami perubahan mendasar setelah melalui proses sejarah yang panjang, terlihat dari keberadaan dan kontribusi Lembaga Pendidikan Islam (yaitu pesantren dan madrasah) sejak pra. - kemerdekaan. Melalui sistem pendidikan pesantren, Pendidikan Islam hadir dalam dunia pendidikan di Indonesia jauh sebelum sistem pendidikan klasikal modern diperkenalkan pada abad ke-19 oleh pemerintah kolonial Belanda. Dalam dua dekade terakhir, reformasi Pendidikan Islam terjadi di Sistem Pendidikan Nasional yang ditandai dengan tiga perubahan mendasar.

Pondok Pesantren dalam Arus Peradaban Modern di

Pesantren Hidayatullah Kota Bengkulu merupakan lembaga pendidikan yang secara organisatoris berada di bawah organisasi sosial Hidayatullah. Pesantren Makrifatul Ilmi Bengkulu Selatan merupakan pesantren yang menggabungkan turats (warisan khazanah keilmuan klasik) dan khazanah keilmuan modern. Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Makrifatul Ilmi Bengkulu Bengkulu Selatan berupa pendidikan agama dan pendidikan umum.

163 tingkat dan kemampuan para santri di Pesantren Makrifatul Ilmi Benggala Selatan. Dari segi sarana dan prasarana, Pesantren Makrifatul Ilmi Bengkulu Selatan dibangun di atas lahan seluas 3 ha. Santri yang belajar di Pesantren Al-Hasanah berasal dari seluruh provinsi Bengkulu.

DINAMIKA PONDOK PESANTREN DI PROVINSI

Sekilas Sejarah Eksistensi Pendidikan Islam di

Wilayah provinsi Bengkulu terbentang dari perbatasan provinsi Sumatera Barat hingga perbatasan provinsi Lampung dan jaraknya sekitar 567 kilometer. Hasil SUPAS 2015 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Provinsi Bengkulu menurut kelompok usia produktif (15-49 tahun) mencapai 56,2 persen. Konsentrasi persebaran penduduk di Kota Bengkulu sangat erat kaitannya dengan posisinya sebagai ibu kota provinsi, pusat kegiatan administrasi pemerintahan, pusat kegiatan perdagangan dan pendidikan di Provinsi Bengkulu.

Berdasarkan angka tersebut, tampaknya pendidikan di Provinsi Bengkulu masih perlu banyak pembenahan. Kemudian diikuti dengan berbagai bentuk dan jenis pesantren.279 Menurut catatan Kanwil Kementerian Agama RI Provinsi Bengkulu, saat ini terdapat 54 pesantren di Provinsi Bengkulu yang terbagi dalam dua kategori. , yaitu 4280. Pesantren di Provinsi Bengkulu terdiri dari : Kota Bengkulu : PP Pancasila, PP Darussalam, PP Al Muhajirin, PP Mubarak, PP Hidaytullah, PP Al Quran Harsalakum, PP Hidayatul Mubtadiin, PP Hidayatul Qomariyah, PP Al-Marjan, PP Sentot Alibasya, PP Hidayatul Hasaniyah; Daerah.

Sementara itu, Persatuan Tarbiyah Islamiyah Provinsi Bengkulu berhasil memperluas kegiatan pendidikannya hingga ke Curup dan Air Rambai. Pesantren yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pesantren yang berada di Provinsi Bengkulu dengan jenis pesantren yang berbeda-beda sesuai dengan kemunculan dan perkembangannya, sistem pendidikannya dan letak pendiriannya. Sebagai informasi awal, menurut catatan Kanwil Kementerian Agama RI melalui Pekapontren, terdapat 74 pesantren di Bengkulu, namun pada tahun 2016 hanya 54 pesantren yang dapat terdata dan memberikan laporan. keberadaannya, merinci 50 Khalaf (kombinasi) dan 4 buah salafiyah (murni).

Tabel 2: Jarak Tempuh Antar Kabupaten/Kota Se-Provinsi  Bengkulu
Tabel 2: Jarak Tempuh Antar Kabupaten/Kota Se-Provinsi Bengkulu

Profil Pondok Pesantren Di Provinsi Bengkulu

Majelis Taklim ini dihadiri oleh para santri Pesantren Makriftul Ilmi Bengkulu Selatan dan masyarakat umum di Kabupaten Bengkulu Selatan. Selain itu, Pondok Pesantren Makrifatul Ilmi Bengkulu Selatan yang berada di sekitar Pondok Pesantren Makrifatul Ilmi Bengkulu Selatan juga menyelenggarakan pendidikan umum formal berjenjang.

Pandangan Pondok Pesantren terhadap Peradaban

Pengajar atau ustadz ustadzah seperti yang dikenal di sini adalah lulusan universitas dan pesantren ternama di nusantara bahkan dunia. Lembaga pelatihan bagi guru adalah; Universitas Al-Azhar, Kairo; Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (LIPIA), Jakarta; Universitas Muhammadiyah Surakarta; Universitas Muhammadiyah Bengkulu; Universitas Bengkulu; Prof. Pesantren Modern Universitas Gontor, Ponorogo; Pesantren Roudhotul Ulum, Sumatera Selatan; Pesantren Al-Amin; Pesantren Al-Hasanah, Bengkulu. 345.

Respon Pondok Pesantren terhadap Nilai-Nilai

Strategi Pondok Pesantren dalam Menghadapi Nilai-

PENUTUP

Gambar

Tabel 2: Jarak Tempuh Antar Kabupaten/Kota Se-Provinsi  Bengkulu
Tabel 3. Persentase Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan  yang ditamatkan 275

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pembentukan kepribadian Santri di Pondok Pesantren Al-Qur‟an Al-Amin Pabuwaran menerapkan teori manajemen strategi dengan