PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya terdapat prinsip penggunaan antibiotik yang rasional, yaitu pemilihan antibiotik yang selektif terhadap mikroorganisme penginfeksi dan efektif membunuh berbagai jenis mikroorganisme penginfeksi. Jenis antibiotik yang paling sering digunakan antara lain ciprofloxacin, amoxicillin, penicillin, penoxymethyl, co-trimoxazole (Hermawan, 2014). Hal ini konsisten dengan angka nasional untuk periode yang sama dari Health Insurance Found dimana sepertiga dari semua antibiotik yang diresepkan adalah asam amoksisilin-klavulanat.
Sebuah studi di Irlandia menunjukkan tingkat resep antibiotik yang tinggi untuk tonsilitis akut pada 78,05% pasien, dimana 25,09% adalah co-amoksisilin sementara fenoksipenisilin adalah 42,7%. Berdasarkan hasil yang peneliti peroleh dari studi pendahuluan di klinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah, diperoleh hasil sebanyak 265 pasien ISPA dewasa. Berdasarkan data survei 5 besar penyakit di Klinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah periode Januari-Juni 2021.
Jenis antibiotik yang paling sering digunakan untuk infeksi saluran pernafasan atas di klinik adalah antibiotik golongan penisilin amoksisilin. Berdasarkan pemaparan latar belakang singkat tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti “Profil penggunaan antibiotik pada pasien ISPA dewasa atas di klinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah periode Januari-Juni 2021”.
RUMUSAN MASALAH
Penyakit ISPA terbanyak adalah ISPA bagian atas, untuk jenis ISPA bagian atas tertinggi di klinik yaitu faringitis, tertinggi kedua adalah otitis media.
TUJUAN PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN
- Manfaat Bagi Peneliti
- Manfaat Bagi Institut Pendidikan Kesehatan
- Manfaat Bagi Tenaga Kesehatan
- Manfaat Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penting mengenai profil penggunaan antibiotik dan menjadi pedoman dalam menjangkau dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
- Definisi ISPA
- Jenis-Jenis ISPA Bagian Atas
- Otitis media
- Sinusitis
- Faringitis
- Tonsilitis
- Pengertian Antibiotik
- Obat yang menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri . 17
- Obat antimetabolit yang menghambat enzim-enzim esensial dalam
- Obat yang mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat 21
- Klinik
- Profil Klinik Hasanudin
- Rekam medis
Berdasarkan pendapat Depkes RI (2005), beberapa tanda yang terjadi pada otitis media antara lain demam, penurunan nafsu makan, kurang istirahat, otorrhea, nyeri telinga (otalgia), peradangan lokal. Berasal dari pernyataan Dipita dkk. 2015), menjelaskan bahwa sekitar 40%-75% kasus otitis media akut disebabkan oleh infeksi virus patogen. Hal tersebut berasal dari pernyataan Depdiknas (2005) yang menjelaskan bahwa sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada selaput sinus paranasal.
Diperoleh dari pernyataan Dipiro, dkk. 2015), etiologi faringitis adalah bakteri dan virus. Dari keterangan Kemenkes (2016), beberapa hal yang menjadi penyebab tonsilitis antara lain infeksi virus atau bakteri. Diambil dari keterangan Kemenkes (2011), pengertian antibiotik sendiri adalah obat yang fungsinya untuk mengobati (mengatasi) infeksi bakteri.
Berdasarkan keterangan Kemenkes (2011), beberapa jenis antibiotik masuk dalam kelompok ini: spektinomisin, mupirosin, klindamisin, makrolida, (klaritromisin, azitromisin, eritromisin), kloramfenikol, tetrasiklin, aminoglikosida. Diambil dari keterangan Kemenkes (2011), dijelaskan bahwa golongan fluorokuinolon memiliki kemampuan melawan bakteri (daya antibakteri) yang jauh lebih kuat dibandingkan golongan kuinolon.
KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka Empiris
Penelitian profil penggunaan antibiotik pada pasien ISPA bagian atas di Klinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah tahun 2021. Variabel dependen yang digunakan peneliti adalah penggunaan antibiotik pada pasien ISPA bagian atas di Klinik Hasanudin Pangkalan Bun. Populasi yang digunakan peneliti adalah 265 pasien infeksi saluran pernafasan atas di klinik Hasanudin Pangkalan Bun periode Januari-Juni 2021.
Karakteristik jenis kelamin pasien ISPA di Klinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah diperoleh data seperti pada tabel 5.1.1. Karakteristik umur pasien ISPA di Klinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah data selengkapnya disajikan pada Tabel 5.1.2. Karakteristik jenis ISPA atas di Klinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah diperoleh data seperti pada tabel dengan persentase menurut jenis ISPA atas.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Klinik Hasanudin Pangkalan Bun, faringitis merupakan penyakit terbanyak diantara penyakit ISPA lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Klinik Hasanudin Pangkalan Bun, otitis media akut merupakan penyakit terbanyak kedua setelah faringitis. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari Klinik Hasanudin Pangkalan Bun, tonsilitis merupakan penyakit terbanyak ke-3 setelah faringitis dan otitis media akut.
Berdasarkan data yang diperoleh di klinik Hasanudin Pangkalan Bun, sinusitis yang didapat adalah sinusitis akut. Penggunaan antibiotik pada pasien infeksi saluran pernafasan atas di poliklinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah diperoleh data seperti pada Tabel 5.1.4. Penggunaan antibiotik pada pasien ISPA berdasarkan jenis ISPA atas di poliklinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah diperoleh rentang data sesuai dengan yang tercantum pada Tabel 5.1.5.
Berdasarkan rincian data yang tertera pada tabel 5.1.5 menunjukkan bahwa di Klinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah berdasarkan penggunaan antibiotik berdasarkan jenis infeksi saluran pernapasan atas didapatkan hasil faringitis penggunaan antibiotik amoksisilin adalah ( 26%), cefadroxil (9%), ciprofloxacin (8%), cefixime (4%), otitis media. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Klinik Hasanudin Pangkalan Bun, penggunaan cefadroxil menempati urutan kedua setelah amoksisilin sebanyak 60 (23%). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari Klinik Hasanudin Pangkalan Bun, penggunaan ciprofloxacin tertinggi ke-3 setelah amoxicillin dan cefadroxil sebanyak 50 (19%).
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
- Waktu Penelitian
- Tempat Penelitian
Desain penelitian
Variable penelitian
Kerangka kerja
Populasi, Sampel dan Sampling
- Populasi
- Sampel
Teknik Sampling
Definisi Oprasional
Dosis Dosis obat adalah jumlah obat yang dapat digunakan atau diberikan kepada pasien untuk penggunaan internal dan eksternal. pedoman praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pengumpulan data
Pengolahan data
Data yang digunakan peneliti adalah data rekam medik pasien ISPA atas bulan Januari sampai Juni 2021, diperoleh sampel sebanyak 265 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, yang terdiagnosis ISPA atas di Klinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah. Berdasarkan rincian yang disajikan pada tabel 5.1.1 menunjukkan bahwa mayoritas pasien yang diperoleh dari Klinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah selama penelitian, yaitu 154 laki-laki (58%) dan 111 perempuan (42%) dari total sabar. Berdasarkan hasil data penelitian yang diperoleh dari Klinik Hasanudin Pangkalan Bun, laki-laki lebih banyak yang tertular ISPA dibandingkan perempuan.
Diperoleh dari data detail pada tabel 5.1.2 menunjukkan bahwa pasien ISPA di Klinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah berdasarkan usia mayoritas berusia 26-35 tahun, sebanyak 125 orang (47%). , usia. 17-25 tahun sebanyak 93 orang (35%), dan usia 36-45 tahun sebanyak 47 orang (18%) dari total jumlah penderita. Berdasarkan data rinci tabel 5.1.3 menunjukkan bahwa di Klinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah berdasarkan jenis ISPA terbanyak faringitis sebanyak 125 orang (47%), otitis media 60 orang (23%), tonsilitis 45 orang (17%), dan sinusitis 35 orang (13%) dari total jumlah penderita. Gejala otitis media akut yang sering dijumpai di Klinik Hasanudin Pangkalan Bun adalah peradangan lokal, sakit telinga, otore dan demam.
Tanda dan gejala yang umum terjadi di klinik Hasanudin adalah tenggorokan kering, sakit tenggorokan, sulit menelan dan rasa sakit yang bertambah sehingga menurunkan nafsu makan. Diambil dari data detail pada Tabel 5.1.4 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi berdasarkan persentase penggunaan antibiotik di Klinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah (23%), ciprofloxacin 50 orang (19%) dan cefixime 25 orang ( 9% ) dari jumlah total antibiotik yang digunakan. Menurut pedoman klinis Hasanudin, sefalosporin merupakan lini kedua dalam pengobatan ISPA, dengan cefadroxil menunjukkan aktivitas antimikroba, terutama yang aktif melawan bakteri gram positif dan memiliki manfaat amoksisilin, yaitu aktivitasnya terhadap bakteri pembentuk penisilinase.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di klinik Hasanudin Pangkalan Bun, diketahui ciprofloxacin digunakan pada 19% atau 50 pasien. Berasal dari perolehan hasil penelitian yang bertempat di klinik Hasanudin Pangkalan Bun, menunjukkan penggunaan cefixime setara dengan 9% atau 25 orang. Berdasarkan hasil data yang diperoleh di klinik Hasanudin Pangkalan Bun, antibiotik yang paling banyak diberikan untuk keempat penyakit tersebut adalah amoksisilin.
Pemberian dosis ini sesuai dengan pedoman klinik Hasanudin Pangkalan Bun dan tidak ada perbedaan dosis. Berdasarkan perincian dari Tabel 5.1.6 di Klinik Hasanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah didapatkan hasil bahwa obat yang paling banyak digunakan adalah Paracetamol Ibuprofen 39 (6%), Asam Mefenamat 40 (6%). , Pada diklofenak 10 (2%). Berdasarkan hasil data yang diperoleh di klinik bun Hasanudin Pangkalan, parasetamol merupakan obat pendamping yang paling banyak diberikan pada ISPA di atas karena tanda dan gejala awal ISPA seperti demam, nyeri, dan peradangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Penelitian
- Karakteristik Presentase Berdasarkan Jenis Kelamin
- Karakteristik Presentase Berdasarkan Usia
- Karakteristik Presentase Berdasarkan Jenis ISPA Atas
- Presentase Penggunaan Antibiotik
- Persentase Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Jenis ISPA Atas
- Persentase Penggunaan Obat Penyerta Pada Pasien ISPA Atas
Didapatkan dari Kementerian Kesehatan, sebagian besar gejala pernapasan ringan, misalnya pilek dan batuk, yang tidak memerlukan penggunaan antibiotik. Dari pernyataan Depkes (2006), terdapat perbedaan jenis bakteri tersebut ditinjau dari efek antimikrobanya yaitu seperti pada infeksi saluran pernafasan atas, dimana penyebab tonsilitis dan faringitis antara lain adalah Streptococci pyogenes dan GABHS (A ß- streptokokus hemolitik) bakteri. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Nuraeni Syarifuddin, Tahun 2019 Penggunaan ciprofloxacin merupakan antibiotik lini ketiga setelah amoxicillin dan cefadroxil pada ISPA yaitu 6 (6,7%).
Penggunaan antibiotik pada pasien ISPA dewasa atas dari pemberian antibiotik yang sering digunakan yaitu amoxicillin golongan ß-laktam (3x1500 mg) per oral pada 130 pasien (49%), cefadroxil 60 orang (23%), ciprofloxacin 25 orang (9%) dan cefixime 50 orang (19%). Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan sebagai bahan pembelajaran serta referensi bagi mahasiswa (i) yang akan melakukan penelitian lebih lanjut terkait penggunaan antibiotik pada pasien ISPA. Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan metode ATC/DDD di Puskesmas Beji Depok periode Januari-Juni 2019.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut (ISPA) di Puskesmas Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan Tahun 2016 [Skripsi]. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut (ISPA) Di Instalasi Rawat Inap RS Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2016 [Skripsi].
KESIMPULAN DAN SARAN