AKUNTAN
K L I R I N G SI
Created by : Kelompok 2
Fatiya Nuraini 11022200029 Rauda Rahma Kiftiana 11022200085 Rifki Armanda 11022200068 Cahyatun Nufus 11022200011
next
KLIRING
I N T R O D U C T I O N
Sarana paling mudah untuk melakukan perhitungan terhadap hutang piutang yang berbentuk surat-surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta, oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk.
Sederhananya proses kliring ini sebenernya merupakan salah satu jenis transaksi keuangan yang umum dilakukan nasabah untuk mengirimkan sejumlah dana pada pihak tertentu.
M E K A N I S M E K L I R I N G
SISTEM KLIRING
SISTEM MANUAL
Dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring serta pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh peserta.
Dalam Pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, pemilihan warkat dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi (penggunaan teknologi yang lebih canggih)
SISTEM SEMI OTOMASI
Dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara otomasi, pemilihan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta.
Dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring didasarkan pada data keuangan elektronik disertai dengan penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta penerima
SISTEM OTOMASI SISTEM ELEKTRONIK
Note: Dalam kliring elektronik dan otomasi didukung oleh Sistem Pusat Komputer Kliring (SPKE), Terminal Kliring (TPK), dan Jaringan Komunikasi Data (JKD)
PESERTA KLIRING
• Peserta Langsung
• Peserta Tidak Langsung
Peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring secara langsung dengan menggunakan identitasnya sendiri.
Yaitu, bank-bank yang sudah tercatat sebagai peserta kliring dan dapat memperhitungkan warkat dan notanya secara langsung
Peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring melalui dan menggunakan identitas peserta langsung yang menjadi induknya.
Yaitu, bank-bank yang belum terdaftar sebagai peserta kliring akan tetapi mengikuti kegiatan kliring melalui bank yang sudah terdaftar peserta kliring.
W A R K A T D A N D O K U M E N K L I R I N G
• Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban atau untung atas rekening nasabah atau bank melalui kliring
• Dokumen Kliring, sebagai alat bantu dalam proses perhitungan kliring ditempat penyelenggara.
dokumem yang digunakan yaitu daftar warkat kliring penyerahan atau pengembalian sebagai bukti penyerahan/pengembalian warkat
surat perintah nasabah kepada bank untuk menarik dananya dalam jumlah tertentu atas namanya atau nama yang ditunjuk
surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya.
B I L Y E T G I R O C E K
N O T A D E B I T
dokumen penting yang dapat membantu nasabah untuk menjaga saldo rekening tetap akurat. Nota kredit biasanya diterbitkan dalam bentuk fisik, tetapi juga dapat dikirimkan secara elektronik.
nota kredit, harus nasabah serahkan kepada bank.
Bank kemudian akan mengurangi saldo rekening nasabah sebesar jumlah yang tertera pada nota kredit.
dokumen yang digunakan oleh bank untuk menagih dana dari rekening bank lain. Nota debet biasanya digunakan untuk menagih biaya atau pengembalian dana yang tidak dibayar oleh nasabah.
untuk menagih biaya yang terkait dengan rekening bank, seperti biaya administrasi atau biaya tahunan.
N O T A K R E D I T
S B P T
surat bukti penerimaan transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank peserta penerima dana transfer melalui kliring local.
W B U T
Wesel Bank Untuk Transfer adalah wesel sebagaimana diatur dalam KUHD yang diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana transfer.
JADWAL WARKAT
Jadwal kliring dilaksanakan sesuai dengan penyelenggara di masing-masing wilayah yang dalam penetapannya tunduk pada ketentuan BI.
Contoh:
• Jadwal Kliring untuk penyerahan ditetapkan pukul 10.30 s/d 11.00
• Jadwal kliring untuk pengembalian ditetapkan pukul 13.00 s/d 13.30
Jadwal ini ditetapkan untuk dijadikan rentang waktu bagi wakil peserta sebagi informasi untuk hadir dan mendistribusikan warkat pada proses penyeleggaraan kliring penyerahan/pengembalian di waktu yang diperkenankan.
penyelenggaraan kliring dapat dilakukan di luar jadwal saat dalam kondisi keadaan darurat, tutup buku dan lain-lain.
• Kliring Penyerahan
seluruh kegiatan transaksi yang terjadi di tempat penyelenggara dan peserta kliring. Kliring penyerahan menghasilkan dua warkat, yaitu warkat debit keluar (warkat yang diserahkan oleh nasabah untuk keuntungan dari rekening nasabah) dan warkat kredit keluar ( warkat yang bebannya disalurkan ke rekening nasabah yang mengirimkan untuk kepentingan nasabah).
• Kliring Pengembalian
Warkat kliring yang diterima oleh nasabah lain adalah warkat debit masuk (warkat yang dikumpulkan nasabah atas beban nasabah yang menerima warkat tersebut) maupun warkat kredit masuk (warkat yang diserahkan oleh nasabah lain untuk kepentingan nasabah dari bank yang menerima warkat).
S I S T E M B I - R T G S
BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) adalah proses penyelesaian akhir transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per transaksi (gross settlement) dan bersifat real time (electronically processed) dimana rekening peserta dapat didebit/dikredit berkali-kali dalam sehari sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.
RTGS menjadi opsi bagi nasabah yang mau melakukan transaksi pembayaran dengan nominal lebih dari Rp. 100.000.000
• BI-RTGS menyediakan sarana transfer dana antar bank peserta lebih cepat, efisien, andal, dan aman.
• Settlement atau proses penyelesaian akhir transaksi dapat diperoleh lebih cepat
• RTGS menyediakan informasi rekening peserta secara real time dan menyeluruh
• Meningkatkan disiplin dan profesionalisme peserta dalam pengelolaan likuiditas sehingga mengurangi risiko-risiko settlement.
K A R A K T E R I S T I K B I - R T G S
P E S E R T A P E N G I R I M
R C C
P E S E R T A P E N E R I M A
1.full Payment Massage
2. Settlement
3. full Payment Massage
V-SHAPED STRUCTURE
P E S E R T A B I - R T G S
PADG No. 20/15/PADG/2018) Pasal 6 tentang penyelenggaraan settlement dana melalui system BI-RTGS mengenai prinsip umum kepesertaan menyebutkan bahwa:
• Pihak yang akan menjadi peserta BI-RTGS harus memperoleh izin dari penyelenggara.
• Pihak yang menjadi peserta yaitu : 1.Bank Indonesia
2.Bank
3.Penyelenggara kliring atau setelmen yang telah mendapat persetujuan Bank Indonesia
4.Lembaga lain yang telah mendapat persetujuan penyelenggara
Keterangan Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Kliring 2 01-Mar-09
Dr.Giro Wayan 30.000.000
Dr.Giro Bank
Indonesia 30.000.000
A . C O N T O H T R A N S A K S I K L I R I N G
1.. Tanggal 1 Maret 2009 Wayan nasabah giro Bank Sejahtera membeli barang kepada Nyoman nasabah Bank Makmur senilai Rp 10.000.000. Sdr. Wayan membayarnya
dengan cek Bank Sejahtera Singaraja.
2.Wayan menyerahkan cek no. 115 kepada Bank Sejahtera Singaraja untuk rekening giro Nyoman na- sabah Bank Makmur Singaraja sebesar Rp 20.000.000 sebagai
pelunasan hutang.
Jurnal Pencatatannya:
1.Pencatatan di Bank Sejahtera Singaraja
Keterangan Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Kliring 1 01-Mar-09 Dr.RAR Kliring 10.000.000
Kliring 2 01-Mar-09
Dr.Giro Bank
Indonesia 20.000.000 Cr. Giro
Nyoman 20.000.000
Jurnal Pencatatannya:
2.Pencatatan di Bank makmur Singaraja
Keterangan Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Kliring 1 01-Mar-09 Cr.RAR Kliring
10.000.000 Jurnal Pencatatannya:
3. Pencatatan bila terjadi penolakan pada kliring-2
• Seluruh rekening untuk warkat yang ditolak harus dinihilkan dengan cara membalik jurnal yang telah dilakukan.
• Misalnya WDK senilai Rp 10.000.000 ditolak, maka Bank Makmur dapat langsung mengkredit rekening RAR (rekening perantara/administratif) warkat kliring Rp.
10.000.000 sehingga menjadi nihil.
Keterangan Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Kliring 2 01-Mar-09
Cr.RAR Kliring 10.000.000
Dr. Giro BI 10.000.000
Cr.Giro Nyoman 10.000.000
Jurnal Pencatatannya:
4. Pencatatan bila kliring dinyatakan efektif (tidak ditolak) pada kliring ke-2
• Menihilkan rekening administratif kliring dan mencatat hasil tagihan kliring pada rekening riil
B . C O N T O H T R A N S A K S I K L I R I N G
a. Danar Setiawan nasabah Bank Lippo Jakarta telah menarik cek no.011.000.12
sebesar Rp50.000.000 dan cek no.011.000.13 sebesar Rp30.000.000 untuk membayar pembelian elektronik kepada Yahya nasabah giro Bank Mega Jakarta.
b. Bank Mega Jakarta menerima bilyet giro dari Erika untuk keuntungan Fahmi nasabah giro Bank Niaga Jakarta sebesar Rp50.000.000.
c. Bobby nasabah Niaga Jakarta menarik cek untuk membayar barang dagangan kepada Yanti nasabah Bank Mega Jakarta sebesar Rp60.000.000.
d. Bank Lippo Jakarta menerima warkat debet masuk untuk beban nasabah giro
Dwiwahyu sebesar Rp20.000.000. Warkat ini diterima dari Bank Niaga Jakarta melalui Bank Indonesia Jakarta untuk keuntungan giro Fitri.
Transaksi Keterangan Rekening Debit Kredit
A Kliring 1 Dr. RAR Kliring 80.000.000
A Kliring 2
Cr. RAR Kliring 80.000.000
Dr. Giro Bank
Indonesia 80.000.000 Cr. Giro
Yahya 80.000.000
Jurnal Pencatatan:
4. Pencatatan jurnal di Bank Mega Jakarta
Transaksi Keterangan Rekening Debit Kredit
B Kliring 1 Dr.Giro Bank
Indonesia 50.000.000
Cr.Giro Yahya 50.000.000
Jurnal Pencatatan:
4. Pencatatan jurnal di Bank Mega Jakarta
Transaksi Keterangan Rekening Debit Kredit
C Kliring 1 Dr. RAR Kliring 60.000.000
C Kliring 2
Cr. RAR Kliring 60.000.000
Dr. Giro Bank Indonesia 60.000.000
Cr. Giro Yanti 60.000.000
Jurnal Pencatatan:
1. Pencatatan jurnal di Bank Mega Jakarta
Transaksi Keterangan Rekening Debit Kredit
A Kliring 2 Dr. Giro Danar
Setiawan 80.000.000
Cr.Giro BI 80.000.000
D Kliring 2 Dr. Giro Dwiwahyu 20.000.000
Cr. Giro BI 20.000.000
Jurnal Pencatatan:
2. Pencatatan jurnal di Bank Lippo Jakarta
Transaksi Keterangan Rekening Debit Kredit
B Kliring 2 Dr. Giro Bank
Indonesia 50.000.000
Cr.Giro Fahmi 80.000.000
C Kliring 2 Dr. Giro Bobby 60.000.000
Cr. Giro BI 60.000.000
D Kliring 1 Dr. RAR Kliring 20.000.000
D Kliring 2 Cr. RAR Kliring 20.000.000
Dr. Giro Bank
Indonesia 20.000.000
Cr.Giro Fitri 20.000.000
Jurnal Pencatatan:
3. Pencatatan jurnal di Bank Niaga Jakarta
Keterangan Saldo (Rp) Keterangan Saldo (Rp)
A. WDK
80.000.000
B. WKK
50.000.000
C. WDK
60.000.000
Menang kliring
90.000.000
Jumlah
140.000.000
140.000.000
B A N K M E G A
N E R A C A
Keterangan Saldo (Rp) Keterangan Saldo (Rp)
A. WDM 80.000.000
Kalah Kliring
100.000.000
D. WDM 20.000.000
Jumlah
100.000.000
100.000.000
B A N K L I P P O
N E R A C A
Keterangan Saldo (Rp) Keterangan Saldo (Rp)
B. WKM
50.000.000
B. WDM 60.000.000
D. WKM
20.000.000
Menang kliring 10.000.000
Jumlah
70.000.000
70.000.000
B A N K N I A G A
N E R A C A
K L I R I N G E L E K T R O N I K D A N O T O M A S I
Transaksi kliring dengan menggunakan sistem ini pada prinsipnya sama dengan kliring manual. Warkat yang digunakan juga sama yang membedakan adalah penggunaan teknologi yang lebih canggih.
kliring elektronik dan otomasi, harus didukung oleh
• Sistem pusat Komputer Kliring Elektronik (SPKE), seperangkat sistem komputer pada penyelenggara yang berfungsi menerima dan meng- olah data keuangan elektronik serta menghasilkan informasi hasil kliring dan informasi kliring lainnya .
• Terminal Peserta Kliring (TPK), sistem computer yang dipasang di peserta untuk mengirim DKE ke SPKE serta menerima informasi hasil perhitungan kliring dan informasi kliring lainnya.
• Jaringan Komunikasi Data (JKD). sistem yang berfungsi sebagai sarana penghubung antara TPK dengan SPKE. Untuk mengoperasikan sistem ini setiap peserta memiliki password
STUDI KASUS
Penerapan Hukum Terhadap Penerbitan Bilyet Giro
Kosong: Studi Kasus Di Bank BNI Cabang Palopo
P E N G E N A L A N M A S A L A H
Semakin tingginya penggunaan Bilyet Giro sebagai alat pembayaran namun tidak diiringi dengan pengaturan secara tegas. Penggunaan Bilyet Giro timbul atas kepercayaan untuk melayani nasabahnya yang mempunyai simpanan Giro pada bank tersebut, dikarenakan, hanya dapat digunakan untuk pemindahbukuan saja dan tidak dapat diuangkan (tunai) dirasa lebih aman, sehingga masyarakat cenderung untuk menggunakannya.
penerbitan Bilyet Giro kosong oleh nasabah. Hal tersebut dapat menimbulkan kerugian pada masyarakat maupun pihak bank sendiri, yang akibatnya dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap Bilyet Giro khususnya dan terhadap bank pada umumnya.
Salah satu contoh kasus bilyet giro kosong yang terjadi di Bank BNI Cabang Palopo yaitu nasabah melakukanpenerbitan bilyet giro guna melakukan pembayaran sejumlahbarang dagangan. Namun pada saat penerima bilyet giro ke bank untuk menjalankan bilyet giro tersebut, ternyata dananya tidak mencukupi sehingga bilyet giro tersebut ditolak oleh bank dan dinyatakan sebagai bilyet giro kosong. Hal ini merugikan bagi penerima bilyet giro.
F A K T O R P E N Y E B A B
1.Ketidaksengajaan atau Kelalaian Penerbit
Yang menjadi masalah adalah apabila pada saat amanat tersebut menjadi efektif untuk dilaksanakan namun dananya tidak mencukupi atau bahkan tidak ada. Dalam hal
seperti ini bahwa penerbit tidak sengaja atau lalai dalam hal penerbitan.
2. Kesengajaan Penerbit
biasanya penerbit sejak semula sudah mengetahui bahwa dananya tidak tersedia di bank, tetapipenerbit tetap menerbitkan bilyet giro.
U P A Y A
P E N A N G G U L A N G A N
1.Upaya preventif
• Pembinaan Nasabah
• Mempertimbangkan penerimaan nasabah baru
• Peningkatan efektivitas dan administrasi baik dan rapi
• Pembatasan penerbitan buku formulir bilyet giro 2. Upaya Represif
• Penyelesaian secara perdamaian dan kesepakatan
• Pemberian saksi
Menurut Peraturan Bank Indonesia tentang Bilyet Giro berupa sanksi administratif kepada penerbit bilyet giro kosong. Sanksi administratif tersebut yaitu penolakan bilyet giro kosong, penutupan rekening nasabah penerbit, pencantuman nama-nama penerbit bilyet giro kosong dalam daftar hitam dan larangan bagi bank-bank untuk menerima nasabah-nasabah baru ataupun mempertahankan nasabah-nasabah mereka yang namanya tercantum dalam daftar hitam.
K E S I M P U L A N
Kliring merupakan suatu tata cara penagihan surat-surat berharga/warkat dari satu bank peserta kliring terhadap bank peserta kliring lainnya dalam satu wilayah kliring yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Warkat kliring terdiri dari cek, bilyet giro, WBUT, SBPT, nota debet dan nota kredit. Sedangkan dokumen kliring berfungsi sebagai alat bantu.
Karakteristik system BI-RTGS terdiri dari V-Shaped Structure dan peserta BI-RTGS. Kliring elektronik dan otomasi didukung oleh SPKE, TPK dan JKD.