ARSITEKTUR HIJAU MP-26603
PRODI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Prinsip Desain,
dan Tujuan Arsitektur
Hijau
Arsitektur Hijau
Arsitektur yang minim mengkonsumsi sumber daya alam, termasuk energi, air dan material serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan
(Karyono, 2010)
suatu pola pikir dalam arsitektur yang
memperhatikan dan memanfaatkan dari ke empat dasar unsur natural yang ada didalam lingkungannya dan dapat membuat
hubungan saling menguntungkan dengan alam :
a. Udara : suhu, angin, iklim, dll b. Air : air, kelembaban, dll
c. Api : matahari, unsur panas, dll
d. Bumi : faktor unsur tanah, habitat, flora dan fauna, dll
(Brenda & Vale, 1991)
Green Architecture
Conserving Energy :
Pengoperasian bangunan harus menimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik
Minimizing New Resources :
Mendesain dengan mengoptimalkan
kebutuhan sumberdaya alam yang baru Working with Climate :
Mendesain bangunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi kita
Respect for Site :
tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut
Holism :
Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan
Respect for User :
dalam merancang bangunan harus
memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya
Penerapan arsitektur hijau akan memberi
peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan.
Aplikasi arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang berkelanjutan.
(Karyono, 2010)
Pembangunan Berkelanjutan Sebagai Suatu Panduan Etis
Tiga sasaran utama :
1. Pembangunan Sosial.
2. Pembangunan Ekonomi.
3. Penyelamatan dan perlindungan Ekosistem.
Pemberantasan Kemiskinan secara struktural di berbagai bidang : akses pendapatan, lapangan kerja, air bersih, energi, permukiman, fasilitas kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
Pola produksi dan konsumsi yang menopang keberlanjutan :
penggunaan energi secara efisien dan ramah lingkungan, dan daur ulang limbah.
Daya dukung lingkungan untuk masa depan.
ECONOMIC DEVELOPMENT
COMMUNITY
DEVELOPMENT ECOLOGICAL
DEVELOPMENT
COMMUNITY ECONOMIC DEVELOPMENT
DEEP ECOLOGY OR
UTOPIANISM
CONSERVATISM
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
Pembangun an
Tiga Pilar
Berkelanjutan
1. BREEAM ( UK )
Building research Establishment’s Environmental Assesment Method
2. LEED ( US )
Leadership in Energy and Environmental Design
3. NABERS ( Australia )
The National Australian Built Environment Rating System
4. GREEN STAR ( Australia )
5. GREEN MARK ( Singapore )
6. IGEM ( Indonesia )
Indonesia Green Environmental Measurement
a. Penggunaan Energi ( Listrik dan Gas )
b. Penggunaan Energi Terbaharukan (Kayu, Biomass, Biogas,
Surya, Bayu, Air, dlsb) c. Penggunaan Air Bersih
d. Kenyamanan Fisik dan Kualitas Udara di dalam bangunan
e. Rancangan Ruang Luar f. Pemanfaatan Limbah
A. Kategori bangunan yang sudah Terbangun :
b. Penggunaan Energi ( Listrik dan Gas )
c. Penggunaan Energi Terbaharukan (Kayu, Biomass, Biogas,
Surya, Bayu, Air, dlsb) d. Penggunaan Air Bersih
f. Kenyamanan Fisik dan Kualitas Udara di dalam bangunan
h. Rancangan Ruang Luar i. Pengolahan Limbah
B. Kategori bangunan baru :
a. Pemilihan dan pengolahan tapak
e. Penggunaan Material
g. Penerapan Konsep Bangunan Hemat Energi
7. GREENSHIP ( Indonesia )
a. Appropriate Site Development
b. Energy Efficiency and Conservation c. Water Conservation
d. Material Resource and Cycle e. Indoor Health and Comfort
f. Building Environment and Management
GBCI
Lembaga KONSIL BANGUNAN HIJAU INDONESIA atau GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA (GBC Indonesia)
adalah lembaga mandiri (non government) Didirikan pada tahun 2009 oleh para profesional di sektor
perancangan dan konstruksi bangunan gedung yang memiliki kepedulian kepada penerapan konsep
bangunan hijau.
GBCI yang berkomitmen penuh terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan
memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang berkelanjutan.
GBC Indonesia merupakan Established Member dari World Green Building Council (WorldGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada. http://gbcindonesia.org/
KATEGORI DAN KRITERIA Nilai Kriteria
Maks
Nilai
Kredit Nilai
Bonus Keterangan
Kategori 1 : Tepat Guna Lahan ( Appropriate Site Development – ASD )
ASD P Area Dasar Hijau (Basic Green Area) P ( Argumen penilaian dari assesor )
ASD 1 Pemilihan Tapak (Site Selection) 2 ASD 2 Aksesibilitas Komunitas (Community Accesibility) 2 ASD 3 Transportasi Umum (Public Transportation) 2 ASD 4 Fasilitas Pengguna Sepeda (Bicycle Facility) 2 ASD 5 Lansekap pada Lahan (Site Landscaping) 3 ASD 6 Iklim Mikro (Micro Climate) 3 ASD 7 Manajemen Air Limpasan
Hujan
(Stormwater Management) 3
Total Nilai Kategori ASD 17 % 16.8 %
ASSESMENT ( PENILAIAN ) : INDEKS ARSITEKTUR HIJAU
TUGAS INDEKS ARSITEKTUR HIJAU
Satu ( 1 ) orang mahasiswa sebagai ARSITEK perencana bangunan dan lingkungan yang Tugas Besar STUPA 4-nya dipilih sebagai obyek yang dinilai.
Deskripsi tugasnya :
a. Menyiapkan dokumen gambar yang akan dinilai oleh tim assesor.
b. Menjelaskan pada tim assesor mengenai konsep
perencanaan dan perancangan dan detail perencangan bangunan yang dibutuhkan oleh tim assesor.
c. Sebagai koordinator penyusunan dokumen penilaian Indeks Arsitektur Hijau
Tiap kelompok memilih 1 Tugas Besar STUPA 4 untuk di- assesment.
Masing-masing kelompok terdiri dari 4-6 mahasiswa :
Enam ( 4-6 ) orang mahasiswa sebagai assesor penilai Indeks Arsitektur Hijau Vastu Vidya. Masing-masing mahasiswa menilai 1 Kriteria Tolok Ukur ( 6 kategori ) secara menyeluruh dan mendalam.
Arsitektur hijau
merupakan pola pemikirandalam perencanaan arsitektur yang mengarah pada pemilihan sistem dan proses yang bertanggung
jawab terhadap lingkungan.
Sebuah pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Sistem dan proses bertujuan dapat :
Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan.
Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas.
Menghemat sumber daya alam sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan
peruntukan.