• Tidak ada hasil yang ditemukan

penafsiran ayat-ayat nafaqoh dalam rumah

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penafsiran ayat-ayat nafaqoh dalam rumah"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Mengenai ruang lingkup permasalahan seputar kewajiban seorang laki-laki untuk memberikan nafkah kepada seorang wanita, Al-present hadir untuk memberikan penjelasannya. Ayat di atas tidak memberikan ketentuan yang pasti tentang besarnya nafkah yang diberikan seorang laki-laki kepada seorang perempuan, baik dalam batas maksimal maupun batas minimal.

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis, Diharapkan dapat menambah wawasan dan khazanah keilmuan dalam memahami ayat-ayat Al-. Manfaat praktis, diharapkan penelitian terhadap ayat-ayat Nefakoh dapat memberikan kontribusi khusus dalam bidang kajian Islam, selain menambah ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Telaah Pustaka

Muhammad, manakala penulis hanya membahaskan ayat-ayat wawancara menggunakan tafsir Imam Al-Qurthubi dan Wahbah Zuhaili. Tesis ini membincangkan tentang makanan dan memfokuskan perbincangannya kepada surah Al-Baqoroh oleh Tafs r Al-Misb h oleh M.

Kerangka Teori

Menurut Imam Al-Qurthubi, nafkah adalah kewajiban seorang laki-laki terhadap istri dan anak-anaknya yang masih kecil, sedangkan nafkah ini harus disesuaikan dengan keadaan orang yang memberi nafkah (suami) dan juga kebutuhan orang yang dipelihara. (istri) dan anak). Sedangkan menurut Wahbah Zuhaili, nafkah adalah kewajiban laki-laki terhadap keluarganya yang harus dipenuhi berdasarkan tingkat ekonomi laki-laki tanpa mempertimbangkan ekonomi perempuan. Tunjangan makan yang diberikan kepada istri adalah dua mud jika suami adalah orang kaya (musir), maka jika suami berpenghasilan menengah (mutawasith) maka penghasilan yang harus dikeluarkan adalah satu setengah mud, dan jika laki-laki adalah

Namun, jika seorang laki-laki mengalami hambatan untuk berhubungan intim dengan istrinya, dia tidak perlu datang, misalnya. Jika demikian, seorang laki-laki tidak perlu mendatangi istrinya karena ada halangan yang menghalanginya untuk datang. Ayat di atas menjelaskan tentang kewajiban seorang laki-laki memberi makan dan pakaian kepada istrinya, hal ini berdasarkan firman Allah SWT.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini sumber data dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah kitab-kitab yang berkaitan langsung dengan objek penelitian.38 Yaitu kitab Tafs r Al-Qurth b Imam Al-Qurthubi dan Tafs r Al-Mun r Wahbah Zuhaili dengan beberapa surah dalam Al-. Sumber data sekunder adalah buku-buku yang tidak berkaitan langsung dengan objek material, tetapi memiliki kaitan atau makna untuk penelitian.39 Yaitu buku, majalah, tafsir dan tulisan lain yang berkaitan dengan nafkah suami istri.

Munasabah pada Surah Al-Fajr dalam tafsir Al-Munir Wahbah Zuhaili, (tesis siswazah, UIN Mataram, Mataram, 2020), hlm. Dimana teknik ini dilakukan untuk mencari maklumat tentang nafkah seorang suami kepada isterinya terdapat dalam kitab Tafs r Al-Qurth b Imam Al-Qurthubi dan Tafs r Al-Mun r Wahbah Zuhaili dan juga kitab-kitab lain tentang nafkah yang penulisnya. dijadikan sebagai data sekunder. Kaedah analisis tematik (Maudh) juga digunakan dalam penyelidikan ini, kerana dalam penelitian ini penulis membicarakan topik atau subjek tertentu iaitu masalah kelangsungan hidup.

Sistematika Pembahasan

RIWAYAT HIDUP IMAM AL-QURTHUBI DAN

Riwayat Hidup Imam Al-Qurthubi dan Kajian Kitab

  • Biografi Imam Al-Qurthubi
  • Guru-guru Imam Al-Qurthubi
  • Karya-karya Imam Al-Qurthubi
  • Latar Belakang Penulisan Kitab Tafsi>r Al-Qurthu>bi>
  • Metode Penafsiran dalam Tafsi>r Al-Qurthu>bi>
  • Corak Penafsiran dalam Tafsi>r Al-Qurthu>bi>
  • Kelebihan dan kekurangan Kitab Tafsir Al-Qurthubi

Kajian-kajian keagamaan banyak tersebar di masjid-masjid di seluruh kota, sehingga Imam Al-Qurthubi lebih leluasa mempelajari ilmu yang diinginkannya. Imam Al-Qurthubi sendiri memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Abdullah dan yang kedua bernama Syihab Al-Din Ahmad. Sejak kecil, Imam Al-Qurthubi dididik dan mendapat ilmu dari berbagai ulama dan Masyayikh, termasuk ayahnya.

Sehingga Imam Al-Qurtubi menghabiskannya setiap waktu hanya untuk beribadah kepada Allah SWT dan juga digunakan untuk menyusun banyak kitab yang bermanfaat. Sehingga Imam Al-Qurthubi merupakan salah satu ulama yang sangat produktif dalam menghasilkan karya tulis yang jelas bermanfaat bagi orang banyak. 49 Muhammad Ismail and Makmur, Al-Qurthubi.., hal. Metode Dilihat secara keseluruhan, Tafsir Al-Qurthubi menggunakan metode Tahlili.

Riwayat Hidup Wahbah Zuhaili dan Kajian Kitab

  • Biografi Wahbah Zuhaili
  • Guru-guru Wahbah Zuhaili
  • Karya-karya Wahbah Zuhaili
  • Latar Belakang Penulisan Kitab Tafsi>r Al-Muni>r
  • Metode Penafsiran dalam Tafsi>r Al-Muni>r
  • Corak Penafsiran dalam Tafsi>r Al-Muni>r
  • Kelebihan dan Kekurangan Kitab Tafsir Al-Munir

Wahbah Zuhaili sendiri dibesarkan dalam kalangan ulama mazhab Hanafi, yang membentuk pemikirannya dalam mazhab Fiqh. 54 Syifaun Nufus Atmi, Penafsiran ayat-ayat tentang wanita shalihah menurut Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir (Kajian Deskriptif), (Disertasi, UIN Mataram, Mataram, 2020), hlm. Ketika Wahbah Zuhaili selesai menulis kitab Tafsirnya, sebelum itu. telah dicetak, Wahbah menyerahkannya kepada pelajar peringkat sekolah menengah untuk membaca dan juga mempelajarinya.

Ali Ayazi juga menambah bahawa tujuan penulisan buku Tafsir Al-Munir ini adalah untuk menggabungkan keaslian Tafsir Klasik dan keindahan Tafsir Kontemporari kerana menurut Wahbah Zuhaili ramai yang berpendapat bahawa Tafsir Klasik tidak mampu menyelesaikan masalah Kontemporari, sedangkan ramai Pengulas Kontemporari membuat penyelewengan dalam tafsiran ayat Al-. Hal ini dapat dilihat apabila Wahbah Zuhaili mentafsir surah Al-Baqoroh ayat 1-5, Wahbah memberi tema sifat-sifat mukmin dan juga pahala orang yang bertaqwa. Pola Tafsir yang digunakan Wahbah Zuhaili dalam menulis Tafsirnya tidak terlepas dari latar belakang keilmuannya, yaitu ilmu Hukum Islam dan Falsafah Undang-undang.

TINJAUAN UMUM SEPUTAR NAFAQOH

Konsep Nafaqoh Suami kepada Istri yang terdapat

Dalil kewajipan Nafaqoh daripada suami kepada isteri terdapat dalam Al-surah Al-Baqoroh ayat 233. Seorang ibu tidak boleh menderita untuk anaknya dan seorang bapa juga tidak boleh menderita untuk anaknya. Adapun kaitan dengan nafkah suami kepada isteri dalam proses penyusuan anak yang diberikan oleh ibu, sudah tentu ketika ibu menyusukan anaknya, dia masih dalam keadaan lemah dan juga memerlukan wang.

Biaya ini kemudian menjadi kewajiban suami untuk memenuhinya, suami wajib memberikan nafkah dan sandang yang cukup bagi istrinya. Dan tentu saja laki-laki yang paling berhak memberikan makan kepada istrinya ketika sedang menyusui adalah laki-laki karena laki-laki adalah kepala keluarga. Hadits di atas merupakan dalil yang menunjukkan kewajiban suami untuk menyediakan makan dan pakaian bagi istrinya, atau istilah lain yang dikenal dengan nafekoh.

Sebab-sebab di wajibkannya Nafaqoh

Apabila seorang lelaki tidak lagi mampu memberi nafkah kepada isterinya, maka lelaki itu (suami) berhenti menjadi pemimpin bagi wanita (isteri). Imam Al-Qurthubi memberi penjelasan berkenaan nafkah yang perlu dibayar oleh seorang lelaki untuk isterinya yang sudah berada di bawah tanggungjawabnya. Wahbah Zuhaili menjelaskan nafkah suami kepada isteri yang solehah, termasuk makanan, pakaian dan tempat tinggal.

Semua penghasilan diukur dengan tingkat ekonomi suami tanpa mempertimbangkan ekonomi dan kelayakan istri. Menafkahi adalah kewajiban suami terhadap istrinya yang diukur dari tingkat kemampuan tanggungan dan kecocokan tanggungan. Mata pencarian seorang laki-laki untuk istrinya terdiri dari sandang (sandang), pangan (pangan), papan (tempat tinggal) dan kesehatan (obat-obatan).

PENAFSIRAN AYAT-AYAT NAFAQOH DALAM

Penafsiran Ayat-Ayat Nafaqoh Dalam Rumah

  • Laki-laki Merupakan Pemimpin dalam Rumah Tangga pada Q.S
  • Kewajiban Seorang Suami Memberikan Tempat Tinggal kepada
  • Kemampuan Seorang Suami dalam Mencari Nafaqoh untuk

Di sinilah menurut Imam Hanafi akad nikah tidak batal karena seorang laki-laki tidak mampu menafkahi istrinya, maka laki-laki itu sama saja dengan orang yang terlilit hutang dan diberi tangguh sampai ia dalam keadaan kelapangan untuk melunasi. Akan tetapi menurut ulama Hanafiyyah, seorang laki-laki wajib memberikan nafkah dan tempat tinggal bagi istrinya, meskipun istri tersebut telah diceraikan mabthu>tah (tidak disebutkan lagi talak di dalamnya, talak bain). Dalam tafsir Kementerian Agama tentang ayat di atas, Allah SWT menjelaskan bahwa seorang laki-laki wajib memberikan tempat tinggal yang layak kepada istrinya sesuai dengan kemampuannya sampai akhir masa iddahnya.

Adapun tafsirnya, Imam Al-Qurthubi menjelaskan ayat ini dengan mengatakan bahwa nafkah seorang laki-laki yang diberikan kepada istri dan anak-anaknya yang masih kecil dapat diukur dengan tingkat kelapangan orang yang menafkahi (laki-laki) dan kecukupan serta kebutuhannya. tanggungan (istri). ), tentunya adaptasi ini dilakukan dengan cara Ijtihad (penyelidikan) yang sesuai dengan cara hidup masyarakat pada umumnya. Perkiraan ukuran hidup hanya diukur dari tingkat keuangan suami tanpa memperhitungkan keuangan dan kecukupan istri. Laki-laki yang tidak mampu menghidupi istrinya harus mendapatkan sumbangan dari Bait Al-Ma>l atau dalam istilah sekarang disebut Kementerian Sosial.

Persamaan Dan Perbedaan Penafsiran Antara Imam

  • Pendapat Imam Al-Qurthubi tentang Nafaqoh dalam Rumah
  • Perbedaan dan Persamaan Pendapat Imam Al-Qurthubi dan

Menurut Quraish Shihab dalam hal pemberian suami kepada istrinya, tidak ada ketentuan yang pasti yang harus dibelanjakan suami untuk istrinya. Selain tugas suami sebagai pencari nafkah bagi keluarganya, suami juga wajib menjaga dan menasihati istri dan keluarganya untuk selalu berbuat apa >f dan juga menahan diri dari yang maksiat. Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa masalah kehidupan yang baik, yang berkaitan dengan sandang, pangan dan papan, diukur dari tingkat keuangan seorang laki-laki dan juga dari kecukupan seorang istri.

Jika dalam hal-hal yang berkaitan dengan penghidupan ekonomi dan kecukupan wanita juga diperhitungkan, tentu akan terjadi perselisihan antara keduanya, seorang pria akan mengklaim bahwa apa yang diminta oleh istrinya di luar kemampuannya, sedangkan wanita mengklaim bahwa apa yang dia tuntut. dari suaminya, masalah hidup sudah sesuai dengan tingkat kecukupannya. Mufti tidak berhak menentukan tingkat pendapatan yang harus dikeluarkan suami untuk istrinya, karena persoalan pendapatan hanya diukur dari tingkat ekonomi suami. Seorang wanita yang hamil dan ditinggal mati oleh suaminya berhak mendapat nafkah dari semua harta suaminya sampai lahirnya rahimnya.

Tabel 4 . 1  ANALISIS
Tabel 4 . 1 ANALISIS

PENUTUP

Kesimpulan

Seorang istri yang telah diceraikan dari suaminya tetap berhak mendapat nafkah, jika istri bercerai, dia berhak mendapat sandang, pangan dan papan selama dia masih hidup. Jika istri yang diceraikan dari Bain dan tidak hamil, maka dia hanya berhak mendapat tempat tinggal, sedangkan jika istri yang diceraikan dari Bain sedang hamil, dia berhak mendapatkan sandang, pangan dan papan. Istri yang sedang mengandung dan ditinggal mati oleh suaminya, istri mendapat nafkah dari harta peninggalan suaminya sampai tiba waktu melahirkan.

Orang yang paling berhak mencari nafkah adalah laki-laki, sedangkan istri dalam rumah tangga adalah pencari nafkah.

Saran

Awani Putri Deyika, Analisis Ayat Mahar dan Tunjangan dari Perspektif Hussein Muhammad, Skripsi, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, 2020. Haji Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, Tafsir Al-Azhar, Volume 10, Singapore: National Library PTE LTD, 1990, Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Kerukunan Al-Jilid 3, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Mustahiqurrahman, Keistimewaan Waktu Subuh Kajian Wajar Surah Al-Fajr Dalam Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Zuhaili, Tesis, UIN Mataram, Mataram, 2020. Syifaun Nufus Atmi, Tafsir Ayat Tentang Wanita Shalihah Zuhair Menurut Wahf Al-Munir (Kajian Deskriptif), Tesis, UIN Mataram, Mataram, 2020. Tantri Setyo Ningrum, Wacana Wanita Pencari Nafkah Pengertian Husayn Muhammad Tafsir Q.S An-Nisa 4:34 dan At-Thalak 64:6- 7, Tesis, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2019.

Gambar

Tabel 4 . 1  ANALISIS

Referensi

Dokumen terkait

Nasihat terhadap istri diberikan ketika seorang suami melihat tanda-tanda bahwa akan nusyu>z-nya seorang istri. Suami harus menjelaskan bahwa perbuatan tersebut termasuk