• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktikum Manajemen Persediaan dan Pengadaan Deterministik Statis

N/A
N/A
Nugraha

Academic year: 2024

Membagikan "Praktikum Manajemen Persediaan dan Pengadaan Deterministik Statis"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

Prak. Manajemen Persediaan dan

Pengadaan

Deterministik Statis

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Teknik Teknik Industri

03

05510006 Muchammad Fauzi, S.T., M.log.

Abstract Kompetensi

Pada pertemuan ketiga praktikum manajemen persediaan dan pengadaan mengenai deterministik statis dengan pendekatan validitas Wilson karena adanya perubahan lead time, pengiriman serencak (uniform), model diskon, dan multi item.

Mahasiswa mampu menggunakan tools pengendalian persediaan deterministik statis dengan pendekatan validitas Wilson karena adanya perubahan lead time, pengiriman serencak (uniform), model diskon, dan multi item.

(2)

‘20 2 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran

Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id

Pendahuluan

Persediaan adalah sumber daya yang menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Keberadaannya perlu untuk dieliminasi atau diminimalkan, adapun jenis-jenis persediaan yaitu:

1. Persediaan bahan mentah (raw material)

2. Persediaan barang setengah jadi (work-in-proses) 3. Persediaan barang jadi (finished goods)

Pengendalian persediaan merupakan aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan.

Persediaan deterministik statis merupakan persediaan yang permintaannya diketahui secara pasti (deterministik) dan besarnya permintaan sama antara satu periode dengan periode lainnya serta tidak memiliki unsur ketidakpastian (standar deviasi = 0) baik dari pihak pemasok maupun dari pemakai barang sehingga pihak manajemen tidak perlu menyediakan cadangan pengaman. Dengan kata lain dalam sistem inventori deterministik statis tidak diperlukan adanya cadangan pengaman (safety stock).

Dalam penyelesaianan masalah persediaan deterministik statis terdapat dua pendekatan yaitu menggunakan Model Transaksional (Model Sederhana) dan Model Wilson. Untuk mencari solusi terbaik mana yang akan dipilih digunakan kriteria minimasi ongkos total inventori (OT) selama horizon perencanaannya yang terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:

OT = O

b

+ O

p

+ O

s

Dimana:

OT = Ongkos total inventori per tahun Ob = Ongkos beli barang per tahun Op = Ongkos pesan per tahun Os = Ongkos simpan per tahun

Berikut adalah contohnya:

(3)

‘20 3 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran

Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id

PT. UTama membutuhan bahan baku ABC untuk tahun depan sebanyak 10.000 unit (D). Untuk mendapatkan barang tersebut dibeli dari seorang pemasok dengan barga barang (p) sebesar Rp10.000 per unit dan ongkos pesan (A) sebesar Rp1.000.000 untuk setiap kali melakukan pemesanan. Jika ongkos simpan barang (h) sebesar Rp2.000 per unit per tahun. Bagaimana PT.

UTama mengatur pengadaan bahan baku ABC yang paling ekonomis?

Penyelesaian dengan Model Transaksional (Model Sederhana)

Dalam menyelesaikan persoalan ini ada berbagai alternatif solusi praktis yang dapat dipertimbangkan, yaitu menentukan jumlah barang yang akan dibeli dengan cara coba-coba (trial), contohnya PT. UTama akan menyelesaiakan dengan frekuensi pesanan satu kali, dua kali, empat kali, lima kali, delaan kali, dan 10 kali (1, 2, 4, 5, 8, 10). Masih banyak alternative solusi pembelian yang mungkin dilakukan tapi yang menjadi pertanyaan adalah alternatif solusi mana yang akan dipilih?

Cara dan Ukuran Pengadaan

Ongkos Beli Ob = p x D

Ongkos Pesan Op = f x A

Ongkos Simpan Os = ½ q0 x h

Ongkos Total OT Satu kali beli

f = 1 q0 = 10.000

Rp10.000 x 10.000

= Rp100.000.000

1 x Rp1.000.000

= Rp1.000.000

5.000 x Rp2.000

= Rp10.000.000 Rp111.000.000 Dua kali beli

f = 2 q0 = 5.000

Rp10.000 x 10.000

= Rp100.000.000

2 x Rp1.000.000

= Rp2.000.000

2.500 x Rp2.000

= Rp5.000.000 Rp107.000.000 Empat kali beli

f = 4 q0 = 2.500

Rp10.000 x 10.000

= Rp100.000.000

4 x Rp1.000.000

= Rp4.000.000

1.250 x Rp2.000

= Rp2.500.000 Rp106.500.000 Lima kali beli

f = 5 q0 = 2.000

Rp10.000 x 10.000

= Rp100.000.000

5 x Rp1.000.000

= Rp5.000.000

1.000 x Rp2.000

= Rp2.000.000 Rp107.000.000 Delapan kali

beli f = 8 q0 = 1.250

Rp10.000 x 10.000

= Rp100.000.000

8 x Rp1.000.000

= Rp8.000.000

625 x Rp2.000

= Rp1.250.000 Rp109.250.000 Sepuluh kali

beli f = 10 q0 = 1.000

Rp10.000 x 10.000

= Rp100.000.000

10 x Rp1.000.000

= Rp10.000.000

500 x Rp2.000

= Rp500.000 Rp111.000.000

(4)

‘20 4 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran

Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id

Dimana:

q0 = ukuran lot pemesanan f = frekuensi pemesanan D = jumlah permintaan

A = ongkos pesan setiap kali melakukan pemesanan h = ongkos simpan per unit per tahun

Maka dapat disimpulkan bahwa alternatif terbaik adalah dengan cara memesan empat kali karena akan menghasilkan ongkos total inventori terendah yaitu Rp106.500.000

Studi Kasus

Kebutuhan bahan baku PT. UTama untuk tahun depan adalah sebesar … unit. Untuk mendapatkan barang tersebut dibeli dari seorang pemasok dengan harga barang sebesar … per unit dan ongkos pesan sebesar … untuk setiap kali melakukan pemesanan, ongkos simpan barang sebesar … per unit per tahun. Diketahui bahwa waktu ancang-ancang yang dibutuhkan untuk memesan bahan adalah selama … bulan dan jika bahan akan datang tidak serentak namun datang secara kontinu dengan kecapatan sebesar … unit per tahun. Bagaimana PT.

UTama mengatur pengadaan bahan baku yang paling ekonomis? Anda sebagai seorang Teknik Industri diminta untuk menghitung jumlah barang yang harus dipesan dan kapan PT. UTama harus melakukan pemesanan!

Prosedur Praktikum

Langkah 1

Tentukanlah besarnya demand setiap bulan selama satu tahun horizon planning Periode

(bulan) Demand

(unit) +NPM

1 2.500

2 2.500

3 2.500

4 2.500

5 2.500

6 2.500

(5)

‘20 5 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran

Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id

Periode (bulan)

Demand

(unit) +NPM

7 2.500

8 2.500

9 2.500

10 2.500 11 2.500 12 2.500 Total 30.000

Langkah 2

Tentukanlah besarnya nilai untuk setiap parameter!

Harga Barang (p) : ………../unit

Ongkos Pesan (A) : ………../pesanan

Ongkos Simpan (h) : ………../unit/tahun 20% dari Harga Barang /unit/tahun

Kecepatan uniform (R) : ………../unit/periode

Lead time (L) : ………..bulan

Langkah 3

Hitunglah kebijakan inventori deterministik statis dengan Metode Transaksional!

Langkah 4

Hitunglah kebijakan inventori deterministik statis dengan Metode Wilson!

a. Ukuran Lot Pemesanan Ekonomis (q0*)

𝑞!∗= $2𝐴𝐷 ℎ b. Waktu Antar Pemesanan (T*)

𝑇= $2𝐴 𝐷ℎ c. Ongkos Total Inventori Optimal (OT*)

𝑂# = √2𝐴𝐷ℎ + 𝐷𝑝

(6)

‘20 6 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran

Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id

Atau 𝑂# = 𝐷𝑝 + 𝐴𝐷

𝑞!+ ℎ1 2𝑞!

Langkah 5

Hitunglah kebijakan inventori deterministik statis dengan adanya perubahan waktu ancang- ancang (leadtime)!

a. Ukuran Lot Pemesanan Ekonomis (q0*)

𝑞!∗= $2𝐴𝐷 ℎ b. Waktu Antar Pemesanan (T*)

𝑇= $2𝐴 𝐷ℎ c. Titik Pemesanan Ulang / reorder point (r)

Jika L < T* 𝑟 = 𝐷 × 𝐿 Jika L > T* 𝑟 = 𝐷𝐿 − 𝑛𝑞! dimana

𝑛 = 𝐿 𝑇 d. Ongkos Total Inventori Optimal (OT*)

𝑂# = √2𝐴𝐷ℎ + 𝐷𝑝 Atau

𝑂# = 𝐷𝑝 + 𝐴𝐷 𝑞!+ ℎ1

2𝑞!

Langkah 6

Hitunglah kebijakan inventori deterministik statis dengan adanya kondisi barang datang serentak (uniform)!

a. Ukuran Lot Pemesanan Ekonomis (q0*)

𝑞!∗= $ 2𝐴𝐷 ℎ 51 −𝐷

𝑅7

(7)

‘20 7 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran

Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id

b. Waktu Antar Pemesanan (T*)

𝑇 = $ 2𝐴 𝐷ℎ 51 −𝐷

𝑅7 c. Waktu Pemesanan Ulang / reorder point (r)

Jika L < T* 𝑟 = 𝐷 × 𝐿 Jika L > T* 𝑟 = 𝐷𝐿 − 𝑛𝑞! dimana

𝑛 = 𝐿 𝑇 d. Ongkos Total Inventori Optimal (OT*)

𝑂# = $2𝐴𝐷ℎ 81 −𝐷

𝑅9 + 𝐷𝑝 Atau

𝑂# = 𝐷𝑝 + 𝐴𝐷

𝑞!+ ℎ 81 −𝐷 𝑅91

2𝑞!

Langkah 7

Melanjuti kasus PT. UTama sebelumnya, jika PT. UTama dihadapatkan dengan kondisi pemasok memberikan metode diskon, Bagaimana PT. UTama mengatur pengadaan bahan baku yang paling ekonomis? Anda sebagai seorang Teknik Industri diminta untuk menghitung jumlah barang yang harus dipesan dan kapan PT. UTama harus melakukan pemesanan dengan model diskon!

Jika q0 … maka harga produk sebesar Rp … Jika …< q0… maka harga produk sebesar Rp … Jika q0 > … maka harga produk sebesar Rp … Kondisi 1 Jika q0 ………

a. Ukuran Lot Pemesanan Ekonomis (q0*)

𝑞!$∗= $2𝐴𝐷 ℎ b. Ongkos Total Inventori Optimal (OT*)

(8)

‘20 8 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran

Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id

𝑂#$ = 𝐷𝑝 + 𝐴𝐷 𝑞!+ ℎ1

2𝑞! Kondisi 2 Jika ………..< q0 ………..

a. Ukuran Lot Pemesanan Ekonomis (q0*)

𝑞!%∗= $2𝐴𝐷 ℎ b. Ongkos Total Inventori Optimal (OT*)

𝑂#% = 𝐷𝑝 + 𝐴𝐷 𝑞!+ ℎ1

2𝑞! Kondisi 3 Jika Jika q0 > ………..

a. Ukuran Lot Pemesanan Ekonomis (q0*)

𝑞!&∗= $2𝐴𝐷 ℎ b. Ongkos Total Inventori Optimal (OT*)

𝑂#& = 𝐷𝑝 + 𝐴𝐷 𝑞!+ ℎ1

2𝑞!

Langkah 8

Pada kasus ini PT. UTama dihadapkan dengan beberapa komoditas bahan yang harus dipesan dengan data dibawah ini, Bagaimana PT. UTama mengatur pengadaan bahan baku yang paling ekonomis? Anda sebagai seorang Teknik Industri diminta untuk menghitung jumlah barang yang harus dipesan setiap komoditas dan kapan PT. UTama harus melakukan pemesanan dengan model multi item!

Jenis Barang

Demand (unit per tahun)

Haraga Barang (Rp per unit)

Ongkos Simpan (Rp per unit per

tahun) 1

2 n

a. Waktu Antar Pemesanan (T*)

(9)

‘20 9 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran

Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id

𝑇 = $ 2𝐴

(')$𝐷'' b. Ukuran Lot Pemesanan Ekonomis (q0*)

𝑞!$∗= 𝑇𝐷$ 𝑞!%∗= 𝑇𝐷% 𝑞!*∗= 𝑇𝐷* c. Ongkos Total Inventori (OT)

𝑂𝑇 = ; 𝐷𝑝

*

')$

+ 𝐴1

𝑇+ ;1 2𝑞+''

*

')$

Langkah 9

Berikanlah analisis dan kesimpulan berdasarkan perhitungan Langkah 3 s/d 8

Daftar Pustaka

1. Bahagia, S. N. (2006). Sistem Inventori. Bandung: Penerbit ITB.

Referensi

Dokumen terkait