Pendahuluan
Latar Belakang
Adanya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan kejahatan di bidang teknologi informasi.5. Dengan diterapkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE sebenarnya telah berupaya merespons dan menjembatani berbagai kebutuhan hukum baru dengan kebutuhan masyarakat. Dalam konteks peraturan perundang-undangan telematika, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik berperan penting dalam membangun sistem siber atau telematika yang legal.
Selain itu, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang IO juga diharapkan dapat memberikan kepastian hukum dalam penggunaannya di bidang IO, meskipun disadari masih banyak yang harus dilakukan.
Fokus Penelitian
Ketentuan hukum pidana Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terdapat pada Pasal: 38 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; Perlindungan Hukum Terhadap Hak Pribadi Individu dalam Media Sosial Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.”
Penyelenggara sistem elektronik tentang perlindungan data pengguna media sosial sesuai dengan undang-undang nomor 19 tahun 2016 tentang informasi dan transaksi elektronik.
Tujuan Peneilitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai upaya perlindungan hukum terhadap penyalahgunaan data informasi seseorang di media sosial dan sanksi terhadap pelanggar UU ITE dan Hukum Pidana Islam, serta sebagai sarana pengembangan pengetahuan teoritis di perguruan tinggi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penulis dalam mengimplementasikan ilmu pengetahuan mengenai perlindungan korban penyalahgunaan data pribadi sesuai dengan UU ITE dan Hukum Pidana Islam. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah untuk mengambil kebijakan, khususnya dalam rangka Perlindungan Data Informasi Orang Lain yang saat ini banyak terjadi kebocoran.
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau bahan referensi dalam penelitian selanjutnya terkait Perlindungan Data di media sosial.
Definisi Istilah
Sesuai dengan undang-undang no. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, informasi adalah keterangan, gagasan, pernyataan, dan tanda yang mengandung makna, pesan, dan nilai berupa fakta, data, atau penjelasan yang dapat dibaca, dilihat, dan didengar. dalam bentuk yang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, baik elektronik maupun non-elektronik.14. Istilah akses dalam pengertian ini merupakan istilah yang sangat populer digunakan dalam bidang informasi dan transaksi elektronik (selanjutnya ITE). 16 Tesis Fajar Muhammad Juanda, Tanggung jawab penyelenggara sistem elektronik terhadap perlindungan data pengguna media sosial sesuai dengan undang-undang no. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, 2019, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 12. EDI.
17 Ria Safitri, Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik Bagi Perguruan Tinggi, Jurnal Sosial & Budaya Syar-I, Vol.
Sistematika Pembahasan
Kajian Pustaka
Penelitian Terdahulu
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja sanksi pidana penyadapan informasi elektronik dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 dan juga menjelaskan penyadapan informasi elektronik menurut tinjauan. 11 Tahun 2008 Pasal 27 ayat 3 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)” Mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dalam penelitiannya pada tahun 2017 membahas dalam skripsi ini bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap implementasi Undang-Undang No. Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 “Jurnal Hukum Media Yustika dan Keadilan, Fakultas Hukum Universitas Surabaya Vol.
Tesis ini membahas tentang tanggung jawab Facebook dalam melindungi data pengguna sebagai penyedia sistem elektronik, sebagaimana diatur dalam undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang ITE.
Kajian Teori
- Upaya Perlindungan Hukum
- Perlindungan Data Di Media Sosial
- Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
- Hukum Pidana Islam
Perlindungan data pribadi memiliki banyak istilah, seperti Amerika Serikat yang menggunakan istilah Personally Identified Information, berbeda dengan negara-negara Eropa yang menggunakan istilah Personal Data. Data pribadi adalah data setiap orang yang hidup dan dapat diidentifikasi melalui data atau informasi yang dimiliki atau dimiliki oleh pengontrol data. Menurut Pasal 26 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, data pribadi merupakan bagian dari hak pribadi seseorang, yaitu hak untuk bebas dari segala campur tangan dan hak untuk menikmati kehidupan pribadi.
30 Lia Sautinnida, Urgensi Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi di Indonesia: Studi Banding Hukum Inggris dan Malaysia, Jurnal Ilmu Hukum, Vol. Data pribadi atau data pribadi seseorang berisikan informasi yang bersifat rahasia mengenai individu dan individu, sehingga dapat disimpan oleh seseorang dan dibatasi penggunaannya oleh orang lain atau. Perlindungan data memiliki konsep bahwa setiap orang berhak memutuskan apakah akan membagikan data pribadinya kepada orang lain atau tidak.
33 Ria Safitri, Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik Perguruan Tinggi, Jurnal Sosial Budaya Syar-I, Vol. Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik memiliki beberapa asas yang diatur dalam Pasal 3 UU ITE, sebagai berikut: 34. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE mulai berlaku sejak tanggal 21 April 2008 dan mengatur tentang hukum siber dan merupakan undang-undang yang mengatur tentang ITE. pertama itu.
35 Suyanto Sidik, Dampak UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) Terhadap Perubahan Hukum dan Sosial Masyarakat, Jurnal Ilmiah Widia, Vol. 36 Thea Mutiara Khaifa, Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik: Bentuk Perlindungan atau Alat untuk Kepentingan Pemerintah, LK2 FHUI, 2018, diakses melalui Perlindungan-atau-alat-kepentingan-pemerintah/ pada 01 November 2021 di 11.11. 37 Suyanto Sidik, Dampak UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) Terhadap Perubahan Hukum dan Sosial Masyarakat, Jurnal Ilmiah Widia, Vol. 10) Perlindungan masyarakat pengguna jasa dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Perbuatan salah guna data peribadi dalam syariat Islam termasuk dalam kategori takzir, bentuk sanksi takzir tidak disebut secara jelas dalam al-Quran dan hadis.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Pendekatan Penelitian
Bahan Data Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Tahap-Tahap Penelitian
Pasal 30 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik menjelaskan perbuatan terlarang yang berbunyi: “Setiap peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kewajiban penyelenggara sistem elektronik untuk melindungi data pribadi seseorang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PP PSTE) serta Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan Data. perlindungan data diatur dalam Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 20166 tentang Perubahan.
Hartono, Perlindungan hukum terhadap pengguna teknologi informasi sebagai korban cybercrime Mengkaji ulang perilaku berdasarkan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Fakultas Hukum Universitas Sigapbangsa, Karawang, Vol.1 No.1, Mei 2016, 34 57 Fajar Muhammad Juanda, Tanggung Jawab Penyelenggara Sistem Elektronik untuk Melindungi Data Pengguna Media Sosial Berdasarkan UU No . 19 Tahun 2016. Oleh karena itu, peran pemerintah dan hukum sangat penting dalam menangani dan melindungi tindak pidana penyalahgunaan data pribadi yang terjadi di bidang teknologi informasi.
Tanggung jawab penulis atas penyalahgunaan data orang lain di media sosial sesuai UU ITE. 68 Kajian UU Radio Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 1 Ayat UIN Sunan Ampel, 45.
Hukuman bagi pelaku penyalahgunaan data sejalan dengan pencurian data sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dalam UU ITE, hukuman bagi pelaku penyalahgunaan data seseorang di media sosial diatur dalam pasal 30 dan pasal 32 undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang ITE, dimana sanksi pidananya tertuang dalam pasal 46 ayat 1 yang berbunyi. Untuk menjerat pelaku kejahatan penyalahgunaan data pribadi di media sosial berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE harus mematuhi teori pembuktian yang diatur dalam Hukum Pidana.
Pengaturan keamanan di bidang teknologi dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 seharusnya memperluas bentuk pelanggaran.
Pembahasan
Upaya Penanganan Tindak Pidana Cybercrime di Indonesia
Pertanggungjawaban Pelaku Terhadap Penyalahgunaan Data Milik Orang Lain
Pertanggungjawaban Penyalahgunaan Data Informasi Orang Lain Di Media
Penutup
Kesimpulan
Upaya pencegahan penyalahgunaan data di media sosial dapat dilakukan dengan adanya kewajiban penyelenggara sistem informasi untuk memberikan edukasi kepada pengguna sistem elektronik. Salah satu edukasi yang perlu dilakukan adalah dengan tidak membagikan data pribadi mereka yang sangat penting dan berhati-hati dalam memilih data yang dibagikan. Pendidikan juga dapat menangani berbagai bentuk kejahatan di dunia cyber ketika mereka membagikan data pribadinya secara tidak aman.
Edukasi tersebut mencakup hak, kewajiban, dan tanggung jawab seluruh pihak terkait serta tata cara penyampaian pengaduan. Selain itu, pada Pasal 14 dijelaskan bahwa penyelenggara sistem elektronik mempunyai kewajiban untuk melaksanakan prinsip perlindungan data pribadi, yaitu pengolahan data pribadi wajib dilakukan untuk melindungi keamanan data dari penyalahgunaan data pribadi. Sebab, tindakan penyalahgunaan data informasi membuat resah para pemilik atau pengguna media sosial karena mencuri data informasi orang lain dan menggunakannya untuk hal-hal yang tidak baik dan merugikan kepentingan masyarakat.
Sanksi jarimah ta'zir terhadap tindak pidana penyalahgunaan data yang berlaku menurut hukum Islam adalah pidana penjara, sedangkan pidana tambahannya dapat berupa denda, atau pidana berupa pemberhentian, peringatan. Hukuman yang diberikan dimaksudkan semata-mata untuk memberikan efek jera kepada pelanggar yang melakukan tindak pidana. Hukuman ini diberikan oleh penguasa atau hakim dengan mempertimbangkan keseriusan perbuatan yang dilakukan oleh pelaku kejahatan.
Saran
Pemerintah lebih memperhatikan pengguna media sosial dan jika memungkinkan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya perlindungan data pribadi. Peran Influencer dalam Mengkomunikasikan Pesan di Media Sosial Instagram (Peran Influencer Media Sosial dalam Mengkomunikasikan Pesan Menggunakan Instagram). Perlindungan Data Pribadi sebagai bagian dari Hak Asasi Manusia atas Perlindungan Pribadi (Tinjauan komparatif dengan peraturan perundang-undangan di negara lain).
Analisis manajemen risiko kejahatan dunia maya untuk meningkatkan pertahanan dunia maya. Analisis manajemen risiko kejahatan siber untuk meningkatkan pertahanan siber. Dapat diakses dari (https://law.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites Hukum-lindung-Pribadi-Data-di-Indonesia-Wahyudi-Djafar.pdf). Tentang sanksi terhadap pelanggaran penyadapan informasi elektronik (kajian analitis terhadap undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik).
Islam Menentang Sanksi Pidana Pemalsuan Data dalam Kejahatan Siber (Studi Hukum Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 1 Ayat Hukuman dalam Pengaturan Perlindungan Korban Penyalahgunaan Informasi pada media sosial” merupakan hasil penelitian/karyanya sendiri, di luar bagian yang dijadikan acuan.