POTENSI BERAS ANALOG TALAS BENENG (Xantoshoma Undipes K. Koch) DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN
Disusun Oleh:
Sukma Annisa Dwi Cahyani Sutopo 4444220064 2022
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG
2024
A. PENDAHULUAN
Ketahanan pangan menjadi fokus utama dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, ketergantungan pada sumber daya pangan yang terbatas, dan pertumbuhan populasi yang cepat. Menurut
Peningkatan ketahanan pangan membutuhkan inovasi dalam diversifikasi sumber pangan. Salah satu produk yang dapat menunjang program diversifikasi pangan adalah beras analog. Menurut Sulastri et al. (2023), pengolahan beras analog telah mengalami perkembangan pesat di kalangan masyarakat dengan memanfaatkan berbagai varietas umbi-umbian yang tersebar luas di berbagai daerah Indonesia. Beras analog ini mengandung kadar karbohidrat yang hampir setara atau bahkan lebih tinggi dibandingkan beras, karena dibuat dari bahan baku umbi-umbian yang kaya akan karbohidrat.
Salah satu pangan lokal yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi beras analog adalah talas beneng. Budiarto dan Yunia (2017), menyatakan bahwa talas beneng (Xanthosoma undipes) merupakan salah satu kekayaan sumber bahan pangan nabati yang berasal dari Banten. Talas beneng (Xanthosoma undipes) berpotensi untuk ditingkatkan ketahanan pangan melalui diversifikasi pangan sebagai produk alternatif pengganti beras karena memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Dalam esai ini, akan dieksplorasi potensi pangan lokal talas beneng sebagai beras analog dan kontribusinya dalam meningkatkan ketahanan pangan.
B. PEMBAHASAN
Talas beneng (Xanthosoma undipes) merupakan komponen hayati yang tumbuh melimpah di sekitar daerah Gunung Karang Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Dengan ukuran yang cukup besar, talas beneng memiliki kandungan protein dan karbohidrat yang tinggi, ditambah dengan warna kuning yang mencolok, menjadikannya berpotensi untuk dikembangkan sebagai berbagai produk pangan. Hal ini merupakan langkah konstruktif dalam mendukung ketahanan pangan. Talas beneng memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi, meliputi protein sebesar 2,01%, karbohidrat sebesar 18,30%, lemak sebesar 0,27%, pati sebesar 15,21%, dan kalori mencapai 83,7% kkal.
Meskipun demikian, perlu diakui bahwa umbi talas beneng juga mengandung asam oksalat dalam jumlah yang cukup tinggi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika produk pangan yang berasal dari umbi-umbian ini memiliki potensi besar sebagai bahan lokal
yang dapat menggantikan beras dan tepung terigu (Wahjusaputri et al., 2018). Talas beneng memiliki kandungan pati sekitar 70-80%, disertai dengan tingginya kadar protein mencapai sekitar 8,53%. Selain itu, talas beneng juga mengandung amilosa dalam jumlah yang signifikan, mencapai sekitar 20% (Sulastri et al., 2023).
Beberapa penelitian menunjukkan potensi diversifikasi pangan talas beneng menjadi beras analog, antara lain penelitian Srihari et al. (2016), menunjukkan hasil beras analog yang terbuat dari campuran 55% tepung talas, 35% tepung ubi jalar, dan 15% tepung maizena mendapatkan lebih banyak preferensi dalam hal warna, tekstur, aroma, dan citarasa nasi. Beras analog yang dihasilkan juga memenuhi syarat kadar air yang aman untuk beras menurut SNI 6128:2008 yaitu kurang dari 14. Hasil penelitian Fajriaty et al.
(2023), menunjukkan beras analog talas beneng memiliki kandungan nutrisi yang meliputi kadar abu, kadar protein, kadar air, kadar lemak, kadar serat pangan, dan karbohidrat total. Ini merupakan komponen proksimat utama yang terdapat dalam beras talas beneng. Beras analog yang terbuat dari campuran tepung talas beneng 75% dan tepung jagung kuning 25% mengandung kadar air 5%, kadar abu 1%, kadar lemak 1%, kadar protein 9%, karbohidrat 78 dan serat pangan 12,97%. Penambahan tepung talas beneng dalam pembuatan beras analog juga meningkatkan kandungan serat pangan, sehinggan beras talas beneng memiliki potensi sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat dan mendukung pemeliharaan kesehatan.
C. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, M., S. dan Yunia, R. 2017. Potensi Nilai Ekonomi Talas Beneng (Xanthosoma undipes K.Koch) berdasarkan kandungan gizinya. Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah. Vol. 1(1): 1-12.
Sulastri, A., Yeyen, M., dan Sri, A. 2023. Reviu Artikel: Potensi Talas Beneng (Xantoshoma Undipes K. Koch) Sebagai Bahan Pembuatan Beras Analog Untuk Diversifikasi Pangan Di Indonesia. jurnal Integrasi Proses. Vol. 12(2): 88-94.
Wahjusaputri, S., Bunyamin, B., dan Nastiti, T., I. 2018. Pengembangan Ekonomi Kreatif Melalui Pemanfaatan Talas Beneng Sebagai Komoditas Unggulan Kelompok Tani Kelurahan Juhut, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani. Vol. 2(2): 186-203.
Srihari, E., Farid, S., L., Ivone, A., dan Anastasia, S. 2016. Rekayasa Beras Analog Berbahan Dasar Campuran Tepung Talas, Tepung Maizena Dan Ubi Jalar. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 11(1): 14-20.
Fajriaty, D., Setiawan, B., Sinaga, T., dan Sulaeman, A. 2023. Pengembangan dan Respon Glikemik Nasi Analog Berbahan Tepung Talas Beneng Sebagai Alternatif Pangan Tinggi Serat. Doctoral dissertation. Institute Pertanian Bogor.