• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip-Prinsip Proporsi Teoritik dalam Manajemen Pembelajaran

N/A
N/A
Nur M. Khilmi

Academic year: 2024

Membagikan "Prinsip-Prinsip Proporsi Teoritik dalam Manajemen Pembelajaran"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Portofolio

Manajemen Pembelajaran Prof. Dr. I Nyoman S. Degeng, M.Pd

Disusun Oleh : Nur Mukhammad Khilmi

220121605497

(2)

Proporsi teoritik adalah aliran konstruktivisme yangmenegaskan bahwa kebebasan memegang peran kunci dalam mengelola lingkungan belajar. Ini berarti siswa tidak hanya menjadi penerima pasif dari pengetahuan yang disampaikan oleh guru, tetapi mereka secara aktif terlibat dalam membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam manajemen pembelajaran, beberapa prinsip yang penting adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, diferensiasi pembelajaran, dan penilaian yang autentik.

Untuk mengikuti prinsip-prinsip proporsi teoritik, penting untuk memiliki pengetahuan tentang aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam manajemen pembelajaran, seperti gaya belajar, kecerdasan majemuk, dan preferensi kognitif siswa. Adapun macam-macam gaya belajar adalah :

1. Visual : yakni siswa yang cenderung memahami materi lebih baik dengan media visual seperti ilustrasi, diagram, grafik, dan klip video.

2. Auditori: Siswa lebih efektif dalam memahami materi melalui penjelasan verbal, audio, atau melalui diskusi.

3. Kinestetik: Siswa mendapatkan pemahaman yang lebih baik melalui kegiatan praktik, demonstrasi, dan pengalaman langsung.

Sedangkan kecerdasan majemuk, yaitu :

1. Kecerdasan linguistik: Siswa memiliki keahlian dalam menggunakan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan.

2. Kecerdasan logika-matematis: Siswa memiliki kemampuan dalam berpikir secara logis, analitis, dan menggunakan angka dengan efektif.

3. Kecerdasan visual-spasial: Siswa memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan dan memahami informasi secara visual-spasial.

4. Kecerdasan kinestetik: Siswa memiliki keahlian dalam mengekpresikan diri melalui aktivitas gerakan dan fisik.

Kemudian preferensi kognitif, yaitu :

1. Menyajikan materi dan instruksi dalam bentuk yang sesuai dengan kecenderungan kognitif siswa (visual, verbal, konkret, atau abstrak).

2. Memberikan waktu untuk siswa berpartisipasi secara aktif melalui diskusi, praktik, dan kerjasama, sekaligus memberi waktu untuk refleksi pribadi.

3. Menyusun materi belajar dengan urutan yang jelas dan sistematis untuk siswa dengan kecenderungan sekuensial, dan tampilkan gambaran konsep utama bagi siswa yang lebih suka pendekatan global.

4. Memberikan opsi dan kebebasan bagi siswa dalam mengakses dan mengolah informasi sesuai dengan kecenderungan kognitif mereka.

Setelah mengetahui karakteristik yang perlu diperhatikan dalam implikasi manajemen pembelajaran, maka dibutuhkan juga identifikasi implikasi operasional yang guna

(3)

mengoptimalkan hasil belajar murid sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. Adapun implikasi operasional pembelajaran berdasarkan gaya belajar, yaitu :

1. Identifikasi dan Penyesuaian Materi Pembelajaran:

a. Visual : Gunakan media visual yang menarik seperti diagram, grafik, dan gambar untuk menyampaikan materi pembelajaran.

b. Auditorial : Sampaikan materi pembelajaran secara lisan, gunakan ceramah, diskusi kelompok, dan rekaman audio untuk membantu siswa auditorial memahami konsep dengan lebih baik.

c. Kinestetik : Libatkan siswa dalam aktivitas fisik seperti percobaan, permainan peran, dan proyek kreatif untuk membantu mereka memahami konsep dengan lebih baik.

2. Penggunaan Beragam Metode Pengajaran:

a. Gabungan: Gunakan kombinasi metode pengajaran yang berbeda, seperti presentasi multimedia, diskusi kelompok, dan kegiatan tangan-tangan, untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan gaya belajar yang berbeda.

3. Penilaian yang Beragam:

a. Visual : Gunakan penilaian visual seperti gambar, grafik, atau diagram untuk membantu siswa menunjukkan pemahaman mereka.

b. Auditorial : Berikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan

pemahaman mereka secara lisan melalui presentasi, diskusi kelompok, atau rekaman suara.

c. Kinestetik : Gunakan penilaian yang melibatkan tindakan fisik seperti proyek praktek atau simulasi untuk membantu siswa menerapkan konsep yang telah mereka pelajari.

4. Dukungan Individual :

a. Berikan dukungan individual kepada siswa dengan menyesuaikan metode pembelajaran, bimbingan tambahan, materi tambahan, atau penyesuaian pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar mereka.

Namun perlu diingat bahwa penerapan manajemen pembelajaran akan sesuai target jika memperhatikan usia siswa, karena usia siswa sangat berpengaruh terhadap karakteristik perkembangan intelektual. Dalam penerapannya juga membutuhkan strategi pengelolaan pembelajaran yang sesuai. Berikut strategi yang sesuai berdasarkan usia perkembangan kognitif siswa :

1. Tahap Sensorimotor (0-2 Tahun)

a. Bayi menggunakan Indera dan Gerakan fisik untuk mempelajari dunia.

b. Mereka mengembangkan skema mental, yaitu representasi mental tentang objek dan peristiwa.

c. Konsep permanen objek belum terbentuk, sehingga mereka tidak memahami bahwa objek masih ada meskipun tidak dapat dilihat atau disentuh.

Strategi pengelolaan pembelajaran yang sesuai dengan fase ini yaitu :

(4)

 Berikan banyak kesempatan bagi anak untuk menjelajahi lingkungannya dengan indera dan gerakan fisik.

 Gunakan permainan dan aktivitas yang melibatkan manipulasi benda.

 Berikan umpan balik yang positif atas usaha dan pencapaian anak.

2. Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun)

a. Anak-anak mulai menggunakan bahasa dan simbol untuk mewakili dunia.

b. Mereka dapat berpikir secara logis, tetapi pemikiran mereka masih egosentris, yaitu mereka kesulitan memahami perspektif orang lain.

c. Konsep permanen objek sudah terbentuk, tetapi mereka masih memiliki kesulitan dengan konservasi, yaitu memahami bahwa jumlah atau volume suatu zat tidak berubah meskipun bentuknya berubah.

Strategi pengelolaan pembelajaran yang sesuai dengan fase ini yaitu :

 Gunakan bahasa yang jelas dan konkret.

 Gunakan cerita dan permainan peran untuk membantu anak memahami perspektif orang lain.

 Berikan kesempatan kepada anak untuk mengklasifikasikan dan mengelompokkan benda.

3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)

a. Anak-anak dapat berpikir secara logis dan abstrak.

b. Mereka dapat memahami konsep konservasi dan melakukan operasi mental seperti penjumlahan, pengurangan, dan pengelompokan.

c. Mereka masih egosentris, tetapi mereka mulai dapat memahami perspektif orang lain.

Strategi pengelolaan pembelajaran yang sesuai dengan fase ini yaitu :

 Gunakan manipulatif dan alat peraga untuk membantu anak memahami konsep abstrak.

 Ajarkan anak tentang operasi mental seperti penjumlahan, pengurangan, dan pengelompokan.

 Berikan kesempatan kepada anak untuk memecahkan masalah dan membuat Keputusan.

4. Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas)

a. Remaja dan orang dewasa dapat berpikir secara abstrak dan hipotetis.

b. Mereka dapat mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan membuat solusi kreatif untuk masalah.

c. Mereka dapat memahami perspektif orang lain dan berpikir tentang masa lalu dan masa depan.

Strategi pengelolaan pembelajaran yang sesuai dengan fase ini yaitu :

(5)

 Dorong anak untuk berpikir kritis dan kreatif.

 Gunakan diskusi dan debat untuk membantu anak mempertimbangkan berbagai perspektif.

 Berikan proyek dan tugas yang menantang kemampuan anak.

Maka jika menilik lebih dalam, maka konsep proporsi teoritik yang menempatkan gagasan bahwa "kebebasan merupakan unsur penting dalam manajemen lingkungan belajar" itu sangat bergantung dengan pengelolaan pembelajaran berdasarkan gaya belajar siswa, selanjutnya setelah mengetahui macam-macam gaya belajar diperlukan strategi yang sesuai dengan dengan gaya belajar siswa yang berbeda-beda dan sesuai dengan usia siswa tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ditujukan untuk mendeskripsikan : 1) Karakteristik warga belajar Kejar Paket C; 2) Manajeman pembelajaran Kejar Paket C; 3) Peran tutor dalam mendukung manajemen

(Wawancara siswa, 26 Februari 2019) Pada tahap ini, siswa diberikan kebebasan untuk membangun pengetahuan mereka dengan terlibat aktif dalam lingkungan belajar (melalui

Tinjauan aksiologi manajemen kelas teori belajar sibernetik berkenaan dengan bagaimana cara mengelola pembelajaran yang baik, yakni dengan menempatkan peran penting

menekankan pada pengetahuan awal (1) siswa yang diperoleh dari luar bangku sekolah melalui interaksi sosial dan interaksi dengan lingkungannya, (2) pada saat belajar ditekankan

didik dan pendidik, dan antara peserta dansumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap,

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa. Jadi, proses pembelajaran dapat terwujud dengan baik apabila ada. interaksi yang baik antara guru dengan siswa,

Telah dilakukan penelitian tentang Hubungan Penerapan Manajemen Sekolah, Manajemen Pembelajaran dan Peran Serta Masayarakat dengan Hasil Belajar Siswa di SMP Kota

Khususnya yang berkaitan dengan manajemen pengetahuan (knowledge management) juga bukan hal baru; berbagai pemikiran tentang peran pengetahuan dalam organisasi dan