• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPN A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PPN A"

Copied!
350
0
0

Teks penuh

Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1951, Pajak Penjualan mulai berlaku di Indonesia sejak tanggal 1 Oktober 1951  Undang-undang ini disebut Undang-Undang PPN Tahun 1951. Dari sudut pandang negara, disebut sebagai penghasil uang karena konsumen, sebagai penanggung beban pajak tidak merasa terbebani dengan pajak sehingga memudahkan fiskus. Memberikan dampak regresif yaitu semakin tinggi tingkat kemampuan konsumen maka semakin ringan beban pajak yang ditanggungnya, begitu pula sebaliknya.

Ada ide untuk mendorong wisatawan asing agar lebih banyak berbelanja di Indonesia dengan memberikan pengembalian PPN atas barang yang dibeli wisatawan asing, sesuai dengan kebiasaan dunia.

PENGERTIAN PPN

JENIS PAJAK

APAKAH PPN ITU ?

PENGERTIAN

PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

PAJAK YG DIKENAKAN ATAS KONSUMSI

PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

PAJAK YG DIKENAKAN ATAS KONSUMSI BARANG

YG BERDSRKAN PMK TERGOLONG BRG MEWAH

LANDASAN HUKUM

KARAKTERISTIK PPN

Sifat PPN sebagai pajak tidak langsung mempunyai akibat hukum bagi pihak yang menanggung beban pajak. tujuan pajak) dimana tanggung jawab pembayaran pajak ke kas negara berada pada pihak yang berbeda-beda. Beban pajak ini ada pada pembeli Barang Kena Pajak (BKP) atau penerima Jasa Kena Pajak (JKP). Sedangkan yang bertanggung jawab melaporkan/menyetorkan pajak ke kas negara adalah penjabat Pengusaha Wajib Pajak (PKP).

Oleh karena itu, apabila terdapat penyimpangan dalam pemungutan PPN, maka fiskus yang bertanggung jawab terhadap penjual BKP atau pengusaha JKP, namun bukan pembeli, meskipun pembeli juga dapat berstatus PKP. Dari segi ekonomi beban pajak dialihkan kepada pihak lain yaitu pihak yang akan mengkonsumsi barang atau jasa yang dikenakan pajak. Dari segi hukum, tanggung jawab menyetorkan pajak ke kas negara bukan berada ditangan penanggung beban pajak.

INDIRECT SUBTRACTION METHOD

Cara pemotongan (direct reduction method) yaitu dengan cara mengalikan tarif PPN dengan selisih harga jual dan harga beli. Metode pemotongan tidak langsung (indirect deduction method), yaitu dengan memotong PPN yang dibayarkan kepada penjual atau pengusaha jasa lain atas perolehan barang atau jasa, PPN yang dipungut oleh penjual atau pengusaha jasa atas penyerahan barang atau jasa tersebut. Metode penjumlahan (cara penghitungan nilai tambah), yaitu mengalikan tarif PPN dengan penjumlahan unsur-unsur nilai tambah.

METODE PENGHITUNGAN PPN

OBJEK PPN

OBJEK PAJAK (PPN)

OBJEK PPN PASAL 4 UU PPN

SYARAT PENGENAAN PPN KECUALI UNTUK PASAL16C DAN PASAL 16D

ADANYA PENYERAHAN DI DALAM DAERAH PABEAN;

BARANG BERWUJUD/JASA YG DISERAHKAN ADALAH BKP/JKP

BARANG TIDAK BERWUJUD YG DISERAHKAN ADALAH BKP

TIDAK BERWUJUD;

PENYERAHAN TSB DILAKUKAN DALAM KEGIATAN USAHA ATAU

BARANG KENA PAJAK (BKP)

YANG DIKENAKAN PPN

BKP TIDAK BERWUJUD

EKSPOR JKP

TERMASUK PENGERTIAN PENYERAHAN BKP (1)

TERMASUK PENGERTIAN PENYERAHAN BKP (2)

PERLAKUAN PPN ATAS

PEMBIAYAAN SYARIAH DAN KONVENSIONAL

Skema Kredit Perbankan Konvensional

Skema Pembiayaan Syariah

Skema Pembiayaan Syariah Berdasarkan Pasal 1A ayat (1) huruf h UU PPN

Penyerahan BKP dalam rangka syariah terutang PPN agar equal treatment dengan penyerahan BKP dalam

Namun penyerahan BKP dalam kerangka syariah dianggap dilakukan langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada pihak yang membutuhkan barang tersebut (mekanisme pass-through). Dengan demikian, bank syariah atau lembaga keuangan syariah tidak dikenakan PPN dalam penyerahan BKP.

Pada prinsipnya, Bank Syariah dan Lembaga Pembiayaan tetap mendapat fasilitas, dengan tidak

KESIMPULAN

TIDAK TERMASUK PENGERTIAN PENYERAHAN BKP (1)

TIDAK TERMASUK PENGERTIAN PENYERAHAN BKP (2)

KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI Pasal 16C UU PPN

Kegiatan membangun sendiri adalah kegiatan mendirikan bangunan milik sendiri yang diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat usaha dengan luas bangunan 200 m2 atau lebih dan bersifat permanen. Rincian pengertian bangunan yang semula diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal, diangkat ke PMK, namun disesuaikan dengan UU PBB.

PMK.39/PMK.03/2010

Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan secara bertahap dianggap sebagai satu kesatuan kegiatan, sepanjang jangka waktu antar tahapan tersebut tidak melebihi 2 tahun.

Definisi Bangunan

Dalam hal bangunan hasil pembangunan sendiri dipergunakan oleh pihak lain sebagai tempat tinggal atau tempat usaha, maka orang atau badan yang melakukan kegiatan pembangunan sendiri wajib memberikan bukti SSP PPN asli bagi pengusaha mandiri tersebut. orang. - kegiatan membangun untuk pihak lain yang menggunakan bangunan tersebut. Dalam hal orang pribadi atau badan yang mendirikan bangunan sendiri untuk dipakai pihak lain tidak dapat memberikan bukti SSP PPN asli atas kegiatan pembangunannya sendiri, maka pihak lain yang memanfaatkan bangunan itu secara tanggung renteng bertanggung jawab atas pembayaran PPN yang terutang. .

PENYERAHAN AKTIVA YANG TUJUAN SEMULA TIDAK UTK DIPERJUALBELIKAN

PERUBAHAN (UU 42/2009)

PASAL 16D

Ketentuan Lama- Pasal 16 D

Ketentuan baru_Pasal 16 D

Penjelasan pasal 16 D

JASA KENA PAJAK (JKP)

DIKENAKAN PPN

SUBJEK PPN

SUBJEK PPN

PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)

PENGUSAHA KECIL

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

Apabila peredaran bruto per masa pajak dalam satu tahun anggaran melebihi Rp, maka pengusaha tersebut memenuhi syarat sebagai PKP sehingga wajib menyatakan.

KEWAJIBAN PENGUSAHA

KEWAJIBAN PKP

KAPAN

MELAPORKAN ?

TARIF PPN

TARIF PPN

TARIF PPN DAN PPn BM

DENGAN PERATURAN PEMERINTAH DAPAT DIUBAH

TARIF

EKSPOR

MEKANISME PPN

MEKANISME PPN

PAJAK MASUKAN

DASAR HUKUM PENGKREDITAN PM

PERSYARATAN UMUM PM DAPAT DIKREDITKAN

PRINSIP DASAR (1)

PRINSIP DASAR (2)

PENGKREDITAN MASA TIDAK SAMA

PM YANG TIDAK DAPAT DIKREDITKAN (1)

PM YANG TIDAK DAPAT DIKREDITKAN (2)

PM YANG TIDAK DAPAT DIKREDITKAN (3)

PAJAK KELUARAN

MEKANISME PK DAN PM

Penyerahan yang Terutang Pajak adalah penyerahan barang atau jasa yang dikenai PPN sebagaimana dimaksud

Persediaan bebas pajak adalah penyerahan barang dan jasa yang tidak dikenakan PPN.

Penyerahan yang Tidak Terutang Pajak adalah penyerahan barang dan jasa yang tidak dikenai PPN sebagaimana

Z' adalah persentase sebanding dengan jumlah penyerahan yang harus dibayar pajak untuk seluruh penyerahan dalam 1 (satu) tahun buku;

APRIL 2011

Total omset perusahaan tahun 2011: Rp 100 miliar, terdiri dari penjualan jagung: Rp 40 miliar dan penjualan minyak jagung: Rp 60 miliar. PM perolehan truk yang telah dikreditkan setiap tahun anggaran menurut masa manfaat truk tersebut adalah (Rp 14 juta / 4) = Rp. 3,5 juta. Jadi PM yang akan dihitung ulang (pengurangan PM masa pajak Maret 2012) adalah Rp 3,5 juta – Rp 3 juta = Rp 500 ribu.

Konversi pajak masukan di atas dilakukan setiap tahun sampai dengan berakhirnya umur truk. Total omset usaha tahun 2012: Rp 100 miliar, terdiri dari penjualan jagung: Rp 10 miliar dan penjualan minyak jagung: Rp 90 miliar. Jadi PM yang harus dihitung ulang (dengan menjumlahkan PM Masa Pajak Maret 2013) adalah Rp 4,5 juta - Rp 3,5 juta = Rp 1.

Total omset usaha tahun 2013: Rp 100 miliar, terdiri dari penjualan jagung: Rp 30 miliar dan penjualan minyak jagung: Rp 70 miliar. Total omset usaha tahun 2014: Rp 100 miliar, terdiri dari penjualan jagung: Rp 50 miliar dan penjualan minyak jagung: Rp 50 miliar. Jadi PM yang perlu dihitung ulang (pengurangan PM Masa Pajak Maret 2015) adalah Rp3,5 juta – Rp2,5 juta = Rp1 juta.

Pedoman penghitungan kredit pajak masukan berdasarkan PMK ini tidak berlaku bagi PKP, untuk itu telah ditetapkan akan menggunakan pedoman penghitungan kredit pajak masukan sesuai dengan ketentuan Pasal 9 alinea ketujuh dan ketujuh. UU PPN. Pajak masukan yang telah dikreditkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2a) dan telah dikembalikan wajib dikembalikan oleh Wajib Pajak dalam hal Wajib Pajak mengalami kegagalan produksi dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun. setelah dimulainya masa pajak untuk kredit pajak masukan. Agar pajak masukan dapat dikreditkan, pajak masukan atas pengeluaran dalam rangka impor dan/atau perolehan barang modal juga harus memenuhi persyaratan bahwa pengeluaran tersebut harus berkaitan dengan suatu persediaan yang wajib dibayar Pajak Pertambahan Nilai. .

Dalam hal pengusaha kena pajak mengalami kegagalan produksi, maka tidak ada persediaan yang wajib membayar pajak, sehingga tidak dapat dibukukan pajak masukan. Oleh karena itu, pajak masukan atas impor dan/atau perolehan barang modal yang telah dikembalikan wajib dikembalikan. Ketentuan mengenai penentuan waktu, perhitungan, dan tata cara pelunasan sebagaimana diatur dalam ayat ini diatur atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGI PKP YANG DIKENAKAN PPh DENGAN MENGGUNAKAN NORMA

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO

PM DIHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN PEDOMAN

MENGGUNAKAN

NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO

Besarnya pajak masukan yang dapat diakui oleh Wajib Pajak yang peredaran usahanya dalam 1 (satu) tahun tidak melebihi jumlah tertentu, kecuali Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (7a), dapat dihitung dengan menggunakan pedoman penghitungan pajak masukan. kredit. Wajib Pajak yang omzet usahanya dalam 1 (satu) tahun tidak melebihi jumlah tertentu, untuk mempermudah penghitungan pajak pertambahan nilai yang harus dibayar, dapat menghitung besarnya pajak masukan sebagai kredit dengan menggunakan Petunjuk Penghitungan Pajak Masukan. . kredit.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN Nomor 74/PMK.03/2010

PKP yang menggunakan pedoman penghitungan kredit PM wajib beralih menggunakan mekanisme kredit PK-PM mulai masa pajak berikutnya setelah omzet usahanya melebihi Rp. Dalam hal PKP tidak menggunakan mekanisme kredit PK-PM setelah omzet perusahaan melebihi Rp, maka PKP dikenakan sanksi perpajakan; atau. Dalam hal PKP menggunakan mekanisme kredit PK-PM, maka PM yang dapat dikreditkan adalah PM pada masa pajak dimana mekanisme kredit PK-PM digunakan.

PKP yang selama ini menggunakan mekanisme kredit PK-PM dapat kembali menggunakan Pedoman Penghitungan Kredit Pajak Masukan apabila omzet dalam 2 tahun tidak melebihi Rp 1,8 miliar. Bagi yang telah menjadi PKP: paling lambat pada batas akhir penyampaian SPT PPN masa pajak pertama pada buku tahunan yang memulai penggunaan Panduan Penghitungan kredit pajak masukan. Bagi pengusaha yang baru dikukuhkan sebagai PKP: paling lambat sebelum batas waktu penyampaian SPT PPN masa pajak saat dikukuhkan sebagai PKP.

PKP yang menggunakan pedoman penghitungan kredit pajak masukan harus melakukannya sesuai prinsip dalam 1 (satu) tahun anggaran, sepanjang tidak terjadi omzet perusahaan dalam 1 (satu) tahun anggaran. PKP yang memilih beralih menggunakan mekanisme PK-PM wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Kepala KPP tempat PKP dikukuhkan paling lambat pada batas waktu penyampaian SPT PPN masa pertama tahun anggaran dimana penggunaan PM tersebut. Mekanisme -PK dimulai. Dalam hal PKP mulai menggunakan mekanisme PK-PM, maka PM yang dapat dikreditkan adalah PM dari Masa Pajak pertama pada tahun pajak yang menggunakan mekanisme PK-PM.

Dalam hal PKP melakukan koreksi terhadap SPT Masa PPN untuk Masa Pajak tertentu dalam masa tahun anggaran dengan menggunakan Pedoman Penghitungan Kredit Pajak Masukan, dan mengakibatkan peredaran usaha pada tahun anggaran yang bersangkutan lebih besar dari 1,8 M, maka PKP wajib menggunakan mekanisme PK-PM. Kewajiban menggunakan mekanisme PK-PM dalam hal PKP melakukan koreksi SPT PPN Masa tertentu berlaku sejak Masa Pajak setelah Masa Pajak yang peredaran usahanya melebihi Rp 1,8 M. Penggunaan PK-PM mekanismenya dilakukan dengan mengoreksi SPT Masa PPN untuk Masa Pajak yang omzet usahanya pada tahun anggaran yang bersangkutan lebih besar dari 1,8 miliar.

PKP yang melaksanakan kegiatan usaha tertentu yang pemberian PM-nya menggunakan pedoman pemberian PM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat. (7a) dalam UU PPN, tidak diperkenankan menggunakan pedoman penghitungan pengurangan pajak. Besarnya pajak masukan yang dapat dikreditkan oleh pengusaha kena pajak yang melakukan kegiatan usaha tertentu dihitung dengan menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan PPN masukan. Untuk memudahkan penghitungan pajak pertambahan nilai yang harus dibayar, pengusaha kena pajak yang melakukan kegiatan usaha tertentu menghitung besarnya PPN masukan yang dapat dikreditkan dengan menggunakan pedoman penghitungan pengurangan PPN masukan.

PMK : 79/PMK.03/2010

Penjualan Kendaraan bermotor bekas secara eceran; atau

Penjualan Emas perhiasan secara eceran

Usahawan bercukai yang menggunakan garis panduan pengkreditan PM tidak boleh mengenakan VAT yang dibayar ke atas pemerolehan BKP dan/atau JKP. PKP yang melaksanakan Kegiatan Usaha Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 harus dianggap sebagai penggunaan berdasarkan kegiatan tersebut walaupun memenuhi kriteria penggunaan yang dianggap turnover. PKP boleh menggunakan anggap omset apabila omset dalam 1 (satu) tahun kewangan tidak melebihi Rp1,8 juta. PKP mesti menggunakan mekanisme pengkreditan PM dengan PK. dianggap pusing ganti) apabila pusing ganti dalam 1 (satu) tahun kewangan melebihi Rp1,8 juta.

Dalam hal retur, PPN atas penyerahan BKP dan/atau JKP dikembalikan oleh pembeli.

PAJAK MASUKAN DAPAT DIKRE-

DITKAN

SAAT DAN TEMPAT TERUTANG

SAAT PAJAK TERUTANG

TEMPAT PAJAK TERUTANG (1)

TEMPAT PAJAK TERUTANG (2)

PEMUSATAN TEMPAT PAJAK TERUTANG

Bagan Pemusatan

FAKTUR PAJAK

PMK-38/KMK.03/2010UU PPN

DASAR HUKUM

KEWAJIBAN MEMBUAT FAKTUR PAJAK

PENGUSAHA KENA

Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak, pengusaha yang bertanggung jawab adalah Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak.

JENIS FAKTUR PAJAK

FAKTUR PAJAK

DOKUMEN TERTENTU YANG KEDUDUKANNYA

DENGAN FP Pasal 1 angka

FAKTUR PAJAK GABUNGAN

FAKTUR PAJAK EKS SEDERHANA

PER-58/PJ/2010

FAKTUR PAJAK KHUSUS PMK-76/KMK.03/2010

Referensi

Dokumen terkait

LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH: JURNAL ILMIAH Judul Jurnal Ilmiah artikel : Perancangan Sistem Pengelolaan Data Aktiva Tetap dan Penyusutan Nilai