• Tidak ada hasil yang ditemukan

Problematika Penafsiran Ayat-Ayat Jihad di Era Modern (Analisis Penafsiran Ayat-Ayat Jihad dalam Konteks ke-Indonesiaan Perspektif Mufassir Nusantara

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Problematika Penafsiran Ayat-Ayat Jihad di Era Modern (Analisis Penafsiran Ayat-Ayat Jihad dalam Konteks ke-Indonesiaan Perspektif Mufassir Nusantara"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

Tesis ini diterima sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar M.Ag Ilmu dan Tafsir Al-Qur'an. Salah satu masalah dalam penafsiran Al-Qur'an yang cukup meresahkan adalah penafsiran ayat-ayat Jihad. Ahmad Syukron, M.Si. sebagai ketua Program Studi Al-Qur'an dan Tafsir (IAT).

Secara historis, sejak zaman salaf, telah ditemukan berbagai penafsiran makna dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Demikian pula, Alquran berisi perintah, larangan, kejadian dan cerita yang terjadi pada waktu yang berbeda. Berdasarkan hal ini, sangat kecil kemungkinannya bahwa Al-Qur'an adalah kalȃmullȃh, yaitu azali.

Keyakinan mereka terhadap Al-Qur'an kemudian diperkuat dengan mengutip beberapa firman Allah seperti dalam surat ar-Ra'du [13] ayat 16. Di era modern, salah satu permasalahannya adalah penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an. yang cukup meresahkan adalah penafsiran ayat-ayat jihad. Abdullah Azzam yang tersebut di atas, yang menganggap kafir setiap orang yang membuat, menerapkan atau menaati hukum buatan manusia yang tidak bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Dan mengingat jihad menjadi basis gerakan mereka, peneliti terdorong untuk memilih mengkaji masalah pemaknaan ayat-ayat jihad dalam Alquran sebagai langkah dasar dalam memerangi radikalisme dan aksi terorisme, khususnya di Indonesia.

Table 1 Data Terorisme di Indonesia Presiden Soekarno- Joko Widodo
Table 1 Data Terorisme di Indonesia Presiden Soekarno- Joko Widodo

Permasalahan

Oleh karena itu, peneliti melihat bahwa salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan terapi ideologi dengan memberikan pengetahuan dan pendidikan sebagai pengarahan dan sanggahan terhadap ideologi yang diyakininya. Salah satu masalah tafsir yang cukup meresahkan di era modern ini adalah perbedaan pemahaman makna jihad dalam al-Qur'an. Kegagalan dalam memaknai jihad tidak tepat karena maraknya radikalisme dan terorisme di tubuh umat Islam.

Negara Indonesia merupakan negara yang merasakan dampak radikalisme dan terorisme akibat salah paham terhadap makna jihad. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini akan dibatasi pada poin e, f dan g. Dalam hal ini, peneliti akan mengkaji permasalahan penafsiran ayat-ayat jihad di Indonesia dengan menganalisis berbagai produk tafsir para ulama Nusantara di era modern.

Sementara itu, pemilihan tafsir-tafsir bahasa Indonesia tersebut umumnya didasarkan pada pendapat para ahli yang menyatakan bahwa sebuah tafsir dilihat dari episteme yang dibangun dan arah gerak di dalamnya, yang tidak dapat dipisahkan dari ruang sosial tempat dan oleh siapa penafsiran. tertulis bahwa interpretasi dengan karakter bahasa Indonesia merupakan objek penelitian yang paling tepat. Bagaimana ulama nusantara di era modern menghindari ideologi jihad ketika memahami/menafsirkan ayat-ayat jihad dalam Al-Qur'an.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Kajian Pustaka

Skripsi berjudul “Kontekstualisasi Makna Jihad dalam Al-Qur’an (Tinjauan Tafsir al-Azhar oleh Hamka)” Institut Agama Islam Negeri Tulungagung Tahun 2016 M, oleh Ali Nur Rofiq. Dalam hal ini, ia mengelompokkan dirinya berdasarkan konsep pembagian al-makki dan al-madani, kemudian dianalisis maknanya berdasarkan klasifikasi tersebut dan disimpulkan bahwa jihad dalam ayat makkiyyah lebih cenderung pada masalah dakwah di dunia. rasa memiliki dialog yang baik. Dalam penelitiannya, Darmawan menemukan bahwa ayat-ayat tentang jihad pada umumnya tidak secara jelas menyebutkan tujuannya, melainkan tentang dua hal, yaitu memerangi orang kafir dan memerangi orang munafik.

Dalam hal ini, peneliti juga akan menginvestigasi interpretasi ayat-ayat jihad, namun fokus penelitiannya adalah pada interpretasi dalam konteks Indonesia. Karya ini sangat membantu peneliti dalam memahami gambaran umum jihad dalam konteks kekinian, mengingat penelitian ini terkait dengan permasalahan penafsiran ayat-ayat jihad di zaman modern, sehingga memiliki arah yang sama secara umum. Dalam karyanya, Ade Jamaruddin menganalisis pemikiran Quraish Shihab tentang ayat-ayat jihad dan menyimpulkan bahwa menurutnya jihad adalah cara mencapai tujuan yang dilakukan tanpa pamrih, tanpa mengenal putus asa.

Dari berbagai karya di atas, belum ditemukan penelitian yang secara khusus membedah ayat-ayat jihad dan menariknya ke dalam konteks Indonesia serta mengungkap permasalahan dalam interpretasi yang ada dengan menjadikan karya-karya ulama Indonesia di era modern sebagai sumber data primer. PERMASALAHAN Tafsir Ayat JIHAD DI ERA MODERN (Analisis Tafsir Ayat Jihad Dalam Konteks Keindonesiaan Perspektif Mufassir Nusantara). Dalam proses pengumpulan data ini, peneliti akan melakukan dokumentasi dan identifikasi untuk mengumpulkan semua ayat Alquran yang berkaitan dengan jihad kemudian melakukan analisis dan penataan berdasarkan pendekatan sejarah-kronologis.

Hal ini dilakukan dengan harapan para ulama memiliki gambaran lengkap tentang istilah jihad dalam Al-Qur'an. Bacalah semua ayat jihad dalam Al-Qur'an secara mendalam, menggunakan kata jihad, qitȃl dan harb dengan bentuk turunan yang berbeda. Mengurangi data yang ada untuk memisahkan string yang relevan dengan pencarian dan yang kurang relevan.

Dalam hal ini peneliti akan memilah dan menyeleksi ayat-ayat yang disepakati para ulama dalam penafsirannya bahwa kata jihȃd, qitȃl dan harb dengan berbagai bentuk turunannya dalam ayat-ayat tersebut berarti perang. Dengan kata lain, contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayat-ayat dengan redaktur perintah. Setelah melakukan serangkaian analisis, peneliti akan menarik kesimpulan yang akan menjawab inti permasalahan penelitian ini yaitu, “Bagaimana ulama Nusantara memaknai ayat-ayat Jihad dalam konteks Indonesia dan bagaimana ulama Nusantara memaknainya saat itu.

Bab ini akan mengkaji epistemologi jihad, penggunaan kata jihad dalam Al-Qur'an atau ayat-ayat yang mengandung makna jihad, klasifikasi jihad, serta berbagai kesalahan yang dilakukan para ulama Islam dalam menyikapi isu jihad. Bab keempat akan menganalisis secara lengkap tafsir masing-masing mufassir, dan mensinkronkan dengan kondisi sosial dan kemasyarakatan di Indonesia, serta mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi penafsiran masing-masing mufassir dan menimbulkan permasalahan dalam penafsiran ayat-ayat jihad yang terkandung dalam tafsir ayat-ayat tersebut. Nusantara .

Saran- Saran

Al-Ashfahani, Abu al-Qasim al-Husain bin Muhammad al-Raghib, Shafwan Adnan (tahqiq), al-Mufradat fi Gharib Al-Qur'an, Damaskus: Dar al-Qalam, 1412 H, Cet. Al-Badr, Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin, al-Quthuf al-Jiyad min Hikam wa Ahkam al-Jihad, Riyadh: Darul Mughni, 1425 H. Al-Baghawi, Abu Muhammad al-Hasan bin Mas'ud, Ma'alim at- Tanzil fi Tafsiri Al-Qur'an/ Tafsir al-Baghawi, t.t.;. Al-Biqa'i, Ibrahim bin Umar bin Hasan ar-Ribath bin Ali bin Abi Bakar, Nazhmu ad-Durar fi Tanasubi al-Aayah wa as-Suwar, Kairo: Darul Kitab al-Islami, t.tp. Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail, al-Jami' al-Musnad ash-Shahih al-Mukhtashar min Umuri Rasulillah wa Sunanihi wa Ayyamihi/ Shahih al-Bukhari, t.t.: Dar Thuq an-Najah, 1422 H, Cet.

Al-Harasi, Ali bin Muhammad bin Ali Abu al-Hasan at-Thabari al-Kiya, Ahkam Al-Qur'an, Beirut: Dar al-Kutub al-‗Ilmiyyah, 1405 H, Cet. Al-Husaini, Muhammad Rasyid bin Ali Ridha, Tafsir Al-Qur'an al-Hakim/ Tafsir al-Manar, Kairo: t.tp., 1990. Al-Jasshash, Ahmad bin Ali Abu Bakar al-Razi, Ahkam Al- Koranen, Beirut: Dar Ihya Turats al-Arabi, 1405 H. Al-Jaza'iri, Abu Bakar Jabir, Minhajul Muslim, Terj.

Al-Qurthubi, Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr bin Farah al-Anshari al-Khazraji Syamsuddin, al-Jami' li Ahkam Al-Qur'an/Tafsir al-Qurthubi, Kairo: Darul Kutubul Mishriyyah, 1964, Cet. An-Naisaburi, Abul Hasan Ali bin Ahmad bin Muhammad bin Ali al-Wahidi asy-Syafi‘i, al-Wajiz fi Tafsiri al-Kitabi al-„Aziz, Damaskus: ad-Dar asy-Syamiyah, 1415 H Cet. An-Naisaburi, Abul Hasan Ali bin Ahmad bin Muhammad bin Ali al-Wahidi, al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab al-„Aziz, Damaskus: Darul Qalam, 1415 H, Cet.

Baidan, Nashruddin, Perkembangan Tafsir Al-Qur'an di Indonesia, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003, Cet. Ibnu Ahmadi, Abu Zahrah Muhammad bin Ahmed bin Mustafa, Zahratu et-Tafasir, t.t.: Darul Fikri al-‗Arabi, t.t.p. Ibnu al-‗Arabi, Abu Bakri Muhammad bin Abdillah, Ahkam Al-Qur'an, Kairo: Darul Hadits, 2011.

Ibnu Luthfillah, Muhammad Siddiq Khan bin Hasan bin Ali al-Husaini al-Bukhari, Fathul Bayan fi Maqsid Al-Qur'an, Beirut: al-Maktabah al-‗Ashriyyah, 1992. Ibnu Rusyd, Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad al - Qurthubi, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, Kairo: Darul Hadits, 2004. Majma' al-Lughah al-Arabiyyah, al-Mu'jam al-Wasith, Kairo: Dar ad-Da'wah, t.t.

Nawawi, Muhammad bin Umar al-Jhawi al-Bantani, Marah Labid li Kasyfi Ma'ani Al-Qur'an al-Majjid, Beirut; Darul Qutubul. Quraish, Tafsir Al-Misbah, Mesej, Kesan dan Keserasian Al-Quran, (Ciputat: Lentera Hati, 2005), Cet.

Gambar

Table 1 Data Terorisme di Indonesia Presiden Soekarno- Joko Widodo
Table 2 Aksi Terorisme Gerakan yang berafiliasi dengan ISIS

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, penafsiran yang bermula dari menghimpun ayat-ayat al-Qur’an yang membahas satu masalah tertentu dari berbagai ayat atau surah al-Qur’an dan yang sedapat mungkin diurut sesuai