1
PRAKTIKUM PRODUKSI BENIH TANAMAN
“PENGENALAN ANATOMI DAN STRUKTUR BIJI JAGUNG DAN BUNCIS”
Dosen Pengampu :
Dr. Angelita Puji Lestari, SP., M.Si
Penyusun : Lazuardhi Firdaus Kelas : 2A
NIM : 02.01.20.156
PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
2021
i
KATA PENGANTAR
Bismillah walhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas ridha dan petunjuk-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktikum “Pengenalan Anatomi Dan Struktur Biji Jagung Dan Buncis”
mata kuliah Produksi Benih Tanaman sesuai pada waktunya.
Penyusun mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada orang tua, yang telah mendoakan penyusun agar mendapat kesehatan sehingga dapat menyelesaikan laporan ini, serta penyusun mengucapkan terima kasih pula kepada keluarga walaupun tidak secara langsung mempunyai andil dalam penyusunan laporan ini, namun mereka merupakan motivasi bagi penyusun.
Tidak lupa penyusun mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampu mata kuliah Produksi Benih Tanaman dalam hal ini ibu Dr. Angelita Puji Lestari, SP., M.Si yang telah memberikan pemahaman tentang mata kuliah Produksi Benih Tanaman sehingga penulis dapat merealisasikannya pada saat praktik di lapangan.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi yang membacanya.
Ciamis, 19 September 2021 Penyusun
Lazuardhi Firdaus
ii
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 3 1.3 Manfaat ... 3 II. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil ... 5 2.2 Pembahasan ... 6 III. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 9
DAFTAR PUSTAKA ...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih adalah biji tanaman yang tumbuh menjadi suatu tanaman baru yang kemudian akan menghasilkan suatu hasil dari tanaman. Jadi bibit adalah tanamanyang tumbuh atau berasal dari biji atau benih. Benih yang akan ditanam ini harusmelalui proses persemaian yang akan tumbuh menjadi tanaman baru, sehinggasetelah persemaian memindahkan ke lahan yang sudah siap untuk ditanami dan tinggal melakukan perawatan tanaman tersebut. Benih yang akan ditanam harusmelalui proses pemilihan benih agar benih yang ditanam akan tumbuh denganoptimal dan tanpa ada kelainan saat persemaian (Permana dan Rustiani, 2016).
Benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan di dalam usaha tani, yang mana memiliki fungsi secara agronomis atau merupakan suatu komponen agronomi (Sadjad et al, 1975 dalam Kartasapoetra, 1986). BPSB VI Maros (1988), mengatakan bahwa varietas adalah merupakan bagian dari suatu jenis tanaman yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, bunga, buah, biji, dan sifat-sifat lain yang dapat membedakan dengan golongannya di dalam jenis yang sama.
Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan berbiji tunggal. Golongan tumbuhan menghasilkan biji dengan lembaga berkeping satu. (Aryuliana, dkk.
2010) mengatakan berkas pembuluh pada tumbuhan monokotil terlihat berkas pembuluh yang tidak teratur. Berkas pembuluh terdiri dari xylem atau suatu alat transportasi yang di gunakan untuk mengangkut sari makanan dan unsur hara dari tanah keseluruh tubuh tumbuhan dan floem yaitu berkas yang berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Pada akar tumbuhan monokotil di antara xylem dan floem tidak di jumpai kambium. Sedangkan pada batang monokotil memiliki ikatan
2 pembuluh angkutdan anatomi batang muda dan batang tua sama. Pada tumbuhan monokotil memiliki ciri berupa akar serabut, bentuk tulang daun sejajar, di temukannya tudung akar, bunga kelipat tiga dan biji berkeping satu.(Atinirmala,2011).
Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan berbiji berkeping dua. Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan yang batangnya berkayu atau herba yang mempunyai elemen-elemen pembuluh sperti silinder berlubang atau dalam berkas-berkas dalam lingkaran tunggal (jarang tersebar). Daun berjala-jala dan berurat.
Bungaterdiri dari 4-5 kelipatannya. Embrio terdiri dari dua kotiledon.
Perbedaan yang mencolok antara tumbuhan dikotil terletak pada berkas pembuluh, berkas pembuluh pada tumbuhan dikotil terlihat lebih teratur (Aryuliana, dkk. 2010). Pada akar tumbuhan dikotil, di antar xylem dan floem terdapat kambium. Kambium merupakan titik pertumbuhan sekunder ke arah dalam membentuk xylem dan ke arah luar membentuk floem. Untuk batang dikotil memiliki ikatan pembuluh angkut dan anatomi batang muda berbeda yaitu di temukannya empelur pada batang muda dan sebaliknya batang tua (Atinirmala,2011).
Morfologi akar terdiri dari rambut akar, batang akar, ujung akar, dan tudungakar. Rambut akar merupakan perluasan permukaan dari sel-sel epidermis akaryang berguna untuk memperluas daerah penyerapan. Ujung akar tersusun dari jaringan meristem yang sel-selnya berdinding tipis dan aktif membelah diri.Tudung akar berfungsi melindungi ujung akar terhadap kerusakan mekanis. Morfologi batang setiap tumbuhan berbeda-beda.
Berdasarkan keadaan batang ,ada dua kelompok tumbuhan yaitu: tumbuhan lunak dan tumbuhan berkayu. Fungsi batang adalah sebagai organ lintasan air dan mineral dari akar kedaun. Padaumumnya daun berwarna hijau, warna daun disebabkan oleh kandungan kloroplas yang terdapat klorofil. Daun memiliki bagian-bagian antara lain helaian daun dantangkai daun. Pada tumbuhan monokotil jumlah bagian bunganya berkelipatan 3, pada tumbuhan dikotil jumlah bagian bunganya berkelipatan 2, 4, dan 5.Tumbuhan monokotil adalah
3 tumbuhan biji berkeping 1, tumbuhan dikotil adalahtumbuhan biji berkeping 2.
Tumbuhan monokotil berakar serabut, pada tumbuhan dikotil berakar tunggang. Biasanya pada tumbuhan monokotil memiliki batang tidak bercabang sehingga tumbuhan monokotil memiliki pertumbuhan memanjang, memiliki tulang daun sejajar atau melengkung. Pada tumbuhan dikotil batang bercabang, memiliki pertumbuhan melebar dan memiliki tulang daun menjari atau menyirip. (Asmadi. 2014).
Perkecambahan pada tumbuhan terdiri dari dua tipe, yaitu:
perkecambahan hipogeal dan perkecambaha epigeal. Perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan dengan pertumbuhan epikotil yang memanjang menembus tanah dengan kotiledon (keping biji) tetap tinggal didalam tanah.
Biasanya tipe perkecambahan ini terdapat pada tumbuhan monokotil.
Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan dengan hipokotilnya yang memanjang menembus tanah dengan kotiledonnya juga naik keatas permukaan tanah. Tipe perkecambahan ini terdapat pada tumbuhan dikotil.(Aska. 2012).
Proses perkecambahan dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan antara lain gen, persediaan makanan dalam biji, hormon, ukuran dan kekerasan biji, dormansi.Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan antara lain air, temperatur, oksigen dan medium. (Sutopo. 2002).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum mata kuliah Produksi Benih Tanaman:
1. Mahasiswa dapat mengetahui anatomi serta struktur biji jagung dan buncis.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan jenis biji monokotil maupun dikotil.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum mata kuliah Produksi Benih Tanaman:
1. Mengimplementasikan teori yang telah didapat dalam pembelajaran secara langsung di lapangan.
4 2. Mampu mengetahui anatomi serta struktur biji jagung dan buncis.
3. Mengetahui dan membedakan jenis biji monokotil maupun dikotil.
5
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
Gambar Monokotil (Jagung) Dikotil (Buncis)
Utuh
Melintang
6 Membujur
2.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap struktur benih jagung dan benih buncis, masing-masing untuk mewakili biji monokotil dan dikotil.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan,biji jagung utuh berbentuk bulat dengan pangkal lancip dan bagian tengah cekung serta berwarna kuning atau orange dibagian samping dan putih di bagian yang cekung.
Ketika dipotong melintang biji berbentuk bulat lonjong. Namun ketika dipotong membujur biji berbentuk oval lonjong, Dari pengamatan bagian benih jagung bagian yang teramati paling jelas yaitu kulitbiji (aleuron), endosperm, serta embrio. Dapat diamati bahwa kulit biji jagung menabal dan tidak dapat dipisahkan dari endospermnya. Jagung hanya memiliki satu keeping biji, karena hal itulah jagung digolongkan sebagai tanaman monokotil.
7 Biji buncis dapat berbentuk bulat, agak bulat atau mengginjal.
berwarna putih, hitam ungu, coklat atau merah bintik putih. Panjang biji 5-20 mm dengan bobot biji 15-0,8 gram (Rukmana, 1998). Dari hasil pengamatan benih buncis yang digunakan memiliki bentuk mengginjal dengan warna kulit biji hitam keunguan dan warna daging biji putih keruh.
Dapat teremati juga bagian-bagian struktur buncis berupa kulit biji, kotiledon, hilum dan embrio. Hilum merupakan suatu bagian yang berfungsi untuk memasukkan air dan O2. Embrio pada biji tumbuhan dikotilseperti buncis, melekat pada kotiledon disebut kuncup embrionik. Kaulikulus terdiri dari hipokotil yaitu bagianbawah (pangkal) yang melekat pada kotiledon dan epikotil, yang terdapat di sebelah atas hipokotil. Epikotil akan tumbuh menjadi batang dan daun serta hipokotil akantumbuh menjadi akar.
Pada ujung epikotil terdapat plumula (pucuk lembaga)yang terdiri dari ujung tunas dengan sepasang pucuk daun. Sedangkan pada bagian pengkal hipokotol terdapat radikula. Biji buncis tergolong tanaman dikotil, terlihat dari keping bijinya yang berjumlah dua buah.
8
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat didapatkan dari hasil laporan di atas adalah tanaman dikotil merupakan tanaman yang memiliki biji berkeping dua.
Sedangkan tanaman monokotil merupakan tanaman berbiji tunggal. Pada praktikum ini, tanaman yang digunakan untuk mengidentifikasi anatomi dan struktur biji adalah buncis sebagai tumbuhan dikotil dan jagung sebagai tumbuhan monokotil. Dapat dilihat dengan jelas bahwa ketika pemotongan kearah membujur, biji dikotil terbagi menjadi dua keping, sedangkan untuk biji monokotil terlihat hanya seperti satu keping biji yang terbagi menjadi dua.
Tumbuhan dikotil memiliki ciri bahwa calon daun atau plumula langsung terbentuk pada saat biji, sedangkan biji pada tanaman monokotil memiliki kandungan endosperma yang lebih dominan dibandingkan struktur biji lainnya.
Endosperma berfungsi sebagai cadangan makanan untuk embrio.
Selain itu, biji monokotil biasanya lebih keras dibandingkan dengan biji dikotil. Hal ini disebabkan oleh biji dikotil sudah memiliki lembaga daun didalam biji tersebut. Sehingga tumbuhan dikotil ketika sudah berkecambah akan langsung terbagi menjadi tunas dan akar serta hanya menyisakan kulit biji yang lambat laun akan mengering dan hancur.
DAFTAR PUSTAKA
Ambo S.N, Meilina P, Safitri J. (2018). Implementasi Augmented Reality Sebagai Pembelajaran Pertumbuhan Tanaman Dikotil dan Monokotil Untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Aska. (2012). Perkecambahan Tumbuhan.. Jakarta: Erlangga. Asmadi. 2014.
Biologi Umum. Jakarta: Rajawalipress.
Pratama, H. W. (2015). Pengaruh Struktur dan Ukuran Biji Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman. Jurnal Produksi Tanaman, 577-589.
Soleimanzadeh, Hossein. (2013). Effect Of Seed Priming On Germination and yield Of Corn. International Journal of Agriculture and Crop Sciences, Vol.
5(4), 2013, 366-369.