• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROBLEMATIKA POLA HUBUNGAN DALAM KELUARGA DAN ALTERNATIF PENYELESAIANNYA

N/A
N/A
Nidaa

Academic year: 2023

Membagikan "PROBLEMATIKA POLA HUBUNGAN DALAM KELUARGA DAN ALTERNATIF PENYELESAIANNYA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

II. PEMBAHASAN

A. Definisi Pola Hubungan dalam Keluarga B. Faktor Penyebab Problematika Pola Hubungan

C. Dampak Problematika Pola Hubungan dalam Keluarga

D. Alternatif Penyelesaian Problematika Pola Hubungan dalam Keluarga III. PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

(3)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga, sebagai unit terkecil dalam masyarakat, memiliki peran integral dalam membentuk karakter dan kesejahteraan anggota keluarga. Seiring dengan perkembangan zaman, pola hubungan dalam keluarga menghadapi berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi keseimbangan dan keharmonisan. Awaru dalam bukunya menyebutkan bahwa perubahan sosial yang terjadi di masyarakat menciptakan sebuah hubungan dalam keluarga yang semakin kompleks dan semakin rumit untuk dipahami dan diselesaikan dengan hanya melihat aspek biologis dan aspek psikologinya saja.1 Perubahan nilai-nilai sosial, ekonomi, dan budaya tersebut pada akhirnya dapat menciptakan dinamika baru dalam interaksi keluarga.

Salah satu aspek kritis yang mempengaruhi pola hubungan keluarga adalah komunikasi. Sabarua dan Mornene dalam tulisannya menyebutkan bahwa komunikasi keluarga bertujuan dalam memprakarsai dan memelihara interaksi antara satu anggota dengan anggota lainnya sehingga tercipta komunikasi yang efektif.2 Ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif dapat mengarah pada ketidakpahaman, konflik, dan ketidakharmonisan. Pola komunikasi yang tidak sehat seringkali menjadi akar

1 A. Octamaya Tenri Awaru, Sosiologi Keluarga, Bandung: Media Sains Indonesia, 2021, hal. 13 2 Jefrey Oxianus Sabarua dan Imelia Mornene, Komunikasi Keluarga dalam Membentuk Karakter Anak, International Journal of Elementary Education, 4(1), hal. 83, 2020.

(4)

4

dari masalah lebih besar dalam keluarga, mempengaruhi perkembangan anak-anak dan kesejahteraan psikologis seluruh anggota keluarga.

Selain itu, stereotip peran gender yang masih melekat dalam masyarakat dapat menciptakan ketidaksetaraan dan konflik dalam keluarga. Harapan yang kaku terhadap peran tertentu dapat menghambat pertumbuhan individu dan menciptakan ketegangan dalam hubungan keluarga. Pemahaman mendalam tentang peran gender yang fleksibel menjadi krusial untuk menciptakan lingkungan keluarga yang inklusif dan mendukung.

Dalam situasi di mana ketidakpahaman dan ketegangan hadir, konflik keluarga menjadi tidak terhindarkan. Menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat dan konstruktif adalah kunci untuk memulihkan harmoni dalam keluarga. Namun, untuk mencapai itu, diperlukan pemahaman yang mendalam tentang akar permasalahan dan strategi penyelesaian yang efektif.

Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk menjelajahi problematika dalam pola hubungan keluarga dan menyusun alternatif penyelesaian yang dapat meningkatkan kualitas interaksi dalam keluarga. Dengan memahami secara mendalam permasalahan yang muncul, diharapkan dapat ditemukan solusi yang relevan dan efektif untuk memperkuat hubungan keluarga, mendukung perkembangan anak, dan memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah

(5)

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa definisi pola hubungan keluarga?

2. Apa faktor dan dampak problematika pola hubungan dalam keluarga?

3. Bagaimana usulan alternatif penyelesaian dalam mengatasi problematika pola hubungan dalam keluarga?

C. Tujuan

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tentang definisi pola hubungan dalam keluarga

2. Untuk memahami dan menganalisis faktor serta dampak problematika pola hubungan dalam keluarga

3. Untuk memahami alternatif penyelesaian dalam mengatasi problematika pola hubungan dalam keluarga

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Pola Hubungan dalam Keluarga

Definisi pola hubungan keluarga mencakup dinamika kompleks dari interaksi, komunikasi, dan hubungan interpersonal antaranggota keluarga. Pola ini mencerminkan cara keluarga berfungsi dan bagaimana anggota keluarga saling berinteraksi sehari-hari. Beberapa aspek kunci dari definisi pola hubungan keluarga melibatkan interaksi antar anggota keluarga, komunikasi keluarga, pembagian peran dan tanggungjawab, dinamika emosional, serta tradisi dan norma keluarga.

Pola hubungan keluarga mencakup cara anggota keluarga berinteraksi satu sama lain. Ini termasuk keakraban, dukungan, atau bahkan konflik yang mungkin muncul dalam berbagai situasi.

Komunikasi memainkan peran sentral dalam pola hubungan keluarga.

Ini melibatkan pertukaran informasi, ekspresi emosi, serta cara keluarga berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah atau membuat keputusan.

Pola hubungan keluarga mencakup pembagian peran dan tanggung jawab antaranggota keluarga. Ini melibatkan peran sebagai orang tua, anak, atau pasangan, serta tugas dan kewajiban masing-masing anggota keluarga.

Aspek emosional seperti kehangatan, dukungan, dan rasa aman juga terkait dengan definisi pola hubungan keluarga. Dinamika ini menciptakan iklim emosional dalam keluarga yang memengaruhi kesejahteraan psikologis anggota keluarga.

Pola hubungan keluarga juga mencakup tradisi, nilai, dan norma keluarga yang membentuk cara keluarga berinteraksi dan merayakan peristiwa- peristiwa penting.

(7)

B. Faktor Penyebab Problematika Pola Hubungan

Faktor penyebab problematika pola hubungan dalam keluarga dapat berasal dari berbagai aspek yang saling terkait. Beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan masalah dalam pola hubungan keluarga adalah komunikasi yang tidak efektif, peran dan tanggungjawab yang tidak jelas, perubahan sosial dan ekonomi, peran gender yang streotip, ketidak mampuan mengelola konflik, serta kurangnya keterlibatan emosional.

Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan baik dapat mengarah pada ketidakpahaman dan konflik. Kesulitan dalam menyampaikan perasaan, kebutuhan, atau harapan dapat menciptakan celah komunikasi yang merugikan hubungan keluarga.

Ketidakjelasan dalam pembagian peran dan tanggung jawab di dalam keluarga dapat menciptakan ketidakseimbangan. Ketidaksetaraan dalam kontribusi atau ekspektasi yang tidak realistis terkait peran tertentu dapat menyebabkan ketegangan.

Perubahan dalam faktor ekonomi atau sosial, seperti kehilangan pekerjaan, perubahan status ekonomi, atau perubahan lingkungan sosial, dapat menciptakan tekanan tambahan pada keluarga dan memengaruhi dinamika hubungan.

Ekspektasi yang kaku terhadap peran gender dapat menciptakan ketidaksetaraan dan konflik dalam keluarga. Harapan tradisional terhadap peran tertentu dapat membatasi kebebasan individu dan menciptakan hambatan dalam pertumbuhan keluarga.

Konflik adalah bagian alami dari setiap hubungan, tetapi ketidakmampuan untuk mengelolanya dengan baik dapat memperburuk masalah.

Konflik yang tidak diselesaikan atau tidak diatasi dengan cara yang sehat dapat menciptakan ketegangan dan jarak emosional.

(8)

8

Keterlibatan emosional yang minim atau kurangnya dukungan emosional dapat menciptakan kesan ketidakpedulian atau keengganan untuk saling mendukung, menghambat perkembangan hubungan keluarga.

C. Dampak Problematika Pola Hubungan dalam Keluarga

Adanya problematika pola hubungan dalam keluarga dapat berdampak secara signifikan pada kesejahteraan dan kestabilan keluarga. Problematika pola hubungan dapat menciptakan ketidakharmonisan, di mana atmosfer keluarga menjadi tegang dan tidak menyenangkan. Konflik yang tidak teratasi dapat merugikan keseimbangan emosional dan psikologis dalam keluarga.

Anggota keluarga yang terlibat dalam hubungan yang konflik dapat mengalami tekanan psikologis. Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.

Anak-anak dalam keluarga yang mengalami problematika hubungan seringkali terpengaruh secara negatif. Mereka mungkin mengalami kesulitan emosional, hambatan dalam perkembangan sosial, dan bahkan performa akademis yang menurun.

Konflik yang berkepanjangan dan tidak terselesaikan dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam hubungan suami istri. Hal ini dapat berpotensi mengarah pada perceraian atau perpisahan, dengan dampak serius terhadap semua anggota keluarga.

Problem di dalam keluarga dapat menghambat perkembangan holistik anak-anak. Mereka mungkin kesulitan dalam membentuk hubungan sosial, mengembangkan kemampuan interpersonal, dan membangun rasa percaya diri.

Tingkat stres yang tinggi dalam keluarga dapat berkontribusi pada masalah kesehatan fisik. Anggota keluarga mungkin mengalami gangguan tidur, peningkatan tekanan darah, atau masalah kesehatan lainnya sebagai dampak dari ketidakstabilan hubungan.

(9)

Problem yang tidak teratasi dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan keluarga. Keluarga mungkin kesulitan untuk merencanakan masa depan, mencapai tujuan bersama, atau berkembang sebagai unit yang sehat.

E. Alternatif Penyelesaian Problematika Pola Hubungan dalam Keluarga

Berbagai alternatif penyelesaian dapat diimplementasikan untuk mengatasi problematika pola hubungan dalam keluarga.

Mendorong komunikasi terbuka dan jujur antaranggota keluarga.

Mengadakan waktu khusus untuk berbicara tentang perasaan, harapan, dan kebutuhan masing-masing anggota keluarga.

Mengajarkan keterampilan penyelesaian konflik yang konstruktif, seperti mendengarkan aktif, mencari solusi bersama, dan memahami sudut pandang satu sama lain.

Mendidik keluarga tentang pentingnya peran gender yang fleksibel.

Memberikan dukungan terhadap pilihan peran yang sesuai dengan minat dan keahlian individu, tanpa memandang jenis kelamin.

Melibatkan pihak profesional seperti psikolog atau konselor keluarga untuk membantu mengidentifikasi masalah, meningkatkan komunikasi, dan memberikan dukungan psikologis.

Mengikuti program pendidikan keluarga untuk meningkatkan pemahaman tentang dinamika keluarga dan memberikan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola konflik dan membangun hubungan yang sehat.

Terapi khusus untuk pasangan atau anggota keluarga tertentu yang mungkin memerlukan bantuan dalam mengatasi masalah pribadi atau hubungan mereka.

Membangun kegiatan bersama dan mendukung kebersamaan dalam keluarga, seperti liburan bersama, kegiatan olahraga, atau proyek bersama, untuk memperkuat ikatan emosional.

(10)

10

Mencari dukungan dari kelompok dukungan keluarga, teman, atau anggota masyarakat untuk memperoleh perspektif tambahan dan dukungan sosial.

Membahas dan menetapkan batasan-batasan sehat dalam keluarga, termasuk pengelolaan waktu dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.

Mendorong partisipasi aktif semua anggota keluarga dalam mengidentifikasi masalah dan merumuskan solusi, sehingga setiap individu merasa memiliki peran penting dalam perbaikan hubungan keluarga.

Menerapkan kombinasi dari beberapa alternatif penyelesaian ini sesuai dengan kebutuhan dan konteks keluarga dapat membantu membangun pola hubungan yang lebih sehat dan harmonis.

(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan makalah ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pola hubungan keluarga merujuk pada cara anggota keluarga saling berinteraksi, berkomunikasi, dan membentuk hubungan interpersonal di dalam keluarga. Ini melibatkan dinamika emosional, komunikasi, serta pembagian peran dan tanggung jawab antaranggota keluarga.

2. Faktor-faktor seperti kurangnya komunikasi efektif, peran gender yang kaku, dan konflik internal dapat menyebabkan problematika dalam pola hubungan keluarga. Dampaknya mencakup ketidakharmonisan, kesejahteraan psikologis yang terganggu, dan potensi dampak negatif terhadap perkembangan anak- anak.

3. Alternatif penyelesaian yang mungkin dapat digunakan seperti, mengedepankan komunikasi terbuka, jujur, dan empatik antaranggota keluarga untuk membangun pemahaman yang lebih baik, menerapkan strategi penyelesaian konflik yang konstruktif, seperti pendekatan mediasi dan kompromi, untuk mengurangi ketegangan dalam keluarga, serta mempromosikan pemahaman yang lebih inklusif terkait peran gender, memberikan kebebasan dalam pilihan peran, dan mengurangi ekspektasi yang kaku.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Adanya keterbatasan kajian pada makalah ini, menyebabkan perlunya dilakukan kajian lebih mendalam tentang topik yang berkaitan agar informasi lebih lengkap dan lebih luas untuk dipahami.

(12)

12

2. Selanjutnya, saran dalam menghadapi problematika pola hubungan dalam keluarga adalah pentingnya bagi anggota keluarga untuk bersedia terlibat dalam upaya perubahan positif dan mendukung komunikasi yang sehat, memahami peran gender yang fleksibel, serta mengelola konflik dengan bijaksana dapat membantu membangun keluarga yang harmonis.

3. Selain itu, perlunya pendekatan preventif seperti pendidikan keluarga dan dukungan dari pihak luar dapat memberikan kontribusi positif dalam mengatasi dan mencegah problematika dalam pola hubungan keluarga.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Tenri Awaru, A. O. (2021). Sosiologi Keluarga. Bandung: Media Sains Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Apartemen Andaru Living merupakan apartemen yang memiliki fasilitas penunjang berupa retail dan gedung olahraga, serta ruang publik privat.. Ruang publik privat sebagai wadah aktivitas

Kesimpulan : Hasil analisis kami menunjukkan bahwa profil agresif adalah strategi yang cocok bagi FedEx untuk memungkinkan perusahaan bersaing secara efektif di industrinya.. Oleh