Judul Skripsi : Potensi Pengembangan Tanaman Jambu Mete di Desa Ujung Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar. Firdaus Potensi Pengembangan Perkebunan Jambu Mete di Desa Ujung Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar dibawah bimbingan NAILAH HUSAIN dan AMRUDDIN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan tanaman jambu mete di Desa Ujung Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar.
Populasi petani jambu mete terdiri dari 2 kelompok petani yang terlibat dalam pengembangan jambu mete yaitu kelompok tani Sinar Tani berjumlah 10 petani dan kelompok tani Bontosunggu berjumlah 10 petani. Jadi jumlah populasi petani sebanyak 20 orang petani yang ikut serta dalam pengembangan usaha jambu mete bersama penyuluh pertanian. Kesesuaian tanah termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 2,40, karena kondisi tanah cukup subur dan cukup baik untuk beberapa komoditas.Jenis tanah yang paling cocok untuk ditanami kacang mete adalah tanah berpasir, tanah berpasir dan tanah liat. dan tanah berpasir ringan.
Jumlah penduduk tiap dusun berdasarkan gender di Desa Ujung, Kecamatan Pasimasunggu Timur, Kabupaten Kepulauan Selayar. Jenis hasil pertanian dan penggunaan lahan di Desa Ujung Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Kegunaan Penelitian
Dengan adanya prospek pengembangan tanaman jambu mete, para petani mampu mendukung pengembangan tanaman jambu mete khususnya di Kecamatan Pasimasunggu Timur, Kabupaten Kepulauan Selayar. Potensi pengembangan jambu mete khususnya di Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar pada dasarnya sangat besar. Kemudian penyuluh pertanian belum bisa memberikan informasi yang baik kepada petani mengenai pengembangan jambu mete yang benar.
Berdasarkan uraian di atas, maka potensi pengembangan jambu mete di Desa Ujung, Kecamatan Pasimasunggu Timur, Kabupaten Kepulauan Selayar patut untuk dikaji. Dari uraian tersebut terlihat permasalahan yang nantinya akan dikaji dalam penelitian ini yaitu, apa saja potensi pengembangan tanaman jambu mete di Desa Ujung, Kecamatan Pasimasunggu Timur, Kabupaten Kepulauan Selayar. Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui potensi pengembangan tanaman jambu mete di Desa Ujung Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar.
TINJAUAN PUSTAKA
Potensi
Petani adalah setiap orang yang melakukan kegiatan untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidup sehari-hari dalam bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi bertani, beternak, menangkap ikan (termasuk penangkapan ikan) dan memanen hasil laut. Jadi dapat disimpulkan bahwa petani adalah seseorang yang mempunyai atau tidak mempunyai tanah dan untuk sementara atau tetap menguasai satu atau lebih cabang usaha di bidang pertanian dalam arti luas, baik melalui usaha sendiri maupun melalui pekerjaan pengelolaan yang dibayar (Hernanto, 2003). Menurut Rakhmat (2001), potensi sejauh mana suatu lingkungan memuaskan atau membuat frustrasi akan mempengaruhi perilaku di lingkungan tersebut.
Kajian mengenai komunikasi organisasi menunjukkan bahwa iklim organisasi mempengaruhi hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan, atau antara orang-orang yang menduduki jabatan yang sama. Sedangkan dalam masyarakat secara keseluruhan, model atau etos, ideologi, dan nilai budaya yang berlaku akan mempengaruhi persepsi anggota masyarakat. Salah satu bentuk perilaku sosial adalah kinerja, dan seperti perilaku sosial lainnya, kinerja seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan juga dipengaruhi oleh persepsi orang tersebut terhadap lingkungan kerja, seperti hubungan antar departemen, rekan kerja, dan segala hal yang berkaitan dengan produktivitas kerja. . .
Pengembangan Tanaman Jambu Mete
Di antara sekian banyak negara penghasil kacang mete, Brazil, Kenya dan India merupakan pemasok kacang mete terbesar di dunia (Anonymous, 2009). Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L.) mempunyai potensi pengembangan yang besar karena dapat ditanam di daerah marginal seperti pegunungan kapur. Hal ini bertujuan agar petani tetap bisa menanam tanaman budidaya lain di sela-sela tanaman jambu mete.
Di antara banyak negara penghasil kacang mete, Brazil, Kenya dan India merupakan pemasok kacang mete terbesar di dunia (Rismunandar, 2004). Kacang mete banyak ditanam di Jawa Tengah (Jepara, Wonogiri), Jawa Timur (Bangkalan, Sampang, Sumenep, Pasuruan dan Ponorogo) dan Yogyakarta (Gunung Kidul, Bantul dan Sleman). Di luar Pulau Jawa, kacang mete banyak ditanam di Bali (Karangasem), Sulawesi Selatan (Pangkajene, Sidenreng, Soppeng, Wajo, Maros, Sinjai, Kepulauan Bone dan Barru), Sulawesi Tenggara (Muna) dan NTB (Sumbawa Besar, Dompu, dan Bima).
Tanaman jambu mete merupakan salah satu komoditas ekspor yang memiliki banyak manfaat, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Di Indonesia, kacang mete dapat ditemukan pada ketinggian 1 hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Di luar negeri, kacang mete hampir sama tingginya.
Faktor ketinggian tempat menjadi indikasi bahwa jambu mete dapat tumbuh pada tanah dengan sifat yang berbeda-beda. Tanah yang terbaik untuk tanaman kacang mete adalah tanah yang halus, mengandung pasir dan tidak mudah menahan air. Meski kacang mete bisa tumbuh dimana saja, bukan berarti tanaman ini tidak menyukai air.
Cara pemangkasan tanaman jambu mete adalah sebagai berikut: - Tunas samping pada bibit dipangkas terus menerus hingga.
Kerangka Pikir
Hingga saat ini, terdapat dua metode pemanenan yang umum dilakukan di berbagai sentra jambu mete di dunia, yaitu metode lelesan dan metode selektif. Caranya dengan membiarkan buah jambu mete yang sudah tua tetap berada di pohon dan tumbang dengan sendirinya atau oleh petani yang menggoyang pohonnya sehingga buah yang sudah tua tumbang.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Jenis Data
Metode Analisis Data
Definisi Operasional
Tingkat umur petani mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemampuan fisik petani dalam mengelola pertanian khususnya pengembangan jambu mete, dimana di daerah penelitian selalu terdapat permasalahan dalam budidaya jambu mete yang erat kaitannya dengan tingkat umur petani dan sehingga mempengaruhi kualitasnya. kentang dan menurunkan produktivitas kacang mete yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa responden secara umum berada pada kategori produktif sehingga diharapkan petani mampu menyerap informasi dalam pengembangan jambu mete. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata petani responden mempunyai pendidikan yang rendah sehingga akan mempengaruhi daya serap petani responden dalam menerima dan menerapkan pengembangan jambu mete.
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi mempunyai daya serap atau penangkapan informasi mengenai perkembangan jambu mete yang lebih cepat dibandingkan dengan responden yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Hasil survei menunjukkan bahwa responden umumnya mempunyai pengalaman bertani lebih dari 20 tahun, sehingga tingkat pengetahuan dan keterampilan mereka dalam budidaya jambu mete otomatis. Upaya meningkatkan potensi dan minat petani terhadap pengembangan jambu mete di Desa Bontobulaeng Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar dapat dilakukan dengan memberikan motivasi yang memadai oleh penyuluh, perbaikan lingkungan dan memberikan reward kepada petani yang berhasil meningkatkan pengembangan jambu mete.
Hal ini menunjukkan bahwa Desa Ujung mempunyai potensi untuk mengembangkan kacang mete, dimana kesesuaian iklim dan tanah sangat cocok untuk menanam kacang mete, selain itu produksi dan pemasaran kacang mete cukup menjanjikan di daerah ini, sehingga para petani tertarik untuk mengelola dan mengembangkan kacang mete sesuai dengan kebutuhan. dengan arahan petugas masyarakat setempat yang memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya kacang mete. Jika tanaman jambu mete kekurangan sinar matahari maka produktivitasnya akan menurun atau tidak berbuah jika dinaungi oleh tanaman lain. Dalam penyerbukan bunga jambu mete, serangga lebih berperan karena serbuk sari jambu mete terkonsentrasi dan berbau sangat harum.
Kesesuaian iklim sangat penting bagi petani dalam pengembangan kacang mete agar produksi dapat meningkat sesuai dengan kemampuannya dalam memelihara dan menjaga kacang mete agar tetap berproduksi. Tanaman jambu mete sebenarnya masih bisa berproduksi hingga umur 50 tahun, namun masa paling produktifnya adalah pada umur 25-30 tahun. Potensi pengembangan kacang mete dengan indikator kesesuaian iklim berdasarkan hasil penelitian berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata 2,15. Kesesuaian iklim sangat penting bagi petani dalam mengembangkan kacang mete agar produksi dapat meningkat sebanding dengan kemampuan petani dalam memelihara dan merawat kacang mete. Terus berproduksi.
Perlu adanya pembinaan yang tepat dan berkesinambungan oleh penyuluh pertanian terhadap kegiatan pengembangan jambu mete. Diharapkan terjalin kerjasama yang baik antara penyuluh pertanian dan petani dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta meningkatkan minat pengembangan kacang mete. Apakah Anda sering menerima informasi mengenai iklim yang cocok untuk pengembangan kacang mete dari penyuluh pertanian?
Luas dan Letak Geografis
Keadaan Topografi
Keadaan Penduduk
Keadaan Wilayah
Sarana dan Prasarana
Karakteristik Responden
Berdasarkan data primer yang diperoleh maka dapat diketahui karakteristik responden petani di Desa Ujung Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar. Sebaran responden berdasarkan tingkat umur petani di Desa Ujung Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar dapat dilihat pada Tabel 6. Sedangkan tingkat umur terendah adalah 49 – 55 tahun yaitu sebesar 20,00% yang sudah tidak produktif lagi. , tapi mereka punya pengalaman bertani, waktu yang sangat lama.
Dalam pengelolaan usahatani, tingkat pendidikan petani akan mempunyai pengaruh, dimana tingkat pendidikan secara umum mempunyai pengaruh yang besar terhadap pola pikir petani. Petani yang memiliki pengetahuan lebih tinggi akan lebih cepat menyerap inovasi dan perubahan teknologi. Namun pendidikan formal bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan petani mengetahui, mau dan mampu melaksanakan usahataninya, melainkan juga didukung oleh faktor fisik, pengalaman bertani, luas lahan dan jumlah tanggungan keluarga yang mau tidak mau akan memaksa responden untuk melakukan usahataninya. melakukan upaya untuk meningkatkan produksi dan pendapatan dari usaha peternakannya. .
Keterampilan dan keahlian dalam menentukan cara yang lebih tepat untuk mengembangkan pengalaman bisnis secara efektif dan efisien. Banyaknya tanggungan dalam keluarga petani cenderung mempengaruhi kegiatan operasional usahatani, karena jumlah anggota keluarga yang relatif besar merupakan sumber energi keluarga.Kondisi tanggungan keluarga petani responden dapat dilihat pada Tabel 9. Keadaan ini mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga dan peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhannya.
Potensi Pengembangan Tanaman Jambu Mete
Berdasarkan kondisi di lapangan, petani dapat menilai bahwa iklim yang cocok di Desa Ujung adalah mempunyai curah hujan rata-rata 250 mm/tahun dan terletak pada ketinggian 0 – 100 m dpl, dengan suhu rata-rata 20°C. 30 oC. Berdasarkan kondisi lapangan, Desa Ujung merupakan wilayah yang berpotensi untuk dijadikan kawasan perkebunan dan pertanian dengan bahan baku yang beragam. Hal ini dikarenakan kondisi lahan yang subur dan cukup baik untuk berbagai bahan baku, dimana sebagian besar bahan baku tersebut terdapat. jenis tanah yang cocok untuk tanaman jambu mete adalah tanah berpasir, lempung berpasir, dan tanah berpasir ringan serta kacang mete paling cocok ditanam pada tanah dengan pH antara namun masih cocok pada pH antara 5,5 – 6,3.
Kuesioner Penelitian
Identitas Responden
Potensi Pengembangan dalam Kesesuaian Iklim Lokasi
Potensi Pengembangan dalam Kesesuaian Lahan
Potensi Pengembangan dalam Sistem Produksi