• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produk Multiguna Maxi dari PT Adira Finance yang Menggunakan Jaminan Fidusia

N/A
N/A
Shanti Debora Simorangkir

Academic year: 2024

Membagikan "Produk Multiguna Maxi dari PT Adira Finance yang Menggunakan Jaminan Fidusia"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Pernando Rambe

NIM : P01031221045

Nama/Kode Mata Kuliah: Hukum Perdata /HKUM 4202

1. Pada saat ini banyak lembaga keuangan yang menyediakan fasilitas kredit. Kredit tersebut diberikan kepada nasabah internal dan juga masyarakat luas. Salah satu lembaga tersebut adalah PT Adira Finance. Saat sekarang ini sudah banyak produk yang diluncurkan oleh PT Adira dalam pelayanan terhadap masyarakat. Salah satu diantaranya adalah produk Multiguna Maxi yang merupakan jenis pembiayaan kebutuhan Konsumen atas Barang dan Jasa dengan menjaminkan BPKB kendaraan Motor/Mobil.

Pertanyaan:

Berdasarkan informasi di atas, apa yang Anda ketahui tentang jaminan fidusia dan permasalahan hukum apa saja yang terjadi dalam penerapan jaminan fidusia?

uraikan berdasarkan hukum UU Jaminan Fidusia!

Jawab:

Jaminan fidusia adalah suatu bentuk jaminan atas hak kepemilikan atas barang bergerak yang memberikan kepercayaan kepada kreditur untuk dapat melunasi piutangnya dari hasil penjualan barang tersebut apabila peminjam tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran. Dalam konteks produk Multiguna Maxi yang ditawarkan oleh PT Adira Finance, jaminan fidusia diberikan atas BPKB kendaraan motor atau mobil yang dijaminkan oleh nasabah sebagai bentuk jaminan atas pembiayaan yang diberikan.

Permasalahan hukum yang sering terjadi dalam penerapan jaminan fidusia, termasuk dalam kasus seperti ini, meliputi:

1) Masalah Kepemilikan: Terkadang terjadi perselisihan terkait kepemilikan barang yang dijaminkan, apakah benar-benar milik peminjam atau tidak. Hal ini dapat menjadi permasalahan jika terjadi klaim dari pihak lain yang mengaku sebagai pemilik barang tersebut.

2) Masalah Keabsahan Jaminan: Terdapat situasi di mana jaminan fidusia dianggap tidak sah karena prosedur pendaftaran atau perjanjian jaminan tidak dilakukan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Jaminan Fidusia. Hal ini dapat terjadi jika dokumen-dokumen yang diperlukan tidak lengkap atau prosedur pendaftaran tidak dilakukan dengan benar.

3) Masalah Penyitaan dan Eksekusi: Dalam kasus ketidakmampuan peminjam untuk melunasi utangnya, terjadi masalah terkait proses penyitaan dan eksekusi barang jaminan. Proses ini harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU Jaminan Fidusia, termasuk prosedur yang harus diikuti dan hak-hak peminjam yang harus dihormati.

(2)

4) Masalah Gugatan Pihak Ketiga: Pihak ketiga yang memiliki klaim atas barang yang dijaminkan juga dapat menjadi permasalahan dalam penerapan jaminan fidusia. Jika terdapat gugatan dari pihak ketiga terkait kepemilikan atau hak atas barang jaminan, hal ini dapat menghambat proses penyelesaian utang oleh kreditur.

Dalam semua permasalahan tersebut, penyelesaiannya harus mengacu pada ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Jaminan Fidusia, termasuk prosedur pendaftaran, hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat, serta prosedur penyelesaian sengketa.

2. Anda adalah salah satu orang terkaya di Papua. Anda memiliki harta sebagai berikut:

 Tanah SHM Nomor 20 senilai Rp. 10.000.000.000,-,

 Bisnis usaha Ruko senilai Rp. 5.000.000.000,-

 Mobil Toyota Alphard dan Pajero Sport senilai Rp. 1.900.000.000,-

Anda memiliki 1 anak laki-laki bernama Ariel 22 Tahun dari hasil perkawinan SAH dengan seorang wanita bernama Vanesa serta seorang anak perempuan bernama Lucinta 20 Tahun anak yang diakuinya lahir di luar nikah.

Pertanyaan:

Berdasarkan kasus di atas, menurut analisis Anda apakah Lucinta berhak mendapatkan warisan? Jelaskan berdasarkan hukum!

Jawab:

Dalam kasus ini, untuk menentukan apakah Lucinta berhak mendapatkan warisan, kita perlu merujuk pada ketentuan hukum waris yang berlaku di Indonesia.

Hukum waris di Indonesia mengatur bahwa anak di luar perkawinan memiliki hak waris terhadap harta peninggalan orang tuanya, baik yang telah diakui atau yang belum diakui secara hukum, asalkan hubungan kekerabatan tersebut dapat dibuktikan.

Dalam kasus ini, Lucinta adalah anak perempuan Anda yang lahir di luar perkawinan. Meskipun Lucinta dilahirkan di luar nikah, namun karena Anda telah mengakuinya, maka Lucinta memiliki hubungan kekerabatan dengan Anda dan berhak mendapatkan warisan sesuai dengan ketentuan hukum waris yang berlaku di Indonesia.

Sesuai dengan Pasal 830 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), anak di luar perkawinan memiliki hak waris terhadap harta peninggalan orang tua, baik yang diakui atau belum diakui secara hukum, sepanjang hal tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Oleh karena itu, berdasarkan hukum, Lucinta berhak mendapatkan bagian dari warisan Anda bersama dengan anak laki-laki Anda, Ariel. Bagian warisan yang diterima Lucinta akan ditentukan sesuai dengan ketentuan pembagian waris yang diatur dalam hukum waris di Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 1 ayat (2) Undang-undang No 42 Tahun 1999, jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak

Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani

Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani

1. Akibat Hukum Jika Debitur Wanprestasi Dalam Pembiayaan Konsumen Dengan Jaminan Fidusia Pada SUZUKI FINANCE INDONESIA Cabang Surakarta, hal ini menurut ketentuan

1 Gunawan Widjaja, Ahmad Yani, Jaminan Fidusia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm.. dijaminkan yaitu PT. Smart Multi Finance Cabang Malang yang bergerak dalam

1 Gunawan Widjaja, Ahmad Yani, Jaminan Fidusia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm.. dijaminkan yaitu PT. Smart Multi Finance Cabang Malang yang bergerak dalam

Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak

Dengan demikian, digunakannya jaminan fidusia pada lembaga pembiayaan tersebut menggerakan penulis untuk melakukan penelitian tentang eksekusi benda sebagai obyek