• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Essy Bustomi

Academic year: 2023

Membagikan "PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

Pajak Alat Berat yang selanjutnya disingkat PAB adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan alat berat. Pajak air bawah tanah yang selanjutnya disingkat PAT adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air bawah tanah.

Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya

Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat ketetapan Retribusi yang

Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat ketetapan

Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan

Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh

BAB II

Pasal 2 huruf a yang dipungut berdasarkan penghitungan sendiri oleh Wajib Pajak terdiri atas

  • Tenaga Listrik;

Bagi hasil pajak provinsi Pasal 23 l) Penerimaan pajak provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (l) dan ayat (2) sebagian. DARAH sebagaimana dimaksud pada ayat 5) Informasi lebih lanjut mengenai objek Retribusi diatur dalam.

BAB III

Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (ll

21 Besarnya pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) huruf b dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar. 2,2%o (dua koma dua persen) per bulan dari kekurangan atau keterlambatan pajak, dihitung sejak tanggal. 41 SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21), dan SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus dibayar dalam jangka waktu paling lama.

1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan. l) Dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun setelah terutangnya pajak, Pengurus Daerah atau pejabat yang ditunjuk dapat menerbitkan STPD. 21 Pengurus daerah atau pejabat yang ditunjuk dapat menerbitkan STPD untuk jenis pajak yang dipungut berdasarkan penetapan pengurus daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (3), dalam hal :. Pajak yang wajib dibayar dalam SKPD atau SPPT, mana yang tidak. atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran;

Surat keputusan koreksi, surat keputusan keberatan, dan keputusan banding yang tidak atau kurang dibayar setelah tanggal jatuh tempo pembayaran; Keputusan keberatan dan keputusan banding yang tidak atau kurang dibayar setelah tanggal jatuh tempo pembayaran; atau.

71 Dalam hal Penanggung Pajak tidak membayar Utang Pajak setelah jangka waktu 2 x 24 (dua dua puluh empat) jam sejak disampaikannya Surat Paksa sebagaimana dimaksud pada ayat 6, maka akan ada perintah pelaksanaan penyitaan. dikeluarkan. 8) Dalam hal utang pajak dan/atau biaya penagihan pajak. 1 f) Hasil lelang akan digunakan terutama untuk membayar biaya pemungutan pajak dan sisanya untuk membayar hutang pajak yang belum dibayar. Jurusita Pajak melaksanakan perintah Penagihan Langsung dan Sekaligus berdasarkan perintah Penagihan Langsung dan Sekaligus apabila:

Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau dikuasainya dalam rangka menghentikan atau mengurangi kegiatan usaha atau pekerjaan yang dilakukannya di Indonesia; ada tanda-tanda bahwa Davčna Zavarovalnica akan melakukannya usahanya, atau perluasan usahanya, atau mengalihkan kepemilikan atau kendali atas bisnis atau melakukan perubahan lainnya; badan usaha tersebut akan dihentikan oleh negara; atau terdapat penyitaan barang perusahaan penjaminan pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda pailit. Pajak dengan jumlah minimal tertentu dapat dihindari dan/atau disandera. l2l Mencegah dan/atau menyandera perusahaan asuransi pajak tidak mengakibatkan hapusnya utang pajak atau terhentinya penagihan pajak.

Pasal 8 ayat (41, Pasal 9 ayat (21, Pasal l0 ayat (2), Pasal 1l ayat (21, Pasal 12 ayat (3), Pasal 14 ayat (21,

Penghentian pemungutan dan penggantian pajak Pasal 85 (1) Hak untuk menagih pajak sesuai dengan Pasal 80 berakhir setelah 5 (lima) tahun sejak tanggalnya.

Pasal 57 ayat (1), jangka waktu 5 (lima) tahun

Force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (3). kerusuhan massal atau kerusuhan;. keadaan lain berdasarkan pertimbangan Ketua Daerah. 21 Pembayaran bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1). dihitung sejak bulan penyelesaian sampai dengan dikeluarkannya keputusan banding. 21 Pengumuman DZHRB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan pertimbangan kepala daerah dalam pemberian insentif fiskal.

Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk. melakukan penelitian terhadap permohonan Wajib Pajak.

BAB IV

  • proyeksi penerimaan Pajak dan Retribusi berdasarkan potensi; dan

101 - Pasal 122

  • UMUM

Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri dan menteri yang menyelenggarakan pelaksanaan peraturan daerah di bidang perpajakan dan bea masuk dan/atau peraturan pelaksanaannya, yang dapat: bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi;. tidak sejalan dengan kebijakan fiskal nasional; dan/atau. menghambat ekosistem investasi dan kemudahan berusaha. l) Pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 129 dilakukan atas dasar: analisis tren realisasi pajak dan. 21 Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam pelanggaran dan/atau tidak ditaatinya peraturan daerah di bidang perpajakan dan bea masuk dan/atau peraturan pelaksanaannya; rekomendasi perubahan peraturan daerah di bidang perpajakan dan bea masuk dan/atau peraturan pelaksanaannya; Dan. usulan penghentian pemungutan pajak dan/atau bea masuk. Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, seluruh penerimaan pajak daerah provinsi yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi Daerah yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan bea masuk daerah, tetap dibagi oleh provinsi berdasarkan peraturan daerah. mengenai bagi hasil pajak.

Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol2 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5358); Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2O2l tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Dalam Rangka Penunjang Usaha dan Pelayanan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O21 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6622); Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2O2l tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam Rangka Menunjang Kemudahan Berusaha dan Pelayanan Daerah.

Pada hakikatnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah telah mengatur mengenai kebijakan pokok perpajakan dan retribusi dalam lingkup hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Pokok-pokok kebijakan perpajakan dan retaliasi antara lain restrukturisasi jenis pajak, rasionalisasi jenis retaliasi, dan penerapan Opensen.

  • PASAL DEMI PASAL
    • Yang dimaksud dengan "syarat objektif'adalah persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai objek Pajak dalam

Pada prinsipnya pajak terutang pada saat. penciptaan Barang Kena Pajak yang dapat dikenakan pajak. Namun untuk keperluan administrasi perpajakan, pada saat terutangnya pajak dapat terjadi :. waktu tertentu, misalnya untuk BPHTB;. akhir Masa Pajak misalnya untuk PBJT; atau tahun pajak, misalnya PBB-P2. Yang dimaksud dengan “persyaratan subyektif” adalah persyaratan yang sesuai dengan ketentuan yang berkaitan dengan subjek pajak dalam Undang-undang No. 1 Tahun 2022 tentang hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Yang dimaksud dengan “persyaratan objektif” adalah persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai Objek Pajak sesuai dengan ketentuan mengenai Objek Pajak dalam Undang-Undang Nomor I Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Yang dimaksud dengan “kepemilikan” adalah hubungan hukum antara orang perseorangan atau badan dengan kendaraan bermotor. Atas pembelian mobil tersebut, dikeluarkan dokumen pengesahan kepemilikan mobil Y pada tanggal 5 November 2025 dan disebutkan bahwa Tn.

Yang dimaksud dengan “penguasaan” adalah penggunaan dan/atau penguasaan fisik kendaraan bermotor oleh orang perseorangan atau badan yang mempunyai bukti penguasaan yang sah menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. Contoh : Bpk. dibuktikan dengan dokumen bukti kepemilikan) mobil sewaan Y kepada PT Z.

7 - Ayat (s)

  • NJOP . Rp X juta maka persentase dasar pengenaan
  • NJOP Rp X juta - Rp Y miliar maka persentase dasar pengenaan PBB-P2 sebesar 80% (delapan puluh persen);
  • objek Retribusi: Retribusi pelayanan pemotongan hewan ternak
  • detail rincian objek Retribusi: Pelayanan pengemasan
  • memiliki 1 (satu) NPWPD, namun dapat memiliki beberapa NOPD atau nomor registrasi atau jenis
  • waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya Pajak atau berakhirnya masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Paj ak

Yang dimaksud dengan “kendaraan bermotor” adalah kendaraan bermotor yang mengangkut penumpang dan kendaraan bermotor yang mengangkut barang. Penyesuaian data objek rinci dalam Peraturan Daerah dimungkinkan, sepanjang data objek baru tersebut merupakan bagian dari data objek yang diatur dalam Peraturan Daerah. Berdasarkan ketentuan tersebut, Gubernur Provinsi A dapat membayarkan jumlah PAB yang harus dibayarkan untuk 80 Alat Berat kepada Bpk. menentukan.

Di sisi lain, Provinsi B melakukan pendataan dan menemukan pada tanggal 1 April 2025 terdapat 20 buah alat berat yang disewa oleh Bpk. Y yang disebutkan di atas. Contoh: Untuk alat-alat berat yang dikuasai WZ di Provinsi A, Gubernur Provinsi A menerbitkan SKPD atas PAB yang terutang mulai tanggal 1 April 2025 untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan berturut-turut sampai dengan tanggal 31 Maret 2026. dengan “SPPT” adalah dokumennya. digunakan sebagai dasar bagi Wajib Pajak untuk membayar PBB-P2 yang terutang dan bukan merupakan dokumen bukti kepemilikan suatu objek PBB-P2.

Yang dimaksud dengan “tanggal penyerahan SKPD” adalah tanggal pengiriman dokumen baik secara fisik maupun elektronik. Yang dimaksud dengan “tanggal penyerahan SPPT” adalah tanggal pengiriman dokumen baik secara fisik maupun elektronik.

27 - Huruf b

Namun berdasarkan pantauan fiskus daerah, terdapat indikasi penghitungan pajak terutang dalam SPTPD yang diberitahukan tidak tepat, sehingga wajib pajak akan menjalani pemeriksaan pajak pada Maret 2025 untuk menguji kepatuhan terhadap peraturan perpajakan. Yang dimaksud dengan “pengingat” adalah memberikan informasi kepada ahli pajak sebagai pengingat agar ahli pajak dapat membayar utang pajaknya sebelum surat peringatan diterbitkan. Yang dimaksud dengan “biaya pemungutan pajak” adalah biaya pelaksanaan perintah paksaan, perintah penyitaan, pengumuman lelang, pembatalan lelang, dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan pemungutan pajak.

Yang dimaksud dengan “keadaan lain berdasarkan pertimbangan kepala daerah” adalah keadaan di luar kemampuan Wajib Pajak berdasarkan penilaian obyektif. Kepala Daerah yang memastikan Wajib Pajak tidak dapat memenuhi batas waktu pengajuan keberatan, misalnya karena Wajib Pajak berada atau berada di daerah terpencil. Ketentuan ini menyatakan bahwa syarat Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan adalah ia harus terlebih dahulu melunasi jumlah utang pajak yang disetujui Wajib Pajak.

Dalam pertimbangan akhir hasil pemeriksaan Wajib Pajak Wajib Pajak

Puncak penyebaran wabah penyakit di daerah pada bulan Juni 2025 merupakan batas waktu pembayaran dan pelaporan pajak reklame masa pajak. 07/10/2025 untuk pembayaran dan 07/15/2025 untuk pelaporan, diperpanjang sampai 09/10/2025 untuk pembayaran dan. Yang dimaksud dengan “utang pajak atau utang pengembalian lainnya” adalah utang pajak atau utang pengembalian lainnya yang belum dibayar oleh Wajib Pajak atau pembayar pengembalian, selain jenis pajak atau pengembalian kelebihannya yang diserahkan.

Pada tanggal 13 Desember 2025, Wajib Pajak A di Kabupaten

Kabupaten X sebesar 660/o (enam puluh enam persen). Maka dalam SKPD BBNKB yang diterbitkan

Pada saat yang bersamaan dengan perolehan kepemilikan sebagaimana contoh 1, kendaraan

Selain itu, setiap tahunnya Wajib Pajak A melakukan pembayaran kepada PKB dan Opsen PKB sesuai contoh nomor 2 sesuai dengan tarif dalam Peraturan Daerah dan nilainya. penjualan kendaraan bermotor ditentukan setiap tahunnya. Pada tanggal 13 Desember 2025, Wajib Pajak A di Kabupaten Tarif pajak MBLB dalam Peraturan Daerah PDRD Kabupaten X adalah 20%o. dua puluh persen), sedangkan tarif opsi pajak MBLB dalam Peraturan Daerah PDRD Provinsi S adalah 25% (dua puluh lima persen).

Pajak MBLB Rp langsung atau otomatis menjadi pendapatan pemerintah daerah Kabupaten. Yang dimaksud dengan “pembayaran” adalah pembayaran atas pilihan pajak MBLB saja, atau pembayaran atas pilihan pajak MBLB dan pajak MBLB.

Contoh: Kantor Pajak melakukan permintaan klarifikasi data dan/atau informasi, undangan/pemeriksaan (uisif) kepada Wajib Pajak. Contohnya sama dengan optimalisasi pemungutan pajak seperti yang tertuang dalam dokumen perjanjian kerjasama, misalnya kerjasama antara pemerintah (kementerian) dan pemerintah daerah dalam rangka optimalisasi pemungutan pajak pusat dan pajak.

Referensi

Dokumen terkait

(3) Terhadap masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b yang akan menjaminkan tanah dan bangunan atau rumah susun yang berasal dari Program Pemerintah Bidang

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997

(3) Dalam hal pekerjaan pembangunan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c, dilaksanakan setelah adanya ketentuan