PROFIL KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA DENGAN ORANG DEWASA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO
KABUPATEN MUKOMUKO
E-JURNAL
SAPTA INDAH WARDANI NIM. 10060002
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2015
Profil Kemampuan Interaksi Sosial Resmaja dengan Orang Dewasa Di Desa Agung Jaya Kecamatan Air Manjuto
Kabupaten Mukomuko
Oleh:Sapta Indah Wardani
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
Adolescent social development not only includes parents, peers, teachers but also adult. Adult are very involved closely in independently the particular social processe and interactions. Interactions between adolescent and adult depend on the ability of adolescents to interact. Teenagers and display poor social relationship with adult. This study aimed to describe: 1) Verbal interaction profile interaction adolescent with adult. 2) Physical interaction profile adolescents with adults. 3) emotional interaction profile adolescents with adult in Agung Jaya village, Air Manjuto Distrct, Mukomuko Regency. This study is descriptive study with all the teenage population In Agung Jaya Village, Air Manjuto District, Mukomuko Regency amounting 56 respondences. The sample used total sampling technique. To collect the data the researcher used questionnaire. To analytical technique percentage. The results of data analysis obtained are: 1) Verbal interaction capabilities teens are at good enough category. 2) Physical interaction capabilities teens are at good enough category. 3) emotional interaction teens are at good enough category. Based on the result of this research above, it can be conclude that adolescent social interaction with adult was category good enough, for adult it is very instrumental in developing the process of interaction teen.
Keyword: adolescent, social interaction, adult Pendahuluan
Piaget (Ali dan Asrori, 2008:9) mengemukakan bahwa secara psikologis remaja adalah “suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar”. Sedangkan, Hall (Yusuf, 2009:185) ”remaja merupakan masaStrumand Drang, yaitu sebagai periode yang berada dalam dua situasi: antara goncangan, penderitaan, asmara, dan pemberontakan dengan otoritas orang dewasa”. Sementara Ali dan Asrori (2008:98) menyebutkan “setelah anak mencapai umur sekitar 13 tahun dan banyak bersosialisasi pada masyarakat, sikap dasar tadi menjadi semakin lengkap lingkungan pergaulannya. Misalnya pergaulan dengan guru, teman sebaya, dan orang dewasa lainnya”.
Remaja membutuhkan kemandirian dalam berinteraksi jika diharapkan mereka dapat mengambil keputusan yang benar tentang tingkah laku untuk menghadapi orang dewasa
yang baru dikenal untuk menghadapi situasi yang baru, dan semua itu memerlukan proses belajar. Kemampuan berinteraksi sosial yang sesuai dengan tuntutan nilai kehidupan masa sekarang khususnya dalam lingkungan orang dewasa.
Setiap interaksi senantiasa di dalamnya mengimplikasikan adanya komunikasi antar pribadi. Menurut Shaw (Ali dan Asrori, 2011:88) membedakan interaksi menjadi tiga jenis, yaitu interaksi verbal, interaksi fisik, dan interaksi emosional yaitu:
Interaksi verbal terjadi apabila dua orang atau lebih melakukan kontak satu sama lain dengan menggunakan alat-alat artikulasi.
Prosesnya terjadi dalam bentuk saling tukar percakapan satu sama lain. Interaksi fisik terjadi manakala dua orang atau lebih melakukan kontak dengan menggunakan bahasa-bahasa tubuh. Interaksi emosional terjadi manakala individu melakukan kontak satu sama lain dengan melakukan curahan perasaan. Misalnya, mengeluarkan air mata sebagai tanda sedih, haru, atau bahkan bahagia.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan
sehari-hari tidak terlepas dari interaksi dengan orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui percakapan maupun bahasa tubuh.
Berdasarkan hasil observasi dengan remaja dan lingkungan sekitar yang peneliti lakukan pada tanggal 20 sampai 31 Januari 2014 di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko bahwa masih terlihat remaja yang bertingkah laku tidak sopan terhadap orang dewasa, tidak menghargai orang dewasa, tidak menjalin komunikasi yang baik dengan orang dewasa, bersikap acuh tak acuh dengan orang dewasa, masih menganggap orang dewasa itu kuno.
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 1 Februari 2014 dengan salah satu orang dewasa diperoleh informasi bahwa ada remaja yang mampu berinteraksi dengan baik ada juga yang tidak mampu berinteraksi dengan baik. Remaja lebih mementingkan ego sendiri daripada sekedar menyapa atau bertanya yang sopan, tidak adanya rasa menghormati sehingga remaja tersebut menjadi bahan gunjingan oleh orang dewasa sekitar.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang “Profil Kemampuan Interaksi Sosial Remaja dengan Orang Dewasa di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko”.
Untuk lebih terarahnya penelitian ini maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Profil interaksi verbal remaja dengan orang dewasa.
2. Profil interaksi fisik remaja dengan orang dewasa.
3. Profil interaksi emosional remaja dengan orang dewasa.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Januari-1 Februari 2015 di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mumomuko. Populasi penelitian adalah seluruh remaja yang berjumlah 56 orang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling.
Sehubungan dengan populasi dalam penelitian kurang dari 100, maka teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Total Sampling, hal ini sesuai dengan Arikunto (2005: 95) mengatakan “apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua”.
Untuk menganalisis data yang digunakan teknik analisa persentase dengan rumus:
3?‘ ) 1 ?‘
Keterangan:
P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah responden 100 = Jumlah angka mutlak Setelah diperoleh presentase kemudian dilakukan klasifikasi jawaban dengan tingkatan sebagai berikut:
81% - 100% = Sangat Baik 61% - 80% = Baik 41% - 60% = Cukup Baik 21% - 40% = Kurang Baik 0% - 20% = Sangat Kurang Baik Hasil dan Pembahasan
1. Kemampuan Interaksi Sosial Remaja Dilihat dari Interaksi Verbal
Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari interaksi verbal di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko yang tergolong pada kategori sangat baik sebanyak 10,71%, dan pada kategori baik sebanyak 32,14%, pada kategori cukup baik sebanyak 41,07%, pada kategori kurang baik sebanyak 16,07%, sedangkan pada kategori sangat kurang baik tidak ada. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari interaksi verbal di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko cukup baik. Mulyana (2011:
260) mengungkapkan “simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih, pesan yang disengaja yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial dilihat dari interaksi verbal terkategori cukup baik.
Cukup baik disini belum berarti baik, maka perlu remaja ataupun orang dewasa melakukan hubungan timbal balik agar terciptanya kerukunan dan keharmonisan dalam kehidupan sosial.
2. Kemampuan Interaksi Sosial Dilihat dari Interaksi Fisik
Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari interaksi fisik di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko yang tergolong pada kategori sangat baik sebanyak 0%, dan pada kategori baik sebanyak 0%, pada kategori cukup baik sebanyak 26,80%, pada kategori kurang baik sebanyak 66,07%, sedangkan pada kategori sangat kurang baik sebanyak 7,14%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari interaksi fisik di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko kurang baik. Ali & Asrori (2011) Interaksi fisik terjadi manakala dua orang atau lebih melakukan kontak dengan menggunakan bahasa-bahasa tubuh.
Misalnya, ekspresi wajah, gerak-gerik tubuh dan kontak mata.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial dilihat dari interaksi fisik terkategori kurang baik.
Terlihat bahwa interaksi sosial remaja dengan orang dewasa kurang baik, di sini remaja kurang mempedulikan orang dewasa secara fisik. Remaja perlu mengembangkan sikap kepeduliannya agar bisa diterima dalam dunia manusia dewasa.
a. Ekspresi Wajah
Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari ekspresi wajah di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko yang tergolong pada kategori sangat baik sebanyak 8,92%, dan pada kategori baik sebanyak 25%, pada kategori cukup baik sebanyak 42,85%, pada kategori kurang baik sebanyak 16,07%, sedangkan pada kategori sangat kurang baik sebanyak 7,14%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari ekspresi wajah di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko cukup baik. Forgas (Mulyana, 2011: 131) mengemukakan bahwa “daya tarik fisik
komunikator dapat mempengaruhi cara penafsiran isyarat ekspresi wajah”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial dilihat dari ekspresi wajah terkategori cukup baik. Terlihat bahwa interaksi sosial remaja dengan orang dewasa cukup baik. Disini remaja cukup bisa memperlihat bagaimana ekspresi, raut muka dan mimik ketika berinteraksi dengan orang dewasa.
b. Gerak-gerik Tubuh
Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari ekspresi wajah di Desa Agung, Jaya Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko yang tergolong pada kategori sangat baik sebanyak 19,64%, dan pada kategori baik sebanyak 37,5%, pada kategori cukup baik sebanyak 35,71%, pada kategori kurang baik sebanyak 7,14%, sedangkan pada kategori sangat kurang baik sebanyak 0%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari gerak- gerik tubuh di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko baik. Effendy (2011: 12) mengatakan “kial (gesture) memang dapat menerjemahkan pikiran seseorang sehingga terekspresikan secara fisik”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial dilihat dari gerak-gerik tubuh terkategori baik. Remaja mampu menerjemahkan percakapan ataupun berinteraksi melalui bahasa tubuh, sehingga apa yang disampaikan dapat tersampaikan dengan jelas kepada orang dewasa atau yang lebih tua.
c. Kontak Mata
Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari kontak Mata di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko yang tergolong pada kategori sangat baik sebanyak 8,92%, dan pada kategori baik sebanyak 41,07%, pada kategori cukup baik
sebanyak 35,71%, pada kategori kurang baik sebanyak 14,28%, sedangkan pada kategori sangat kurang baik sebanyak 0%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari kontak mata di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko baik. Ekman dan Friesen (Tubs dan Moss, 2008: 132) mengatakan “isyarat yang diberikan dalam kontak mata tampaknya menunjukkan banyak hal mengenai kepribadian”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial dilihat dari kontak mata terkategori baik.
Remaja bisa menjaga kontak mata ketika berinteraksi dengan orang dewasa, berarti terlihat bahwa ketika berinteraksi dengan orang dewasa remaja terfokus dengan pembicaraan dengan mata tidak melihat kemana-mana.
3. Kemampuan Interaksi Sosial Dilihat dari Interaksi Emosional
Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari interaksi emosional di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko yang tergolong pada kategori sangat baik sebanyak 21,42%, dan pada kategori baik sebanyak 26,80%, pada kategori cukup baik sebanyak 44,64%, pada kategori kurang baik sebanyak 3,57%, sedangkan pada kategori sangat kurang baik sebanyak 3,57%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari interaksi emosional di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko cukup baik. Baron dan Byrne (2004: 40) mengatakan
“perasaan dan emosi manusia seringkali terbaca di wajahnya dan dapat dikenali melalui berbagai ekspresinya”.
Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa remaja memiliki emosional yang cukup baik ketika berinteraksi dengan orang dewasa, baik emosional positif maupun negatif. Remaja cukup mampu mengelola emosi dengan baik sehingga dalam berinteraksi sudah diterima dalam masyarakat.
a. Marah
Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari emosional marah di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko yang tergolong pada kategori sangat baik sebanyak 0%, dan pada kategori baik sebanyak 32,14%, pada kategori cukup baik sebanyak 42,85%, pada kategori kurang baik sebanyak 21,42%, sedangkan pada kategori sangat kurang baik sebanyak 3,57%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari emosional marah di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko cukup baik. Izard (Baron dan Byrne, 2004: 40) mengemukakan “terdapat enam emosi dasar manusia yang terlihat jelas, dan telah dipelajari sejak kecil: marah, takut, bahagia, sedih, terkejut, dan jijik”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa remaja mengelola emosi marah dengan cukup baik, dimana remaja bisa menempatkan diri ketika sedang marah. Disini terlihat bahwa remaja tidak menunjukkan kemarahannya secara langsung ketika berinteraksi dengan orang dewasa sehingga masih terjaga lingkungan yang kondusif.
b. Sedih
Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari emosional sedih di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko yang tergolong pada kategori sangat baik sebanyak 16,07%, dan pada kategori baik sebanyak 37,5%, pada kategori cukup baik sebanyak 39,28%, pada kategori kurang baik sebanyak 7,14%, sedangkan pada kategori sangat kurang baik sebanyak 0%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari emosional sedih di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko cukup baik. Izard (Baron
dan Byrne, 2004: 40) mengemukakan
“terdapat enam emosi dasar manusia yang terlihat jelas, dan telah dipelajari sejak kecil: marah, takut, bahagia, sedih, terkejut, dan jijik”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa remaja mampu mengelola emosi sedih cukup baik.
Remaja cukup cerdas dalam pengelolaan perasaan sedihnya. Remaja tidak menampakkan kesedihannya kepada orang dewasa walaupun mereka kecewa dengan perlakuan orang dewasa demi menjaga hubungan baik.
c. Bahagia
Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari emosional bahagia di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko yang tergolong pada kategori sangat baik sebanyak 19,64%, dan pada kategori baik sebanyak 33,92%, pada kategori cukup baik sebanyak 39,30%, pada kategori kurang baik sebanyak 7,14%, sedangkan pada kategori sangat kurang baik sebanyak 0%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari emosional bahagia di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko cukup baik.
Izard (Baron dan Byrne, 2004: 40) mengemukakan “terdapat enam emosi dasar manusia yang terlihat jelas, dan telah dipelajari sejak kecil: marah, takut, bahagia, sedih, terkejut, dan jijik”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa remaja yang memiliki emosi bahagia dapat terkelola dengan cukup baik. Remaja mampu menempatkan selayaknya bagaimana kebahagiaan itu tanpa mengganggu kehidupan masyarakat sekitarnya.
d. Takut
Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari emosional takut di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air
Manjuto, Kabupaten Mukomuko yang tergolong pada kategori sangat baik sebanyak 21,42%, dan pada kategori baik sebanyak 32,14%, pada kategori cukup baik sebanyak 28,60%, pada kategori kurang baik sebanyak 17,85%, sedangkan pada kategori sangat kurang baik sebanyak 0%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari emosional takut di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko baik. Izard (Baron dan Byrne, 2004: 40) mengemukakan
“terdapat enam emosi dasar manusia yang terlihat jelas, dan telah dipelajari sejak kecil: marah, takut, bahagia, sedih, terkejut, dan jijik”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa remaja bisa mengelola perasaan takutnya dengan baik dan memiliki ketakutan selayaknya, ia takut berbohong, takut tidak bisa membabahagiakan orang dewasa, takut orang dewasa tidak menyukai perilaku mereka. Disini emosional takut remaja baik, untuk itu remaja lebih bisa berhati-hati dalam berprilaku terhadap orang dewasa maupun masyarakat luas lainnya.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa profil kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Profil kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari interaksi verbal secara umum berada pada kategori cukup baik yaitu 41,07%.
2. Profil kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari interaksi fisik secara umum berada pada kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari:
a. Ekspresi wajah terkategori cukup baik dengan persentase 42,85%.
b. Gerak-gerik tubuh terkategori baik dengan persentase 37,5%.
c. Kontak mata terkategori baik dengan persentase 41,07%.
3. Profil kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa dilihat dari interaksi emosional secara umum berada pada
kategori cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari:
a. Marah terkategori cukup baik dengan persentase 42,85%.
b. Sedih terkategori cukup baik dengan persentase 39,28%.
c. Bahagia terkategori cukup baik dengan persentase 39,30%.
d. Takut terkategori baik dengan persentase 32,14%.
Jadi dapat disimpulkan bahwa profil kemampuan interaksi sosial remaja dengan orang dewasa di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko tentang interaksi verbal, interaksi fisik dan interaksi emosional, terlihat pada kategori cukup baik dimana remaja mampu mengelola emosi positif maupun negatif dengan baik. Remaja cukup cerdas dalam menempatkan amarah, kesedihan, kebahagian dan ketakutan sesuai dengan tempatnya.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, saran peneliti adalah bagi :
1. Orang dewasa, diharapkan mampu mengembangkan interaksi yang baik sehingga dapat menjadi contoh yang baik untuk remaja yang nantinya akan berkembang dalam masyarakat luas, karena remaja tidak akan terlepas interaksinya dengan orang dewasa baik tentang interaksi verbal, fisik, dan emosional.
2. Remaja, diharapkan remaja dapat menjadi lebih baik lagi dalam bersosialisasi di kehidupan masyarakat dan meningkatkan rasa tanggung jawab dalam kehidupannya terutama dalam kegiatan bermasyarakat sehingga keberadaanya sangat dibutuhkan di dalam masyarakat. Remaja juga mampu mengembangkan interaksi verbal, fisik dan emosional agar semakin tercipta kehidupan yang rukun, harmonis dan damai.
3. Kepala Kelurahan, diharapkan dapat lebih meningkatkan dan mendukung kegiatan- kegiatan sosial dalam masyarakat yang mendukung berkembangnya kemapuan interaksi sosial remaja.
4. Masyarakat sesepuh, diharapkan kepada masyarakat sesepuh yang tinggal di Desa Agung Jaya untuk mengadakan penyuluhan tentang tata krama, adat istiadat agar remaja mampu menjunjung
adat yang menjadi patokan untuk bertingkah laku.
5. Peneliti selanjutnya, diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan profil kemampuan interaksi sosial remaja.
KEPUSTAKAAN
Ali, Mohammad & Mohammad Asrori. 2008.
Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Ali, Mohammad & Mohammad Asrori. 2011.
Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineke Cipta.
Baron, A Robert dan Byrne Donn. 2004.
Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
Effendy, Uchjana Onong. 2011. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2011.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tubs, L Stewart dan Moss, Sylvia. 2008.
Human Communication Prinsip- prinsip Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.