• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAGMATIK DALAM KERANGKA LINGUISTIK - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PRAGMATIK DALAM KERANGKA LINGUISTIK - Spada UNS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PRAGMATIK DALAM KERANGKA LINGUISTIK

CABANG LINGUISTIK SECARA UMUM ADALAH:

1. fonologi;

2. Morfologi, 3. Sintaksis,

4. Semantik, dan 5. Pragmatik.

Fonologi, mempelajari bunyi bahasa menurut manfaat dan fungsinya.

Morfologi, mempejari struktur internal kata.

Sintaksis, mempelajari susunan kata hingga membentuk kalimat.

Semantik, mempelajari makna bahasa.

Pragmatik, mempelajari relasi antara bahasa dengan konteks tuturan.

(2)

KONSEP PRAGMATIK

Pragmatics is the study of those relations between language and context that are

grammaticalized, or encoded in the structure of language (Lavinson, 1983: 9).

Pragmatics is distinct from grammar, which is the study of internal structure of language.

Pragmatics is the study of how language is used to communicate (Parker, 1986: 11).

Pragmatics is the study of the conditions of

human language use as these are determined

by the context of society (Mey, 1993: 42).

(3)

MAKNA YANG DIKAJI PRAGMATIK

Semantik bersifat diadis. Makna itu dapat dirumuskan dengan kalimat:

Apa makna x itu? (What does x mean?)

(makna bebas konteks/ context independent)

Pragmatik bersifat triadis. Makna itu dapat dirumuskan dengan kalimat:

Apakah yang kau maksud dengan berkata x itu?

(What do you mean by x?)

(makna terikat konteks/ context dependent)

(4)

Pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari pemakaian atau penggunaan bahasa, yang pada dasarnya selalu ditentukan oleh konteks situasi

tutur di dalam masyarakat dan wahana kebudayaan yang mewadahi dan melatarbelakanginya.

Leech (1983; Wijana, 1996) mengemukakan

sejumlah aspek yang harus dipertimbangkan dalam rangka studi Pragmatik adalah:

1. Penutur dan Lawan Tutur 2. Konteks tuturan.

3. Tujuan Tuturan.

4. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas.

5. Tuturan sebagai produk tindak verbal.

(5)

CONTOH ASPEK SITUASI TUTUR

1. Penutur dan lawan tutur

Heru: Hai, Ed! Kapan datang dari Jakarta?

Edi : Kemarin pagi. Saya datang ke Solo dengan mas anto.

Heru: Ok. Sekarang kita temui penulis “ Perempuan di Sarang Perampok” di Kentingan

2. Konteks Tuturan

Yuli : Mas Rohmad, sekarang di mana?

Rohmad : Kerten

Yuli : Kok bisa. Sekarang tukang bakso kan sudah lewat depan rumah

Rohmad : Ya. Sebentar lagi.

3. Tujuan Tuturan.

Guru : Riko, sedang apa kamu?

Riko : Melukis Bu.

Guru : Oh, melukis? Ya… coba kamu melukis di tembok- tembok di kelas kita.

Riko : Maaf Bu.

(6)

4. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas Iwan : Her, nilai rapotmu kok merah. Katanya

kamu dibelikan playstation sebagai hadiah kenaikan kelas

Heru : Oh tentu dong. Rapotku memang merah, tapi itu kan sampulnya. Soal nilai aku juaranya

Iwan : Oh begitu

5. Tuturan sebagai produk tindak verbal Warno: Dik Lis, mau ke mana?

Lisa : Saya mau ke UGM, Mas.

Warno : Lho katanya mau ke Magelang.

Lisa : Wah nggak jadi karena besuk saya ada kuliah.

Warno : Ya sudah. Aku ke kantor dulu, ya.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dapat memberikan masukan positif bagi perkembangan bahasa khususnya pragmatik, yaitu dalam pemahaman mengenai tindak tutur komisif dan konteks yang

( Konteks: Penutur berbicara dengan volume yang keras ketika mitra tutur meminta dimasakan sesuatu. Penutur tidak menghiraukan mitra tutur. Penutur telah membuat

GAYA BAHASA DALAM TINDAK TUTUR MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS JEMBER..

Dengan demikian, situasi tutur dalam pembelajaran bahasa Indonesia akan sangat besar pengaruhnya terhadap setratgi tutur yang digunakan dosen kepada mahasiswa dan

Pragmatik juga berkaitan dengan ilmu yang mempelajari sebuah interpretasi tuturan dalam suatu bahasa yang berhubungan dengan konteks yang dipengaruhi oleh

Adapun hasil dalam penelitian ini yaitu penggunaan bahasa pada iklan Axis memperoleh 4 jenis dalam aspek pragmatik yaitu, tindak tutur langsung, tindak tutur

a. Panjang pendek tuturan.. Intonasi tuturan dan syarat-syarat kinesik d. Pemakaian ungkapan kesantunan. Wujud kesantunan pragmatik dalam tuturan imperatif bahasa Melayu di

Karena pragmatik mempelajari tindak verbal yang terdapat dalam situasi tutur tertentu, dapat dikatakan bahwa yang dibicarakan dalam pragmatik itu bersifat konkret karena jelas