• Tidak ada hasil yang ditemukan

problematika pembentukan karakter - Repository IAIN Bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "problematika pembentukan karakter - Repository IAIN Bengkulu"

Copied!
211
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Apa permasalahan dalam pembentukan karakter religius dan disiplin siswa kelas IV SDN 1 Kanan Kabupaten Musi Rawas Utara. Apa saja faktor penghambat pembentukan karakter religius dan disiplin pada siswa kelas IV SDN 1 Kanan Kabupaten Musi Rawas Utara.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apa saja faktor penghambat pembentukan karakter siswa kelas IV SDN 1 Kanan Kabupaten Musi Rawas Utara.

Manfaat Penelitian

Permasalahan Pembentukan Karakter Religius dan Disiplin Siswa Kelas IV SDN 1 Kanan Kabupaten Musi Rawas Utara (MURATARA). Pengaruh negatif internet menimbulkan permasalahan dalam proses pembentukan karakter siswa kelas IV SDN 1 Kanan. Dan faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan karakter siswa kelas IV di SDN 1 Kanan kabupaten Musi Rawas Utara?

Permasalahan Pembentukan Karakter Religius dan Disiplin Siswa Kelas IV SDN 1 Kanan Kabupaten Musi Rawas Utara. Berdasarkan hasil penelitian peneliti, keberadaan siswa yang sulit diatur menjadi faktor penghambat pembentukan karakter religius dan disiplin pada siswa kelas IV. Permasalahan pembentukan karakter religius dan disiplin pada siswa kelas IV SDN 1 Kanan Musi Rawas Utara adalah: Siswa tidak menaati peraturan, kurang adanya kerjasama antara guru dan orang tua, metode yang digunakan guru kurang maksimal.

Faktor penghambat pembentukan karakter religius dan disiplin pada siswa kelas IV SDN 1 Kanan kabupaten Musi Rawas Utara adalah : Faktor internal : Kurangnya kemauan dari dalam diri siswa dan siswa yang sulit dikendalikan dan faktor eksternal : Kurangnya perhatian. Permasalahan Pembentukan Karakter Religius dan Disiplin Siswa Kelas IV SDN 1 Kanan Kabupaten Musi Rawas Utara.

LANDASAN TEORI

Pembentukan Karakter Di Sekolah Dasar

Anak usia sekolah dasar merupakan usia dimana anak meniru dan mengikuti tingkah laku lingkungan sekitarnya. Senada dengan pandangan Wibowo, pembentukan karakter dan kepribadian sangat mudah terbentuk pada karakteristik psikologis anak usia sekolah dasar. Abdul Majid dalam teori afektifnya menyatakan bahwa penanaman pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan oleh guru, seperti mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam isi pembelajaran, keteladanan guru sebagai model atau teladan bagi siswa, pembiasaan terhadap lingkungan karakter yang berkarakter baik. , membiasakan seluruh warga sekolah berperilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter yang dikembangkan sebagai teladan bagi siswa, dan yang terpenting mengembangkan budaya sekolah untuk menunjang keberhasilan pendidikan karakter.37.

37 Wilis Wijanarti dkk, Permasalahan Integrasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Tematik, (Jurnal Pendidikan: Vol., no. Karena siswa cenderung meniru (meniru) guru atau pendidiknya, maka mereka akan meniru apa yang dilihatnya. 38 Berbagai inovasi dan kegiatan pembelajaran menjadikan SD/MI sebagai pusat penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Penekanan pada pembinaan pendidikan karakter ditekankan pada konsep peserta didik yang senang belajar (Joyful learning) dan dapat memahaminya sebagai pemberian sebuah kehidupan yang sangat penting bagi mereka di masa depan.

Untuk itu diusahakan agar pengalaman belajar yang diberikan guru mengandung berbagai muatan positif bagi siswa. Syarat terpenting bagi seorang guru dalam mengembangkan karakter siswanya adalah mempunyai budi pekerti yang baik, memperlihatkan tingkah laku yang baik dan memperhatikan siswanya.

Pengertian Karakter Religius

Nilai-Nilai Religius Dalam

Pembentukan Karakter Religius

Oleh itu, ilmu tauhid harus diajarkan kepada anak-anak sejak kecil, agar ajaran tauhid itu meresap ke dalam hati anak-anak dan menjadi asas kehidupan mereka. 46 Ridwan Abdullah dan Muhamed Kadri, Pendidikan Karakter (Pembangunan Sahsiah Anak Islam), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2016), hlm. Maksudnya: "Sesungguhnya Aku adalah Tuhan, tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan solatlah untuk mengingati Aku."

Berdasarkan ayat-ayat tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan shalat adalah untuk mengingat Allah SWT sebagai Tuhan yang menciptakan manusia dan alam semesta.49. Pendidikan dasar yang penting bagi orang tua untuk mendidik anaknya sejak dini adalah membaca Al-Quran. Kegiatan selama puasa untuk mempererat tali silaturahmi antara guru, pegawai, siswa, orang tua dan masyarakat.52.

Pengertian Karakter Disiplin

Sejalan dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja permasalahan dalam pembentukan karakter religius dan disiplin siswa kelas IV SDN 1 Kanan kabupaten Musi Rawas Utara dan apa saja faktor penghambatnya. Peneliti akan melaporkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang menjadi kendala pembentukan karakter siswa kelas IV SDN 1 Solusin. Berdasarkan hasil penelitian, hal ini terlihat dari kurangnya kemauan siswa kelas IV.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dipahami bahwa di SDN 1 Kanan masih banyak permasalahan atau permasalahan yang belum dapat diselesaikan dalam pembentukan karakter religius dan disiplin pada siswa kelas IV. Demikian permasalahan pembentukan karakter religius dan disiplin pada siswa kelas IV SDN 1 Banyak, baik dari hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi yang penulis lakukan selama proses penelitian.

Gambar  3.1  Komponen  Analisis  data  menurut   Miles dan Huberman (1984:21-23)          Dalam  tinjauan  ini  ketiga  jenis  aktivitas  analisis  dan  aktivitas  pengumpulan  data  itu  sendiri  membentuk
Gambar 3.1 Komponen Analisis data menurut Miles dan Huberman (1984:21-23) Dalam tinjauan ini ketiga jenis aktivitas analisis dan aktivitas pengumpulan data itu sendiri membentuk

Jenis Penelitian

Subjek dan Informan Penelitian

Sumber Data

  • Data Primer
  • Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan data secara langsung kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen. Data sekunder tersebut dapat peneliti peroleh dengan cara mengumpulkan data dari arsip-arsip yang ada di tempat penelitian, seperti Dokumen Data Sekolah. Dalam menentukan instrumen penelitian, sumber data berupa laporan atau data sekunder lainnya atau dari buku teks juga diperhitungkan.

Peneliti dapat memperoleh data sekunder tersebut dengan cara mengumpulkan data dari arsip-arsip yang ada di lokasi penelitian, antara lain arsip data siswa, data dosen dan pegawai, data profil sekolah, serta data skripsi apabila sekolah yang diteliti sudah pernah diteliti. Dengan adanya data ini, kita berharap para peneliti dapat memperoleh hasil yang paling mendukung dari data primer, walaupun peneliti sudah memperoleh data tersebut. Peneliti hendaknya memberikan inovasi-inovasi terkini dalam persiapan dan hasil, sehingga hasil laporan penelitian dapat memberikan suasana baru bagi tempat penelitian, namun semua itu tidak menyimpang dari data aslinya, seperti sejarah lokasi penelitian di masa lalu. format guru dan staf serta buku lainnya.66 .

Teknik Pengumpulan Data

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.67. Wawancara secara umum adalah proses memperoleh informasi untuk keperluan penelitian melalui tanya jawab tatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan pada acara sosial. hidup terlibat. untuk waktu yang relatif lama. Dalam bentuknya yang paling sederhana, wawancara terdiri dari sejumlah pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dan ditanyakan kepada seseorang mengenai topik penelitian secara tatap muka, dan peneliti sendiri yang mencatat jawabannya.69.

Metode observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang melibatkan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap peristiwa-peristiwa atau fenomena-fenomena yang ingin diteliti, baik secara langsung maupun tidak langsung.70. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pengamat non partisipan karena peneliti hanya berperan mengamati apa yang terjadi di lokasi penelitian dan peneliti tidak termasuk dalam objek penelitian. Dokumen yang berbentuk karya, misalnya karya seni, dapat berupa gambar, patung, film dan lain sebagainya.

Teknik Keabsahan Data

Pembahasan ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian yaitu : Apa saja permasalahan pembentukan karakter siswa kelas IV SDN 1 Kanan Kabupaten Musi Rawas Utara.

Tenik Analisis Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Letak Geografis SDN 1 Terusan

Struktur Organisasi SDN 1 Terusan

Sarana dan Prasarana SDN 1 Terusan

Jumlah Guru SDN 1 Terusan

Keadaan Siswa SDN 1 Terusan

Jumlah siswa di SDN 1 Kanan sebanyak 176 orang, dapat dilihat pada tabel berikut :. Sumber: Dokumen Pengurus Sekolah SDN 1 Kanan Tahun 2022).

Hasil Penelitian

  • Problematika Dalam Pembentukan Karakter
  • Faktor-Faktor Penghambat Dalam

Berdasarkan hasil wawancara pada hari Selasa tanggal 15 Februari 2022 dengan Ibu Erlina selaku wali kelas kelas IV SDN 1 Jurusan.

Pembahasan Hasil Penelitiaan

Keterbatasan Penelitian

Siswa SDN 1 Kanan khususnya siswa IV. kelas, mereka tetap perlu meningkatkan nilai-nilai agama dan disiplin diri serta dalam hal menaati peraturan yang berlaku di sekolah agar menjadi individu yang mempunyai karakter religius dan disiplin serta akhlak yang baik dalam kehidupannya. Yang mana kegiatan ekstrakurikuler menunjang pembentukan karakter religius dan disiplin pada siswa sekolah ini. 33 Apakah ada program yang bapak/ibu terapkan di sekolah untuk menjadikan siswa religius dan disiplin?

Adakah kerjasama antara guru dan orang tua dalam membentuk karakter religius dan disiplin siswa?

PENUTUP

Saran

Gambar

Tabel 2.1 Nilai-Nilai Karakter dalam Pendidikan Karakter.
Gambar  3.1  Komponen  Analisis  data  menurut   Miles dan Huberman (1984:21-23)          Dalam  tinjauan  ini  ketiga  jenis  aktivitas  analisis  dan  aktivitas  pengumpulan  data  itu  sendiri  membentuk

Referensi

Dokumen terkait

Tidak ada, guru menggunakan metode pada umumnya seperti metode klasikal, setoran individual Proses pembentukan karakter religius, disiplin, dan tanggung jawab siswa melalui

“Mengenai pembinaan atau pembentukan karakter religius banyak sekali hal-hal yangperlu dilakukan baik perencanaan maupun pelaksanaannya.UntukPondok pesantren

Berdasarkan hasil penelitian, pembentukan karakter disiplin siswa SMPN 1 Sumbergempol Tulungagung oleh guru PAI dilakukan dengan kompetensi kepribadian yang

Pembentukan karakter disiplin siswa melalui kompetensi kepribadian guruyang dimiliki oleh guru PAI SMPN 1 Sumbergempol, yaitu kepribadian yang berwibawa diwujudkan

Pembentukan karakter disiplin siswa melalui kompetensi kepribadian guru PAI yaitu dibentuk dengan kompetensi kepribadian guru yang mantab, stabil, dan dewasa,

Kedua , implementasi pelaksanaan program gerakan peduli siswa terhadap pembentukan karakter peduli pada siswa di SDN 09 Kota Bengkulu, karena dengan melakukan

Berdasarkan hasil penelitian, implementasi pembentukan karakter religius pada masa pandemi di SDN 03 Batursari adalah dengan melihat kegiatan keagamaan yang ada di

Pembentukan Karakter Disiplin Siswa Melalui Kegiatan Pembelajaran Kitab Ta’lim Muta’allim Berdasarkan hasil penelitian observasi, wawancara maupun dokumentasi yang menyatakan