• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Buah Mangrove Desa Muruona, Lembata

N/A
N/A
Khairu Hasbi

Academic year: 2024

Membagikan " Potensi Buah Mangrove Desa Muruona, Lembata"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Latar Belakang

Desa Muruona, yang terletak di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, khususnya mangrove.

Buah mangrove, meskipun sering terabaikan, kaya akan nutrisi dan memiliki berbagai manfaat kesehatan. Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan sehat semakin meningkat. Namun, pemanfaatan buah mangrove di desa ini masih sangat minim, sehingga potensi ekonominya belum tergali secara optimal.

Masyarakat di Desa Muruona mayoritas memiliki mata pencaharian petani dan nelayan.

makanan pokok yang dikonsumsi masyarakat setempat adalah padi ataupun beras toko. tetapi dilihat dari kondisi lahan pertanian dan cuaca, sangat tidak memungkinkan untuk melakukan penanaman padi kecuali lahan pertaniannya diberikan pengairan yang cukup. sehingga pola konsumsi masyarakat setempat masih ketergantungan pada beras toko, walaupun harga beras sekarang semakin meningkat, sehingga masyarakat lebih cenderung membeli dan mengkonsumsi beras yang harganya lebih murah tetapi kurang berkualitas, karena berbau tidak sedap, berdebu dll. Maka dari itu, perlu adanya makanan lokal sebagai pengganti beras, sehingga masyarakat tidak ketergantungan pada beras toko.

Pengolahan makanan dan camilan sehat dari buah mangrove dapat menjadi solusi untuk meningkatkan nilai tambah dan memberikan alternatif pangan yang bergizi bagi masyarakat, terlebih bagi generasi mudah karena minimnya micin ataupun MSG (monosodium glutamat).

hal ini menjadi salah satu upaya untuk mengurangi tingkat konsumsi micin ataupun MSG, karena akan berdampak pada kesehatan masyarakat jika mengkonsumsi secara berlebihan seperti sakit kepala, detak jantung berdebar keras dan juga kelemahan pada tubuh. Selain itu, program ini berpotensi menciptakan lapangan kerja baru, memberdayakan masyarakat, serta melestarikan ekosistem mangrove yang sangat penting bagi lingkungan.

Untuk memenuhi gizi pada masyarakat, terlebih pada masalah stunting pada penduduk masyarakat di Desa Muruona, pada generasi muda seperti balita, anak-anak dan juga remaja, maka perlu adanya makanan tambahan salah satunya yaitu, protein seperti ikan, dan seafood dengan dibantu oleh mata pencaharian masyarakat setempat yaitu nelayan, maka bisa mendukung masalah tersebut. Namun kehidupan pada biota laut pada saat sekarang semakin rusak akibat pemboman pada zaman dahulu sehingga mengakibatkan rusaknya terumbu karang tempat bertelur ataupun tempat berkembang biak ikan, sehingga kehidupan ikan di laut Muruona semakin menurun, maka perlu adanya upaya untuk menangani masalah tersebut.

salah satu upaya untuk menangani masalah tersebut adalah melakukan pembuatan Bioreeftek atau terumbu karang buatan yang dapat menjadi tempat hidup ikan bahkan bisa juga hewan laut lainnya. hal ini dapat membantu pendapatan masyarakat nelayan pada Desa Muruona beberapa tahun kemudian ataupun berkelanjutan jika dijaga dengan baik serta dapat melakukan konservasi pada biota laut. selain melakukan bioreeftek, masyarakat juga perlu

(3)

secara inovatif dan berkelanjutan yaitu Budikdamber (Budidaya Ikan dalam Ember) adalah salah satu metode yang efisien dalam memanfaatkan lahan terbatas untuk menghasilkan ikan dan tanaman. selain menghasilkan ikan yang dibudidayakan, dapat juga menghasilkan tanaman seperti sayur-sayuran.

Melalui proposal ini, diharapkan masyarakat Desa Muruona dapat memanfaatkan buah mangrove secara optimal dan berkelanjutan. Dengan dukungan pelatihan dan pengembangan produk, program ini tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberagaman pangan lokal dan juga konservasi yang dilakukan pada biota laut untuk keberlanjutan lingkungan yang dapat mewujudkan kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera bagi masyarakat, serta melestarikan kekayaan alam yang ada.

Pengembangan prototype ini bertujuan untuk menggabungkan ketiga konsep tersebut guna menciptakan produk inovatif dan ramah lingkungan.

(4)

Tujuan

1. ⁠Mengembangkan Produk Pangan Lokal Berbasis Sumber Daya Alam Desa

2. Mengurangi Dampak Lingkungan melalui Pengelolaan Sampah yang Ramah Lingkungan

3. Mendorong Budidaya Ikan yang Efisien dan Berbasis Rumah Tangga 4. Mengelola Limbah Organik menjadi Sumber Daya Berdaya Guna

5. Meningkatkan Kemandirian Ekonomi dan Pangan Desa Secara Berkelanjutan 6. ⁠Membangun Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian Lingkungan

(5)

Output

1. Produk Bolu dari Buah Bakau yang Bernilai Jual Tinggi 2. Fasilitas tempat pembakaran sampah minim asap

3. Sistem budidaya ikan dalam ember untuk kebutuhan protein lokal

4. Penerapan bioreeftek untuk kelestarian sistem laut di pantai igotapu desa muruona 5. Kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pangan dan lingkungan yang

berkelanjutan

(6)

Stakeholders Yang Dilibatkan

1. Pemerintah Desa Muruona : Berperan dalam mendukung, menyediakan izin, dan mengoordinasi proyek di tingkat desa.

2. Masyarakat Desa Muruona : Sebagai penerima manfaat utama yang akan menerima pelatihan, mengimplementasikan metode pertanian berkelanjutan, dan mengembangkan produk pangan lokal.

3. Organisasi & Kelompok Desa Muruona : Sebagai penerima manfaat utama yang akan menerima pelatihan, mengimplementasikan metode pertanian berkelanjutan, dan mengembangkan produk pangan lokal.

4. Mitra MBKP : Membantu dalam pendanaan, dan menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk keberlanjutan proyek.

5. Mahasiswa MBKP : Untuk memberikan riset, metode inovatif, dan evaluasi terhadap teknik yang diterapkan.

Rencana Keberlanjutan

1. Pelatihan dan Edukasi Masyarakat : Memberikan pelatihan yang mendalam kepada masyarakat mengenai inovasi pangan sehingga mereka mampu menerapkan dan mengembangkan pengetahuan secara mandiri.

2. Pembentukan Tim Pengelola Desa : Membentuk kelompok atau tim di desa yang bertanggung jawab untuk mengelola dan melanjutkan inovasi pertanian dan lingkungan.

3. Pengembangan Produk Pangan sebagai Sumber Pendapatan : Mengolah hasil pertanian menjadi produk pangan yang dapat dijual dan dijadikan sumber pendapatan, sehingga masyarakat memiliki insentif untuk terus melestarikan dan mengembangkan inovasi ini.

(7)

Project 1 : Produksi Bolu dan makanan ringan dari Buah Bakau

A. Deskripsi Project

Bolu bakau merupakan produk inovasi kuliner yang memanfaatkan buah bakau dengan rasa manis dan aroma khasnya. Bolu ini memiliki tekstur lembut dan moist, serta diperkaya dengan rempah alami untuk meningkatkan cita rasa. Produk ini cocok untuk berbagai acara seperti snack harian, makanan penutup di perayaan, oleh-oleh khas daerah, dan pilihan sehat untuk program diet. selain bolu ada juga makanan ringan lainnya seperti keripik bakau ataupun makanan yang diolah secara tradisional seperti pada zaman dahulu yang sekarang sudah hampir punah.

B. Target Sasaran

Ibu PKK Desa Muruona. Program "Bolu dan makanan ringan dari Buah Mangrove" Ibu-Ibu PKK Desa Muruona bertujuan untuk melibatkan Ibu-Ibu PKK Desa Muruona sebagai penggerak utama dalam pembuatan produk bolu yang terbuat dari buah mangrove. Diharapkan melalui kegiatan ini, Ibu-Ibu PKK dapat mengembangkan keterampilan baru dalam pengolahan pangan lokal, sekaligus meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam desa. Selain itu, program ini memberi Ibu PKK kesempatan untuk meningkatkan pendapatan keluarga mereka dengan menjual bolu mangrove, yang merupakan produk khas Desa Muruona.

C. Manfaat Project

1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat 2. Pemanfaatan sumber daya lokal secara berkelanjutan 3. Meningkatkan kesadaran lingkungan

4. menciptakan produk khas desa muruona yg berpotensi menjadi ikon lokal 5. Menambah nilai gizi pangan lokal

6. Mendorong keterampilan dan pemberdayaan perempuan.

(8)

D. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

No Tahapan Waktu Pelaksanaan

1. Sosialisasi Program 7 November

2. Pengumpulan buah bakau/pencarian 8- 12 November 2024 3. Proses pengolahan dan uji coba produk:

- Membersihkan buah bakau/mangrove

- Proses penghalusan dilakukan secara manual maupun mekanik

- Uji coba dengan mengembankan resep menjadi bolu dan makanan ringan lainnya

13 – 21 November 2024

4. Pengemasan produk 15-21 November

5. Pemasaran 21 - selesai

(9)

Project 2 : BIOREEFTEK

A. Deskripsi Project

Bioreeftek merupakan teknologi hijau dan sederhana yang memanfaatkan bahan alami tempurung kelapa dan daun kelapa sebagai media penempelan larva planula karang hingga menjadi koloni individu atau terumbu. Fungsi Bioreeftek ini adalah untuk merekrut larva planula karang secara alami atau dengan reproduksi seksual.

Setelah larva planula karang menempel pada substrat Bioreeftek dapat dilakukan pemindahan ke lokasi yang lain yang memiliki presentase penutupan terumbu karangnya relatife rendah untuk direhabilitasi.

Tujuan penerapan bioreeftek ini adalah untuk menciptakan dan memberikan alternatif teknologi konservasi dan rehabilitas terumbu karang yang terbuat dari bahan alami dengan biaya yang relatif murah dan mudah diaplikasikan oleh masyarakat lokal di pesisir Indonesia. Hasil individu karang baru dapat tumbuh dalam waktu 5-10 tahun.

Bioreeftek ini akan diterapkan pada zona konservasi Laut Igo Tapu di Desa Muruona. Konservasi laut di Kabupaten Lembata telah mendapat pengakuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 95 Tahun 2021 tentang Kawasan Konservasi di Perairan di Wilayah Lembata serta disahkan melalui SK Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 192/KEP/HK/2019 tertanggal 11 Juni 2019 tentang Pencadangan Konservasi Perairan Daerah di Kabupaten Lembata.

Gambar 2.1 Contoh Penerapan Bioreeftek

(10)

Gambar 2.2 Sketsa Kerangka dan Dimensi Bioreeftek

B. Target Sasaran

Kelompok nelayan desa Muruona. Untuk menjamin keberlanjutan dan keberhasilan program BioReefTek, beberapa kelompok penting di Desa Muruona ditargetkan. Nelayan lokal bergantung pada ekosistem laut untuk hidup. Dengan memperbaiki ekosistem terumbu karang, program ini diharapkan dapat meningkatkan populasi ikan dan biota laut lainnya, mendukung keberlanjutan perikanan dan stabilitas ekonomi nelayan.

Selain nelayan, program ini juga menargetkan pemuda desa dan komunitas pemerhati lingkungan. Mereka memperoleh keterampilan dan pengetahuan tentang teknologi konservasi lingkungan laut melalui keterlibatan mereka dalam pelatihan, pemantauan, dan pemeliharaan terumbu buatan. Dengan melibatkan pemuda, program ini diharapkan dapat menumbuhkan generasi baru yang peduli pada kelestarian lingkungan.

C. Manfaat Project

1. Restorasi ekosistem laut

2. Peningkatan populasi ikan dan keberlanjutan perikanan 3. Peluang ekonomi baru melalui wisata bahari

4. Edukasi dan peningkatan kesadaran lingkungan 5. Pengenmbangan keterampilan teknologi konservasi 6. Pengurangan dampak kerusakan laut

(11)

D. Tahapan Dan Waktu Pelaksanaan

No Tahapan Waktu Pelaksanaan

1. Sosialisasi Program 7 November 2. Pembuatan dan pengumpulan alat

- pembuatan paving sebagai dasar dan penancapan besi ada paving yang sudah dibuat

20- 26 November 2024

3. Proses pemasangan bioreeftek 27- 30 November 2024 4. Proses pengeringan 2 – 5 Desember 2024 5. Pembatasan lahan konservasi 6 – 9 Desember 2024 6. Penurunan bioreeftek ke laut dan

pemeliharaan

10- selesai

(12)

Project 3 : Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber)

A. Deskripsi Project

Budidaya ikan dengan teknologi budidaya serta pemanfaatan potensi alam secara inovatif dan berkelanjutan yaitu Budikdamber (Budidaya Ikan dalam Ember) adalah salah satu metode yang efisien dalam memanfaatkan lahan terbatas untuk menghasilkan ikan dan tanaman. selain menghasilkan ikan yang dibudidayakan, dapat juga menghasilkan tanaman seperti sayur-sayuran, sehingga dapat mempermudah pengolahan ikan maupun sayur-sayuran.

Tahapan project dimulai dari pengadaan barang atau peralatan, bibit ikan dan juga bibit sayur-sayuran. Setelah Tim mempersiapkan alat dan bahan, selanjutnya Tim akan membuat Wadah Budikdamber yang dimana embernya akan diisi air sekitar 15- 20 liter dan memastikan ember yang dipakai bersih dan tidak pecah. Selanjutnya Tim akan menanam bibit yang telah disediakan dan memastikan letak netpot atau gelas plastik digantung pada penutup ember atau menggunakan penyangga. Setelah menanam bibit, proses selanjutnya yaitu Penebaran Benih Ikan namun, sebelum Penebaran Ikan dilakukan usahakan air yang akan dipakai telah direndam selama 24 jam guna mengendapkan zat-zat yang berbahaya dan usahakan Ikan yang akan ditebar tidak langsung dilepas ke dalam ember namun, ikan yang akan ditebar dibiarkan terlebih dahulu di dalam plastik dan direndam didalam ember tersebut selama 2-3 jam dengan tujuan agar ikan tidak mudah stres. Setelah penebaran ikan dilakukan, proses selanjutnya yaitu Pemeliharaan yang dimana Pakan yang telah disediakan diberi makan 2 kali sehari yaitu pagi pukul 08:00 wita dan sore pukul 17:00 wita. Kemudian Penggantian air dilakukan sebagian sekitar 30% dalam waktu 3 minggu sekali dan Perawatan Tanaman diperiksa secara berkala dengan membuang daun yang layu dan memastikan akar tidak terlalu panjang ke dalam air. Setelah semua proses dilakukan, proses selanjutnya yaitu Panen, sayur-sayuran yang ditanam seperti kangkung bisa dipanen setelah 2-3 minggu dan Panen Ikan bisa dilakukan setelah mencapai ukuran

(13)

Gambar 3.1 Contoh Penerapan Budikdamber

Dengan melakukan tahapan-tahapan tersebut, diharapkan proyek ini dapat menghasilkan ikan dan sayuran untuk konsumsi keluarga, sekaligus menjaga ketahanan pangan yang ramah lingkungan di pekarangan rumah.

B. Target Sasaran

Ibu PKK dan Kader Posyandu Desa Muruona. Project ini ditargetkan kepada ibu-ibu PKK di Desa Muruona, karena bertujuan untuk dikembang biakan dan hasilnya dapat diolah oleh ibu-ibu PKK dan kader-kader posyandu sebagai pemenuhan gizi pada balita, anak-anak, dan juga pada ibu menyusui, sehingga dapat membantu program penurunan stunting pada Desa Muruona. project Budikdamber ini sangat mudah untuk dilakukan, sehingga diharapkan Budikdamber dapat meningkatkan kemandirian pangan dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat sambil mendorong semua orang untuk memanfaatkan teknologi budidaya yang efisien, terjangkau, dan ramah lingkungan.

C. Manfaat Project

1. Akses mudah terhadap sumber protein dan pemenuhan gizi.

2. Solusi budidaya yg hemat lahan dan biaya

3. Mendorong kemandirian ekonomi

4. Pemanfaatan teknologi yg ramah lingkungan

(14)

D. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

No Tahapan Waktu Pelaksanaan

1. Sosialisasi Program 7 November

2. Persiapan alat dan bahan 2 – 4 Desember 2024 3. Pemasangan alat 9 – 11 Desember 2024 4. penanaman bibit sayuran 12 Desember 2024 5. Penebaran bibit ikan 13 Desember 2024

6. Pemeliharaan 14- selesai

(15)

RINCIAN ANGGARAN BIAYA

Project 1 : Produksi Bolu dan makanan olahan dari Buah Bakau

No. Item Jumlah

Unit

Biaya per Unit (Rp)

Total Biaya (Rp)

1. Oven 1 Set 500.000 500.000

2. Kompor 1 250.000 250.000

3. Mixer 1 250.000 250.000

4. Timbangan Digital 1 100.000 100.000

5. Baskom Stainles 4 25.000 25.000

6. Loyang 4 25.000 25.000

7. Spatula 4 12.500 50.000

8. Saringan 2 20.000 40.000

9. Pisau kue 2 20.000 40.000

10. Piping bag 2 set 20.000 40.000

11. Buah Mangrove (diolah

menjadi Tepung) 10 kg 10.000 100.000

12. Gula pasir 5 kg 20.000 100.000

13. Telur 5 papan 75.000 150.000

14. Mentega 4 kg 50.000 200.000

15. Susu Bubuk 1 kg 50.000 50.000

16. Vanili 10 set 10.000 100.000

17. Garam 1 5.000 5.000

18. Colatta Glaze 2 kg 75.000 150.000

19. Kemasan

(Mika ukuran 11 x 8 ) 200 1.000 200.000

20. Label Kemasan 200 500 100.000

Total 2.475.000

(16)

Project 2 : BIOREEFTEK

No. Kegiatan Item Jumlah

Unit

Biaya Per Unit (Rp)

Total Biaya (Rp)

x1. Pengembangan Bioreeftek

Semen 10 sak 60.000 600.000

Pasir 1 pick up 300.000 300.000 Besi 10 mili 20 lonjor 80.000 800.000

Kawat Ikat 3 kg 30.000 90.000

Pelepah Kelapa 20

pelapah 2.500 50.000 Batok Kelapa

270 Batok Kelapa

1.000 270.000 Biaya Tak

Terduga - - 290.000

Total 2.400.000

Project 3 : Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber)

No. Kegiatan Item Jumlah Unit Biaya Per Unit (Rp)

Total Biaya (Rp)

1.

Pengadaan Alat Budikdamber

Ember (Ukuran

60 Liter) 10 Buah 75.000 750.000

Bibit Ikan Lele 200 Ekor 2.000 400.000 Benih Tanaman

(Sawi, Kangkung)

10 Bungkus 15.000 150.000

Aerator dan

selang 10 Set 100.000 1.000.000

Net Pot untuk

100 Unit 1.000 100.000

(17)

Pakan Ikan 5 Kg 50.000 250.000 Biaya Tak

Terduga - - 250.000

Total 2.900.000

Rekap Pendanaan Proposal

No. Judul Project Total anggaran

1. Bolu dan makanan olahan dari Buah Bakau 2.475.000

2. BIOREEFTEK 2.400.000

3. Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) 2.900.000

Total 7.775.000

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati. Mangrove merupakan tanaman yang cukup melimpah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan

Kawasan mangrove pesisir Torosiaje memiliki potensi untuk pengembangan ekowisata yang ditunjukkan oleh adanya: 1) potensi biologi berupa jenis-jeins tumbuhan

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove Pada kawasan Suaka Margasatwa Mampie di Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali

1) Obyek wisata Hutan Mangrove Pandansari berdasarkan penilaian klasifikasi potensi memiliki potensi internal tinggi dan potensi eksternal sedang. Sedangksn

Kriteria potensi ODTWA kawasan mangrove Karangsong yang mendapatkan nilai tinggi yaitu daya tarik obyek wisata mangrove, potensi pasar, pengelolaan dan pelayanan, akomodasi,

Pemerintah di Desa Golo Lijun Kecamatan Elar harus memiliki data potensi hutan mangrove di Desa Golo Lijun, data jenis hutan mangrove, dengan adanya data- data tersebut,

Hasil jumlah rata – rata bunga dan buah mangrove ini diperkirakan sudah optimal dikarenakan waktu perhitungan jumlah bunga dan buah di hitung berdasarkan

Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu terciptanya kelompok PKK yang paham tentang cara pelestarian hutan mangrove dan faham dalam mengembangkan potensi buah mangrove yang