• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Diversifikasi Pangan untuk Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan

N/A
N/A
artiyas

Academic year: 2024

Membagikan " Pentingnya Diversifikasi Pangan untuk Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Pentingnya Diversifikasi Pangan

Diversifikasi pangan adalah kunci untuk menjamin ketahanan pangan dan gizi yang berkelanjutan bagi masyarakat. Dengan

mengembangkan ragam sumber pangan lokal, kita dapat

meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan kualitas nutrisi pangan di suatu wilayah.

II

by Inayatul Ilahiyah

(2)

Konsep Dasar Diversifikasi Pangan

Aneka Ragam Pangan

Diversifikasi pangan bertujuan untuk

meningkatkan ragam dan

jenis pangan yang dikonsumsi masyarakat, tidak hanya

terfokus pada satu atau dua jenis pangan utama.

Gizi Seimbang

Dengan mengkonsumsi aneka ragam pangan,

masyarakat dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang lebih lengkap dan seimbang,

seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.

Keberlanjutan Pangan

Diversifikasi pangan juga bertujuan untuk

meningkatkan ketahanan

pangan suatu wilayah dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang beragam dan

berkelanjutan.

(3)

Potensi Sumber Daya Lokal

Indonesia kaya akan sumber daya alam lokal yang beragam dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung diversifikasi pangan. Dari lahan

pertanian subur hingga kekayaan hayati, potensi sumber pangan yang dapat dikembangkan sangat besar.

Berbagai komoditas unggulan daerah seperti buah-buahan tropis,

umbi-umbian, sayuran, dan sumber protein lokal dapat menjadi dasar

pengembangan produk-produk pangan beragam dan bergizi.

(4)

Analisis Kebutuhan Pangan Masyarakat

Memahami kebutuhan pangan masyarakat di suatu wilayah merupakan langkah penting dalam mengembangkan strategi diversifikasi pangan. Analisis ini mencakup kajian terhadap pola

konsumsi, preferensi, dan ketersediaan pangan lokal.

Beras Umbi-umbian Sayur-sayuran Buah-buahan Lauk-pauk

Grafik di atas menunjukkan bahwa konsumsi beras masih mendominasi pola makan masyarakat di

wilayah ini. Peluang untuk diversifikasi pangan dapat dieksplorasi pada komoditas seperti umbi-

umbian, sayur-sayuran, dan buah-buahan.

(5)

Identifikasi Komoditas Potensial untuk Diversifikasi

Bahan Pangan Lokal

Mengidentifikasi komoditas pangan lokal yang

melimpah di wilayah tersebut, seperti umbi- umbian, serealia, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran.

Komoditas ini dapat menjadi sumber

diversifikasi

pangan yang kaya nutrisi dan dapat diolah menjadi aneka ragam produk.

Potensi Ekonomi

Menilai potensi ekonomi dari

komoditas pangan lokal, dengan

mempertimbangka n faktor produksi, pemasaran, dan daya serap pasar.

Komoditas dengan prospek ekonomi yang baik dapat menjadi fokus pengembangan dalam diversifikasi pangan.

Kearifan Budaya Lokal

Mengkaji kearifan budaya lokal

terkait dengan konsumsi dan pengolahan

pangan. Komoditas yang sudah akrab dengan

masyarakat

setempat memiliki potensi yang lebih besar untuk

diterima dan diadopsi dalam diversifikasi pangan.

Aspek Gizi

Menganalisis

kandungan gizi dari komoditas pangan lokal, sehingga dapat dipilih komoditas yang kaya nutrisi untuk memenuhi

kebutuhan gizi

masyarakat.

(6)

Strategi Pengembangan Diversifikasi Pangan

1

Identifikasi

Mengidentifikasi komoditas pangan potensial

2 Pengolahan

Mengembangkan teknologi pengolahan yang inovatif

3 Pemasaran

Membangun strategi pemasaran yang efektif

Strategi pengembangan diversifikasi pangan yang efektif membutuhkan pendekatan holistik.

Pertama-tama, perlu dilakukan identifikasi komoditas pangan lokal yang memiliki potensi untuk

dikembangkan. Selanjutnya, dibutuhkan inovasi teknologi pengolahan untuk meningkatkan kualitas

dan nilai tambah produk. Terakhir, strategi pemasaran yang tepat sasaran harus dikembangkan

agar produk dapat diterima dengan baik oleh konsumen.

(7)

Peran Pemerintah dan Pemangku Kepentingan

Dukungan Kebijakan

Pemerintah berperan penting dalam

menciptakan kebijakan yang mendukung diversifikasi pangan, seperti insentif,

subsidi, dan program pengembangan.

Koordinasi Lintas Sektor

Kerja sama yang baik antara pemerintah, petani, industri, dan masyarakat diperlukan untuk mengoptimalkan potensi diversifikasi pangan.

Pemberdayaan Masyarakat

Pemerintah dan pemangku kepentingan harus aktif memfasilitasi pelatihan,

pendampingan, dan akses permodalan bagi masyarakat untuk mengembangkan diversifikasi pangan.

Inovasi dan Teknologi

Dukungan untuk penelitian dan

pengembangan teknologi baru dapat

meningkatkan produktivitas dan efisiensi

dalam diversifikasi pangan.

(8)

Tantangan dan kendala dalam penerapan diversifikasi

Infrastruktur Terbatas

Keterbatasan infrastruktur seperti jalan, jaringan listrik, dan irigasi di wilayah

pedesaan dapat menjadi kendala dalam

pengembangan diversifikasi pangan.

Akses Pasar yang Sulit

Akses pasar yang sulit bagi petani kecil dan produsen pangan lokal dapat

menghambat rantai pasok dan mengurangi insentif untuk mendiversifikasi produksi pangan.

Kemiskinan dan Ketahanan Pangan

Kemiskinan di kalangan masyarakat sering kali

menjadi penghalang untuk mengadopsi komoditas

pangan baru, terutama bagi

rumah tangga yang rentan

terhadap kerawanan pangan.

(9)

Tantangan dan kendala dalam penerapan diversifikasi

Infrastruktur Terbatas

Keterbatasan infrastruktur seperti jalan, jaringan listrik, dan irigasi di wilayah

pedesaan dapat menjadi kendala dalam

pengembangan diversifikasi pangan.

Akses Pasar yang Sulit

Akses pasar yang sulit bagi petani kecil dan produsen pangan lokal dapat

menghambat rantai pasok dan mengurangi insentif untuk mendiversifikasi produksi pangan.

Kemiskinan dan Ketahanan Pangan

Kemiskinan di kalangan masyarakat sering kali

menjadi penghalang untuk mengadopsi komoditas

pangan baru, terutama bagi rumah tangga yang rentan terhadap kerawanan pangan.

Studi Kasus Penerapan

Diversifikasi Pangan di Wilayah Tertentu

Salah satu contoh penerapan diversifikasi pangan yang sukses adalah di Kecamatan Cianjur, Jawa Barat. Daerah ini kaya akan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan produk pangan lokal.

Pemerintah daerah bekerja sama dengan petani setempat untuk mengidentifikasi potensi komoditas lokal, seperti singkong, ubi jalar, dan pisang. Mereka kemudian

mengembangkan berbagai olahan pangan berbahan baku tersebut, seperti keripik, dodol, dan tepung.

(10)

Pola Pangan Harapan

Pola Pangan Harapan (PPH) didefinisikan sebagai komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya.

Kegunaan Pola Pangan Harapan, jika ditinjau dari makanan maka dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok makanan (Tri Guna Makanan) dinamakan sebagai sumber tenaga, sebagai sumber pembangun, sebagai zat pengatur.

Tujuan adanya pola pangan harapan secara umum adalah untuk menghasilkan sebuah komposisi standar pangan dalam memenuhi kebutuhan gizi penduduk sekaligus untuk memenuhi keseimbangan gizi (nutritional balance) yang didukung oleh cita rasa (palatability), daya terima (digestibility), daya terima masyarakat (acceptability) serta kualitas dan kemampuan daya beli masyarakat (affordability). (Rahayu, 2019)

Tujuan khusus adanya perhitungan Pola Pangan Harapan (PPH) adalah:

1. Mengetahui situasi pola konsumsi dari setiap komoditas pangan serta mengetahui tingkat keberagaman produksi maupun konsumsi pangan dengan pendekatan norma gizi atau PPH 2. Mengetahui tingkat kesenjangan gizi dan keragaman konsumsi pangan pada tingkat

ketersediaan dengan memperlihatkan keseimbangan gizi yang didukung oleh cita rasa, daya terima, kualitas dan kemampuan daya beli masyarakat.

3. Mengetahui rata-rata konsumsi Energi menurut kelompok pangan (kkal/kap/hr)

4. Mengetahui rata-rata total kontribusi Energi terhadap konsumsi Energi Aktual seluruh kelompok pangan pada Penduduk (AKE)

5. Mengetahui rata-rata kontribusi Energi terhadap konsumsi Protein Aktual Penduduk (AKP) 6. Mengetahui rata-rata kontribusi energi terhadap kecukupan Energi penduduk (% AKE) 7. Mengetahui rata-rata energi terhadap Protein Penduduk (%AKP)

8. Mengetahui Skor Pola Pangan Harapan (PPH dalam %)

Tujuan khusus adanya perhitungan Pola Pangan Harapan (PPH) adalah:

1. Mengetahui situasi pola konsumsi dari setiap komoditas pangan serta mengetahui tingkat keberagaman produksi maupun konsumsi pangan dengan pendekatan norma gizi atau PPH 2. Mengetahui tingkat kesenjangan gizi dan keragaman konsumsi pangan pada tingkat

ketersediaan dengan memperlihatkan keseimbangan gizi yang didukung oleh cita rasa, daya terima, kualitas dan kemampuan daya beli masyarakat.

3. Mengetahui rata-rata konsumsi Energi menurut kelompok pangan (kkal/kap/hr)

4. Mengetahui rata-rata total kontribusi Energi terhadap konsumsi Energi Aktual seluruh kelompok pangan pada Penduduk (AKE)

5. Mengetahui rata-rata kontribusi Energi terhadap konsumsi Protein Aktual Penduduk (AKP) 6. Mengetahui rata-rata kontribusi energi terhadap kecukupan Energi penduduk (% AKE) 7. Mengetahui rata-rata energi terhadap Protein Penduduk (%AKP)

8. Mengetahui Skor Pola Pangan Harapan (PPH dalam %)

(11)

Studi Kasus Penerapan

Diversifikasi Pangan di Wilayah Tertentu

Ketiga zat gizi tersebut harus memiliki proporsi yang seimbang dengan masing-masing sebesar 33,3% dari 100% dibagi 3, pembobotan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kelompok pangan sumber karbohidrat dari padi-padian, umbiumbian, minyak dan lemak, buah atau biji berminyak dan gula. Total kontribusi energi (% AKG) adalah 74%, di mana bobot untuk

2. kelompok pangan ini adalah 0,5 yang berasal dari nilai 33,3% dibagi 74%. 2. Kelompok pangan sumber protein dari kacang-kacangan dan pangan hewani dengan total kontribusi 17% yang diperoleh dari bobot 2,0 yang berasal dari nilai 33,3% dibagi 17%.

3. Kelompok pangan sumber vitamin dan mineral dari sayur dan buah dengan total kontribusi energi 6% yang diperoleh dari bobot 5,0 yang berasal dari 33,3% dibagi 6%.

4. Kelompok pangan lainnya yang bersumber dari minuman dan bumbu dengan kontribusi energi 3% dengan bobot 0,0 yang berasal dari nilai 0% dibagi 3, bobot 0,0 ini untuk kelompok pangan lainnya yang didasarkan pada pertimbangan bahwa konsumsi bumbu dan minuman tidak dimasukkan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Di bawah ini dapat dilihat cara pembobotan kelompok Pola Pangan Harapan.

Untuk melakukan analisis konsumsi pangan diperlukan data pendukung lainnya di antaranya Daftar Konsumsi Bahan Makanan (DKBM), Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Pangan Acuan, Daftar Konversi Perubahan Bentuk, Daftar Konversi Kode Kelompok Pangan PPH, Daftar Konversi Mentah Masak (MM), serta Daftar Konversi Penyerapan Minyak (Angga Hardiansyah , Hardinsyah, 2017).

(12)

Pada tahap ini dilakukan perhitungan kandungan energi setiap jenis pangan yang dikonsumsi dengan bantuan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).

Kolom energi dalam DKBM menunjukkan kandungan energi (kkal) per 100

gram bagian yang dapat dimakan (BDD). Misalnya: 50 gram beras = 50 x

kandungan energi beras x % BDD = 100 = 50-gram x 360 kkal x 100/100 =

100 = 180 kkal Selanjutnya besaran energi setiap jenis pangan dijumlahkan

menurut kelompok pangannya.

(13)

Misalnya kita akan menghitung kontribusi energi aktual dari kelompok pangan padi-padian.

E aktual kelompok padi-padian = E padi-padian x 100%

= Total E aktual = 1150 x 100%

2185 = 52,6%

Misalnya kontribusi energi dari kelompok padi-padian terhadap AKE adalah 1150 x 100% = 53,5% 2150

(14)

Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan

Diversifikasi pangan memiliki potensi besar untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan

masyarakat di suatu wilayah. Dengan

memanfaatkan sumber daya lokal yang

beragam, dapat

dikembangkan produk- produk pangan yang bergizi dan sesuai dengan selera serta budaya setempat.

Rekomendasi Strategis

Pemerintah dan

pemangku kepentingan perlu mendorong

pengembangan diversifikasi pangan melalui dukungan

kebijakan, infrastruktur, dan pemberdayaan

masyarakat. Kolaborasi antara petani, pelaku usaha, dan lembaga penelitian juga penting untuk menghasilkan inovasi pangan yang berkelanjutan.

Langkah Konkret

Berbagai langkah konkret yang dapat dilakukan antara lain:

identifikasi potensi sumber daya lokal, pengembangan

teknologi pengolahan, peningkatan

kemampuan SDM, serta promosi dan pemasaran produk diversifikasi

pangan di pasar lokal

maupun nasional.

Referensi

Dokumen terkait

kemandiirian oangan dan gizi keluarga MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN BERBASIS SUMBER ADAYA LOKAL KONSERVASI SUMBERDAYA PANGAN GENTIK LOKAL PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA DAN

Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras telah menjadi masalah pangan serta mengancam ketahanan pangan yang berkelanjutan. Upaya diversivikasi pangan

Penelitian yang dilakukan oleh Gusti dan Nurliana (2012) dengan judul “Analisis Ketersediaan Pangan Lokal Dalam Mendukung Diversifikasi Pangan Di Provinsi Sumatera Utara”

Kesimpulannya, tepung pisang (Musa paradisiaca) dapat digunakan sebagai substitusi dalam pembuatan inovasi produk untuk mendukung diversifikasi pangan lokal.. Kata kunci:

24 | Company Name | Annual Report 2018 PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PANGAN STRATEGI TUJUAN SASARAN Mengembang- kan sumber pangan nabati dan hewani berbasis bahan baku lokal

Optimalisasi Pemberdayaan Sumber Daya Lahan Berbasis Kearifan Lokal dalam Mendukung Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan Melalui Taman Edukasi Green House 250 250 KREATIF: Jurnal

Pembangunan yang berorientasi pada ketahanan pangan merupakan upaya guna mewujudkan kemandirian pangan di level lokal dan nasional, serta yang terpenting adalah kondisi pangan cukup dan

Dokumen ini membahas tentang pentingnya ketahanan pangan dan tujuan yang ingin dicapai untuk mencapai ketahanan