• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapat Imam Al-Qurthubi tentang Nafaqoh dalam Rumah

Dalam dokumen penafsiran ayat-ayat nafaqoh dalam rumah (Halaman 80-84)

BAB IV PENAFSIRAN AYAT-AYAT NAFAQOH DALAM

B. Persamaan Dan Perbedaan Penafsiran Antara Imam

1. Pendapat Imam Al-Qurthubi tentang Nafaqoh dalam Rumah

63

Qona ah (selalu merasa cukup) dengan apa yang telah di berikan oleh Allah SWT kepadanya dan keluarganya.94

Menurut Quraish Shihab dalam masalah nafkah seorang suami kepada istrinya, tidak ada jumlah tertentu yang harus di keluarkan oleh suami kepada istri. Jumlah nafkah itu Kembali kepada kondisi masing-masing dan menurut kebiasaan yang berlaku di tengah masyarakat atau yang di istilahkan dalam kitab itu dedngan sebutan yang tentunya kebiasaan itu bisa berbeda dari masyarakat satu dengan masyarakat yang lainnya menurut perkembangan zaman. Seorang suami yang tidak mampu untuk memberikan nafkah kepada istrinya seharusnya mendapatkan sumbangan dari Bait Al- Ma>l atau dalam istilah zaman sekarang di sebut Departemen Sosial. Adapun seorang istri yang tidak rela hidup bersama suami yang tidak bisa memenuhi kebutuhannya secara wajar, maka istri tersebut boleh menuntut cerai kepada suaminya.95

B. Persamaan Dan Perbedaan Penafsiran Antara Imam

64

seorang suami wajib memberikan nafkah kepada istrinya baik itu berupa nafkah makanan, pakaian, maupun tempat tinggal dan nafkah yang telah dikeluarkan ini di ukur dari tingkat ekonomi seorang suami dan kecukupan seorang istri. Adapun dalil mengapa imam Al-Qurthubi mengukur nafkah selain dari tingkat ekonomi seorang suami, juga di tinjau dari segi kecukupan seorang istri tentunya ini berlandaskan pada Hadis Baginda Nabi Muhammad SAW terkait pengaduan istrinya Abu Sufyan yang mengadu kepada Rasulullah masalah nafkah, kemudian Rasulullah memberikan komentarnya terhadap pengaduan istrinya Abu Sufyan dengan Bersabda kepadanya:

apa yang mencukupi mu dan anak-anak mu dengan . Dan redaksi hadis ini sudah penulis paparkan pada bab sebelumnya.

Adapun dalam masalah nafkah orang tua kepada anaknya maka kata Imam Al-Qurthubi, itu menjadi hak seorang ayah bukan kewajiban seorang ibu. Akan tetapi Muhammad bin Al-Mawwaz berbeda pendapat dengan Imam Al-Qurthubi terkait hal demikian, Al-Mawwaz berkata bahwa nafkah orang tua untuk anaknya itu menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya. Menurut pendapat Ibnu Al-Arabi menjelaskan terkait dengan pendapat Muhammad bin Al-Mawwaz dengan mengatakan bahwa boleh jadi maksud Al-Mawwaz berkata demikian, jika seorang ayah telah wafat maka otomatis itu menjadi tanggung jawab seorang ibu untuk menafkahinya.96

Imam Al-Qurthubi juga menjelaskan tentang nafkah seorang istri yang sedang hamil kemudian

96 Muhammad Al-Qurthubi, Al- hlm. 685.

65

ditinggal mati oleh suaminya maka ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa istri tersebut berhak mendapatkan nafkah dari semua harta peninggalam suaminya sampai istrinya melahirkan kandungannya.

Dan ada sebagian lagi yang mengatakan bahwa istri hanya memperoleh nafkah dari bagian warisannya saja.97

Selain tugas seorang suami sebagai pencari nafkah untuk keluarganya, suami juga berkewajiban untuk menjaga dan menasehati istri dan keluarganya agar senantiasa berbuat yang >f dan juga menjauhi perbuatan yang Mungkar. Artinya, sebuah keluarga adalah satu kesatuan yang kokoh apabila satu sama lainnya senantiasa untuk saling menjaga dan menasehati. Hal ini dikarenakan seorang suami merupakan penguasa dalam setiap keluarga yang di pimpinnya. Dan tidak boleh bagi seorang pemimpin (suami) untuk berbuat keburukan terhadap orang yang di pimpinnya (istri). Selain itu juga, istri juga memiliki kewajiban untuk senantiasa menjaga hak-hak suaminya.98

2. Pendapat Wahbah Zuhaili tentang Nafaqoh dalam Rumah Tangga

Wahbah Zuhaili menjelaskan nafkah seorang suami kepada istri baik itu yang mencakup makanan, pakaian, maupun tempat tinggal. Semua nafkah itu diukur dari tingkat ekonomi seorang suami tanpa mempertimbangkan ekonomi dan kecukupan seorang istri. Pendapat ini juga sesuai dengan pendapat Imam

97 Ibid., hlm. 677.

98 Ela Sartika, dkk, Keluarga Sakinah Dalam Tafsir Al- , Vol.

2, Nomor 1, Al-Bayan, Desember 2017, hlm. 122-123.

66

ekonomi seorang suami saja tanpa mempertimbangkan kecukupan istri. Karena jika ekonomi seorang istri diperhitungkan dalam masalah nafkah ini, tentu akan terjadi perselisihan antara suami istri.

Wahbah Zuhaili juga secara tegas mewajibkan suami untuk memberikan Nafkah obat-obatan kepada istri, menurutnya obat-obatan sama dengan barang- barang kebutuhan pokok lainnya. Adapun menurut Imam Mazhab yang empat (Hanafi, Maliki, Sya Hanbali), obat-obatan menurut Imam Mazhab tidaklah dianggap sebagai kebutuhan pokok. Hal ini tentu di sebabkan karena kondisi masyarakat pada waktu itu tidak memerlukan obat-obatan seperti pada zaman sekarang ini. Akan tetapi berbeda pada zaman sekarang ini, kebutuhan masyarakat terhadap obat-obatan sudah menjadi bagian dari kebutuhan pokok yang harus di penuhi. Dan menurut Wahbah Zuhaili menambahkan bahwa pemberian nafkah kesehatan merupakan bentuk dari >syarah Bi Al- >f. Wahbah Zuhaili

menya >syarah Bi Al- >f

namanya jika suami dalam keadaan istrinya sehat dapat bersenang-senang , lalu manakala istrinya Menurut Wahbah, Undang-undang perkawinan mesir tahun 1985 telah menetapkan bahwa nafkah untuk istri meliputi makanan, pakaian, tempat tinggal, biaya-biaya pengobatan, dan hal-dal lain yang di wajibkan oleh agama.99

Wahbah Zuhaili juga menjelaskan dalam Tafsirnya terkait dengan seorang istri yang sedang

99 Husein Muhammad, Fiqh Perempuan, cet. ke-3, (Yogyakarta : IRCiSoD, 2019), hlm. 218.

67

hamil kemudian di tinggal mati oleh suaminya, maka ada sebagian sahabat berkata; bahwa istri tersebut mendapatkan nafkah dari harta peninggalan suaminya sampai sang istri itu melahirkan kandungannya. Dan ada sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa seorang istri hanya mendapatkan nafkah menurut ukuran warisannya saja. Kemudian Daruquthni meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Rasulullah SAW, bahwasanya Rasulullah bersabda yang artinya:

oleh suaminya tidak memiliki hak nafkah. 100

3. Perbedaan dan Persamaan Pendapat Imam Al-Qurthubi

Dalam dokumen penafsiran ayat-ayat nafaqoh dalam rumah (Halaman 80-84)