• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Struktur dan Konstruksi Berkelanjutan dalam Arsitektur

N/A
N/A
Irpan Siregar

Academic year: 2024

Membagikan " Prinsip Struktur dan Konstruksi Berkelanjutan dalam Arsitektur"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Prinsip Struktur & Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta

( DR.Ir.Hendrino.M.Arch Eng )

Konstruksi Berkelanjutan: Konsep Pembangunan untuk Masa Depan

Industri konstruksi adalah salah satu industri yang paling banyak mengonsumsi sumber daya alam. Namun, terbatasnya sumber daya alam dan kondisi perubahan iklim membuat beberapa pihak prihatin. Keprihatinan tersebut mendorong pelaku bisnis konstruksi untuk berupaya mengurangi dampak negatif dari kegiatan operasionalnya. Hal inilah yang menjadi landasan diberlakukannya konstruksi berkelanjutan atau sustainable construction.

Apa Itu Konstruksi Berkelanjutan?

(2)

Secara umum, konstruksi berkelanjutan adalah proses konstruksi yang menggunakan bahan dan metode ramah lingkungan. Konstruksi berkelanjutan juga dapat dijelaskan sebagai penggunaan material terbarukan dan dapat didaur ulang dalam proyek pembangunan. Tak hanya material, tetapi juga penggunaan energi dan produksi limbah, semuanya harus ditekan.

Tujuannya tak lain adalah untuk mengurangi dampak buruk dari kegiatan konstruksi terhadap lingkungan kita. Setelah proyek pembangunan selesai, bukan berarti penerapan sustainable construction selesai begitu saja.

Desain bangunan itu sendiri juga harus menunjukkan adanya pengurangan dampak buruk terhadap lingkungan selama usia bangunan itu. Maksudnya adalah desain bangunan harus menerapkan elemen dan menggunakan material yang ramah terhadap lingkungan, contohnya pemakaian palka atap hemat energi, panel surya, pencahayaan alami, dan pemakaian material-material tahan lama lainnya.

Mengapa Konstruksi

Berkelanjutan Dianggap Penting?

(3)

Industri konstruksi termasuk industri yang mengeluarkan emisi paling banyak.

Dampaknya terhadap lingkungan jelas tidak main-main. Selain merusak habitat liar untuk konstruksi bangunan, konsumsi energinya juga tinggi.

Mayoritas perusahaan konstruksi menggunakan mesin dan peralatan berat yang masih menggunakan bahan bakar fosil. Belum lagi mereka juga menggunakan listrik untuk menggerakkan semua peralatan. Terkadang pemakaiannya tidak dilakukan secara efisien. Alhasil, emisi yang dihasilkan pun sangat besar, yakni mencapai 40 persen dari perusahaan konstruksi di seluruh dunia.

Pendistribusian dan produksi material memberikan dampak yang signifikan terhadap emisi karbon. Penambangan bahan dasar seperti logam juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan bila tidak dilakukan dengan baik. Produsen beton dan pabrik semen pun telah menyumbang berton-ton gas CO2, membuat emisi karbon meningkat setiap tahunnya.

Tak hanya itu, industri konstruksi juga mengeluarkan limbah berbahaya dan bila tidak dikelola dengan tepat, maka dapat menimbulkan pencemaran yang berdampak terhadap lingkungan dan masyarakat. Itulah sebabnya industri konstruksi perlu mengadopsi metode sustainable construction.

Cakupan Konstruksi Berkelanjutan

(4)

Konstruksi berkelanjutan masih menjadi bagian dari pembangunan berkelanjutan. Ada tiga cakupan utama dalam penerapannya, yakni berkelanjutan secara sosial, ekonomi, dan ekologi

(lingkungan).

1. Berkelanjutan secara sosial

Maksud konstruksi berkelanjutan secara sosial adalah pembuatan bangunan harus mampu memenuhi kebutuhan sosial penggunanya. Kebutuhan sosial di sini mencakup kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesama, bisa mengenyam pendidikan, dan jenis kegiatan lainnya.

Untuk memenuhi seluruh kepentingan tersebut, suatu bangunan diwajibkan untuk menyediakan lingkungan yang bersifat inklusif. Apa itu? Lingkungan inklusif adalah lingkungan yang mampu mengakomodasi penggunanya untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Selain kebutuhan sosial, kebutuhan emosional dan psikologis setiap pengguna bangunan juga perlu diperhatikan. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk desain bangunan, fasilitas, akses menuju lokasi, ruang publik, dan lain-lain yang dapat meningkatkan kualitas hidup penggunanya.

2. Berkelanjutan secara ekonomi

Sektor konstruksi dapat menjadi salah satu indikator tingkat kemajuan pembangunan suatu negara. Industri ini berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di antaranya sebagai pengguna material konstruksi lokal dan penyedia lapangan pekerjaan, khususnya mereka yang tinggal di dekat lokasi proyek.

Konsep konstruksi berkelanjutan secara ekonomi dapat diterapkan dalam beberapa hal, contohnya dalam desain, fleksibilitas bangunan, efisiensi dalam penggunaan material, dan efisiensi biaya pembangunan.

Saat bangunan selesai dibangun, diharapkan bangunan tersebut memiliki nilai manfaat yang baik bagi lingkungan sekitar sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya. Jadi, selain memiliki nilai jangka panjang, proyek bangunan

(5)

yang sudah selesai diharapkan memiliki nilai berkelanjutan yang dapat terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi setempat.

3. Berkelanjutan secara ekonomi

Seperti yang sudah diketahui, ekosistem dunia saat ini sudah dalam kondisi yang memprihatinkan. Salah satu penyebabnya adalah eksploitasi alam untuk kebutuhan industri konstruksi. Belum lagi penggunaan energi yang cukup masif untuk melangsungkan kegiatan industri. Jelas, dampak yang diberikan terhadap lingkungan tidak main-main.

Sebab itu, perlu dilakukan aksi nyata untuk menurunkan dampak ekologi dari kegiatan industri konstruksi. Tindakan yang bisa dilakukan seperti menggunakan peralatan, bahan baku, dan prosedur konstruksi yang lebih ramah lingkungan.

Di sisi lain, pembuangan limbah dari hasil proyek juga harus dijadikan prioritas.

Perusahaan konstruksi bisa membuat instalasi khusus untuk mengelola limbah agar tidak merusak ekosistem sekitar.

Manfaat Konstruksi Berkelanjutan

Konstruksi berkelanjutan tak hanya bermanfaat untuk lingkungan, tetapi juga untuk masyarakat

(6)

1. Mengurangi limbah

Selama beberapa dekade terakhir, pemanasan global menjadi perhatian seluruh negara di dunia karena efeknya makin terasa pada kehidupan saat ini. Polusi dan menipisnya ketersediaan sumber daya alam juga terus terjadi.

Meskipun manusia tak bisa menghentikan pemanasan global, setidaknya kita masih bisa memperlambat dan mengurangi dampak buruknya. Salah satunya dengan menerapkan konstruksi berkelanjutan di mana perusahaan konstruksi kini mulai beralih ke sumber daya terbarukan. Metode yang diterapkan pun juga diupayakan tidak mengeluarkan limbah yang masif demi lingkungan yang tetap lestari.

2. Meningkatkan perekonomian

Di Amerika Serikat, industri ekonomi adalah salah satu sektor penggerak ekonomi terbesar di negara tersebut. Menurut US Green Building Council (USGBC), industri green building (bangunan ramah lingkungan) menyumbang pemasukan negara hingga lebih dari 134,3 miliar US dolar. Jadi bisa dikatakan, konstruksi berkelanjutan dapat meningkatkan perekonomian dengan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.

3. Mengurangi biaya operasional

Salah satu manfaat dari penerapan konstruksi berkelanjutan adalah efisiensi biaya operasional. Khususnya biaya untuk perawatan bangunan karena dibuat menggunakan elemen desain yang secara khusus dapat mengurangi penggunaan energi, seperti air dan listrik. Dengan begitu, biaya yang ada bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain, seperti gaji karyawan atau pengembangan kualitas produk.

4. Mengurangi biaya pembelian material

Dalam konsep konstruksi berkelanjutan, material bangunan merupakan material ramah lingkungan dengan kualitas yang dapat diandalkan. Sebagian besar material ini bisa didaur ulang dan digunakan kembali. Contohnya, biokomposit yang dapat dijadikan material alternatif untuk konstruksi bangunan.

(7)

Bagi para arsitek yang menerapkan green building, efisiensi energi masih menjadi prioritas utama. Hal ini diterapkan dalam desain bangunan, contohnya bangunan harus mendapatkan pasokan sumber daya alami (cahaya, air, dan udara) yang cukup.

5. Mengurangi emisi karbon

Tak sedikit perusahaan konstruksi yang mendukung kampanye green building dan perlahan-lahan mulai menerapkannya dalam kegiatan operasional mereka. Badang perlindungan lingkungan (EPA) di AS menyatakan bahwa konstruksi bangunan menyumbang 30 persen dari seluruh emisi gas rumah kaca di negara tersebut.

Hal tersebut langsung menjadi perhatian para pelaku bisnis properti, termasuk konstruksi bangunan. Mereka terdorong untuk menerapkan konsep konstruksi berkelanjutan karena bisa menjadi kesempatan untuk memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat.

Jadi, itulah ulasan seputar konstruksi berkelanjutan. Konstruksi yang berkelanjutan bisa diterapkan mulai dari pemilihan material, desain bangunan, proses pembangunan, hingga bangunan sudah selesai. Hal ini ditujukan agar bumi tetap dalam kondisi yang bisa mendukung kehidupan manusia di masa mendatang.

(8)

Prinsip Struktur & Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta

( DR.Ir.Hendrino.M.Arch Eng )

Konsep Konstruksi Berkelanjutan dalam Lingkup Pembangunan Berkelanjutan

Konstruksi berkelanjutan tidak dapat lepas dari pembangunan yang berkelanjutan.

Pembangunan berkelanjutan mencakup semua segi kehidupan, mulai dari kebijakan politik pemerintah, strategi bisnis, hingga gaya hidup. Pembangunan berkelanjutan mencakup tidak hanya proses perencanaan saja tetapi mencakup sampai dengan hasil akhir. Realisasinya pembangunan berkelanjutan bersifat kompleks dan harus menerapkan sistem indisipliner.

Definisi berkelanjutan muncul pertama kali pada tahun 1987 dari “Brutland Report”, dimana pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan generasi masa depan dalam memenuhi kebutuhannya mendatang.

Dalam konteks pembangunan di masa mendatang, pembangunan berkelanjutan mencakup 3 hal, yakni berkelanjutan sosial, berkelanjutan ekonomi, dan berkelanjutan ekologi.

(9)

Kemajuan sosial

Setiap konstruksi berkelanjutan wajib menyokong standar etika sosial tertinggi dan mendukung kesetaraan sosial di setiap tingkat atau tahapan konstruksi, mulai dari tahap perencanaan, pembangunan, hingga proses penggunaan bangunan tersebut. Dilihat dari kacamata sosial, pembangunan berkelanjutan berarti bangunan mampu merespon kebutuhan emosional dan psikologis manusia dengan memberikan stimulasi positif terhadap lingkungan, meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai penting kehidupan, memberi inspirasi bagi jiwa manusia, dan mempererat hubungan sosial, komunitas serta lingkungan. Kondisi psikologis penggunaan bangunan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah kenyamanan pengguna. Hendaknya bangunan juga menyediakan lingkungan yang inklusif, dimana bangunan menjadi wadah interaksi pengguna bangunan dengan konteks lingkungan disekitarnya.

Untuk bangunan publik, kemudahan juga harus didukung dengan ketersediaan informasi di luar maupun didalam bangunan. Kesempatan semua pihak untuk berpartisipasi dan mengontrol konstruksi merupakan indikator berikutnya. Dalam proses desain lebih baik jika pengguna dilibatkan. Realitanya, banyak proyek berkelanjutan yang dikembangkan secara bersama-sama oleh tim dengan pendekatan kolektif. Jadi, dari sisi pemegang modal dan pengguna terlibat dalam proses desain.

Pertumbuhan ekonomi

Sektor konstruksi merupakan sektor yang berpengaruh terhadap kondisi perekonomian suatu negara secara signifikan. Sektor ini juga berperan sebagai indikator pesat-tidaknya dalam menentukan kemajuan suatu negara. Dilain pihak, sektor konstruksi juga sebagai pihak dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, baik sebagai wadah dalam kegiatan interaksi ekonomi maupun sebagai media dalam penyediaan pekerjaan bagi masyarakat. Dalam penyediaan lapangan pekerjaan tersebut, konstruksi berperan sebagai media pemberdayaan, masyarakat yang tinggal di lokasi pembangunan dapat dilibatkan langsung sebagai tukang maupun teknisi tertentu sesuai dengan keahliannya. Selain itu, material yang digunakan dalam proses konstruksi dapat disediakan melalui material lokal yang merupakan hasil sumberdaya lingkungan tersebut.

(10)

Kualitas ekonomi dalam konstruksi berkelanjutan bisa dicapai melalui banyak hal, seperti efisiensi desain, dengan jalan memperhitungkan volume secara seksama. Efisiensi material juga harus dilakukan agar tidak meninggalkan sisa material yang berlebihan.

Kemampuan bangunan untuk beradaptasi dengan berbagai kebutuhan atau fungsi juga menjadi indikator kualitas keberlanjutan suatu lingkungan buatan. Hal ini berkaitan dengan seberapa fleksibel ruang tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai patokan, bangunan berdesain modular memiliki tingkat adaptasi yang lebih besar terhadap perubahan internal bangunan.

Biaya tahap awal hingga bangunan beroperasi merupakan indikator ekonomi yang lain.

Setelah bangunan tersebut selesai, penilaian juga dilakukan mengenai nilai kebermanfaatan bangunan tersebut bagi lingkungan sekitar, apakah bangunan tersebut meningkatkan kesejahteraan atau tidak. Dengan memperhatikan kepentingan ekonomi lokal, efisiensi, kualitas adaptasi, biaya operasional, dan kebijakan modal, proyek yang dihasilkan tidak hanya menjadi investasi jangka panjang, namun juga memiliki nilai keberlanjutan dengan merangsang pertumbuhan bahkan meningkatkan standar ekonomi lokal.

Keseimbangan ekologi dan lingkungan

Prinsip utama dalam pembangunan berkelanjutan adalah menjaga bumi dalam kondisi mendukung kehidupan di masa mendatang. Tidak dapat dipungkiri, hal tersebut menjadi tantangan besar, sebab kondisi ekosistem global saat ini sudah rusak karena eksploitasi secara berlebihan. Sebagai pengguna material dan energi terbesar, sektor konstruksi juga memberi peran besar dalam penurunan kualitas lingkungan. Jika tidak ada tindakan untuk melestarikan maupun mengembalikan untuk masa mendatang, kualitas ekologi akan semakin menurun.

Energi yang digunakan sebagai sumber peralatan elektronik juga dapat diminimalisir dengan memilih produk hemat energi.

Selain itu, masalah limbah juga harus mendapatkan perhatian ekstra. Penanganan masalah limbah seharusnya menjadi prioritas utama karena limbah meracuni lingkungan dan makhluk hidup. Instalasi pengelolaan limbah sebaiknya diterapkan diberbagai lokasi, mulai dari instalasi sederhana yang diaplikasikan dalam skala rumah tangga hingga instalasi besar dalam skala perkotaan. Lokasi pembangunan limbah juga patut diperhatikan. Keberadaan vegetasi sampai usaha menciptakan bangunan yang tidak merugikan bangunan lain merupakan usaha untuk menciptakan konstruksi berkelanjutan.

(11)

Dalam skala bangunan, konstruksi berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan penyediaan bangunan yang kuat, tahan lama, sehat dan bermanfaat bagi kehidupan saat ini dan mendatang. Melalui desain yang harmonis dengan alam, sudah selayaknya konstruksi berkelanjutan mendukung dan menjaga ekosistem lingkungan agar tidak musnah, dan mampu berperan dalam pembangunan berkelanjutan ke depannya.

(12)

Prinsip Struktur & Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta

( DR.Ir.Hendrino.M.Arch Eng )

Taksonomi Hijau Indonesia (THI) merupakan panduan yang mengidentifikasi kriteria-kriteria hijau sektor ekonomi yang mendukung arah, startegi, kebijakan, dan tujuan Pemerintah

Indonesia untuk Pembangunna Berkelanjutan.

Taksonomi Hijau Indonesia (THI) merupakan panduan bagi para pelaku usaha untuk menjalankan usaha maupun investasi berkelanjutan. THI merupakan panduan yang mengidentifikasi kriteria-kriteria hijau dari sektor ekonomi yang mendukung arah, strategi,

(13)

kebijakan, dan tujuan Pemerintah Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan, Pembangunan Rendah Karbon, dan Perubahan Iklim berdasarkan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Pengembangan THI bertujuan mengklasifikasikan aktivitas pembiayaan dan investasi berkelanjutan di Indonesia dan menjadi dasar bagi seluruh pemangku kepentingan di Indonesia dalam aktivitas ekonomi yang berkelanjutan termasuk pada sektor konstruksi.

Kebutuhan akan penyusunan THI dilakukan demi mendorong investasi yang memenuhi kriteria-kriteria hijau, mendorong inovasi produk pembiayaan/pendanaan/investasi dari sektor keuangan indonesia (bank, iknb, pasar modal) yang memenuhi kriteria-kriteria hijau, memudahkan pencatatan informasi dan pengawasan investasi yang sejalan dengan kriteria- kriteria hijau yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di indonesia dan dituangkan di dalam bagan taksonomi hijau indonesia. Penyusunan THI dilakukan berdasarkan regulasi yang ada, sehingga tidak akan ada perumusan baru dari kriteria hijau sektoral maupun kriteria hijau sub sektor. Selain itu, penyusunan THI ini turut mendukung kebutuhan inovasi pembiayaan pembangunan infrastruktur yang dilakukan secara masif. Untuk itu, penyusunan THI sektor konstruksi menjadi salah satu upaya alternatif untuk mengatasi gap kebutuhan pembiayaan pembangunan infrastruktur.

Dalam rangka mendukung usaha tersebut, Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengembangkan taksonomi hijau atau green taxonomy. THI ini turut didukung dengan adanya peraturan OJK Nomor 60 tahun 2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (green bond). Kegiatan usaha yang dapat dibiayai dari penerbitan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond) dapat berupa kegiatan usaha dan/atau kegiatan lain yang berkaitan dengan energi terbarukan, efisiensi energi, pencegahan dan pengendalian polusi, pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati darat dan air, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan, adaptasi perubahan iklim, produk yang dapat mengurangi penggunaan sumber daya dan menghasilkan lebih sedikit polusi (eco- efficient), bangunan berwawasan lingkungan yang memenuhi standar atau sertifikasi yang diakui secara nasional, regional, atau internasional, kegiatan usaha dan/atau kegiatan lain yang berwawasan lingkungan lainnya.

Selanjutnya, sektor jasa konstruksi turut mendukung pelaksanaan penyusunan THI melalui pemenuhan kriteria penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan. Untuk itu, Direktorat Jenderal

(14)

Bina Konstruksi, Kementerian PUPR telah menyusun kriteria/threshold sektor Konstruksi dan sub sektor jasa konstruksi mengacu pada beberapa peraturan sebagai berikut:

1. Undang Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang jasa konstruksi;

2. Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;

5. Peraturan Menteri PUPR Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan.

Adapun pemenuhan kriteria hijau untuk sektor jasa konstruksi meliputi tepat guna lahan, konservasi energi, konservasi air, penggunaan material ramah lingkungan, menjaga kualitas udara dan kebisingan, pengelolaan limbah, adaptasi bencana, pemberdayaan masyarakat, pembangunan yang responsif gender, mendukung interaksi masyarakat dan usaha lokal serta perlindungan kawasan lindung dan cagar budaya.

Dengan adanya penyusunan THI sektor konstruksi ini diharapkan dapat mendukung penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan secara holistik dan tidak hanya terbatas pada lingkungan Kementerian PUPR, tapi juga berlaku pada sektor konstruksi secara nasional. Hal ini sejalan dengan PP Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi yang mengamanatkan bahwa Penyelenggaraan Jasa Konstruksi untuk mendirikan bangunan gedung dan/atau bangunan sipil harus memenuhi prinsip berkelanjutan pada seluruh sumber daya dan siklus hidup bangunan. Selain itu, sesuai dengan amanat Permen PUPR Nomor 9 Tahun 2021, para pelaku usaha dapat diberikan predikat konstruksi berkelanjutan bilamana telah memenuhi kriteria penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan.

Pemberian predikat dilakukan melalui penilaian kinerja yang dilakukan oleh tim dan ditetapkan oleh Menteri PUPR. Pemberian predikat konstruksi berkelanjutan pada pelaku usaha akan diberikan sesuai dengan tahapan penyelenggaraan baik untuk jenis usaha konsultansi konstruksi, usaha pekerjaan konstruksi, maupun usaha pekerjaan konstruksi terintegrasi.

Kedepannya, dengan adanya THI sektor konstruksi, para pelaku usaha yang telah mendapatkan

(15)

predikat konstruksi berkelanjutan akan memiliki kemudahan untuk mendapatkan akses pembiayaan berwawasan lingkungan (green fund).

Pada akhirnya, penyusunan THI merupakan upaya transformasi menuju alternatif pembiayaan pembangunan yang mendukung ekonomi hijau dimana tidak hanya sekedar menghijaukan komponen/sektor-sektor dalam ekonomi, namun juga menjamin adanya upaya membentuk dan menerapkan kombinasi yang selaras antara kebijakan ekonomi, investasi dan insentif yang dilakukan.

Untuk dapat menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dibutuhkan kolaborasi dan sinergi seluruh pihak. Harapan kedepannya, dengan adanya THI ini agar para pelaku usaha dapat mulai segera menerapkan prinsip konstruksi berkelanjutan guna menurunkan ketergantungan terhadap karbon (carbon dependency), mengurangi dampak lingkungan, melindungi ekosistem yang rentan dan menurunkan kemiskinan, dan meningkatkan keadilan sosial guna pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. *

(16)

Prinsip Struktur & Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta

( DR.Ir.Hendrino.M.Arch Eng )

Membangun Sektor Konstruksi yang Berkelanjutan

Tidak bisa dipungkiri bahwa pada dasarnya industri konstruksi merupakan salah satu pengguna sumber daya alam terbesar. Akan tetapi, sifat terbatas dari sumber daya alam dan perubahan iklim yang terjadi beberapa dekade terakhir ini telah meningkatkan keprihatinan berbagai pihak yang pada akhirnya mendorong perusahaan konstruksi untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan. Hal tersebut menjadi landasan dilakukannya pembangunan sektor konstruksi berkelanjutan (sustainable construction).

PENGERTIAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE CONSTRUCTION)

Konstruksi berkelanjutan tidak dapat lepas dari pembangunan berkelanjutan Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan, pembangunan berkelanjutan pun menjadi isu global sehingga menuntut para pelaksananya yang datang dari berbagai sektor untuk lebih memperhatikan lingkungan, termasuk juga di sektor konstruksi.

(17)

Segala aspek dalam sektor industri ini dituntut untuk menerapkan pendekatan yang lebih ramah lingkungan, mulai dari persiapan, teknologi yang diterapkan, teknis pelaksanaan, produk yang dihasilkan hingga proses akhirnya.

Definisi pembangunan berkelanjutan yang paling sering dikutip adalah dari Brutland Report. Menurut versi ini, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan generasi masa mendatang. Sementara itu, pengertian konstruksi berkelanjutan adalah implementasi konsep pembangunan ramah lingkungan (Green construction) oleh para pelaku konstruksi dalam rangka memenuhi tantangan pembangunan yang berkelanjutan.

Konstruksi berkelanjutan melalui desain bangunan yang harmonis dengan alam pada akhirnya dapat mendukung dan menjaga ekosistem lingkungan agar tidak punah | Foto: Voyata /

Shutterstock

CAKUPAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN

Konstruksi berkelanjutan di dalam konteks pembangunan berkelanjutan, penerapannya mencakup tiga hal berikut, yaitu berkelanjutan sosial, berkelanjutan ekonomi, dan berkelanjutan ekologi.

Berkelanjutan Sosial

(18)

Dari sudut pandang sosial, konstruksi berkelanjutan diimplementasikan dengan bangunan yang mampu merespon kebutuhan sosial, emosional, dan psikologis penggunanya. Sudah menjadi fitrah manusia untuk memiliki kebutuhan sosial, seperti berkomunikasi dengan sesama, kebutuhan akan Pendidikan, dan kegiatan bersama lainnya. Untuk kepentingan itu, setiap bangunan hendaknya juga menyediakan lingkungan yang inklusif yang dapat menjadi wadah interaksi penggunanya dengan lingkungan sekitar.

Faktor kenyamanan bangunan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi kondisi emosional dan psikologis penghuninya.

Kenyamanan tersebut tidak hanya dari segi desain, tetapi juga dari segi fasilitas, ruang publik, akses menuju lokasi bangunan, dan kemudahan lainnya yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan efektivitas penggunanya dalam beraktivitas.

Berkelanjutan Ekonomi

Sektor konstruksi berperan sebagai indikator pesat atau tidaknya kemajuan pembangunan suatu negara. Peran sektor ini dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di antaranya adalah sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat (terutama masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi bangunan), juga sebagai pengguna material konstruksi yang merupakan material lokal dan diproduksi dari sumber daya lokal pula.

Dalam konteks berkelanjutan secara ekonomi, maka metode konstruksi berkelanjutan bisa diterapkan melalui beberapa hal, seperti efisiensi dalam desain, efisiensi dalam material agar tidak menimbulkan sisa material yang berlebihan, fleksibilitas atau kemampuan bangunan untuk beradaptasi dengan berbagai kebutuhan atau fungsi sehingga di masa datang bangunan bisa bertumbuh tanpa harus dibongkar secara total, serta efisiensi biaya operasional.

Selain itu, harus diperhitungkan bahwa setelah bangunan selesai hendaknya memiliki nilai kebermanfaatan bagi lingkungan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Dengan demikian proyek bangunan yang

(19)

dihasilkan tidak hanya memiliki nilai investasi jangka panjang, tetapi juga memiliki nilai berkelanjutan dengan merangsang pertumbuhan ekonomi lokal.

Berkelanjutan Ekologi

Seperti yang diketahui bersama bahwa kondisi ekosistem global saat ini sudah rusak karena eksploitasi secara berlebihan di berbagai sektor. Tak dapat dipungkiri, sektor konstruksi selaku pengguna material dan energi terbesar, memberi peran besar dalam penurunan kualitas lingkungan. Untuk itu diperlukan tindakan nyata dalam melestarikan dan mengembalikan kualitas ekologi tersebut.

Dari sisi konstruksi berkelanjutan, tindakan yang bisa dilakukan, antara lain dengan memanfaatkan peralatan, material, dan produk konstruksi lainnya yang hemat energi dan ramah lingkungan. Di samping itu, penanganan limbah harus menjadi prioritas dalam proyek konstruksi dengan membuat instalasi pengelolaan limbah agar tidak meracuni lingkungan dan makhluk hidup di lokasi proyek.

Penggunaan teknologi berkelanjutan yang terbaru dalam proses konstruksi, berpotensi

(20)

MANFAAT KONSTRUKSI BERKELANJUTAN

Dari sisi masalah lingkungan, mengadopsi metode konstruksi berkelanjutan tentunya akan mengurangi dampak negatif proyek konstruksi terhadap lingkungan. Namun di luar masalah lingkungan, terdapat manfaat yang lebih nyata dari penerapan konstruksi berkelanjutan ini.

Bangunan ramah lingkungan (Green building) memiliki biaya operasional yang lebih rendah. Penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan teknologi berkelanjutan yang terbaru dalam proses konstruksi, berpotensi menghasilkan penghematan dalam setahunnya.

Dengan mengurangi limbah, terjadi penghematan secara langsung pada proyek konstruksi dalam kaitannya dengan pengurangan biaya yang dikeluarkan untuk perusahaan pengelola limbah proyek. Di samping itu, melalui penggunaan kendaraan proyek dengan lebih efisien, maka akan menghemat biaya bahan bakar. Ada satu hal lagi yang juga bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan konstruksi yang menerapkan konstruksi berkelanjutan, yaitu dapat meningkatkan reputasi perusahaan dengan menunjukkan rasa tanggung jawab sosial perusahaan tersebut.

Diharapkan konstruksi berkelanjutan melalui desain bangunan yang harmonis dengan alam pada akhirnya dapat mendukung dan menjaga ekosistem lingkungan agar tidak punah.

Hal itu selaras dengan prinsip utama dalam pembangunan berkelanjutan, yaitu menjaga bumi dalam kondisi yang tetap dapat mendukung kehidupan di masa mendatang.

(21)

Prinsip Struktur & Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta

( DR.Ir.Hendrino.M.Arch Eng )

Penjelasan Arsitektur Berkelanjutan dan Penerapannya Pada Bangunan

Pada artikel ini akan membahas tentang Penjelasan Arsitektur Berkelanjutan dan Penerapannya Pada Bangunan .

Arsitektur berkelanjutan (sustainability architecture) merupakan arsitektur yang

menitikberatkan pada keseimbangan antara lingkungan binaan dan lingkungan alam dengan waktu sekarang sampai masa yang akan datang. Arsitektur berkelanjutan tidak lepas dari Pembangunan Berkelanjutan (sustainability development).

Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan memerlukan proses integrasi ekonomi dan ekologi melalui

(22)

Dua hal penting dalam konsep berkelanjutan ini yaitu kebutuhan (needs) dan generasi

pendatang (future generation) sehingga dalam pembangunan berkelanjutan perlu diperhatikan :

1. Konsep Kebutuhan (the concept of needs).

Menciptakan kondisi yang menjaga terpenuhinya kebutuhan hidup yang memadai bagi seluruh masyarakat, dimana kaum miskin sedunia harus diberi prioritas utama.

2. Konsep Keterbatasan (the concept of limits).

Memperhatikan dan menjaga kapasitas lingkungan untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan akan datang.

Terdapat empat syarat yang harus dipenuhi bagi suatu proses pembangunan yang berkelanjutan, yaitu :

1. Menempatkan suatu kegiatan dan proyek pembangunan pada lokasi yang secara ekologis benar.

2. Pemanfaatan sumber daya terbarukan (renewable resourse) tidak boleh melebihi potensi lestarinya serta upaya mencari pengganti bagi sumber daya tak terbarukan.

3. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi pencemaran.

4. Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung lingkungan (carryng capacity).

Arsitektur Berkelanjutan

Bangunan berkelanjutan adalah bangunan yang menggunakan metode konstruksi yang berkelanjutan, dan menggunakan material/bahan bangunan yang memprioritaskan kualitas lingkungan, vitalitas ekonomi dan keuntungan sosial melalui perancangan bangunan, operasional bangunan, perawatan dan dekonstruksi lingkungan pada lokasi dimana dilakuakn pembangunan (lingkungan binaan).

Seperti juga pembangunan berkelanjutan yang melihat konsep berkelanjutan dari 3 aspek utama yaitu Kemajuan Sosial, Pertumbuhan Ekonomi dan Keseimbangan Ekologi.

Maka arsitektur berkelanjutan pun tidak dapat lepas dari aspek-aspek tersebut.

(23)

Efisiensi dalam arsitektur berkelanjutan:

1. Efisiensi penggunaan energi

Memanfaatkan sinar matahari

Memanfaatkan penghawaan alami

Memanfaatkan air hujan

Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan 2. Efisiensi penggunaan lahan

Menggunakan lahan dengan efisien

Potensi hijau tumbuhan dalam lahan

menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan

Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman

Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal 3. Efisiensi penggunaan material

Memanfaatkan material sisa untuk digunakan dalam pembangunan

Memanfaatkan material bekas bangunan atau komponen lama yang masih bisa digunakan

Menggunakan material yang masih berlimpah

Penggunaan teknologi dan material terbarukan

Memanfaatkan potensi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan ir

Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global 4. Manajemen limbah

Membuat sistem dekomposisi limbah organik

Membuat sistem pengolahan limbah domestik

Penyumbang kerusakan lingkungan alam terbesar adalah sektor konstruksi yang secara Global mengonsumsi 50% sumber daya alam,40% energi dan 16% air.

Konstruksi juga Menyumbangkan emisi CO2 terbanyak yaitu45% (Akmal, 2007).

(24)

Konsep Arsitektur Berkelanjutan

Berikut ini adalah hal yang perlu diterapkan pada bangunan yang menggunakan Konsep Arsitektur Berkelanjutan

1. Bangunan Hemat Energi

Bangunan hemat energi dalam dunia arsitektur adalah meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya. Hemat energi adalah suatu kondisi dimana energi dikonsumsi secara hemat atau minimal tanpa harus mengorbankan kenyamanan fisik manusia.

Konsep bangunan hemat energi terdiri dari beberapa komponen, yakni sebagai berikut:

Meminimalkan perolehan panas matahari

Orientasi bangunan utara-selatan

Organisasi ruang : Aktivitas terdapat pada ruang utama yang diletakkan di tengah bangunan, diapit oleh ruang-ruang penunjang atau service di sisi Timur-Barat.

Memaksimalkan pelepasan panas bangunan kemudian menghindari radiasi matahari masuk ke dalam bangunan.

Memanfaatkan radiasi matahari secara tidak langsung untuk menerangi ruang dalam bangunan.

Mengoptimalkan ventilasi silang untuk bangunan non-AC.

Hindari pemanasan permukaan tanah sekitar bangunan 2. Efisiensi Penggunaan Lahan

Lahan yang semakin sempit, mahal dan berharga tidak harus digunakan seluruhnya untuk bangunan, karena sebaiknya selalu ada lahan hijau dan penunjang keberlanjutan potensi lahan.

Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan bangunan, karena dengan demikian lahan yang ada tidak memiliki cukup lahan hijau dan taman. Menggunakan lahan secara efisien, kompak dan terpadu.

Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya pembuatan atap diatas bangunan.

(25)

Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak mudah menebang pohon-pohon, sehingga tumbuhan yang ada dapat menjadi bagian untuk berbagi dengan bangunan.

Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman (sesuai dengan fleksibilitas buka-tutup yang direncanakan sebelumnya) dapat menjadi inovasi untuk mengintegrasikan luar dan dalam bangunan, memberikan fleksibilitas ruang yang lebih besar.

Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal yang dapat menjadi tolak ukur dalam menggunakan berbagai potensi lahan, misalnya;

Berapa luas dan banyak ruang yang diperlukan.

Dimana letak lahan (di kota atau di desa) dan bagaimana konsekuensinya terhadap desain,

Bentuk site dan pengaruhnya terhadap desain ruang-ruang,

Berapa banyak potensi cahaya dan penghawaan alami yang dapat digunakan.

3. Efisiensi Penggunaan Material

Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa bekisting dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.

Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama.

Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang ditemui dengan sebaik-baiknya, terutama untuk material yang semakin jarang seperti kayu.

4. Penggunaan Teknologi dan Material

Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan lain secara independen.

Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global dapat membuka kesempatan menggunakan material terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.

(26)

Prinsip Struktur & Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta

( DR.Ir.Hendrino.M.Arch Eng )

Konstruksi Berkelanjutan: Bagaimana Membangunnya?

Konstruksi Berkelanjutan: Bagaimana Membangunnya?

Di era di mana pelestarian sumber daya dan perubahan iklim semakin penting, konstruksi berkelanjutan harus menjadi komponen penting dari setiap proyek pembangunan. Artikel ini akan menjelaskan apa itu konstruksi berkelanjutan, mengapa itu penting, dan bagaimana proyek dapat dibangun dengan pendekatan berkelanjutan.

(27)

Apa Itu Konstruksi Berkelanjutan?

Konstruksi berkelanjutan adalah pendekatan dalam pembangunan yang memprioritaskan penggunaan sumber daya yang bijak, efisiensi energi, dan dampak lingkungan yang minimal.

Ini melibatkan sikap bertanggung jawab terhadap planet kita dan generasi mendatang dengan cara yang tidak merusak lingkungan, ekonomi, atau sosial. Tujuannya adalah untuk menciptakan bangunan dan infrastruktur yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

Mengapa Konstruksi Berkelanjutan Penting?

1. Pelestarian Lingkungan

Konstruksi konvensional seringkali menghasilkan limbah dan polusi yang merusak

lingkungan. Konstruksi berkelanjutan mengurangi dampak yang ditimbulkan serta mampu membantu melindungi ekosistem alam.

2. Efisiensi Energi

Bangunan berkelanjutan dirancang untuk mengurangi konsumsi energi. Hal ini tidak hanya mengurangi biaya operasional bagi pemiliknya, tetapi juga membantu mengurangi jejak karbon.

3. Kesehatan Manusia Bangunan berkelanjutan seringkali

Memiliki kualitas udara yang lebih baik dan pencahayaan alami yang lebih banyak, yang dapat meningkatkan kesejahteraan penghuninya.

4. Ekonomi

Pembangunan berkelanjutan dapat menciptakan lapangan kerja dalam industri hijau dan mendukung ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Bagaimana Cara Membangun Konstruksi Berkelanjutan?

1.Perencanaan yang Bijak

Tahap awal dalam membangun konstruksi berkelanjutan adalah perencanaan yang bijak. Ini mencakup pemilihan lokasi yang tepat, desain bangunan yang efisien, dan pemilihan material

(28)

2. Penggunaan Material Berkelanjutan

Menggunakan bahan yang dapat didaur ulang, ramah lingkungan, dan tahan lama adalah kunci dalam konstruksi berkelanjutan.

3. Efisiensi Energi

Mengintegrasikan sistem energi yang efisien seperti pemanas matahari, panel surya, isolasi yang baik, dan teknologi hemat energi lainnya adalah langkah penting.

4. Manajemen Air

Pengelolaan air yang efisien melalui teknologi seperti pengumpulan air hujan, pemulihan air limbah, dan penggunaan toilet berhemat air sangat dianjurkan.

5. Penggunaan Lahan yang Bijak

Upaya untuk melestarikan ekosistem lokal dan mencegah kerusakan lahan adalah prinsip penting dalam konstruksi berkelanjutan.

6. Pemantauan dan Evaluasi

Mengukur dampak lingkungan dan kinerja energi bangunan selama dan setelah konstruksi adalah langkah penting untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang.

7. Sertifikasi Berkelanjutan

Organisasi seperti LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) menyediakan sertifikasi yang membantu memvalidasi bangunan sebagai bangunan berkelanjutan.

Konstruksi berkelanjutan adalah langkah penting dalam menjaga bumi kita untuk masa depan. Dengan merencanakan, merancang, dan membangun proyek dengan fokus pada efisiensi sumber daya, lingkungan, dan kesejahteraan manusia, kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua orang. Ini adalah perubahan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan lingkungan yang semakin mendesak dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Dalam perwujudan konstruksi berkelanjutan Anda dapat menggunakan teknologi Load Scanner. Alat ini mampu mencegah risiko-risiko yang terjadi dalam bidang konstruksi.

(29)

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dilihat dari produksi tanaman yang dihasilkan pada penerapan sistem budidaya pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan tidak memberikan hasil yang signifikan

Tujuan diadakannya pelatihan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan produsen kopi Indonesia dalam produksi kopi berkelanjutan dan ramah lingkungan serta (dalam

Konsep Arsitektur Ramah Lingkungan / Arsitektur Hijau dipilih dalam menangani limbah - limbah yang dihasilkan dari produksi olahan singkong serta sebagai sebuah acuan strategi

Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan, pemilik kegiatan atau usaha harus memastikan seluruh kegiatan yang dilakukan

Conserving Energy : Pengoperasian bangunan harus menimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik Minimizing New Resources : Mendesain dengan mengoptimalkan kebutuhan

Ditinjau dari 3 prinsip dasar arsitektur berkelanjutan, uma fafoe memenuhi ketiga aspek keberlanjutan yang disyaratkan yakni; keberlanjutan lingkungan dengan penggunaan material lokal

Bidang arsitektur dan desain turut berperan dengan menciptakan bangunan yang efisien energi dan menggunakan bahan berkelanjutan untuk mendukung konsep bangunan ramah lingkungan.. Para

Rangkuman Aktivitas Keuangan Berkelanjutan Bank Jatim 2020 No Aktivitas Sustainable Finance 1 Aspek Ekonomi A Prosedur pembiayaan ramah lingkungan B Pembiayaan pada sektor energi