• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI PROPOLIS SEBAGAI PENYEMBUH PSORIASIS PADA TIKUS PUTIH JANTAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "POTENSI PROPOLIS SEBAGAI PENYEMBUH PSORIASIS PADA TIKUS PUTIH JANTAN "

Copied!
74
0
0

Teks penuh

Yunibar S.Pd dan adik-adikku tercinta Herryza Asrayuni S.Farm, Apt dan Yulia Rahma Decemberia M.Pd serta adikku tercinta Irfan Islami M.Pd, yang telah memberikan doa, semangat, kasih sayang, motivasi dan materi demi kesuksesan penulis . Almahdy, Apt selaku Pembimbing I dan Ibu Mimi Aria, M.Farm, Apt selaku Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, motivasi, nasihat, arahan dan dengan sabar membimbing penulis selama penelitian dan penyelesaian disertasi ini. Ibu Farida Rahim, S.Si, M.Farm, Apt selaku Pembimbing Akademik dalam Kegiatan Akademik atas saran dan arahan yang diberikan selama ini.

Encik. dan Pn. Pensyarah-pensyarah yang mendidik dan mencurahkan ilmu kepada penulis selama ini, dan Penganalisis Tenaga Kerja STIFI yang memudahkan penulis menyiapkan tesis ini. Terima kasih atas segala yang kau berikan kepadaku, segala yang aku lalui adalah atas doa dan tangisanmu di setiap sujud. Almahdy A, Apt dan ibu MimiAria, M.Farm, Apt sebagai penyelia saya dan ibu Farida Rahim, M.Farm, Apt sebagai penyelia akademik yang banyak membantu, membimbing dan menasihati selama ini.

Latar Belakang

Berdasarkan hasil penelitian, propolis berpotensi sebagai antioksidan (Solange 2011), antibakteri, antijamur dan antivirus (Kujungiev 1999), antiradang (Mc Lennan 2008), antikanker (Watanabe et al 2011) dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. (Figueiredo et al 2014). Banyak penelitian yang dilakukan di berbagai negara telah mengkonfirmasi manfaat propolis sebagai obat ajaib yang berpotensi sebagai antivirus, antijamur, antikanker, antiinflamasi, hipoalergenik dan masih banyak lagi keajaiban produk sampingan yang satu ini (Suranto, 2010). Flavonoid secara ilmiah berperan sebagai antioksidan, sehingga proses stres oksidatif yang terjadi pada berbagai kondisi patologis dapat diatasi dengan antioksidan.

Polifenol alami, dikenal sebagai antioksidan, merupakan molekul multifungsi yang dapat bertindak sebagai agen anti-inflamasi dan anti-proliferatif (Grimm et al, 2006). Pada penelitian sebelumnya, propolis mampu menyembuhkan psoriasis pada kulit manusia yang normal dan alami (Hagezi et al 2013). Menurut penelitian sebelumnya, pemeriksaan penunjang psoriasis dapat dilakukan dengan pemeriksaan histopatologi dan pengambilan KOH (potassium hydroxide).

Rumusan Masalah

Penelitian ini akan mengetahui apakah ada pengaruh propolis terhadap penyembuhan psoriasis yang dilakukan dengan cara mengiritasi kulit mencit putih menggunakan asam salisilat 10%.

Manfaat Penelitian

Tinjauan Umum Propolis .1 Pengertian Propolis .1 Pengertian Propolis

  • Manfaat / Cara memperoleh
  • Kandungan Kimia
  • Tinjauan Farmakologi
  • Tinjauan Farmasetik

Propolis Merah Timur Laut Brasil memiliki Dalbergia ecastaphyllum (L) Taub. Leguminosae) sebagai sumber tanaman, sedangkan propolis hijau Brasil terutama berasal dari tanaman Baccharis dracunculi-folia DC (Asteraceae). Lebah penghasil propolis bisa dari genus Apis dan Trigona, namun lebah dari genus Trigona paling banyak menghasilkan propolis. 7 lebah dan dengan demikian menghasilkan resin baru yang berbeda dari resin asli dan digunakan untuk membangun sarang.

Caffeic acid phenethyl ester (CAPE), yang berasal dari propolis sarang lebah, telah terbukti memiliki sifat anti-inflamasi. Propolis adalah produk bioteknologi yang cukup tua, diekstrak dari pucuk dan/atau getah, ranting atau dari kulit tanaman tertentu. Propolis setidaknya ada tiga jenis yaitu propolis poplar yang berwarna coklat, propolis hijau dari tanaman bacharia yang berwarna hijau dan propolis Dalbergia merah yang berwarna merah.

Tabel I. Komponen propolis (Franz,2008)
Tabel I. Komponen propolis (Franz,2008)

Kulit

  • Pengertian
  • Stuktur Kulit
  • Pengertian (Price, 2016)
  • Penyebab
  • Tanda atau Gejala (Williams et al, 2013)

Sediaan semprot dengan propolis ini digunakan untuk sariawan, ulkus tekan dan luka iritasi lainnya. Di bawah dermis terdapat lapisan jaringan ikat longgar yang disebut hipodermis, yang di beberapa tempat sebagian besar terdiri dari jaringan adiposa. Epidermis adalah lapisan luar kulit dan terdiri dari epitel skuamosa bertingkat dengan lapisan tanduk.

Ini adalah jaringan ikat yang lebih longgar dengan serat kolagen tipis yang berorientasi sebagian besar sejajar dengan permukaan kulit, beberapa di antaranya bergabung dengan dermis. Di daerah lain, lebih banyak serat yang masuk ke dalam dermis dan kulit relatif sulit digerakkan. Infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dapat menyebabkan kekambuhan akut psoriasis dengan munculnya banyak erupsi pustula kecil di tubuh Psoriasis umum yang ditandai dengan banyak pustula disertai plak peradangan dikenal sebagai psoriasis pustularis.

Tipe ini dapat disertai dengan menggigil, demam tinggi dan gangguan elektrolit Psoriasis pusular merupakan keadaan darurat yang dapat berakibat fatal. Penyakit ini dapat terjadi pada semua usia, namun jarang ditemukan pada usia di bawah 10 tahun. Pemeriksaan histopatologi biopsi kulit penderita psoriasis menunjukkan penebalan epidermis dan stratum korneum serta pelebaran pembuluh darah dermis bagian atas.

Sel-sel yang membelah dengan cepat ini dengan cepat berpindah ke permukaan epidermis yang menebal. Proliferasi dan migrasi sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal dan ditutupi dengan keratin tebal (sisik berwarna perak). Peningkatan laju mitosis sel epidermis ini tampaknya sebagian disebabkan oleh tingkat nukleotida siklik yang abnormal, terutama siklik adenosin monofosfat (AMP) dan siklik guanosin monofosfat (GMP).

Faktor genetik, obat-obatan (litium, penghambat beta-adrenergik), kemungkinan gangguan kekebalan (terkait dengan adanya antigen leukosit manusia), faktor lingkungan, efek isomorfik atau fenomena Koebner (lesi terjadi di tempat cedera traumatis), infeksi streptokokus beta - hemolitik.

Reaksi radang berbasis imun oleh sel-sel T pada dermis

Lesi kering, berkrusta

Pengobatan (Williams et al, 2013)

Waktu dan Tempat Penelitian

Alat dan Bahan .1 Alat .1 Alat

  • Bahan

Hewan Percobaan

Pengambilan Sampel

Persiapan Hewan Percobaan

  • Prosesing jaringan (Bancroft 2001)

Sehari sebelum bahan iritan disiapkan, hewan dicukur bulu punggungnya dengan diameter 3 cm kemudian dibersihkan dengan kapas yang dibasahi alkohol 70%, kemudian diolesi larutan asam salisilat 10% dengan kain kasa 2 kali sehari pada 17.00 selama 10 hari pada masing-masing kelompok hewan seperti pada lampiran. 21 ekor tikus putih jantan dua kali sehari yang diberikan pada pukul 7 dan pada 17 selama 4 hari. 22 Untuk mengetahui luas area psoriasis berkurang atau tidak, persentase indeks area psoriasis dikurangi dengan menggunakan nilai PASI yang dihitung dengan rumus.

Analisa Data

Hasil

Hewan percobaan dibagi menjadi 6 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus putih, kelompok 1 kontrol negatif/normal, dimana hewan percobaan hanya mengalami rontok bulu, kelompok 2 kontrol positif, dimana hewan percobaan hanya diinduksi psoriasis, kelompok 3, diberi perlakuan propolis dan variabel topikal, kelompok 4 diberi perlakuan propolis dengan variabel oral, kelompok 5 diberi perlakuan propolis dengan variabel oral dan topikal, dan kelompok 6 diberi sirkulasi Betason N sebagai pembanding Hari ke 3 dan 4 diameter psoriasis area dihitung untuk menghitung persentase area psoriasis menggunakan nilai PASI (Psoriasis Area and Severity Index) dan pemeriksaan histopatologi. Persentase sembuh area psoriasis adalah pengukuran area psoriasis pada hari ke 3 dan 4 dibandingkan dengan area psoriasis awal, pengukuran area psoriasis sembuh adalah parameter pertama yang digunakan untuk mengevaluasi efek penyembuhan psoriasis dimana persentase area psoriasis sembuh rendah. menunjukkan bahwa penyembuhan psoriasis semakin berkurang dari hari ke hari, penyembuhan psoriasis juga semakin baik.

Dari hasil pengukuran persentase psoriasis pada hari ke-3 dan ke-4, kelompok kontrol dengan betazone N yang diberikan secara topikal memberikan rata-rata persentase psoriasis terendah dibandingkan semua kelompok, diikuti oleh kelompok perlakuan yang mendapat propolis secara oral. dan psoriasis topikal, berapa persen. Kelompok kontrol positif memberikan rata-rata persentase area psoriatis tertinggi di antara semua perlakuan. Psoriasis luas setelah pengobatan % pengobatan Hari 0 Hari 3 Hari 4 Hari 3 Hari 4.

29 Hasil pengamatan persentase luas psoriasis pada hari ke 3 kelompok kontrol negatif 0%, kelompok kontrol positif 50,21%, kelompok perlakuan propolis topikal 22,53%, kelompok perlakuan oral 42,05%, kelompok perlakuan topikal dan oral 14 ,46% dan kelompok pembanding 6,79%. Hasil pengamatan persentase luas psoriasis pada hari ke 4 adalah kelompok kontrol negatif 0%, kelompok kontrol positif 37,88%, kelompok perlakuan topikal propolis 4,73%, kelompok perlakuan oral 28,14%, kelompok perlakuan topikal dan oral. kelompok pembanding 2,76% dan kelompok pembanding 0%. Hasil persentase psoriasis dikonversi menjadi Cos, karena dari hasil penelitian persentase psoriasis terdapat data yang tidak normal, maka data tersebut dianalisis dengan menggunakan two-way ANOVA untuk mendapatkan nilai signifikansi sebesar 0,00 (p < 0,05), yang berarti hal itu terjadi. dapat disimpulkan bahwa ada atau ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Pada hari ke-4, kelompok kontrol negatif menunjukkan penimbunan serat kolagen normal karena tikus pada kelompok ini tidak mendapat perlakuan apapun, kelompok kontrol positif terlihat pertumbuhan serat kolagen dan penebalan kornea (hiperkeratosis) dan penebalan epidermis (akantosis). ). , kelompok perlakuan topikal juga mengalami pertumbuhan serat kolagen berlubang berbeda dengan kelompok kontrol positif kental, kelompok oral juga terlihat pertumbuhan serat kolagen yang sangat jelas, kelompok yang mendapat propolis oral topikal dan serat kolagen betason-N memiliki secara normal sama, namun pada betason-N akan timbul kesan penipisan epidermis, dan atrofi adneksa kulit berupa berkurangnya folikel rambut jika diberikan dalam waktu lama. Kelompok kontrol negatif berbeda bermakna dengan kelompok kontrol topikal dan positif, kelompok Betason-N berbeda bermakna dengan kelompok kontrol topikal dan positif, kelompok topikal oral berbeda bermakna dengan kelompok kontrol oral dan positif, kelompok topikal berbeda bermakna berbeda bermakna antara kontrol negatif dan kelompok kontrol positif positif, kelompok oral berbeda nyata dengan kelompok kontrol negatif, Betason-N, topikal oral dan kontrol positif sedangkan kelompok kontrol positif berbeda bermakna dengan semua kelompok. 32 Pada penelitian sebelumnya (Sukric et al 2011) menunjukkan bahwa aplikasi propollis dapat menyembuhkan psoriasis yang ditandai dengan berkurangnya penyebaran lesi kulit pada mencit didukung oleh penelitian (Agung 2019) hasil penelitian menemukan bahwa kelompok pembanding terbesar memiliki hasil penyembuhan dibandingkan dengan kelompok lain yaitu 4,5%, hal ini berbanding lurus dengan penelitian ini dimana kelompok pembanding juga memiliki hasil penyembuhan yang paling baik yaitu 6,79% namun pada penelitian (Agung, 2019) penyembuhan pada hari ke 5 pada penelitian ini sembuh pada hari ke-3.

Sedangkan pada kelompok oral topikal, kelompok topikal, kelompok oral dan kontrol positif pada penelitian besar kesembuhan pada hari ke 5 pada penelitian ini kesembuhan pada hari ke 4.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Persentase Luas Penyembuhan Psoriasis
Tabel 2. Hasil Pengukuran Persentase Luas Penyembuhan Psoriasis

Kesimpulan

Saran

Effects of propolis on blood sugar, blood lipids and free radicals in rats with diabetes mellitus. Protective effects of caffeic acid phenethyl ester against Axperimental Allergic Encephalomyelitis-induced oxidative stress in rats. Caffeic acid phenethyl ester inhibits T cell activation by targeting both nuclear factor of activated T cell and NF-kB transcription factor.

Pengaruh propolis Brazil terhadap pembentukan tabung Grem dan dinding sel Candida Albicans. Pengaruh Brazilian Green Propolis yang Mengandung Flavonol Lagi Mutant Copper-Zinc Superoxide Dismutase-Mediated Roxity. N (10 hari) Oleskan larutan asam salisilat 10% dengan kain kasa 2 kali sehari pada pukul 07.00 dan 17.00 selama 10 hari pada masing-masing kelompok.

Amati parameter penyembuhan psoriasis setiap hari secara makroskopis area psoriasis dan observasi dilakukan dengan mengukur nilai PASI. Hewan percobaan terdiri dari 30 ekor yang dibagi menjadi 6 kelompok, 5 ekor per kelompok diiritasi menggunakan larutan asam salisilat. Impregnasi dalam parafin cair (paraplast) I, dan II,. pada suhu 54oC masing-masing selama 1 jam. menutupi jaringan dengan parafin cair pada jaringan. cetakan, lalu dinginkan sampai suhu kamar.

Gambar 2. Propolis      Gambar 3. Bahan Pembanding
Gambar 2. Propolis Gambar 3. Bahan Pembanding

Ketebalan Rata-rata

Kelompok Dependent Variable: Cos

Waktu Dependent Variable: Cos

Kelompok * Waktu Dependent Variable: Cos

Hasil perhitungan statistik rata-rata persentase penilaian ketebalan epidermis dengan analisis varians (ONE-WAY ANOVA) pada hari ke-4.

Tabel  7.  Hasil  Perhitungan  Statistika  Persentase  Rata-Rata  Skor  Ketebalan  Epidermis  Dengan Analisa Varian (ANOVA SATU ARAH) Hari Ke-4
Tabel 7. Hasil Perhitungan Statistika Persentase Rata-Rata Skor Ketebalan Epidermis Dengan Analisa Varian (ANOVA SATU ARAH) Hari Ke-4

Gambar

Tabel I. Komponen propolis (Franz,2008)
Tabel 2. Hasil Pengukuran Persentase Luas Penyembuhan Psoriasis
Gambar 2. Propolis      Gambar 3. Bahan Pembanding
Gambar 5. Alat Pembuat  PsoriasisKeterangan :
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Perlakuan dengan sediaan uji yang diberikan secara per oral pada masing masing kelompok adalah - Kelompok I : suspensi CMC 1% kontrol negatif - Kelompok II : suspensi natrium