• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPT Bab 2 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka

N/A
N/A
Riesti Eka Wahyuni

Academic year: 2024

Membagikan "PPT Bab 2 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Biologi

UNTUK SMA/MA KELAS XI

Bab 2

Sistem Gerak

(2)

Pendahuluan

Tulang merupakan salah satu komponen yang menunjang terjadinya suatu pergerakan tubuh

manusia. Manusia melakukan gerakan untuk menunjang aktivitas kehidupa sehari-hari. Namun,

tahukah anda bahwa tulang bisa patah?

Nah, sekarang temukan beberapa pertanyaan atau

permasalahan terkait dengan komponen sistem

gerak tersebut. Selanjutnya, diskusikan dengan

teman dan guru untuk memprediksi jawabannya.

(3)

Daftar Isi

A.

Rangka Tubuh

D. Otot Rangka

B.

Tulang

E.

Ganggu an Sistem

Gerak C.

Persend ian (Artikul

asi)

(4)

Tulang – tulang dalam tubuh berperan untuk membangun rangka (skeleton) yang merupakan alat gerak pasif

Endoskeleton : rangka tubuh manusia

atau hewan vertebrata ditutupi oleh otot dan kulit.

Pada tubuh manusia, terdapat sekitar 270 tulang namun seiring dengan pertumbuhan dan berkembangan akan berubah menjadi 206 tulang

Dibagi menjadi dua, yaitu

rangka aksial

dan rangka apendikuler

A. Rangka Tubuh

(5)

Fungsi Rangka Tubuh

Memberi bentuk dan postur pada tubuh

Melindungi organ yang lunak

Penyangga berat badan

Tempat melekatnya otot rangka

Mendukung terjadinya gerakan

Hematopoiesis, berupa pembentukan sel darah Tempat penyimpanan mineral

dan energi

Menghasilkan sel imunintas di sumsum

(6)

Rangka Aksial

Tulang dada Tulang

tengkorak

Tulang telinga dalam dan

hyoid

Rangka pada sumbu tubuh yang terdiri dari 80 tulang

Tulang rusuk

(7)

Tulang Tengkorak

● Berjumlah 22 buah

● Berfungsi untuk melindungi otak, organ pendengaran, dan organ penglihatan

Tulang kranial

Tulang fasial

Membentuk tulang kepala

Membentuk tulang pipi, hidung, dan rahang

Sutura

Tulang tengkorak yang bersambungan dan tidak dapat digerakkan

Dibagi menjadi 3, yaitu :

Sutura serrate

Sutura skuamosa

Sutura harmoniana

(8)

Tulang Telinga Dalam dan Tulang Hioid

Tulang telinga dalam berfungsi untuk menerima dan mentransmisikan impuls suara. Terdapat 3 pasang tulang telinga, yaitu :

Tulang

maleus Tulang inkus Tulang

stapes Tulang hioid : berbentuk huruf U dan terletak di antara laring dan mandibula. Berfungsi sebagai tempat melekatnya otot mulut dan lidah sehingga dapat membantu proses menelan

(9)

Tulang Belakang

Tersusun atas 26 ruas yang masing-masing dihubungkan cakram tulang rawan fibrosis → memungkinkan tulang untuk tegak dan membungkuk Fungsi :

● Menopang kepala dan bagian tubuh lainnya

● Melindungi organ dalam tubuh

● Tempat melekatnya tulang rusuk

● Menentukan sikap tubuh

(10)

Tulang dada berbentuk pipih dan melebar serta berhubungan dengan tulang rusuk

melalui sambungan tulang rawan.

Jumlahnya satu buah dan terdiri atas 3 bagian, yaitu

Tulang rusuk bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang melalui persendian. Jumlahnya

12 pasang di sebelah kiri dan kanan.

Dibedakan menjadi 3 macam, yaitu

Tulang Dada Tulang Rusuk

Berfungsi untuk melindungi paru-paru dan jantung

Manubrium sterni Korpus sterni

Prosesus xifoid

Tulang rusuk sejati

Tulang rusuk palsu Tulang rusuk

melayang

(11)

Rangka Apendikular

Anggota gerak bawah Gelang bahu Anggota gerak

atas

Rangka anggota gerak tubuh berjumlah 126 buah

Gelang panggul

(12)

Gelang Bahu

Persendian yang menghubungkan lengan dengan badan

Tulang skapula Tulang kavikula

● Berbentuk pipih hampir segitiga dan tonjolan.

● Terdapat pada bagian punggung luar atas.

● Fungsi : tempat pelekatan sebagian otot dinding dada dan lengan.

● Berbentuk panjang sedikit bengkok (seperti huruf S).

● Fungsi : tempat melekatnya otot leher, toraks, punggung, dan lengan.

(13)

Anggota Gerak Atas

Humerus

Karpal

Radius Ulna

Metakarpal Falangus

Berbentuk seperti tongkat, terdapat kepala sendi :

kaput humeri

Berbentuk panjang dan terletak lateral sejajar ibu

jari

Berbentuk panjang dan tulang bawah yang sejajar

jari kelingking

Terdiri dari 8 tulang, tersusun 2 baris, pendek,

dan bentuknya variatif

Terdiri dari tulang pipa pendek berjumlah 5 buah

Tersusun dari tulang pipa pendek dan berjumlah 14

(14)

Gelang Panggul

Terdiri atas tiga pasang tulang yang bersatu, yaitu

Tulang kemaluan

Fungsi :

• Menyangga berat tubuh

• Melindungi bagian dalam rongga pelvis yang berisi organ kandung kemih dan alat kandungan pada wanita

Tulang usus Tulang duduk

(15)

Anggota Gerak Bawah

Femur

Tulang pipa terpanjang dan terbesar.

Terdapat kepala sendi : kaput femoris

Tulang pipa paling ramping. Berperan menambah area pelekatan otot. Terdapat

tonjolan : maleolus lateral

Tibia

Fibula Patela

Tulang pipa terbesar setelah tulang paha.

Berperan dalam menopang tubuh.

Terdapat tonjolan : maleolus medial

Tulang pipih berbentuk segitiga yang sudutnya membulat

(16)

Anggota Gerak Bawah

Tarsal

Terdiri dari 7 tulang kecil pada tiap kaki.

Jenisnya : talus, kalkaneus, navikular, kuboid, dan kuneiformis

Terdiri atas tulang pendek berjumlah 14 buah pada setiap kaki. Tiap jari memiliki 3 ruas tulang, kecuali ibu jari hanya memiliki 2 ruas tulang

Metatarsal

Fibula

Terdiri atas 5 tulang pipa berbentuk tulang panjang

(17)

B. Tulang

Jaringan Tulang

Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)

Jaringan Tulang Keras

(Osteon)

(18)

• Berwarna gelap keruh, tidak memiliki perikondrium, mengandung serat kolagen.

• Terdapat pada antar ruas tulang belakang, simfisis pubis, dan ligamen.

• Berwarna kuning, dibungkus perikondrium, bersifat lentur, dan tidak mengalami kalsifikasi.

• Terdapat pada dinding saluran telinga luar, daun telinga, dan epiglottis.

• Berwarna bening kebiruan

dan dibungkus

perikondrium dan memiliki matriks yang mengandung mukopolisakarida sulfat dan serat kolagen.

• Terdapat pada kerangka fetus, permukaan sendi tulang, tulang rusuk yang melekat pada tulang dada, hidung, dan laring.

Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)

Tersusun atas tulang rawan kondrosit dan matriks yang mengandung kondroitin sulfat

Tulang Rawan Hialin Tulang Rawan Elastik Tulang Rawan Fibroblas

(19)

Jaringan Tulang Keras (Osteon)

Tersusun atas matriks yang terdiri dari :

Glikosamignoglikans

Serat osteokolagen

Garam anorganik (kalsium fosfat, kalsium karbonat, sedikit kalsium florida, dan magnesium florida)

Tersusun atas komponen seluler yang terdiri dari :

• Osteoprogenitor : sel induk dari osteoblast dan osteoklas yang berasal dari mesenkim

• Osteoblas : sel yang memiliki banyak variasi bentuk dan berfungsi menyintesis unsur organik matriks tulang

• Oateosit : osteoblas yang tertimbun di matriks

• Osteoklas : berperan mengeluarkan kolagenase dan enzim proteolitik untuk proses osteolisis

(20)

Tidak memiliki rongga dan tertelak di bagian luar tulang spons

Terbentuk berjuta-juta sistem Havers yang terdiri atas lamella, matriks tulang, lakuna, kanalikuli, dan saluran Havers

Terdapat rongga dan tersusun dari trabekula (lamella-lamella dengan lakuna yang mengandung osteosit) dan lempeng – lempeng yang saling berhubungan

Terletak di bagian dalam tulang dan berhubungan dengan sumsum tulang

Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)

Tulang Spongiosa Tulang Kompak

(21)

Struktur Tulang

Berfungsi sebagai tempat melekatnya

otot rangka, memberi nutrisi untuk pertumbuhan

tulang, dan perbaikan jaringan

tulang

Lapisan yang teksturnya halus, padat, dan sedikit

berongga. Tulang ini banyak ditemukan di tulang kaki dan

tulang tangan

Lapisan yang teksturnya berongga dan berisi

sumsum merah.

Tersusun atas trabekula

Periosteum Tulang Kompak Tulang Spons

(22)

Struktur Tulang

Jaringan ikat areolar vaskuler

yang melapisi rongga sumsum

Lapisan paling dalam yang berbentuk jeli dan berfungsi untuk produksi

sel darah

Endosteum Sumsum Tulang

(23)

Tulang panjang

Terdapat beberapa bagian, yaitu :

Diafisis Epifisis

Tersusun atas tulang kompak berbentuk silinder

tebal yang berisi sumsum

Tersusun atas tulang spons yang diselubungi tulang kompak dan dilapisi

tulang rawan persendian

(24)

Bentuk Tulang

Tulang Pipa

Berdasarkan bentuk dan ukurannya, dibagi menjadi :

Tulang Pendek

Tulang Pipih

Tulang Tidak Beraturan

Tulang Sesamoid

Berperan untuk menahan berat

tubuh dan membantu pergerakan

Berperan untuk memberi kekuatan pada

area yang pergerakannya

terbatas

Berperan untuk memperluas

permukaan pelekatan otot

dan memberikan perlindungan

Berbentuk tidak beraturan dan

tersusun atas tulang spons &

lapisan tipis tulang kompak

Berukuran kecil dan

bersambungan dengan tulang rawan & ligamen

(25)

Proses Pembentukan dan

Perkembangan Tulang (Osifikasi)

Terdapat 2 cara pembentukan tulang, yaitu :

Osifikasi Intermembranosa Osifikasi Endokondrial

Proses pembentukan tulang secara langsung dengan cara mengganti jaringan penyambung padat dengan simpanan garam-garam kalsium yang membentuk tulang (bersifat ireversibel)

Proses berlangsung pada minggu ke-8 masa kehidupan janin dan terjadi pada tulang pipih penyusun tengkorak

Proses ketika tulang rawan digantikan oleh tulang keras dan terjadi sejak perkembangan embrio, tetapi beberapa memulai proses osifikasinya setelah kelahiran

Proses ini terjadi pada tulang pipa yang menyebabkan tulang tumbuh menjadi lebih panjang

Seluruh tulang rawan akan digantikan pada usia 18-25 tahun.

Diafisis dan episifisis akan menyatu saat pertumbuhan tulang terhenti

(26)

Suplai bahan makanan yang mengandung kalsium, fosfat, protein, vitamin A, dan vitamin

D untuk pertumbuhan tulang dan menjaga kesehatan tulang

Gangguan sistem saraf yang disebabkan oleh penyakit akan

menghambat pertumbuhan tulang, seperti poliomielitis

Faktor Pertumbuhan Tulang

Tinggi badan anak secara umum akan mengikuti tinggi

badan orang tua

Pertumbuhan tulang dipengaruhi oleh :

Faktor

Genetik Nutrisi Sistem Saraf

(27)

Faktor Pertumbuhan Tulang

Hormon Paratiroid : berperan dalam merangsang osteoklas, osteolisis tulang, melepas kalsium dari tulang ke darah, merangsang penyerapan kalsium dan fosfat dari usus, dan penyerapan kembali kalsium dari tubulus renalis pada ginjal

Hormon Tirokalsitonin : dihasilkan sel-sel parafolikuler dari kelenjar tiroid yang bekerja menghambat osteolisis tulang

Hormon Pertumbuhan Somatotropin : dihasilkan oleh hipofisis anterior yang bekerja mengendalikan pertumbuhan tulang, terutama perpanjangan tulang pipa

Hormon Tiroksin : berfungsi mengendalikan pertumbuhan tulang, peremajaan tulang, dan kematangan tulang

Hormon Kelamin : terdiri dari hormone estrogen pada perempuan dan hormon androgen pada laki-laki yang dapat merangsang pertumbuhan tulang. Pada perempuan, biasanya pertumbuhan tulang berhenti di umur 17-18 tahun. Sedangkan laki-laki pada umur 18-20 tahun. Kepadatan tulang biasanya tercapai di umur 25 tahun

Pertumbuhan tulang dipengaruhi oleh :

Faktor

Endokrin

(28)

C. Persendian

Hubungan antara dua tulang atau lebih, baik yang digerakkan maupun yang tidak dapat digerakkan

Struktur

Persendian Tipe Persendian

(29)

Struktur Persendian

Ligamen : jaringan ikat fibrosa yang berfungsi mencegah pergerakan sendi secara berlebihan

dan mengembalikan tulang ke posisi semula setelah pergerakan

Kapsul sendi : struktur tipis kuat yang berperan menahan ligament. Kapsul terdiri dar

kapsul sinovial dan kapsul fibrosa

Cairan sinoval : cairan pelumas yang betujuan agar gesekan tulang berjalan lancar,

halus, dan tidak menimbulkan rasa nyeri

Tulang rawan hialin : terdapat di bagian ujung tulang yang

berperan sebagai bantalan sendi agar tidak nyeri saat

bergerak

Bursa : kantong tertutup yang dilapisi membran sinovial dan terletak di luar

rongga sendi

(30)

Tipe Persendian (berdasarkan struktur)

Persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh jaringan

ikat fibrosa

Persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh jaringan

kartilago

Persendian yang memiliki rongga

sendi dan

diperkokoh jaringan ligamen dan kapsul

sendi Persendian

Fibrosa Persendian

Kartilago

Persendian Sinovial

(31)

Sendi dengan pergerakan terbatas akibat tekanan,

Terdapat 3 jenis, yaitu : simfisis, sindemosis, dan

gomposis

Sendi yang dapat bergerak bebas. Terdapat 6 jenis, yaitu :

sendi engsel, sendi peluru, sendi pelana, sendi putar,

sendi luncur, dan sendi kondiloid

Tipe Persendian

Sendi yang tidak dapat digerakkan karena tidak memiliki celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan

ikat fibrosa dan kartilago Terdapat 2 jenis, yaitu : sinatrosis sinfibrosis dan

sinartrosis sinkondrosis

Berdasarkan pergerakannya, persendian dibagi menjadi :

Sendi Sinatrosis

Sendi Diartrosis Sendi

Amfiartrosis

(32)

D. Otot Rangka

Otot yang melekat pada tulang dan dapat bergerak secara aktif untuk menggerakkan tulang disebut alat gerak aktif

Berat otot rangka : 40% dari berat total tubuh Fungsi :

● Menggerakkan tulang untuk melakukan gerakan

● Menopang dan mempertahankan postur tubuh

● Menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu normal tubuh

(33)

D. Otot Rangka

Sifat otot rangka :

Kontraktilitas : serabut otot dapat berkontraksi dan meregang. Pada keadaan istirahat, terdapat sedikit tegangan yang disebut tonus.

Eksitabilitas : serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi impuls saraf

Ekstensibilitas : serabut otot memiliki kemampuan meregang melebihi panjang otot saat relaksasi

Elastisitas : serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang

(34)

Struktur Otot Rangka

Area Otot Rangka

Kepala otot

(muskulus kaput)

Empat otot (muskulus

venter) Ekor otot

(muskulus kaudal)

Jaringan ikat padat (Tendon) -> dibagi menjadi inersio dan origo

Area otot bagian tengah yang bentuknya menggembung, terdiri atas berkas otot dan

aktif dalam berkontraksi

Otot dibungkus oleh epimisium yang didalamnya terdapat berkas berupa fasikulus (dibungkus perimisium) -> tersusun atas sel otot. Sel otot yang halus disebut miofibril (tersusun atas protein kontraktil berupa protein filament yang disebut miofilamen, dibagi

menjadi miofilamen tebal dan tipis)

(35)

Mekanisme Kerja Otot

Otot mengalami dua hal : kontraksi saat ada rangsangan dan relaksasi saat tidak bekerja.

Terdapat komponen struktur otot yang berperan dalam kerja otot, yaitu :

Miofibril

Sarkomer

Aktin

Troponin Tropomiosi

n

Miosin

(36)

Sumber Energi Gerak Otot

Adenosin-3-Fosfat (ATP)

Terdapat beberapa sumber, yaitu

Kreatin Fosfat Glikogen

Berubah menjadi ADP (Adenosin difosfat) + energi yang selanjutnya akan terurai menjadi

AMP (Adenosin monofosfat) dan energi.

Dapat terurai menjadi keratin, fosfat, dan energi dan berfungsi

menghasilkan energi saat kontraksi otot.

Saat otot relaksasi

menggunakan oksigen, glikogen akan diubah menjadi

laktasidogen yang berubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa akan menjadi karbondioksida, air, dan energi.

(37)

Tahap Mekanisme Kerja Otot

Impuls saraf tiba di neuromuscular junction, mengakibatkan pembebasan asetilkolin yang memicu depolarisasi dan menyebabkan peningkatan ion Ca2+

Peningkatan Ca2+ mengakibatkan pengikatan ion ini terhadap troponin.

Hal ini memicu terbukanya area aktif tropomiosin, akibatnya kepala miosin dapat berikatan dengan filamen aktin membentuk aktomiosin

Perombakan ATP -> menghasilkan energi sehingga dapat digunakan oleh miosin untuk menarik aktin ke dalam dan melakukan pemendekan otot (terjadi sepanjang miofibril di sel otot)

Saat ATP terikat kepala miosin, miosin akan terlepas dari aktin dan jembatan aktomiosin akan terputus. Saat ATP terurai, kepala miosin akan bertemu aktin pada tropomiosin

Kontraksi otot terjadi selama terdapat ion Ca2+ dan ATP. Saat impuls berhenti, Ca2+ akan kembali ke reticulum sarkoplasma. Troponin kembali ke kondisi semula

(38)

Hipotesis Sliding Filament

Dikemukakan oleh : Andrew F. Huxley, Roy Niedergerke, Hugh Huxley, dan Jean Hanson (1954)

• Selama kontraksi, panjang miofilamen aktin dan miosin tetap sama, tetapi saling bersilangan sehingga

memperbesar jumlah tumpang tindih antarfilamen

• Filamen aktin kemudian menyusup untuk memanjang ke dalam pita A, mempersempit, dan menghalangi pita H

• Panjang sarkomer memendek saat kontraksi

• Pemendekan sarkomer akan membuat serabut otot memendek, begitu pula dengan otot secara keseluruhan

(39)

Sifat Kerja Otot

Otot Antagonis Otot Sinergis

• Otot yang bekerjasama saling berlawanan

sehingga menghasilkan gerakan yang

berlawanan

• Contoh : otot bisep dan trisep

• Otot yang saling

mendukung kerja satu sama lain sehingga menghasilkan gerakan yang searah

• Contoh : otot pronator teres dan pronator

quadratus pada telapak tangan

(40)

Gerakan Antagonis

Ekstensi (meluruskan) dan Fleksi (membengkokkan)

Abduksi (menjauhi badan) dan Adduksi (mendekati

badan)

Depresi (ke bawah) dan Elevasi (ke atas)

Supinasi (menengadah) dan Pronasi (menelungkup)

Inversi (kombinasi supinasi dan adduksi) dan Eversi (kombinasi pronasi dan

abduksi)

(41)

E. Gangguan Sistem Gerak

Dapat disebabkan oleh :

Infeksi mikroorganisme Kerusakan akibat kecelakaan

Kekurangan mineral dan vitamin

Gangguan fisiologis Beban aktivitas

berlebihan Kesalahan sikap tubuh Terjadi di :

Tulang Sendi Otot

(42)

Gangguan pada Tulang

Tiga Jenis

Fraktur Gangguan

Tulang Belakang

Gangguan Fisiologis

Tulang Dikenal sebagai

patah tulang Terjadi jika tenaga

yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan

tulang

Terjadi akibat distrofi otot, sindrom Marfan,

sindrom Down, sikap tubuh yang

buruk, dan penyakit lainnya

(43)

Fraktur

Fraktur simpleks : tulang yang patah tidak tampak

dari luar

Fraktur patologis : adanya tumor atau kanker

yang tumbuh di tulang ->

tulang menjadi rapuh

Fraktur kompleks : tulang yang patah tampak

dari luar

Fraktur tulang kompresi : disebabkan

tekanan suatu tulang terhadap tulang lainnya

Fraktur avulsi : patah tulang yang disebabkan

kontraksi otot kuat

Fraktur karena tergilas yang menyebabkan retakan atau pecah

tulang

(44)

Gangguan Tulang Belakang

Kifosis : bentuk tulang belakang melengkung ke arah luar tubuh dan menyebabkan penderita terlihat bungkuk

Lordosis : tulang belakang bagian lumbar melengkung ke arah dalam tubuh

Skoliosis : tulang belakang melengkung ke samping kiri atau kanan sehingga penderita terlihat bungkuk ke samping

Sublubrikasi : kelainan pada tulang belakang bagian leher yang menyebabkan

kepala berubah ke kiri atau kanan

(45)

Gangguan Fisiologis Tulang

Osteoporosis : tulang rapuh, keropos, dan mudah patah akibat berkurangnya hormon testoteron dan estrogen, serta

defisiensi kalsium

Rakitis : pelunakan tulang pada anak akibat kekurangan biramin D, magnesium,

fosfor, dan kalsium

Mikrosefalus : kelainan pertumbuhan tengkorak sehingga kepala berukuran

lebih kecil dari ukuran normal

Hidrosefalus : gangguan aliran cairan dalam otak yang menyebabkan pelebaran

rongga tempurung otak sehingga kepala membesar

Layuh semu : tulang tidak bertenaga akibat infeksi, misalnya infeksi sifilis

(46)

Gangguan pada Sendi

Terkilir

Beberapa contohnya antara lain :

Gangguan sendi akibat gerakan tidak biasa yang

tiba-tiba

Pergeseran tulang penyusun sendi

dari posisi normal

Kerusakan dan keausan tulang

rawan akibat penuaan dan pelemahan

tulang

Sendi tidak dapat digerakkan dan

ujung-ujung tulang terasa

bersatu

Robeknya selaput sendi

yang diikuti terlepasnya ujung tulang

sendi

Dislokasi Osteoartritis Ankilosis Urai Sendi Artritis

Peradangan pada sendi

disertai bengkak

(47)

Jenis-Jenis Artritis

Artritis reumatoid : timbul akibat sistem kekebalan tubuh yang

keliru dan menyerang jaringan sehat

Artritis sika :

berkurangnya minyak sendi yang menimbulkan bunyi

dan rasa sakit

Artritis gout : kelebihan asam urat di dalam tubuh yang lama sehingga asam urat mengkristal di sendi

Artritis eksudatif : timbulnya getah radang

pada rongga sendi

Artritis psoriatik : radang sendi yang terjadi pada penderita psoriasis kulit

dan kuku

Artritis septik : radang sendi yang disebabkan oleh

infeksi bakteri

(48)

Gangguan pada Otot

Hipertrofi : gangguan pada otot sehingga berkembang menjadi lebih

besar akibat aktivitas otot yang berlebihan

Tetanus : penyakit kejang otot akibat otot berkontraksi terus menerus sehingga tidak mampu lagi

berkontraksi

Artrofi : gangguan pada otot sehingga ukurannya mengecil akibat

minim-nya gerakan yang terjadi di tubuh

Kram : keadaan saat otot terasa tegang dan sulit digerakkan

(49)

Gangguan pada Otot

Distrofi otot : penurunan kemampuan otot karena kelainan

genetik

Otot robek : robeknya serabut otot yang berakibat pada bengkak dan pendarahan, terjadi akibat gerakan

tiba-tiba

Miastenia gravis : penyakit autoimun berupa ketidakmampuan otot berkontraksi sehingga pendeita

mengalami kelumpuhan. Hal ini disebabkan kerusakan kelenjar timus

Otot terkilir : robeknya otot bagian tendon karena teregang melebihi

batas normal

(50)

Glosarium

• Amfiatrosis : sendi dengan pergerakan terbatas akibat tekanan

• Diatrosis : sendi yang dapat bergerak bebas

• Fraktura : patah tulang, terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang

• Kifosis : bentuk tulang belakang melengkung ke arah luar tubuh atau ke belakang yang mengakibatkan penderita terlihat bungkuk

• Lordosis : bentuk tulang belakang bagian lumbar melengkung ke arah dalam tubuh atau ke depan

• Miofibril : sel otot yag berbentuk serabut halus

• Osifikasi endokondral : proses tulang rawan digantikan oleh tulang keras

• Osteoid : matriks organic yang belum mengapur yang dikeluarkan osteoblast

• Sinartrosis : sendi yang tidak dapat digerakkan

• Skoliosis : bentuk tulang belakang melengkung ke samping kiri atau kanan yang membuat penderita bungkuk ke samping

• Sutura : sambungan tulang tengkorak yang tidak dapat digerakkan

(51)

Selamat Belajar

Referensi

Dokumen terkait