Praktik Citizen Journalism di Media Sosial Facebook sebagai Kontrol Sosial Berlalu Lintas (Studi Kasus pada Citizen Journalism di Grup Facebook ICJ “Info Cegatan Jogja”)
Nuarita Novianasari 22/499552/PSP/07587
Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
Email: [email protected]
Abstrak
Salam Aspal Gronjal. This jargon or greeting is used by members of Info Cegatan Jogja or familiarly abbreviated as ICJ, a community based in the Special Region of Yogyakarta (DIY). The ICJ community uses the group feature on social media Facebook with the initial aim of sharing information about traffic "intercept" operations and public service issues. It is interesting to raise the ICJ community in the realm of academic research because it is the largest Facebook group community in Yogyakarta with 1,137,698 members as of October 2022 and is expected to continue to grow. This study attempts to explain the practice of citizen journalism that occurs within the ICJ group that can influence people's perceptions and traffic culture by using content analysis.
The data collection method is in the form of observation by taking several examples of news uploads belonging to ICJ members and through in-depth interviews with research subjects. The concept of the Panopticon theory from Michel Foucault (1975) is used to see the mass media as social control. The research findings in the form of news uploads about traffic posted by ICJ members can be used as social control in a traffic culture so that it is more orderly and prioritizes the safety of other road users. The limitation in this study is that the data obtained is still relatively small, namely uploads in the period October - December 2022 and only focuses on uploading traffic in Yogyakarta and its surroundings. Nonetheless, the data used in this study is quite comprehensive and represents social control for road users because it reviews the responses or responses of other members. So that more in-depth research is needed related to the practice of citizen journalism on social media Facebook as social traffic control for its members.
Keywords: Citizen Journalism, Info Cegatan Jogja, Facebook Groups, Social Control
Abstrak
Salam Aspal Gronjal. Jargon atau salam tersebut digunakan oleh para anggota Info Cegatan Jogja atau akrab disingkat ICJ, komunitas yang berbasis di Daerah Istimewa Yogyakarta. Komunitas
ICJ menggunakan fitur grup di media sosial facebook dengan tujuan awal untuk berbagi informasi seputar operasi “cegatan” lalu lintas dan permasalahan pelayanan publik. Menarik untuk mengangkat komunitas ICJ dalam ranah penelitian akademis karena merupakan komunitas grup facebook terbesar di kota Yogyakarta dengan jumlah anggota 1.137.698 orang per Oktober 2022 dan diperkirakan akan terus bertambah. Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan praktik citizen journalism yang terjadi dalam grup ICJ dapat mempengaruhi persepsi masyarakat dan budaya berlalu lintas dengan menggunakan analisis isi. Metode pengumpulan data berupa observasi dengan mengambil beberapa contoh unggahan berita milik para anggota ICJ dan melalui indeepth interview dengan para subjek penelitian. Konsep teori Panopticon dari Michel Foucault (1975) digunakan untuk melihat media massa sebagai kontrol sosial. Temuan penelitian berupa unggahan berita tentang berlalu lintas yang diposting oleh para anggota ICJ dapat menjadi kontrol sosial dalam budaya berlalu lintas agar lebih tertib dan mengutamakan keselamatan pengguna jalan yang lain. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan masih relatif kecil, yakni unggahan dalam kurun waktu Oktober - Desember 2022 dan hanya berfokus pada unggahan berlalu lintas di Yogyakarta dan sekitarnya. Meskipun demikian, data yang digunakan dalam penelitian ini cukup komprehensif dan merepresentasikan kontrol sosial bagi pengguna jalan karena mengulas respon atau tanggapan dari anggota yang lain. Sehingga diperlukan penelitian lebih mendalam berkaitan dengan praktik citizen journalism di media sosial Facebook sebagai kontrol sosial berlalu lintas bagi para anggotanya.
Kata kunci: Citizen Journalism, Info Cegatan Jogja, Grup Facebook, Kontrol Sosial
PENDAHULUAN
Kehadiran jurnalisme warga sebagai salah satu aktivitas jurnalistik di Indonesia menjadi perhatian tersendiri. Menurut Abdullah (2022), jurnalisme warga merupakan sebuah konsep dalam media yang mengacu pada kegiatan jurnalistik dan dilakukan olehh orang biasa. Warga atau masyarakat melaporkan isu atau peristiwa di sekitarnya untuk dipublikasikan di media massa secara langsung. Noor (2016) menyatakan bahwa jurnalisme warga telah memungkinkan individu atau kelompok untuk menyuarakan apa yang mereka rasa perlu diperhatikan.
Tingginya pengguna smartphone menjadi salah satu faktor meningkatnya jurnalisme warga di Indonesia. Gawai yang terhubung dengan akses internet sebagai
basis dari teknologi media sosial memungkinkan seseorang untuk memproduksi suatu berita secara live atau langsung dari lokasi kejadian. Smartphone bukan hanya dijadikan sebagai alat komunikasi dan hiburan, namun juga terdapat fungsi lainnya seperti foto dan video.
Smartphone awalnya digunakan oleh para jurnalis professional untuk kegiatan reportase dalam memproduksi karya foto jurnalistik.
Lebih jauh, warga biasa mulai menggunakan smartphone untuk mengunggah hasil foto maupun videonya ke media sosial. Tidak mengherankan, Zeng et al. (2019) mengungkap bahwa pergeseran yang sesuai dalam persepsi publik tentang liputan krisis telah terjadi, di mana kontribusi spontan individu yang kebetulan hadir telah menjadi begitu rutin dimasukkan ke dalam pekerjaan berita profesional seperti yang diharapkan.
Partisipasi warga dalam mengirim foto dan video ke media sosial dan bermuatan jurnalistik dikenal dengan citizen journalism atau jurnalisme warga, dimana warga ikut aktif berperan dalam memproduksi konten berita di sekitarnya. Konten yang dibuat oleh warga ini kemudian seringkali diunggah ke media mainstream (Mirvajova, 2015).
Penelitian ini berfokus pada media online atau digital berupa media sosial yang digunakan warga sebagai praktik citizen journalism. Varinder Taprial dan Priya Kanwar (2012) mendefinisikan media sosial sebagai platform atau media yang digunakan oleh seorang individu untuk bersosial secara daring dengan cara berbagi isi, berita, foto, dan lain sebagainya dengan individu lainnya.
McGraw Hill (2006) mengartikan media sosial sebagai sarana yang digunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya dengan cara menciptakan, berbagi dan juga bertukar informasi serta gagasan atau ide di dalam sebuah jaringan cyber maupun komunitas virtual. Definisi diatas sejalan dengan karakteristik dari beberapa media sosial yang ada saat ini.
Kehadiran media sosial, diawali dengan munculnya beberapa situs pertemanan seperti Friendster, Blog, Facebook, Twitter, Instagram dan platform media sosial lainnya.
Media sosial Facebook dipilih dengan pertimbangan rasional bahwa menurut data dari situs Napoleon Cat, pengguna aktif Facebook di Indonesia mencapai 202,2 juta orang per Juli 2022, yang secara otomatis menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pengguna Facebook terbesar ketiga di dunia. Facebook juga menyediakan fitur grup untuk mengakomodir para penggunanya dalam bermedia sosial sesuai preferensi atau personalisasinya. Sehingga tidak sulit menemukan berbagai macam ketertarikan
penggunanya hanya melalui mesin pencari atau search engine yang sudah tersedia dalam Facebook.
Citizen journalism merupakan salah satu terobosan di tengah gempuran informasi di era new media. Kemunculannya dipengaruhi oleh tingginya tingkat kebutuhan informasi warga atau masyarakat tentang apa-apa yang sedang terjadi di sekitarnya.
Citizen journalism yang melibatkan partisipasi warga juga menjadikan mainstream media tidak lagi berperan sebagai satu-satunya kontrol sosial di masyarakat. Di era citizen journalism masyarakat dapat menyalurkan gagasan, ide serta kritikannya terhadap fenomena menyimpang yang terjadi di sekitarnya.
Salah satu contoh citizen journalism di media sosial adalah Info Cegatan Jogja atau ICJ yang berada di grup facebook.
Sumber:
https://www.facebook.com/groups/info.cegatan.jogja
Info Cegatan Jogja atau ICJ pertama kali dibuat pada 13 September 2013 oleh Yanto Sumantri. Artinya, per Oktober 2022 ini grup ICJ sudah beroperasi secara aktif selama sembilan tahun dan memiliki jumlah anggota sebanyak 1.137.698 orang. ICJ juga dapat dikatakan sebagai pionir dari adanya fanspage-fanspage di kota lain. Grup ini awalnya dibuat untuk kepentingan berbagi informasi seputar berlalu lintas, khususnya razia lalu lintas atau "cegatan". Kemudian
berkembang menjadi grup informasi lainnya, seperti kondisi cuaca terkini, kehilangan, penemuan, peristiwa penipuan, permasalahan pelayanan kepentingan publik hingga isu-isu terkini seputar ekonomi, sosial dan politik.
Namun yang akan menjadi fokus peneliti adalah praktik citizen journalism di ICJ dalam mempengaruhi budaya berlalu lintas sehingga menjadikan peran grup ICJ sekaligus sebagai kontrol sosial bagi anggotanya.
Kontrol sosial merupakan tindakan mengarahkan individu maupun kelompok agar berlaku sesuai norma yang ada di masyarakat. Elly M. Setiadi dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ringkas Sosiologi:
Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial (2020) menyatakan kontrol sosial sebagai proses pengawasan, baik direncanakan maupun secara spontan, yang bertujuan untuk mengajak, mendidik, bahkan memaksa masyarakat untuk taat pada nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Kontrol sosial dalam hal ini merujuk kepada budaya berlalu lintas para anggota ICJ yang merasa selalu diawasi atau dikontrol oleh anggota-anggota ICJ yang lain melalui kamera dan unggahan di grup facebook sehingga dapat merubah kebiasaan kearah lebih baik dan mewujudkan tertib berkendara.
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang menyinggung tentang citizen journalism, dilakukan Santoso, dkk (2019) tentang peran jurnalisme warga dalam pemberdayaan masyarakat desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agenda jurnalisme warga paralel dengan upaya- upaya pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Para jurnalis dalam riset tersebut
menggunakan istilah "Story of Change" yang mengacu kepada kinerja mereka dalam memberdayakan masyarakat. Opini publik yang dominan juga turut memberikan sumbangsih terhadap perubahan yang terjadi, dengan melibatkan pemerintah, swasta dan masyarakat umum, baik melalui kebijakan resmi dari pihak yang memiliki wewenang, maupun crowd funding dari masyarakat.
Sedangkan penelitian yang membahas mengenai citizen journalism di grup facebook Info Cegatan Jogja (ICJ) sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Haryati (2019) tepatnya di bulan Januari 2019 dengan judul praktik jurnalisme warga dalam grup facebook Info Cegatan Jogja.
Hasil penelitian tersebut berupa pemaparan fenomena citizen journalism terjadi berkat informasi yang ditulis langsung oleh warga yang mengalami atau mendengarnya. Semua teknis kerjanya bergantung kepada sensitifitas warga dalam mengolah dan memfilter suatu informasi. Perbedaan paling signifikan dengan rancangan penelitian penulis terletak pada fokus kajian dan hasil yang nantinya didapatkan atau ditemukan.
Peneliti ingin mengetahui apakah praktik citizen journalism di grup facebook ICJ memberikan pengaruh dan kontrol sosial bagi pengendara lalu lintas, khususnya yang menjadi anggota aktif di grup tersebut. Dan bagaimana praktik citizen journalism yang diterapkan dalam komunitas Info Cegatan Jogja di grup facebook dapat menjadi kontrol sosial dalam berlalu lintas
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam riset ini adalah kualitatif deskriptif dengan studi kasus. Sebagai sebuah pendekatan, kunci dari penelitian studi kasus memungkinkan untuk menyelidiki suatu
peristiwa, situasi, atau kondisi sosial tertentu dan untuk memberikan wawasan dalam proses yang menjelaskan bagaimana peristiwa atau situasi tertentu terjadi (Hodgetts & Stolte, 2012). Alasan peneliti memilih pendekatan studi kasus dibandingkan dengan pendekatan yang lain adalah agar dapat menunjukkan hal penting yang menjadi perhatian, proses sosial masyarakat dalam peristiwa yang konkret, pengalaman pemangku kepentingan. Riset kualitatif dipilih karena ada beberapa faktor yang akan lebih ditonjolkan dalam hal mendeskripsikan serta menjelaskan suatu fenomena yang akan penulis teliti nantinya.
Penelitian ini menggunakan konsep teori panoptikon dari Michel Foucault (1975). Panoptikon sendiri merupakan satu konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Jeremy Bentham, seorang filsuf Inggris pada tahun 1843. Dasar dari konsep ini adalah dengan menggunakan rancangan arsitektur sederhana yang memungkinkan seorang penjaga untuk mengawasi keseluruhan ruang tahanan dari satu tempat saja (Bozovic, 1995:
1). Konsep panoptikon kemudian dikembangkan oleh Foucault melalui bukunya yang berjudul “Surveiller et punir:
Naissance de la prison”, yang berisikan penginterpretasian dari unsur kekuasaan yang diaplikasikan dalam fungsi pengawasan.
Pengambilan data penelitian dari sumber informasi atau informan menggunakan teknik purposive sampling.
Turner (2020) mengidentifikasikan purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampel yang digunakan ketika peneliti sudah mempunyai seorang target individu atau subjek penelitian dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut Sugiyono (2010), purposive sampling adalah teknik
pengambilan data dengan cara menentukan sampel yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Hal serupa juga diungkap oleh Winarno (2013) bahwa teknik purposive sampling dilakukan dengan pertimbangan khusus, bukan berdasarkan strata atau kedaerahan, namun sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tersebut.
Beberapa definisi dari teknik pengambilan data melalui purposive sampling diatas menunjukkan bahwa tujuan utama penggunaan teknik ini untuk mencari sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan secara khusus dan penuh pertimbangan oleh peneliti. Selain daripada itu, teknik purposive sampling juga dapat menjelaskan suatu fenomena atau realitas secara jelas dikarenakan sampel yang dipilih memiliki nilai representatif, sehingga tujuan pokok penelitian dapat tercapai.
Narasumber representatif yang menjadi sumber informasi dan data kunci dalam penelitian ini ada beberapa informan, diantaranya: Yanto Sumantri sebagai founder sekaligus administrator ICJ, Jas Surawan, Sultan Muchib dan Mbah Ngademin sebagai admin sekaligus moderator grup ICJ dan lima orang anggota ICJ yang secara aktif mengunggah postingan di grup terkait dengan tertib ber-lalu lintas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan beberapa temuan di antaranya sebagai berikut.
Peran Grup Facebook ICJ sebagai Media Massa
Grup Facebook Info Cegatan Jogja memiliki jumlah anggota sebanyak 1.137.698 orang per bulan Oktober 2022 dan
diperkirakan akan terus mengalami kenaikan karena jumlah pengguna Facebook juga semakin meningkat. Tentunya dengan jumlah tersebut, grup Facebook ICJ memiliki dampak dan peran bagi masyarakat, khususnya dalam ranah media komunikasi massa.
Wacana-wacana yang diberitakan dalam unggahan-unggahan para anggota grup ICJ seputar budaya berlalu lintas, seolah ingin memberikan 'pesan' berupa informasi yang benar terkait bagaimana budaya berlalu lintas yang baik dan tertib. Informasi yang diberikan para anggota grup dapat membentuk suatu pendefinisian apa yang disebut dengan "virtual reality", yang artinya media mampu memiliki peran di dalam membangkitkan imajinasi pembaca tentang realita yang ada melalui pembahasannya (Tretyavoka, 2013: 357-363).
Grup Facebook ICJ sebagai media informasi memberikan peran signifikan dalam mengubah mindset atau pola pikir dan perilaku masyarakat, lebih jauh ICJ bahkan mampu menggerakkan anggotanya agar tidak lagi melakukan tindakan-tindakan yang tidak dibenarkan dalam berlalu lintas.
Menurut Yanto Sumantri, founder dari grup Facebook ICJ (dalam wawancara dengan peneliti, November 2022), ICJ dibentuk untuk menggerakkan partisipasi publik. Jaringan yang dibangun oleh ICJ sangat solid dan berkontribusi secara konkrit di lapangan, terutama bagi para anggotanya.
Menurut Sumantri (2022), grup ICJ memang lahir dari kebutuhan untuk berbagi informasi secara cepat dan aktual. Pihak yang mampu memberikan informasi yang dibutuhkan tidak lain adalah para anggota dari grup ICJ itu sendiri. Sehingga, partisipasi warga dalam membuat konten yang sesuai dengan kondisi
terkini dan dialami secara langsung yang kemudian diunggah di grup Facebook merupakan salah satu peran media sebagai wadah citizen journalism atau jurnalisme warga. Abdullah dan Aunillah (2022) juga menyatakan bahwa citizen journalism adalah partisipasi warga dalam mengirim foto dan video ke media sosial dan bermuatan jurnalistik.
Gambar 1
Pada gambar 1 menunjukkan seorang anggota grup ICJ dengan nama akun Mas NurArya RizqiMubarokh menginfokan kepada anggota grup yang lain bahwa ada pengguna jalan raya roda empat yang seharusnya berjalan di jalur cepat tetapi malah menggunakan jalur lambat dan membentuk dua lajur, sehingga menyebabkan pengguna jalan yang lain, terutama kendaraan roda dua tidak kebagian ruang. Akun pengunggah tersebut menyertakan foto juga keterangan untuk memperjelas informasi.
Citizen Journalism ICJ sebagai Suatu Pengawasan dan Kontrol Sosial
Fungsi informatif yang dihadirkan dalam suatu media massa, yang dalam
konteks ini adalah media sosial facebook melalui fitur grup memang memungkinkan suatu pengawasan dapat terbentuk lewat penggunaan media massa berbasis media sosial. Dalam keseharian, media sosial banyak menyumbang pengetahuan dan informasi yang dibutuhkan masyarakat.
Informasi yang ditampilkan dapat membentuk diskursus dan menciptakan opini publik (Soroka et al., dalam Arural, et al., 2012: 204). Representasi tentang tertib berlalu lintas yang ditampilkan oleh media memiliki dampak yang signifikan dan terbukti secara efektif membentuk persepsi umum mengenai bagaimana budaya berlalu- lintas yang baik, tertib dan aman (Maguire et al., 2007: 305), hal ini dibuktikan dengan unggahan tentang pelanggaran atau ketidaktertiban dalam berlalu lintas di grup Facebook ICJ mendapat perhatian dan menjadi topik yang paling digemari.
Misalnya saja dalam unggahan yang dimuat pada tanggal 21 Oktober 2022 oleh akun Sari Candra Dewi yang membagikan pengalamannya saat bertemu dengan iringan kendaraan motor gede (moge) di jalanan yang mendapatkan jumlah like sebanyak 4.234 dengan 4.448 komentar dan dibagikan sebanyak 59 kali.
Gambar 2
Unggahan di atas berisikan keluhan dan rasa ketidaknyamanan salah satu anggota grup ICJ, yakni akun Sari Candra Dewi yang merasa hak-hak berkendaranya diambil oleh pengguna jalan yang lain, dalam hal ini adalah rombongan moge, dimana pengunggah merasa tidak adil karena tidak adanya urgensi untuk mendahulukan rombongan moge tersebut dibandingkan dengan pengendara lain. Dalam Gambar 2 juga peneliti cantumkan beberapa komentar yang ditulis oleh para anggota grup ICJ yang lain sebagai bentuk respon dan persetujuan dengan apa yang diungkapkan oleh pengunggah atau thread starter (TS). Dalam salah satu tanggapan yang ditulis oleh akun Suparyanto Endro mengatakan, Cari cepat saja ….Selak ngopo to yo… Klo ambulance gak popo bawa orang sakit….ini gak bawa apa2 minta cepat2 Selak kebelet pipis po yo, dan respon dari akun Neng Musarni Ayik Saja menyatakan, harusnya polisi tidak boleh mengawal pribadi dan komunitas secara khusus di jalan raya krn sdh melanggar kesewenangan penggunaan fasilitas jalan raya secara semena2. Tanggapan yang diberikan oleh kedua akun di atas merupakan bentuk dukungan terhadap apa yang
diunggah oleh TS dan kritikan terhadap pihak atau oknum yang dianggap merebut hak pengendara lainnya dan tidak tertib berlalu lintas. Kemudian, temuan unggahan lain yang berhubungan dengan kontrol sosial dalam berlalu lintas juga berhasil peneliti dapatkan dalam Gambar 2.
Gambar 3
Gambar 3 diunggah oleh akun Ade Pane pada tanggal 27 November 2022 di grup Facebook ICJ dan mendapat respon sebanyak 2.744 komentar, 5.025 likes dan dibagikan 153 kali. Unggahan tersebut berisikan tentang warga yang berhasil melakukan penangkapan terhadap seseorang yang diduga sebagai tersangka kasus terror siram air keras yang terjadi di Jalan Gito Gati, Yogyakarta. Pelaku teror ditangkap di sekitar Lapangan Dengung, Sleman. Dalam cuplikan video singkat tersebut seorang warga bertanya sudah berapa kali pelaku melakukan aksinya mencelakai pengendara lain dengan menyiram air keras dan dijawab oleh pelaku bahwa ia sudah melakukan aksinya tersebut sebanyak tiga kali. Sebelumnya, aksi pelaku sempat membuat masyarakat sekitar resah dan merasa tidak aman berkendara di jalanan.
Namun dengan pencarian yang massif dan
dibantu dengan informasi-informasi terkini yang diberikan oleh warga melalui praktik citizen journalism di grup Facebook ICJ, akhirnya pelaku berhasil dilacak dan ditangkap. Praktik citizen journalism yang dilakukan oleh para anggota grup Facebook ICJ ini merupakan penerapan dari teori panoptikon yang dinyatakan oleh Michel Foucault. Peran dan fungsi ICJ sebagai penyalur informasi kepada masyarakat, dan khususnya kepada anggotanya sendiri ini dapat mewadahi implementasi konsep panoptikon lewat media. Penulis melihat bahwa melalui media ICJ di grup Facebook dapat memberikan kesan akan adanya suatu bentuk pengawasan yang sedang dilakukan.
Informasi-informasi yang diunggah oleh para anggota lewat praktik citizen journalism di ICJ nantinya akan menjadi alat bantu masyarakat dalam mengimajinasikan penghukuman atas suatu tindakan yang tidak sesuai dengan nilai komunitas, sehingga mereka akan dapat mengontrol sikap dan perilaku mereka. Dengan kata lain, konsep panoptikon dapat diimplementasikan melalui praktik citizen journalism grup Facebook ICJ, karena para anggotanya tidak akan tahu apakah mereka sebetulnya tengah diawasi atau tidak. Untuk itu, mereka akan berperilaku sebagaimana mestinya untuk menghindari penghukuman atau sanksi sosial yang diterapkan dalam komunitas tersebut.
KESIMPULAN
Komunitas ICJ menggunakan fitur grup di media sosial facebook dengan tujuan awal untuk berbagi informasi seputar operasi
“cegatan” lalu lintas dan permasalahan pelayanan publik. Namun seiring berkembang waktu, grup Facebook ICJ bertransformasi menjadi grup berbagi informasi terbesar di Yogyakarta. Peneliti menemukan adanya praktik citizen
journalism di grup ICJ ini dan dari hasil penelitian juga ditemukan peran grup Facebook ICJ sebagai media massa pemberi informasi sekaligus praktik citizen journalism sebagai pengawasan dan kontrol sosial berlalu lintas bagi para anggotanya, dielaborasikan menggunakan konsep panoptikon milik Michel Foucault.
Daftar Pustaka
Bowman, S. and Willis, C. (2003).
We Media: How Audiences are Shaping the Future of News and Information. The Media Center at the American Press Institute.
Coleman, S. & Blumler, J. G. (2009).
The internet and democratic citizenship:
theory, practice and policy. Cambridge University Press.
Effendy, Onong Uchjana. (2003).
Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.
Bandung: Citra Aditya Bakti
Kompas. (2016). Gotong-royong ala Info Cegatan Jogja, Sukarela Membantu Sesama.
Retrieved November 01, 2022, from https://regional.kompas.com/read/2016/07/0 3/17094501/gotong-
royong.ala.info.cegatan.jogja.sukarela.memb antu.sesama
Kompasiana. (2017). Citizen Journalism Terunik di Indonesia. Retrieved
October 26, 2022, from
https://www.kompasiana.com/nuwunsewu/5 8dcc9d64323bd8a20fc6343/citizen-
journalism-terunik-di-indonesia
Ramadhan, Muhammad Ravi. (2017).
Panopticonism dalam Media Massa (Analisis Wacana Berita Kasus Pemerkosaan Yn yang ditayangkan pada Program AIMAN Kompas TV Mei 2016). Jurnal Kriminologi Indonesia.
Volume 13 Nomer 2, November 2017 77-90.
Santoso, Edi., Jati, Imam Prawoto., Bestari, Dian. (2019). Peran Jurnalisme Warga Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa. Jurnal Kajian Komunikasi. Vol 7, No 2 (2019).
https://doi.org/10.24198/jkk.v7i2.19601
Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Tebba, Sudirman. (2005). Jurnalistik Baru. Ciputat:
Kalam Indonesia.
Sukartatik, Dewi. (2016). Peran Jurnalisme Warga Dalam Mengakomodir Aspirasi Masyarakat. Jurnal Dakwah Risalah.
Vol 27, No 1 (2016).
http://doi.org/10.24014/jdr.v27i1.2508
Wibawa, Darajat. (2020).
JURNALISME WARGA: Perlindungan, Pertanggung Jawaban Etika dan Hukum.
Bandung: CV. Mimbar Pustaka
Yoanita, Desi dkk. (2014). Akurasi Dalam Jurnalisme Warga Pada Radio Suara Surabaya. Scriptura. Vol 4 No 2 (2014):
December 2014.
https://doi.org/10.9744/scriptura.4.2.47-53