• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Beras Artifisial Dari Buah Sukun Sebagai Upaya Diversifikasi Pangan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Beras Artifisial Dari Buah Sukun Sebagai Upaya Diversifikasi Pangan."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

ii

ABSTRACT

IRMA MARLINA.Development of Artificial Rice From Breadfruit as Alternative for

Food Diversification.Under Supervision ofAHMAD SULAEMAN.

Consumption of rice as carbohydrate source in Indonesia was higher than many other countries, about 139kg/capita/years. In fact, Indonesia is rich of carbohydrate sources beside paddy rice such as tubers (taro, yam, casava,sweet potato), sago, corn, sorgum, barley and breadfruit. Breadfruit is one of potential carbohydrate source which may be uses to reduce the dependence of paddy rice and support food diversivication.

The aim of this studywas to develop artificial rice from breadfruit flour as carbohydrate source and soybean flour as protein source. Completely randomized design was applied in this experiment. The artificial rice was proccesed from mixture of breadfruit flour and soybean flour with five levels of soybean that added: 0, 10, 20, 30, and 40%. Sensory evaluation for color, aroma, taste, stickness and uniformity was carried out using semi-treated panelist.

There were significant differences in color, aroma, taste, stickiness, uniformity and overall acceptability of the artificial rice. Artificial rice with 30% soybean flour added was the most liked by the panelist. This formula contained higher protein and fat compared to paddy rice. Protein and fat content of this formula was 17,49% (wb) and 5,45% (wb). Carbohydrate content of artificial rice formula was 64,37% (wb) and energy content was 376 kal/100g or 115kal/100g cooked rice.

(2)

iii

RINGKASAN

IRMA MARLINA. Pengembangan beras artifisial dari buah sukun sebagai upaya

diversifikasi pangan.Dibimbingoleh AHMAD SULAEMAN.

Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras telah menjadi masalah pangan serta mengancam ketahanan pangan yang berkelanjutan. Upaya diversivikasi pangan khususnya pangan berbasis sumberdaya lokal, telah sejak lama diusahakan namun belum mampu mengatasi ketergantungan tersebut. Potensi sumber karbohidrat non beras di Indonesia cukup banyak misalnya dari golongan serealia, umbi-umbian, batang pohon dan buah-buahan. Sayangnya sumber karbohidrat asal buah-buahan masih relatif tertinggal pemanfaatannya dibandingkan golongan lain. Salah satu jenis buah-buahan sumber karbohidrat yang potensial untuk dimanfaatkan adalah sukun. Berdasarkan kandungan karbohidratnya, sukun dapat dimanfaatkan untuk dikembangkan menjadi beras artifisial.

Penelitianinibertujuanuntuk mempelajari cara pembuatan beras artifisial berbahan buah sukun dengan penambahan tepung kedelai sebagai sumber protein. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk 1)mempelajari cara pembuatan tepung sukun dan tepung kedelai, 2) menganalisis sifat fisik dan kimiawi tepung sukun dan tepung kedelai, 3) mempelajari cara pembuatan beras artifisial, 4) menganalisis mutu hedonik dan daya terima panelis pada produk beras artifisial, 5)menganalisis kandungan zat gizi beras artifisial, 6) menghitung analisis biaya pembuatan beras artifisial.

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah sukun dan kacang kedelai. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu pembuatan tepung sukun, pembuatan tepung kedelai, analisis sifat fisik dan kimia tepung sukun dan tepung kedelai, formulasi dan pembuatan beras artifisial, cara pemasakan beras artifisial, uji organoleptik, analisis kandungan gizi beras artifisial serta analisis biaya.Penetapan formula beras artifsia ldilakukan secara

trial and error. Formula yang digunakan didasarkan pada perbandingan tepung

sukun dan tepung kedelai dengan rasio yaitu 100:0, 90:10, 80:20, 70:30, 60:40 yang kemudiandisebut F0, F1, F2, F3, F4.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan SPSS v.16.0 for Windows.

Data dianalisis dengan uji Anova. Jika terdapat perbedaan yang nyata (p<0.05) maka dilanjutkan dengan uji Duncan.

Rendemen tepung sukun yang dihasilkan sebesar 14,67%.Rendemen tepung kedelai yang dihasilkan sebesar 70%.Derajat putih tepung sukun yang dihasilkan bernilai 77,85%. Densitas kamba tepung sukun yang dihasilkan adalah 0,54 g/ml.Kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat dan kadar serat dari tepung sukun berturut-turut adalah 8,97%(bk), 3,02%(bk), 3,81%(bk), 0,48(bk)%, 92,69(bk)% dan 17,20(bk)%.Tepung kedelai tidak dianalisis derajat putihnya sedangkan densitas kamba tepung kedelai sebesar 0,52 g/ml. Kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat dan kadar serat tepung kedelai berturut-turut adalah 4,51%(bk), 4,57%(bk), 51,01%(bk), 20,67%(bk), 23,75%(bk) dan 7,44%(bk).

(3)

iv

rataan kesukaan pada parameter keseluruhan adalah 4,08 atau kurang disukai. Sebaliknya pada produk F1, F2, F3 dan F4, tingkat kesukaan panelis tergolong baik yaitu berada diatas nilai tengah. Penentuan formula terpilih didasarkan pada persentase penerimaan panelis terhadap warna, aroma, rasa, tekstur dan penerimaan umum. Formula beras artifisial yang terpilih adalah F3.

Komposisi kimiawi beras artifisial F0 meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat dan kadar serat berturut-turut adalah 9,99%, 2,96%(bk), 3,63%(bk), 0,22%(bk), 93,18%(bk) dan 13,18%(bk). Sedangkan komposisi kimiawi beras artifisial F3 meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat dan kadar serat berturut-turut adalah 7,24%, 3,73%(bk), 21,02%(bk), 5,87%(bk), 69,37%(bk) dan 14,14%(bk). Komposisi kimiawi nasi artifisial F0 meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat dan kadar serat berturut-turut adalah 62,22%, 1,54%(bk), 2,83%(bk), 1,79%(bk), 93,83%(bk) dan 13,68%(bk). Sedangkan komposisi kimiawi nasi artifisial F3 meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat dan kadar serat berturut-turut adalah 67,35%, 2,55%(bk), 22,64%(bk), 10,91%(bk), 63,90%(bk) dan 14,91%(bk). Kandungan energi artifisial F0 adalah 352kkal per 100g sedangkan untuk beras F3 sebesar 376kkal per 100g. Kandungan energi untuk nasi F0 sebesar 115 kkal per 100g dan kandungan energi nasi F3 sebesar 148 kkal per 100g.

Analisis biaya pembuatan dilakukan berdasarkan harga masing-masing komponen penyusun, peralatan yang digunakan, jumlah pekerja dan kapasitas produksi. Harga untuk tepung sukun adalah Rp.9.050,00 sedangkan harga untuk tepung kedelai adalah Rp. 12.100,00. Harga beras F0 adalah Rp. 10.700,00 per kg sedangkan harga beras F3 adalah 12.600,00 per kg.

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik Edible Film dengan Penambahan Filtrat Gambir ( Uncaria gambir Roxb) dan Filtrat Daun Pepaya ( Carica papaya L.).. Characteristics of Edible Film with Addition of

Proses penarikan kawat dapat dilakukan setelah data hubungan antara beban (gaya) dengan perubahan tegangan (voltase) dari alat ukur ring dinamometer didapat

Adanya hubungan umur, pendidikan, sumber informasi dan pengetahuan dengan peran suami dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD pada pasangan usia subur di Desa Percut

Namun terjadi sebuah fenomena yang unik, yaitu pada tahun 2008 di saat Amerika Serikat mengalami depresi ekonomi, terdapat beberapa negara yang justru

This error occurs when the students use an item that must not appear in well formed utterances. There are three types of addition errors, namely double marking, regularization,

Perencanaan strategik SI/TI ini dibuat dan dikembangkan dari kondisi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi yang ada pada saat sekarang di Universitas

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa keterlibatan remaja sebagai pelaku bullying berkaitan dengan permasalahan kesehatan mental,

terkait dengan itu, orang tua yang berlatar belakang muslim merasa punya kebutuhan lain yang belum terpenuhi, yaitu kebutuhan di bidang keagamaan. mereka punya rasa tanggung