Biologi
UNTUK SMA/MA KELAS XI
Bab 2
Sistem Gerak
Pendahuluan
Tulang merupakan salah satu komponen yang menunjang terjadinya suatu pergerakan tubuh
manusia. Manusia melakukan gerakan untuk menunjang aktivitas kehidupa sehari-hari. Namun,
tahukah anda bahwa tulang bisa patah?
Nah, sekarang temukan beberapa pertanyaan atau
permasalahan terkait dengan komponen sistem
gerak tersebut. Selanjutnya, diskusikan dengan
teman dan guru untuk memprediksi jawabannya.
Daftar Isi
A.
Rangka Tubuh
D. Otot Rangka
B.
Tulang
E.
Ganggu an Sistem
Gerak C.
Persend ian (Artikul
asi)
●
Tulang – tulang dalam tubuh berperan untuk membangun rangka (skeleton) yang merupakan alat gerak pasif
● Endoskeleton : rangka tubuh manusia
atau hewan vertebrata ditutupi oleh otot dan kulit.
●
Pada tubuh manusia, terdapat sekitar 270 tulang namun seiring dengan pertumbuhan dan berkembangan akan berubah menjadi 206 tulang
●
Dibagi menjadi dua, yaitu
rangka aksialdan rangka apendikuler
A. Rangka Tubuh
Fungsi Rangka Tubuh
Memberi bentuk dan postur pada tubuh
Melindungi organ yang lunak
Penyangga berat badan
Tempat melekatnya otot rangka
Mendukung terjadinya gerakan
Hematopoiesis, berupa pembentukan sel darah Tempat penyimpanan mineral
dan energi
Menghasilkan sel imunintas di sumsum
Rangka Aksial
Tulang dada Tulang
tengkorak
Tulang telinga dalam dan
hyoid
Rangka pada sumbu tubuh yang terdiri dari 80 tulang
Tulang rusuk
Tulang Tengkorak
● Berjumlah 22 buah
● Berfungsi untuk melindungi otak, organ pendengaran, dan organ penglihatan
Tulang kranial
Tulang fasial
Membentuk tulang kepala
Membentuk tulang pipi, hidung, dan rahang
Sutura
Tulang tengkorak yang bersambungan dan tidak dapat digerakkan
Dibagi menjadi 3, yaitu :
● Sutura serrate
● Sutura skuamosa
● Sutura harmoniana
Tulang Telinga Dalam dan Tulang Hioid
Tulang telinga dalam berfungsi untuk menerima dan mentransmisikan impuls suara. Terdapat 3 pasang tulang telinga, yaitu :
Tulang
maleus Tulang inkus Tulang
stapes Tulang hioid : berbentuk huruf U dan terletak di antara laring dan mandibula. Berfungsi sebagai tempat melekatnya otot mulut dan lidah sehingga dapat membantu proses menelan
Tulang Belakang
Tersusun atas 26 ruas yang masing-masing dihubungkan cakram tulang rawan fibrosis → memungkinkan tulang untuk tegak dan membungkuk Fungsi :
● Menopang kepala dan bagian tubuh lainnya
● Melindungi organ dalam tubuh
● Tempat melekatnya tulang rusuk
● Menentukan sikap tubuh
Tulang dada berbentuk pipih dan melebar serta berhubungan dengan tulang rusuk
melalui sambungan tulang rawan.
Jumlahnya satu buah dan terdiri atas 3 bagian, yaitu
Tulang rusuk bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang melalui persendian. Jumlahnya
12 pasang di sebelah kiri dan kanan.
Dibedakan menjadi 3 macam, yaitu
Tulang Dada Tulang Rusuk
Berfungsi untuk melindungi paru-paru dan jantung
Manubrium sterni Korpus sterni
Prosesus xifoid
Tulang rusuk sejati
Tulang rusuk palsu Tulang rusuk
melayang
Rangka Apendikular
Anggota gerak bawah Gelang bahu Anggota gerak
atas
Rangka anggota gerak tubuh berjumlah 126 buah
Gelang panggul
Gelang Bahu
Persendian yang menghubungkan lengan dengan badan
Tulang skapula Tulang kavikula
● Berbentuk pipih hampir segitiga dan tonjolan.
● Terdapat pada bagian punggung luar atas.
● Fungsi : tempat pelekatan sebagian otot dinding dada dan lengan.
● Berbentuk panjang sedikit bengkok (seperti huruf S).
● Fungsi : tempat melekatnya otot leher, toraks, punggung, dan lengan.
Anggota Gerak Atas
Humerus
Karpal
Radius Ulna
Metakarpal Falangus
Berbentuk seperti tongkat, terdapat kepala sendi :
kaput humeri
Berbentuk panjang dan terletak lateral sejajar ibu
jari
Berbentuk panjang dan tulang bawah yang sejajar
jari kelingking
Terdiri dari 8 tulang, tersusun 2 baris, pendek,
dan bentuknya variatif
Terdiri dari tulang pipa pendek berjumlah 5 buah
Tersusun dari tulang pipa pendek dan berjumlah 14
Gelang Panggul
Terdiri atas tiga pasang tulang yang bersatu, yaitu
Tulang kemaluan
Fungsi :
• Menyangga berat tubuh
• Melindungi bagian dalam rongga pelvis yang berisi organ kandung kemih dan alat kandungan pada wanita
Tulang usus Tulang duduk
Anggota Gerak Bawah
Femur
Tulang pipa terpanjang dan terbesar.
Terdapat kepala sendi : kaput femoris
Tulang pipa paling ramping. Berperan menambah area pelekatan otot. Terdapat
tonjolan : maleolus lateral
Tibia
Fibula Patela
Tulang pipa terbesar setelah tulang paha.
Berperan dalam menopang tubuh.
Terdapat tonjolan : maleolus medial
Tulang pipih berbentuk segitiga yang sudutnya membulat
Anggota Gerak Bawah
Tarsal
Terdiri dari 7 tulang kecil pada tiap kaki.
Jenisnya : talus, kalkaneus, navikular, kuboid, dan kuneiformis
Terdiri atas tulang pendek berjumlah 14 buah pada setiap kaki. Tiap jari memiliki 3 ruas tulang, kecuali ibu jari hanya memiliki 2 ruas tulang
Metatarsal
Fibula
Terdiri atas 5 tulang pipa berbentuk tulang panjang
B. Tulang
Jaringan Tulang
Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)
Jaringan Tulang Keras
(Osteon)
• Berwarna gelap keruh, tidak memiliki perikondrium, mengandung serat kolagen.
• Terdapat pada antar ruas tulang belakang, simfisis pubis, dan ligamen.
• Berwarna kuning, dibungkus perikondrium, bersifat lentur, dan tidak mengalami kalsifikasi.
• Terdapat pada dinding saluran telinga luar, daun telinga, dan epiglottis.
• Berwarna bening kebiruan
dan dibungkus
perikondrium dan memiliki matriks yang mengandung mukopolisakarida sulfat dan serat kolagen.
• Terdapat pada kerangka fetus, permukaan sendi tulang, tulang rusuk yang melekat pada tulang dada, hidung, dan laring.
Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)
Tersusun atas tulang rawan kondrosit dan matriks yang mengandung kondroitin sulfat
Tulang Rawan Hialin Tulang Rawan Elastik Tulang Rawan Fibroblas
Jaringan Tulang Keras (Osteon)
Tersusun atas matriks yang terdiri dari :
•
Glikosamignoglikans
•
Serat osteokolagen
•
Garam anorganik (kalsium fosfat, kalsium karbonat, sedikit kalsium florida, dan magnesium florida)
Tersusun atas komponen seluler yang terdiri dari :
• Osteoprogenitor : sel induk dari osteoblast dan osteoklas yang berasal dari mesenkim
• Osteoblas : sel yang memiliki banyak variasi bentuk dan berfungsi menyintesis unsur organik matriks tulang
• Oateosit : osteoblas yang tertimbun di matriks
• Osteoklas : berperan mengeluarkan kolagenase dan enzim proteolitik untuk proses osteolisis
•
Tidak memiliki rongga dan tertelak di bagian luar tulang spons
•
Terbentuk berjuta-juta sistem Havers yang terdiri atas lamella, matriks tulang, lakuna, kanalikuli, dan saluran Havers
•
Terdapat rongga dan tersusun dari trabekula (lamella-lamella dengan lakuna yang mengandung osteosit) dan lempeng – lempeng yang saling berhubungan
•
Terletak di bagian dalam tulang dan berhubungan dengan sumsum tulang
Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang Spongiosa Tulang Kompak
Struktur Tulang
Berfungsi sebagai tempat melekatnya
otot rangka, memberi nutrisi untuk pertumbuhan
tulang, dan perbaikan jaringan
tulang
Lapisan yang teksturnya halus, padat, dan sedikit
berongga. Tulang ini banyak ditemukan di tulang kaki dan
tulang tangan
Lapisan yang teksturnya berongga dan berisi
sumsum merah.
Tersusun atas trabekula
Periosteum Tulang Kompak Tulang Spons
Struktur Tulang
Jaringan ikat areolar vaskuler
yang melapisi rongga sumsum
Lapisan paling dalam yang berbentuk jeli dan berfungsi untuk produksi
sel darah
Endosteum Sumsum Tulang
Tulang panjang
Terdapat beberapa bagian, yaitu :
Diafisis Epifisis
Tersusun atas tulang kompak berbentuk silinder
tebal yang berisi sumsum
Tersusun atas tulang spons yang diselubungi tulang kompak dan dilapisi
tulang rawan persendian
Bentuk Tulang
Tulang Pipa
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, dibagi menjadi :
Tulang Pendek
Tulang Pipih
Tulang Tidak Beraturan
Tulang Sesamoid
Berperan untuk menahan berat
tubuh dan membantu pergerakan
Berperan untuk memberi kekuatan pada
area yang pergerakannya
terbatas
Berperan untuk memperluas
permukaan pelekatan otot
dan memberikan perlindungan
Berbentuk tidak beraturan dan
tersusun atas tulang spons &
lapisan tipis tulang kompak
Berukuran kecil dan
bersambungan dengan tulang rawan & ligamen
Proses Pembentukan dan
Perkembangan Tulang (Osifikasi)
Terdapat 2 cara pembentukan tulang, yaitu :
Osifikasi Intermembranosa Osifikasi Endokondrial
• Proses pembentukan tulang secara langsung dengan cara mengganti jaringan penyambung padat dengan simpanan garam-garam kalsium yang membentuk tulang (bersifat ireversibel)
• Proses berlangsung pada minggu ke-8 masa kehidupan janin dan terjadi pada tulang pipih penyusun tengkorak
• Proses ketika tulang rawan digantikan oleh tulang keras dan terjadi sejak perkembangan embrio, tetapi beberapa memulai proses osifikasinya setelah kelahiran
• Proses ini terjadi pada tulang pipa yang menyebabkan tulang tumbuh menjadi lebih panjang
• Seluruh tulang rawan akan digantikan pada usia 18-25 tahun.
• Diafisis dan episifisis akan menyatu saat pertumbuhan tulang terhenti
Suplai bahan makanan yang mengandung kalsium, fosfat, protein, vitamin A, dan vitamin
D untuk pertumbuhan tulang dan menjaga kesehatan tulang
Gangguan sistem saraf yang disebabkan oleh penyakit akan
menghambat pertumbuhan tulang, seperti poliomielitis
Faktor Pertumbuhan Tulang
Tinggi badan anak secara umum akan mengikuti tinggi
badan orang tua
Pertumbuhan tulang dipengaruhi oleh :
Faktor
Genetik Nutrisi Sistem Saraf
Faktor Pertumbuhan Tulang
• Hormon Paratiroid : berperan dalam merangsang osteoklas, osteolisis tulang, melepas kalsium dari tulang ke darah, merangsang penyerapan kalsium dan fosfat dari usus, dan penyerapan kembali kalsium dari tubulus renalis pada ginjal
• Hormon Tirokalsitonin : dihasilkan sel-sel parafolikuler dari kelenjar tiroid yang bekerja menghambat osteolisis tulang
• Hormon Pertumbuhan Somatotropin : dihasilkan oleh hipofisis anterior yang bekerja mengendalikan pertumbuhan tulang, terutama perpanjangan tulang pipa
• Hormon Tiroksin : berfungsi mengendalikan pertumbuhan tulang, peremajaan tulang, dan kematangan tulang
• Hormon Kelamin : terdiri dari hormone estrogen pada perempuan dan hormon androgen pada laki-laki yang dapat merangsang pertumbuhan tulang. Pada perempuan, biasanya pertumbuhan tulang berhenti di umur 17-18 tahun. Sedangkan laki-laki pada umur 18-20 tahun. Kepadatan tulang biasanya tercapai di umur 25 tahun
Pertumbuhan tulang dipengaruhi oleh :
Faktor
Endokrin
C. Persendian
Hubungan antara dua tulang atau lebih, baik yang digerakkan maupun yang tidak dapat digerakkan
Struktur
Persendian Tipe Persendian
Struktur Persendian
Ligamen : jaringan ikat fibrosa yang berfungsi mencegah pergerakan sendi secara berlebihan
dan mengembalikan tulang ke posisi semula setelah pergerakan
Kapsul sendi : struktur tipis kuat yang berperan menahan ligament. Kapsul terdiri dar
kapsul sinovial dan kapsul fibrosa
Cairan sinoval : cairan pelumas yang betujuan agar gesekan tulang berjalan lancar,
halus, dan tidak menimbulkan rasa nyeri
Tulang rawan hialin : terdapat di bagian ujung tulang yang
berperan sebagai bantalan sendi agar tidak nyeri saat
bergerak
Bursa : kantong tertutup yang dilapisi membran sinovial dan terletak di luar
rongga sendi
Tipe Persendian (berdasarkan struktur)
Persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh jaringan
ikat fibrosa
Persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh jaringan
kartilago
Persendian yang memiliki rongga
sendi dan
diperkokoh jaringan ligamen dan kapsul
sendi Persendian
Fibrosa Persendian
Kartilago
Persendian Sinovial
Sendi dengan pergerakan terbatas akibat tekanan,
Terdapat 3 jenis, yaitu : simfisis, sindemosis, dan
gomposis
Sendi yang dapat bergerak bebas. Terdapat 6 jenis, yaitu :
sendi engsel, sendi peluru, sendi pelana, sendi putar,
sendi luncur, dan sendi kondiloid
Tipe Persendian
Sendi yang tidak dapat digerakkan karena tidak memiliki celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan
ikat fibrosa dan kartilago Terdapat 2 jenis, yaitu : sinatrosis sinfibrosis dan
sinartrosis sinkondrosis
Berdasarkan pergerakannya, persendian dibagi menjadi :
Sendi Sinatrosis
Sendi Diartrosis Sendi
Amfiartrosis
D. Otot Rangka
Otot yang melekat pada tulang dan dapat bergerak secara aktif untuk menggerakkan tulang disebut alat gerak aktif
Berat otot rangka : 40% dari berat total tubuh Fungsi :
● Menggerakkan tulang untuk melakukan gerakan
● Menopang dan mempertahankan postur tubuh
● Menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu normal tubuh
D. Otot Rangka
Sifat otot rangka :
● Kontraktilitas : serabut otot dapat berkontraksi dan meregang. Pada keadaan istirahat, terdapat sedikit tegangan yang disebut tonus.
● Eksitabilitas : serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi impuls saraf
● Ekstensibilitas : serabut otot memiliki kemampuan meregang melebihi panjang otot saat relaksasi
● Elastisitas : serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang
Struktur Otot Rangka
Area Otot Rangka
Kepala otot(muskulus kaput)
Empat otot (muskulus
venter) Ekor otot
(muskulus kaudal)
Jaringan ikat padat (Tendon) -> dibagi menjadi inersio dan origo
Area otot bagian tengah yang bentuknya menggembung, terdiri atas berkas otot dan
aktif dalam berkontraksi
Otot dibungkus oleh epimisium yang didalamnya terdapat berkas berupa fasikulus (dibungkus perimisium) -> tersusun atas sel otot. Sel otot yang halus disebut miofibril (tersusun atas protein kontraktil berupa protein filament yang disebut miofilamen, dibagi
menjadi miofilamen tebal dan tipis)
Mekanisme Kerja Otot
Otot mengalami dua hal : kontraksi saat ada rangsangan dan relaksasi saat tidak bekerja.
Terdapat komponen struktur otot yang berperan dalam kerja otot, yaitu :
Miofibril
Sarkomer
Aktin
Troponin Tropomiosi
n
Miosin
Sumber Energi Gerak Otot
Adenosin-3-Fosfat (ATP)
Terdapat beberapa sumber, yaitu
Kreatin Fosfat Glikogen
Berubah menjadi ADP (Adenosin difosfat) + energi yang selanjutnya akan terurai menjadi
AMP (Adenosin monofosfat) dan energi.
Dapat terurai menjadi keratin, fosfat, dan energi dan berfungsi
menghasilkan energi saat kontraksi otot.
Saat otot relaksasi
menggunakan oksigen, glikogen akan diubah menjadi
laktasidogen yang berubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa akan menjadi karbondioksida, air, dan energi.
Tahap Mekanisme Kerja Otot
Impuls saraf tiba di neuromuscular junction, mengakibatkan pembebasan asetilkolin yang memicu depolarisasi dan menyebabkan peningkatan ion Ca2+
Peningkatan Ca2+ mengakibatkan pengikatan ion ini terhadap troponin.
Hal ini memicu terbukanya area aktif tropomiosin, akibatnya kepala miosin dapat berikatan dengan filamen aktin membentuk aktomiosin
Perombakan ATP -> menghasilkan energi sehingga dapat digunakan oleh miosin untuk menarik aktin ke dalam dan melakukan pemendekan otot (terjadi sepanjang miofibril di sel otot)
Saat ATP terikat kepala miosin, miosin akan terlepas dari aktin dan jembatan aktomiosin akan terputus. Saat ATP terurai, kepala miosin akan bertemu aktin pada tropomiosin
Kontraksi otot terjadi selama terdapat ion Ca2+ dan ATP. Saat impuls berhenti, Ca2+ akan kembali ke reticulum sarkoplasma. Troponin kembali ke kondisi semula
Hipotesis Sliding Filament
Dikemukakan oleh : Andrew F. Huxley, Roy Niedergerke, Hugh Huxley, dan Jean Hanson (1954)
• Selama kontraksi, panjang miofilamen aktin dan miosin tetap sama, tetapi saling bersilangan sehingga
memperbesar jumlah tumpang tindih antarfilamen
• Filamen aktin kemudian menyusup untuk memanjang ke dalam pita A, mempersempit, dan menghalangi pita H
• Panjang sarkomer memendek saat kontraksi
• Pemendekan sarkomer akan membuat serabut otot memendek, begitu pula dengan otot secara keseluruhan
Sifat Kerja Otot
Otot Antagonis Otot Sinergis
• Otot yang bekerjasama saling berlawanan
sehingga menghasilkan gerakan yang
berlawanan
• Contoh : otot bisep dan trisep
• Otot yang saling
mendukung kerja satu sama lain sehingga menghasilkan gerakan yang searah
• Contoh : otot pronator teres dan pronator
quadratus pada telapak tangan
Gerakan Antagonis
Ekstensi (meluruskan) dan Fleksi (membengkokkan)
Abduksi (menjauhi badan) dan Adduksi (mendekati
badan)
Depresi (ke bawah) dan Elevasi (ke atas)
Supinasi (menengadah) dan Pronasi (menelungkup)
Inversi (kombinasi supinasi dan adduksi) dan Eversi (kombinasi pronasi dan
abduksi)
E. Gangguan Sistem Gerak
Dapat disebabkan oleh :
Infeksi mikroorganisme Kerusakan akibat kecelakaan
Kekurangan mineral dan vitamin
Gangguan fisiologis Beban aktivitas
berlebihan Kesalahan sikap tubuh Terjadi di :
Tulang Sendi Otot
Gangguan pada Tulang
Tiga Jenis
Fraktur Gangguan
Tulang Belakang
Gangguan Fisiologis
Tulang Dikenal sebagai
patah tulang Terjadi jika tenaga
yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan
tulang
Terjadi akibat distrofi otot, sindrom Marfan,
sindrom Down, sikap tubuh yang
buruk, dan penyakit lainnya
Fraktur
Fraktur simpleks : tulang yang patah tidak tampak
dari luar
Fraktur patologis : adanya tumor atau kanker
yang tumbuh di tulang ->
tulang menjadi rapuh
Fraktur kompleks : tulang yang patah tampak
dari luar
Fraktur tulang kompresi : disebabkan
tekanan suatu tulang terhadap tulang lainnya
Fraktur avulsi : patah tulang yang disebabkan
kontraksi otot kuat
Fraktur karena tergilas yang menyebabkan retakan atau pecah
tulang
Gangguan Tulang Belakang
Kifosis : bentuk tulang belakang melengkung ke arah luar tubuh dan menyebabkan penderita terlihat bungkuk
Lordosis : tulang belakang bagian lumbar melengkung ke arah dalam tubuh
Skoliosis : tulang belakang melengkung ke samping kiri atau kanan sehingga penderita terlihat bungkuk ke samping
Sublubrikasi : kelainan pada tulang belakang bagian leher yang menyebabkan
kepala berubah ke kiri atau kanan
Gangguan Fisiologis Tulang
Osteoporosis : tulang rapuh, keropos, dan mudah patah akibat berkurangnya hormon testoteron dan estrogen, serta
defisiensi kalsium
Rakitis : pelunakan tulang pada anak akibat kekurangan biramin D, magnesium,
fosfor, dan kalsium
Mikrosefalus : kelainan pertumbuhan tengkorak sehingga kepala berukuran
lebih kecil dari ukuran normal
Hidrosefalus : gangguan aliran cairan dalam otak yang menyebabkan pelebaran
rongga tempurung otak sehingga kepala membesar
Layuh semu : tulang tidak bertenaga akibat infeksi, misalnya infeksi sifilis
Gangguan pada Sendi
Terkilir
Beberapa contohnya antara lain :
Gangguan sendi akibat gerakan tidak biasa yang
tiba-tiba
Pergeseran tulang penyusun sendi
dari posisi normal
Kerusakan dan keausan tulang
rawan akibat penuaan dan pelemahan
tulang
Sendi tidak dapat digerakkan dan
ujung-ujung tulang terasa
bersatu
Robeknya selaput sendi
yang diikuti terlepasnya ujung tulang
sendi
Dislokasi Osteoartritis Ankilosis Urai Sendi Artritis
Peradangan pada sendi
disertai bengkak
Jenis-Jenis Artritis
Artritis reumatoid : timbul akibat sistem kekebalan tubuh yang
keliru dan menyerang jaringan sehat
Artritis sika :
berkurangnya minyak sendi yang menimbulkan bunyi
dan rasa sakit
Artritis gout : kelebihan asam urat di dalam tubuh yang lama sehingga asam urat mengkristal di sendi
Artritis eksudatif : timbulnya getah radang
pada rongga sendi
Artritis psoriatik : radang sendi yang terjadi pada penderita psoriasis kulit
dan kuku
Artritis septik : radang sendi yang disebabkan oleh
infeksi bakteri
Gangguan pada Otot
Hipertrofi : gangguan pada otot sehingga berkembang menjadi lebih
besar akibat aktivitas otot yang berlebihan
Tetanus : penyakit kejang otot akibat otot berkontraksi terus menerus sehingga tidak mampu lagi
berkontraksi
Artrofi : gangguan pada otot sehingga ukurannya mengecil akibat
minim-nya gerakan yang terjadi di tubuh
Kram : keadaan saat otot terasa tegang dan sulit digerakkan
Gangguan pada Otot
Distrofi otot : penurunan kemampuan otot karena kelainan
genetik
Otot robek : robeknya serabut otot yang berakibat pada bengkak dan pendarahan, terjadi akibat gerakan
tiba-tiba
Miastenia gravis : penyakit autoimun berupa ketidakmampuan otot berkontraksi sehingga pendeita
mengalami kelumpuhan. Hal ini disebabkan kerusakan kelenjar timus
Otot terkilir : robeknya otot bagian tendon karena teregang melebihi
batas normal
Glosarium
• Amfiatrosis : sendi dengan pergerakan terbatas akibat tekanan
• Diatrosis : sendi yang dapat bergerak bebas
• Fraktura : patah tulang, terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang
• Kifosis : bentuk tulang belakang melengkung ke arah luar tubuh atau ke belakang yang mengakibatkan penderita terlihat bungkuk
• Lordosis : bentuk tulang belakang bagian lumbar melengkung ke arah dalam tubuh atau ke depan
• Miofibril : sel otot yag berbentuk serabut halus
• Osifikasi endokondral : proses tulang rawan digantikan oleh tulang keras
• Osteoid : matriks organic yang belum mengapur yang dikeluarkan osteoblast
• Sinartrosis : sendi yang tidak dapat digerakkan
• Skoliosis : bentuk tulang belakang melengkung ke samping kiri atau kanan yang membuat penderita bungkuk ke samping
• Sutura : sambungan tulang tengkorak yang tidak dapat digerakkan