• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIKUM BIOKIMIA URIN

N/A
N/A
Mutiara Tribuana Tungga Dewi

Academic year: 2023

Membagikan "PRAKTIKUM BIOKIMIA URIN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM

BIOKIMIA URIN

Dr. Fransiska Lanni, MS Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

Sumber gambar : ciputrahospital.com

(2)

TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mempelajari sifat fisik dan kimiawi urin.

2. Mempelajari keberadaan bahan organik dan anorganik dalam urin.

3. Mempelajari keberadaan bahan kimia tertentu dalam urin patologis.

KOMPETENSI

Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan:

1. Mampu menerangkan dan mendeskripsikan sifat fisik dan kimiawi urin.

2. Mampu mengidentifikasi keberadaan bahan organik dan anorganik dalam urin.

3. Mampu mengidentifikasi perubahan sifat kimiawi pada urin orang hamil, diabetes mellitus dan gangguan ginjal.

Sumber gambar : Klikdokter.com

(3)

Urin

1. Urin atau air seni ( air kencing) adalah cairan dan metabolit sisa dari tubuh yang melalui ginjal melalui proses urinasi.

2. Sifat dan komposisi kimiawi urin dipengaruhi oleh

a. faktor fisiologis (makanan, minuman, asupan obat-obatan/bahan kimia, aktivitas fisik , stress, usia dll)

b. faktor patologis atau penyakit tertentu (diabetes mellitus, gangguan liver, hipertensi, gangguan ginjal, infeksi, keganasan dll)

c. faktor lingkungan (suhu dll)

Sumber gambar : dictiocommunity.id

(4)

4 . Urin normal mengandung

- Air

- Ion Na, K, dan Cl, HCO

3

- asam urat,

- ureum, - kreatinin,

- vitamin larut air, - pigment

- hormon dalam jumlah terbatas.

(5)

5. Urin Patologis,

1. Dapat mengandung senyawa yng terdapat dalam Urin Normal dengan konsentrasi sama atau brbeda dengan urin normal atau

2. Dapat mengandung senyawa lain yang tidak ditemukan pada urin normal seperti a. Glukosa (glukosuria) pada penderita Diabetes Mellitus;

b. Protein (proteinuria) pada penderita gangguan fungsi ginjal, hipertensi dan kehamilan (preeklamsia);

c. Benda keton (Ketonuria) pada kelaparan atau diet tinggi lemak;

d. Darah (hematuria) pada infeksi ginjal dan saluran kemih

e. Pigmen empedu bilirubin (jaundice) pada penyakit liver, malaria, penggunaan obat-obatan tertentu atau penyakit infeksi yang menyebabkan hemolisis berlebihan.

Sumber gambar : honestdoc.com Note :

- Urin juga dapat mengandung bahan infeksius seperti bakteri, jamur dan virus

(6)

Hasil pemeriksaan Urin, baik makrokospik, mikrokospik maupun kimiawi secara medis menurut National Committee for Clinical Laboratory Standards ( NCCLS ) dapat digunakan untuk :

1. Menunjang diagnosis suatu penyakit 2. Memantau perjalanan suatu penyakit 3. Memantau efektifitas pengobatan serta

komplikasi suatu penyakit

4. Penapisan (Skrining) dan pemantauan penyakit asimptomatik congenital atau herediter.

Untuk apa Pemeriksaan Unin (Urinalisis) ?

Untuk mahasiswa Gizi, pada kesempatan ini kita hanya membahas spesifikasi dan interpretasi hasil pemeriksaan Urin tersebut Dan untuk cara kerja atau cara identifikasi dapat dilihat dalam

buku petunjuk Praktikum

Sumber gambar : alodokter.com

(7)

Pada acara inin kita akan mengenal beberapa test fisik dan kimiawi Urin sederhana yang perlu diketahui oleh Mahasiswa Gizi

A. Permeriksaan Fisik

1. Warna dan kejernihan 2. pH

3. Berat Jenis B. Senyawa Anorganik

1. Identifikasi kreatinin dengan asam pikrat

2. Identifikasi Benda keton dengan metode Rothera atau Gerhardt

C. Senyawa Organik

1. Identifikasi glukosa dengan uji benedict 2. Identifikasi Protein dengan koagulasi

3. Identifikasi hormone hCG dengan metode Latex agglutination

(8)

1. Bau Urin

1. Karena urin adalah bahan ekskresi yang mengeluarkan sisa2 metabolisme maka bau dapat dipengaruhi oleh makanan dan minuman serta agent pathologis lainnya 2. Secara umum Urin yang baru, tidak berbau menyengat.

Tetapi jika telah beberapa saat dikeluarkan, maka Urin akan berbauh menyengat (pesing) karena proses oksidasi Ureum menjadi Urea

3. Aroma urin juga bisa karena obat-obatan dan senyawa dalam makanan , seperti antibiotik, Petai /Jengkol, Kopi, Cocopandan dan lain-lain

Sumber gambar : Superesalute.it

(9)

2.

Warna Urine

Warna urine dapat menunjukkan kondisi kesehatan seseorang. Warna urine yang sehat adalah kuning muda jernih.

2. Warna urin dapat dipengaruhi oleh - kepekatan urin

- senyawa abnormal dalam urin (pathologis) - metabolit makanna/minuman/obat-obatan - lama waktu simpan Urin dll

Sumber gambar : Konimex

Sumber gambar : JNPN.com

(10)

Sumber gambar : Kompas.com

(11)

Urin keruh dan Urin berbuih (berbusa)

1. Urin yang keruh , dapat menunjukkan adanya protein dalam urin (Proteinuria)

dan Dapat juga disebabkan karena peluruhan batu kandung kemih atau batu ginjal 2. Urin berbusa atau berbuih jika segera hilang, maka bisa disebabkan berkemih Sangat kencang, sehingga terbentuk buih.

namun jika tetap berbuih dalam jangka waktu lama, maka dapat menunjukkan adanya protein dalam urin atau Proteinuria

Urin keruh Urin berbusa

Sumber Gambar : sehatq.com

(12)

3. pH Urin

1. pH normal urin berkisar antara 4,5- 8,0. dengan rata-rata = 6,0 – 7.0

2. pada penderita DM, kelaparan atau diet tinggi lemak banyak menghasilkan benda keton (asam asetoasetat, asetobutirat dan aseton) bersifat asam maka dapat menurunkan pH urin yang dikenal dengan Ketoaciduria.

3. Pada penderita gagal ginjal dan alkalosis , pH urin dapat meningkat 4. Pemeriksaan urin harus dilakukan pada Urin yang baru

menggunakan pH Dip stick,

- Dip stick pH dicelup ke urin, dan perubahan warna dicocokkan pada standart yang terdapat pada kemasan kertas pH/stik pH

(13)

Interpretasi hasil

(14)

4. Berat Jenis (BJ) Urin

1. Berat jenis urin normal berkisar 1.003 – 1.030 tergantung pada jumlah zat-zat yang larut dan volume urin.

2. BJ Urin dapat diukur dengan alat sederhana yang disebut Urinometer pada suhu kamar

3. Pada Urin patologis seperti Glukosuria atau proteinuria, BJ dapat meningkat

Tabung ukur Urinometer Urin dimasukkan Dlm tabung ukur

BJ dibaca

(15)

3

. Identifikasi Keton (Rothera atau Gerhard)

1. Dalam urin normal Keberadaan Benda keton dapat diabaikan

2. Dalam urin Penderita Diabetes Mellitus tidak terkontrol, kelaparan atau pada orang diet lemak tinggi termasuk Ketofastosis, maka kadar Keton dalam urin akan meningkat 3. Identifikasi keton dapat dilakukan dengan Test Rothera.

4. Reagen Rothera adalah Amonium Hidroksida yang bersifat alkalin, dan apabila

beraksi dengan aseton dan acetoasetat maka akan membentuk cincin ungu (purple)

Sumber Gambar : laboratoryTest.org

(16)

4

. Identifikasi Kreatinin

1. Kreatinin adalah metabolit yang selalu dihasilkan dalam pembentukan energy otat (ATP) dari Perombakan Creatine Phosphat (CP),

2. Gugus Phosphat nya digunakan untuk membentuk ATP, sedangkan Creatin nya akan diekskresikan melalui Urin (ginjal), dan selalu dijumpai pada urin normal 3. Pada gangguan fungsi Ginjal, ekskresi Kreatinin dalam urin dapat terhambat (kadar dalam urin menurun,) sehingga kadarnya meningkat dalam darah dan dapat bersifat toksik dan perlu hemodialisis untuk membuangnya

4. Keberadaan Kreatinin dalam urin dapat diidentifikasi dengan Reaksi Jaffe dgn menggunakan Asam Pikrat

5. Apabila dalam urin terdapat Creatinin (basa) maka penamabhan asam pikrat (asam) akan membentuk warna merah

(17)

5. Identifikasi Glukosa dengan Benedict

1. Dalam keadaan normal Glukosa tidak terdapat dalam urin,

2. Pada penderita DM, apabila kadar gula darah melampaui ambang abtas reabsorbsi ginjal (kira2 > 200mg/dl), maka kelebihan Glukosa akan dieksresikan melalui Urin disebut Glukosuria

3. Identifikasi Glukosa Urin dapat digunakan dengan cara sederhana dengan test Benedict yang reagentnya mengandung senyawa Cu (tembaga)

4. Jika ada gula reduksi, maka CuSO4 akan bereaksi membentuk warna hijau lumut sampai merah bata, senakin tinggi kadar gula, maka semakin pekat warna merahnya

(18)

4. Identifikasi protein

1. Dalam keadaan normal , Protein tidak terdapat dalam urin,

2. Pada penderita gangguan fungsi ginjal, hypertensi atau Preeklamsia pada wanita hamil, maka protein dapat keluar bersama urin. Disebut Proteinuria

3. Proteinuria juga dapat terjadi apabila ada darah dalam Urin, akibat infeksi atau luka pada saluran kencing

4. Identifikasi Protein Urin dapat digunakan dengan cara sederhana dengan test Koagulasi dengan asam dan Test Beuret

5. Dengan Asam (Asetat, sulfosalisilat atau asam lainnya)

protein akan mengalami denaturasi dan membentuk kabut putih, semakin tinggi kadar Protein Kabut semakin banyak

(19)

4. Test Protein Urin dengan Reagent Buiret

1. Reagen biuret juga dapat digunakan untuk Identifikasi Protein dalam Urin

(20)

Test Hormon hCG

1. Hormon human Chorionic Gonadothropin (hCG) dijumpai dalam darah manusia dengan kadar sangat sedikit. Hormon tersebut dibutuhkan untuk memelihara Gonade (ovarium dan testis)

2. Dalam keadaan normal hCG tidak dijumpai pada urin

3. Pada wanita hamil, hCG disekresikan lebih banyak, terutama pada awal kehamilan

untuk mendukung perkembangan kehamilan, dan hormon ini akan semakin menurun kadar nya sejalan dengan usia kehamilan

4. Kelebihan kadar hCG pada wanita hamil disekresikan ke dalam Urin, sehingga keberadaan hCG pada Urin menandakan kehamilan

5. Keberadaan hCG pada urin Pria dapat menandakan adanya keganasan pada Testis

6. Pemeriksaan hCG pada Urin dapat dilakukan dengan Rapid Test atau Latex Agglutinasi 7. Perinsip ke 2 metode tersebut adalah reaksi antigen antibody

(21)

Rapid Test hCG

- Bentuk dapat strip atau dipstick Atau juga bentuk kaset

- Bila Negatif hanya muncul 1 garis kontrol - Bila positif maka akan muncul 2 garis

(22)

Metode Agglutinasi untuk test hormon hCG

- jika urin mengandung hCG, maka akan terjadi aglutinasi berwarna putih

- agar hasil agglutinasi jelas terlihat, maka latar belakang reaksi biasanya hitam

Hasil : semakin banyak kadar hCG maka aglutinasi yang terbentuk makin banyak

(23)

Tugas Mandiri :

1. Jelaskan mengapa pada urin penderita DM tidak terkontrol atau diet tinggi lemak dijumpai benda keton dalam urin (ketonuria)!

2. Jelaskan mengapa pada penderita hipertensi dapat dijumpai protein dalam urin (proteinuria)!

3. Jelaskan vitamin apa saja yang dapat dijumpai pada urin!

4. Jelaskan mengapa pada penderita hiperbilirunemia dapat dijumpai bilirubin dalam urinnya!

5. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi komposisi kimiawi urin dan beri contoh masing-masing!

6. Jelaskan jenis makanan atau minuman yang dapat berpengaruh pada sifak fisik urin (warna dan bau ), beri contoh masing-masing!

7. Jelaskan mengapa volume urin penderita diabetes lebih banyak!

8. Jelaskan makanan dan minuman yang secara alami mempunyai efek diuresis atau meningkatkan volume urin!

9. Jelaskan kandungan asam urat dalam urin penderita hiperurisemia!

10. Bagaimana mekanisme sekresi urine pada penderita gagal ginjal?

Di kumpulkan paling lambat Sabtu, 4 July 2020

(24)

Air adalah sumber kehidupan………

Terima kasih & selamat belajar …….

Referensi

Dokumen terkait

Terjadinya Inkontinensia Urin Pemasangan kateter dalam waktu yang lama mengakibatkan kandung kemih tidak akan terisi dan berkontraksi sehingga pada akhirnya kandung kemih akan

"Impact of overactive bladder on quality of life and resource use: results from Korean Burden of Incontinence Study KOBIS", Health and Quality of Life Outcomes, 2015 Publicat ion