Pengajuan seluruh permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 diterima paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sebelum proses seleksi. Kontrak kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (4) paling sedikit memuat: Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk teknis pengadaan PPPK diatur dalam Peraturan BKN. Bagian Pertama Evaluasi Kinerja PPPK. 1) Penilaian prestasi kerja PPPK dimaksudkan untuk menjamin objektivitas prestasi kerja yang disepakati berdasarkan kontrak kerja antara PPK dengan pegawai yang bersangkutan. 2) Penilaian kinerja PPPK pada ayat pertama dilakukan berdasarkan perjanjian kerja pada tingkat individu dan pada tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan maksud, tujuan, hasil, manfaat yang dicapai dan perilaku karyawan. 3) Penilaian kinerja PPPK dilakukan secara objektif, terukur, bertanggung jawab, partisipatif, dan transparan. 4) Evaluasi kinerja PPPK menjadi tanggung jawab PyB pada instansi pemerintah terkait. 5) Penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara bertahap dialihkan kepada atasan langsung PPPK. 6) Penilaian kinerja PPPK pada ayat pertama dapat mempertimbangkan pendapat rekan setingkat dan bawahan. 7) Hasil penilaian kinerja PPPK disampaikan kepada tim penilaian kinerja PPPK. 8) Hasil penilaian prestasi kerja PPPK digunakan untuk menjamin objektivitas perpanjangan kontrak kerja, pemberian tantiem, dan pengembangan kompetensi. 9) PPPK yang dinilai oleh atasan dan tim penilaian kinerja PPPK tidak mencapai sasaran kinerja yang telah disepakati dalam kontrak kerja, diberhentikan dari PPPK. Penilaian efektivitas PPPK dari Pasal 35 diatur lebih rinci dengan peraturan menteri. Bagian kedua Masa kontrak kerja. 1) Jangka waktu kontrak kerja PPPK paling sedikit 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang apabila diperlukan dan berdasarkan evaluasi kinerja. 2) Perpanjangan kontrak kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada kinerja, kesesuaian kompetensi dan kebutuhan instansi setelah mendapat persetujuan PPK. 3) Perpanjangan hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bagi JPT dari non pegawai negeri mendapat persetujuan PPK dan dikoordinasikan dengan KASN. 4) Dalam hal terjadi perpanjangan kontrak kerja PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat 1, PPK wajib menyampaikan salinan keputusan perpanjangan kontrak kerja kepada Kepala BKN. 5) Perpanjangan kontrak kerja bagi PPPK yang menempati JPT utama dan beberapa JPT perantara, paling lama 5 (lima) tahun. 6) Ketentuan tambahan mengenai jangka waktu kontrak kerja bagi PPPK diatur dengan peraturan menteri. 1) PPPK menerima gaji dan tunjangan. 2) Gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi pegawai negeri sipil. 1) Dalam rangka mengembangkan kompetensi guna menunjang pelaksanaan tugas, PPPK diberikan kesempatan untuk memperkaya ilmu pengetahuan. 2) Setiap PPPK mempunyai kesempatan yang sama untuk diikutsertakan dalam pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1). 3) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada alinea pertama dilaksanakan sesuai dengan rencana pengembangan kompetensi pada instansi pemerintah. 4) Dalam hal kemungkinan pengembangan kompetensi terbatas, yang diprioritaskan adalah memperhatikan hasil penilaian kinerja PPPK yang bersangkutan. 1) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat pertama Pasal 39 dilaksanakan paling lambat dalam jangka waktu 24 (dua puluh empat) jam mengajar dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak jangka waktu kontrak kerja. (2) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi PPPK yang melaksanakan tugas sebagai beberapa JPT utama dan beberapa JPT perantara. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengembangan kompetensi dari alinea kedua pasal ini diatur lebih rinci dalam peraturan tentang Lembaga Administrasi Negara. Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat 1 dicatat oleh PyB dalam sistem informasi pelatihan yang terintegrasi dengan sistem informasi ASN. 1) PyB wajib mengevaluasi pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) dan menjadikannya sebagai salah satu bahan pertimbangan perjanjian kerja berikutnya. 2) Hasil penilaian pengembangan kompetensi pada paragraf pertama dipublikasikan pada sistem informasi pelatihan yang terintegrasi dengan sistem informasi ASN.
Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengembangan kompetensi PPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penghargaan berupa kesempatan prioritas pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf b diberikan kepada PPPK yang mencapai hasil penilaian kinerja terbaik. Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf c diberikan oleh PyB setelah berkonsultasi dengan tim penilai kinerja PPPK.
Tata cara pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
DISIPLIN
65 (enam puluh lima) tahun bagi PPPK yang memangku jabatan fungsional kepala ahli. 3) Batasan umur tertentu bagi PPPK yang dihuni JF ditentukan dalam undang-undang, ketentuan berlaku sesuai dengan batasan umur tertentu yang ditentukan dalam undang-undang terkait.
PERLINDUNGAN
PPK untuk Presiden bagi PPK yang menduduki beberapa JPT utama, JPT perantara tertentu, dan JF ahli utama; Pimpinan lembaga kepada Presiden bagi PPPK menduduki JPT perantara yang ditunjuk pada lembaga negara dan lembaga nonstruktural; atau. PyB di PPK bagi PPPK yang menempati JPT selain JPT sebagaimana dimaksud pada huruf a dan JF kecuali ahli utama JF. 2) Presiden atau PPK memutuskan pemutusan perjanjian kerja tanpa mematuhi PPK. 3) Keputusan pemutusan perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diambil paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah PPPK terbukti menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. 4) Keputusan pemutusan kontrak kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mulai berlaku sejak terbukti yang bersangkutan merupakan anggota dan/atau pengurus partai politik. 3) Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di pengadilan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.
CUTI
Dalam hal hak cuti tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat (2) digunakan di tempat yang sulit berkomunikasi, jangka waktu cuti tahunan dapat ditambah paling lama 6 (enam) hari kalender. 1) PPPK berhak mendapat cuti tahunan dengan mengecualikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat (1) dalam hal:. Ibu, ayah, istri/suami, anak dan/atau mertua sakit keras atau meninggal dunia; Salah satu anggota keluarga sebagaimana dimaksud pada huruf a meninggal dunia dan wajib mengurus hak anggota keluarga yang meninggal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; atau. 2) Jangka waktu hak cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 6 (enam) hari kerja. 3) Dalam hal PPPK telah bekerja terus menerus sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan mengambil cuti tahunan karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), cuti yang bersangkutan mengurangi hak cuti tahunan yang bersangkutan. PPPK yang menduduki jabatan mengajar di sekolah dan jabatan dosen di perguruan tinggi yang mendapat hari libur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan disamakan dengan PPPK yang telah menggunakan hak cuti tahunannya. Setiap PPPK yang sakit berhak mendapatkan cuti sakit. 1) PPPK yang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak mendapat cuti sakit, dengan ketentuan PPPK yang bersangkutan harus mengajukan permohonan tertulis kepada PPK atau petugas yang menerima pelimpahan wewenang pemberian hak tersebut. cuti sakit dengan surat keterangan dokter. 2) PPPK yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak mendapat cuti sakit, dengan ketentuan PPPK yang bersangkutan harus mengajukan permohonan tertulis kepada PPK atau pejabat yang mendapat pelimpahan wewenang pelepasan hak untuk memberikan izin sakit. berangkat dengan melampirkan surat keterangan dokter pemerintah. 3) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) paling sedikit memuat keterangan. mengenai perlunya diberikan cuti, lamanya cuti, dan informasi lain yang diperlukan. 4) Hak cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. 5) PPPK yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4), maka perjanjian kerjanya diputus. 1) PPPK yang mengalami keguguran berhak mendapat cuti sakit paling lama 1 1/2 (satu setengah) bulan. (2) Untuk memperoleh hak cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPPK yang bersangkutan mengajukan permohonan tertulis kepada PPK atau pejabat yang mendapat pelimpahan wewenang pemberian hak cuti sakit melalui lampiran surat keterangan dokter atau bidan. . PPPK yang mengalami kecelakaan kerja yang memerlukan pengobatan berhak mendapatkan cuti sakit sampai dengan berakhirnya masa perjanjian kerja. PPPK yang mengambil cuti sakit tetap mendapat penghasilan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 1) Cuti sakit diberikan secara tertulis oleh PPK atau pejabat yang telah mendapat pelimpahan wewenang untuk memberikan hak cuti sakit. 2) Cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat oleh pejabat yang membidangi kepegawaian. 1) Atas kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat menjadi PPPK, PPPK berhak mendapat cuti melahirkan. 2) Lama cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 3 (tiga) bulan. 1) PPPK dapat menggunakan hak cuti melahirkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, dengan mengajukan permohonan tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima pelimpahan wewenang pemberian hak cuti melahirkan. (2) Hak cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan secara tertulis oleh PPK atau pejabat yang menerima pelimpahan wewenang pemberian hak cuti melahirkan. PPPK yang menggunakan hak cuti melahirkan tetap memperoleh penghasilan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 1) Cuti kolektif bagi PPPK mengikuti ketentuan cuti kolektif bagi PNS. 2) PPPK yang tidak diberikan hak cuti bersama karena jabatannya, hak cuti tahunannya akan bertambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan. 3) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Bagian Ketujuh Panggilan untuk kembali bekerja. 1) PPPK yang menggunakan hak cuti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 huruf a dan d, dapat dipanggil kembali bekerja apabila keperluan pelayanan bersifat mendesak. 2) Dalam hal PPPK dipanggil kembali bekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), jangka waktu cuti yang belum dilaksanakan tetap menjadi hak PPPK yang bersangkutan. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian cuti diatur dengan peraturan BKN. KASN berfungsi mengawasi penerapan norma dasar, kode etik, dan pedoman perilaku ASN, serta penerapan Sistem Merit dalam kebijakan dan manajemen ASN di instansi pemerintah. 1) Menteri melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan pengelolaan PPPK; 2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar penetapan kebijakan di bidang pemanfaatan PPPK.
LARANGAN
Seleksi kompetensi teknis sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 bagi JF yang wajib mewajibkan sertifikasi dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun sejak ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini. 1) Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, pegawai non-PNS yang bertugas pada instansi pemerintah meliputi pegawai yang bertugas pada lembaga nonstruktural, instansi pemerintah yang menerapkan model pengelolaan keuangan badan layanan umum/badan layanan umum daerah, lembaga penyiaran publik, dan perguruan tinggi. Perguruan tinggi negeri baru, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang Dosen dan Tenaga Kependidikan pada Perguruan Tinggi Negeri Baru, sebelum Peraturan Pemerintah ini diumumkan, tetap menjalankan tugasnya paling lama 5 (lima) tahun. 2) Pekerja non-PNS dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diangkat menjadi PPPK apabila memenuhi persyaratan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini. 3) Pekerja non-PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan perlindungan berupa manfaat jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian sebagaimana berlaku pada PPPK. 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan peraturan menteri setelah mendapat pertimbangan teknis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, apabila ketentuan mengenai gaji dan tunjangan belum ditetapkan, PPPK diberikan gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan gaji dan tunjangan pegawai negeri sipil yang besarannya diatur. dengan Peraturan Presiden. . Peraturan pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini harus ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun setelah Peraturan Pemerintah ini diumumkan.