PROFIL PT. GARUDA INDONESIA
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Atau kita kenal sebagai Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia yang berkantor pusat di Bandar Udara Internasional Soekarno- Hatta. Maskapai ini adalah suksesor dari KLM Interinsulair Bedrijf. Garuda Indonesia merupakan anggota Sky Team satu-satunya di Indonesia dan maskapai terbesar keuda di Indonesia setelah Lion Air. Garuda Indonesia mengoperasikan penerbangan berjadwal ke sejumlah destinasi meliputi benua Asia, Eropa, dan Australia dari Jakarta, serta kota fokus, maupun kota lain untuk penerbangan Haji. Maskapai ini adalah satu-satunya maskapai Indonesia yang terbang ke wilayah Eropa dan Osenia. Maskapai in juga pernah terbang ke wilayah Amerika hingga akhir 1990an.
Dalam dekade 1920-1930-an, KNILM didirikan oleh Belanda di Hindia Belanda menggunakan pesawat Fokker VIII Trimotor, tetapi bubar setelah invasi Jepang pada Perang Dunia II. Pada 1949, KLM Interinsulair Bedrijf berganti nama menjadi Garuda Indonesian Airways (GIA) dan mendapatkan monopoli penerbangan dari pemerintah Indonesia pada 1950. Dekade 1960-1970-an adalah periode ekspansi bagi Garuda dengan memperkenalkan pesawat jet pertama dan membuka rute antarbenua, memperkuat armada dengan pesawat baru seperti Lockheed L-188C Electra dan Douglas DC-8. Dekade 1970-1980-an melihat Garuda mengalami perkembangan di bawah kepemimpinan Wiweko Soepono, memperkenalkan pesawat berbadan lebar dan meraih status bintang 5 dari Skytrax pada 1985. Dekade 1990-2000-an menjadi masa sulit karena krisis ekonomi, kecelakaan besar, dan deregulasi industri penerbangan. Garuda melakukan peremajaan armada dengan pesawat baru, tetapi terdampak Krisis Finansial Asia pada 1997. Pada dekade 2010-2020-an, Garuda mendapat penghargaan dan masuk ke aliansi Skyteam, tetapi terlibat dalam kontroversi di bawah kepemimpinan Ari Askhara dan merasakan dampak pandemi COVID-19 dengan penurunan layanan penerbangan.
Pertemuan 1
PT. Garuda Indonesia memilkik beberapa elemen kunci yang dapat mendukung keunggulan bersaing, seperti kualitas layanan yang di akui secara internasional dan pangsa pasar domestik yang signifikan. Namun, PT. Garuda Indonesia masih harus menghadaoi tantangan besar dalam hal keuangan dan persaingan dengan maskapai lai, baik domestik mapaun internasional.
Keberhasilan dalam restrikturisasi utang dan adaptasi terhadap kondisi pasar yang berubah akan sangat menentukan apakah Garuda Indonesia dapat mempertahankan dan memperkuat
keunggulan bersaing di masa yang akan datang. Performa keuangan Garuda Indonesia, teruutama setelah pandemi Covid-19, telah menujukan fluktuasi yang signifikan. Pada tahun 2020, perusahaan mengalam kerugian besar akibat penurunan drastis dalam jumlah penumpang dan penerbangan. Garuda Indonesia telah berusaha merestrukturisasi utang mereka. Keberhasilan dalam manajemen utang ini akan sangat mempengaruhi kemampuan mereka untuk berinvestasi dalam perbaikan layanan dan operasi.
Analisa struktur organisasi PT. Garuda Indonesia
Struktur organisasi dimiliki oleh setiap perusahaan. Salah satunya PT. Garuda Indonesia (Persero) merupakan maskapai penerbangan terbesar yang berada diindonesia. Berdasarkan tipe dari struktur organisasinya, struktur organisasi PT. Garuda Indonesia menggunakan departementalisasi berdasarkan fungsionalnya karena pengelompokan tenaga kerja dan pekerjaan berdasarkan fungsi yang dilakukan. Struktur organisasi PT. Garuda Indonesia termasuk struktur organisasi multi bisnis.
Adapun kelebihan struktur organisasi fungsional meliputi: meningkatkan efesiensi melalui spesialisasi pekerjaan, komunikasi dan jaringan keputusan menjadi relatif lebih sederhana, memunculkan inovasi-inovasi dari tenaga kerja yang kompeten dibidangnya.
Kekurangannya meliputi: menyebabkan spesialisasi yang sempit, sulit berkoordinasi antar bidang-bidang fungsional, meningkatkan biaya komunikasi antar bidang-bidang fungsional, dapat menimbulkan persaingan dan konflik antar bidang-bidang fungsional.
Pertemuan 2
PT. Garuda Indonesia melakukan restrukturisasi total terhadap kinerja usaha. Penyebab PT.
Garuda Indonesia melakukan resktrukturisasi salah satunya karena Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, tidak hanya dialami PT. Garuda Indonesia saja, tetapi juga maskapai penerbangan lainnya di seluruh dunia. Kondisi ini diperparah oleh faktor internalnya juga, yaitu tata kelola korporasi yang buruk, sebagaimana diakui oleh Wakil Menteri BUMN dalam rapat dengar pendapat terbuka dengan Komisi VI DPR, sehingga kerugian yang dialami oleh PT.
Garuda Indonesia sudah sejak 2017, jauh sebelum adanya pandemi. Sehingga pihak PT. Garuda Indonesia melakukan perubahaan-perubahan yang signifikan untuk keberlangsungan PT. Garuda Indonesia tersebut.
Langkah awal restrukturisasi opersional dengan mengurangi jumlah dan jenis pesawat yang beroperasi, mengurangi jumlah rute dan fokus hanya pada rute-rute yang menguntungkan, meningkatkan kontribusi pendapatan kargo melalui peningkatan utilitas kapasitas kargo dibawah kursi penumpang dan digitalisasi opersional.
Langkah kedua restrukturisasi sumber daya manusia. Kalau restruktuisasi operasional dijalankan, tentu akan membawa akibat pada kelebihan komposisi SDM. Untuk mengurangi beban koporasi,
tentu haru dilakukan rasionalisasi SDM, baik melalui konsep pensiun dini, pengurangan jam kerja operasional, atau pemberhentian sementara, pengurangan fasilitas dan insentif bagi jajaran direksi dan komisaris. Tentu hal ini akan menimbulkan masalah, tetapi tetap harus mengacu kepada peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku agar hak-hak karyawan terpenuhi.
PT. Garuda Indonesia, sebagai perusahaan penerbangan memungkinkan menggunakan berbagai pendekatan manajemen strategis dalam opersionalnya. Namun, untuk merumuskan strategi PT.
Garuda Indonesia mungkin lebih ke pendekatan Resource-Based View (RBV) dan IO (Industrial Organization). Pendekatan RBV menekankan pemanfaatan sumber daya internal yang unik dan berharga untuk menciptakan keunggulan bersaing. Sementara IO lebih menitikberatkan pada analisis lingkungan eksternal dan hubungan antara perusahaan dan dengan lingkungannya. Dari pendekatan kedua tersebut tidak ada informasi yang lebih jelas PT. Garuda Indonesia menggunakan pendekatan mana yang mereka gunakan secara eksklusif.
Strategi Resource-Based View (RBV)
Pendekatan RBV berfokus pada sumber daya internal perusahaan. Berikut adalah data yang menunjukkan bagaimana PT. Garuda Indonesia
memanfaatkan sumber daya uniknya:
1. Armada Pesawat:
Data Armada: Garuda Indonesia memiliki armada yang terdiri dari berbagai jenis pesawat modern seperti Boeing 777, Airbus A330, dan Boeing 737. Pada 2023, total armada mencapai sekitar 142 pesawat.
Pemeliharaan dan Efisiensi: Penggunaan teknologi
pemeliharaan prediktif untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi downtime pesawat.
2. Sumber Daya Manusia:
Jumlah Karyawan: Pada 2023, Garuda Indonesia
mempekerjakan lebih dari 7.500 karyawan yang terlatih dalam berbagai aspek layanan penerbangan.
Pelatihan dan Pengembangan: Investasi besar dalam
pelatihan karyawan, termasuk program pelatihan pilot dan awak kabin yang berkelanjutan.
3. Reputasi Merek:
Penghargaan: Garuda Indonesia telah memenangkan berbagai penghargaan internasional, termasuk World's Best Cabin Crew oleh Skytrax selama beberapa tahun berturut-turut.
Brand Equity: Merek Garuda Indonesia dikenal karena pelayanan berkualitas tinggi dan keamanan.
4. Inovasi Layanan:
In-flight Services: Menawarkan berbagai layanan eksklusif seperti konektivitas Wi-Fi, sistem hiburan terbaru, dan makanan dari chef ternama.
Digital Transformation: Investasi dalam teknologi digital untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, seperti aplikasi mobile dan layanan self-service check-in.
Strategi Industrial Organization (IO)
Pendekatan IO berfokus pada analisis struktur industri dan posisi kompetitif.
Berikut adalah data dan strategi Garuda Indonesia terkait dengan pendekatan IO:
1. Analisis Struktur Industri (Five Forces Analysis):
Ancaman Pendatang Baru:
Regulasi dan Perizinan: Manfaatkan regulasi ketat dan perizinan yang kompleks di industri penerbangan untuk menjaga posisi pasar.
Kekuatan Pemasok:
Negosiasi Harga: Mengamankan kontrak jangka panjang dengan pemasok bahan bakar dan produsen pesawat untuk mendapatkan harga yang lebih kompetitif.
Kekuatan Pembeli:
Program Loyalitas: GarudaMiles, program frequent flyer yang menawarkan berbagai keuntungan untuk
meningkatkan loyalitas pelanggan.
Ancaman Produk Pengganti:
Diversifikasi Layanan: Menyediakan penerbangan domestik dan internasional, serta layanan kargo dan
charter untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis layanan.
Persaingan di Antara Pesaing:
Strategi Pemasaran: Kampanye pemasaran yang agresif untuk mempertahankan pangsa pasar terhadap pesaing utama seperti Lion Air dan AirAsia.
2. Strategi Posisi Kompetitif:
Cost Leadership:
Efisiensi Operasional: Penggunaan bahan bakar yang efisien dan pengelolaan rute untuk mengurangi biaya operasional.
Differentiation:
Layanan Unggulan: Menawarkan layanan unggulan seperti lounge bandara yang eksklusif, dan program hiburan di dalam pesawat yang canggih.
Focus Strategy:
Pasar Khusus: Fokus pada rute yang menghubungkan Indonesia dengan pasar utama di Asia, Eropa, dan Australia.
Data Kinerja Finansial (2023)
Pendapatan: Garuda Indonesia melaporkan pendapatan sebesar USD 2,5 miliar pada tahun 2023, meningkat dari tahun sebelumnya.
Laba Bersih: Pada tahun 2023, perusahaan mencatat laba bersih sebesar USD 100 juta setelah beberapa tahun mengalami kerugian.
Pangsa Pasar: Mempertahankan pangsa pasar yang signifikan di pasar domestik dan internasional.
PERTEMUAN 3
Analisis Visi dan Misi PT. Garuda Indonesia Visi
To be a sustainable airlaine company through customer-oriented service and growth in profit Graphic : Menjelaskan jenis perusahaan Garuda yaitu pelayanan jasa penerbangan Directional : Untuk menjadi perusahaan penerbangan yang beroperasi secara bekelanjutan
Focused : Orientasi inti pada pengalamanan dan kepuasan pelanggan Desirable : Peningkatan pada profit secara berkelanjutan
Misi
To maximize shareholder return through strong revenue growth, cost leadership in full service operations, and group synergy while providing the highest value to customers through excellent Indonesian hospitality
Costumer : Memberikan kepuasan pada pelanggan melalui pelayanan full-service yang maksimal
Employee : Membentuk SDM yang berkompetensi tinggi dan dapat bersinergi
Public Image : Kesempurnaan jasa melalui “sentuhan dan keramah-tamahan” khas Indonesia Self Concept : Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti
Philosphy : Pengelolaan secara profesional untuk memberikan kepuasan maksimal bagi pelanggan
Survival, Growth, and Profit : Terus memaksimalkan keuntungan pemilik saham Gen, Strategy : Cost Leadership
Market : Target pasar domestik dan Internasional
Menurut saya PT. Garuda Indonesia sudah merealisasikan pelaksanaan sistem kerjanya tersendiri dengan baik dan membuktikan bahwa Garuda Airline saat ini maskapai terbaik Indonesia dan dibuktikan dengan dinobatkan sebagai “The World’s Best Airline Cabin Crew 2023” dalam ajang “Skytrax Wold Airline 2023”
PERTEMUAN 4 Analisis Ekstenal Jauh Ekonomi
Industri penerbangan di Tanah Air memasuki fase pemulihan setelah terdampak Covid-19. Pada tahun 2024, diprediksi bisnis penerbangan akan berangsur membaik dan mengalami lonjakan permintaan. Disisi lain, masih ada persoalan terkait rantai pasok, ketersediaan pesawat, dan kenaikan harga bahan bakar yang harus segera diatasi guna mendukung layanan udara yang lebih optimal. Industri penerbangan di Indonesia mulai pulih di tahun 2024 setelah 3 tahun mengalami keterpurukan pandemi Covid-19. Sebelumnya, industri ini terdampak cukup signifikan akibat
pembatasan sosial berskala besat (PSBB) yang berimbas pada perjalanan pesawat baik domestik maupun internasional.
Sosial
Maskapai penerbangan melakukan program CSR sebagai bentuk kepedulian sosial serta juga difungsikan untuk meningkatkan citra perusahaan. Salah satu implementasinya dengan mensponsori atau mendukung kegiatan-kegiatan sosial di sekitar lingkungan perusahaan ataupu didaerah-daerah tertentu.
Politik
Keadaan politik disuatu negara atau tempat, bisa mempengarahi pengadaan rute ke tempat tersebut serta mempengaruhi tingkat pengguna jasa. Bila dicontohkan seperti tidak dilewatinya Ukraina pada rute penerbangan Jakarta-Amesterdam mengingat kondisi keamanan di Ukraina yang masih tidak stabil akibat adanyanya perombakan dari kelompok separatis pro-Russia. Hal ini tentu menambah biaya perjalanan serta meningkatkan waktu tempuh dikarenakan penggunaan rute yang lebih panjang.
Teknologi
Dengan jajara armada baru yang didukung teknologi mutakhir dan heman bahan bakar, maka perusahaan akan dapat melakukan efesiensi di tahun-tahun mendatang
Ekologi
Sebagai sebuah industri besar, maskapai penerbangan harus tetap memperhatikan selaga aspek lingkungan dalam melaksanakan segala aktivitas bisnisnya. Pada thn 2013, program Earth Hour mengimplementasikan Gaurda Indonesia mampu mencatat pencapaian penghematan daya listrik di lingkungan perusahaan dan kediaman karyawan sebesar 4.805.332 watt. Pada tahun-tahun selanjutnya perusahaan juga bepartisipasi dalam program tersebut dan mencatat pertumbuhan angka efesiensi penggunaan listrik yang signifikan yaitu mencapai 12.883.370 waat pada tahun 2014, seta 12.873.716 watt pada 2015.
Internasional
Di pasar internsional, maskapai penerbangan memiliki potensi peningkatan yang besar. Potensi di pasar internasional juga akan semakin kuat apabila perusahaan bergabung dengan aliansi global (dimana hal tersebut tercapai dengan diberikannya sertifikasi pelayanan jasa penerbangan bintang 5 dari Skytrax serta bergabungnya perusahaan dengan aliansi penerbangan Skyteam.
ANALISIS PERSAINGAN INDUSTRI Entry Brrier (hambatan masuk)
Modal (capital requirement) yang besar diperlukan untuk dalam industri penerbangan, dimana cost terbesar adalah biaya pengadaan/penyewaan pesawat, bahan bakar, dan sistem opersional perusahaan yang membutuhkan rangkaian sinergi sperti SDM yang kompeten dan didukung sistem informasi yang baik.
Bargaining Power of Buyers (daya tawar pembeli)
Pengguna jasa maskapai penerbangan adalah pelanggan domestik (lokal) dan internasional.
Dalam hal ini, konsumen secara umum memiliki posisi tawar yang minim dikarenakan tidak adanya layanan jasa lainnya yang dapat dijadikan tempat pengalihan konsumen.
Supplier’s Bargaining Power ( Pemasok daya tawar)
Pemasok pada industri penerbangan adalah perusahaan penyedia pesawat. Dalam hal ini posisi tawar dari pemasok bisa cukup kuat apabila memang permintaan (demand) terhadap pesawat terbang dari setiap maskapi terus meningkat untuk mengatintisipasi angka pertumbuhan dari pengguna jasa yang juga berkembang pesat. Namun, posisi tawar perusahaan Garuda Indonesia bisa cukup kuat apabila terdapat beberapa opsi pesawat yang ditawarkan oleh manufaktur yang berbeda. Seperti pesaingan antara Boeing dan AirBus.
Product Substitute (Pengganti Produk)
Adanya produk dan jasa subtitusi/pengganti seperti alat transportasi darat, laut, yang secara biaya penjualan atas tiket lebih murah dibandingkan pesawat terbang.
Competitive and new entrants (kompetitif dan baru pendatang)
Kondisi persaingan dalam industri penerbangan nasional cendrung meningkat seiring dengan penambahan kapasitas operator low cost carrier baik untuk rute domestik maupun internasional serta penerapan ruang udara terbuka (open sky) ASEAN secara bertahap. Contoh AirAsia yang menawarkan rute strategis dengan harga yang lebih murah dibandingkan Garuda Indonesia.
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL DEKAT Competitor
Munculnya perusahaan penerbangan yang menyediakan harga lebih murah dengan rute menguntungkan menjadi kompetitor. Contohnya adalah Air Asia yang mempunyai tag line sebagai industri penerbangan low cost.
Creditor
Kreditor indutri penerbangan meminjamkan dana dalam jumlah besar dan rata-rata dalam bentuk hutang jangka panjang.
Customer
Pengguna jasa maskapai penerbangan yang terdiri dari pelanggan domestik dan indternasional Labor
Pekerja di industri penerbangan haruslah memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, pofesional, kompeten, serta berdaya saing tinggi. Dalam hal ini Garuda Indonesia telah merumuskan tata nilau yang disebut sebagai FLY-HI sejak 30 Oktober 2007. FLY-HI merupakan akronim dar Efficien & effective, loyalty, customer centricity; Honesty & openess dan Integrity. Kelima nilai FLY-HI tersebut dijabarkan kedalam perilaku utama yang disajikan secara lengkap dan jelas di buku etika perusahaan.
Supplier
Pemasok industri penerbangan adalah perusahaan penyedia pesawat. Contoh supplier Garuda adalah Airbus Industries yang bebasis di prancis. Garuda melakukan pemesanan pesawat Airbus seri A330-900 neo sebanyak unit pada bulan April 2016 yang lalu versi klasik dan akan melayani serta memperkuat rute jarak menengah. Tak hanya restrukturisasi armada, perseroan juga langsung melakukan pemesanan mesin Tren 700 yang digunakan oleh armada A330-900 neo pada oerusahaan Roll Royce.
PERTEMUAN 5
Sumber Daya yang di miliki oleh PT. Garuda Indonesia mencangkup bebrbagai aspek:
1. Armada Pesawat: Garuda Indonesia memiliki armada pesawat yang terdiri dari bebagai jenis, mulai dari pesawat narrow-body hingga wide-body, seperti Boeing 737, Airbus A330, dan Boeing 777. Aramda yang beragam ini memungkinkan Garuda untuk melayani jarak pendek, menengah, dan jarak jauh, serta memberikan flesibilitas dalam mengatur jadwal penerbangan.
2. Rute penerbangan: Garuda Indonesia memiliki rute penerbangan yang mencangkup tujuan domesteik dan internasional. Ini termasuk rute ke kota-kota besar di Indonesia serta ke berbagai dinasti di Asia, Australia, Eropa, dan Amerika. Dengan jaringan rute terluas.
3. SDM: Garuda Indonesia memiliki SDM yang terlatih dan berkualitas, termasuk pilot, pramigari-pramugara, tenisi pesawat, dan staf opersaional lainnya. SDM yang kompeten adalah aset berharga bagi maskapai penerbangan untuk memastikan keselematan penerbangan, kualitas layanan, dan efesiensi operasional.
4. Teknologi dan Sistem Informasi: Garuda Indonesia menggunakan teknologi dan sistem informasi modern untuk mendukung berbagai aspek operasionalnya, termasuk manajemen penerbangan, reservasi tiket, manajemen inventaris pesawat, dan layanan
pelanggan. Teknologi ini membantu meningkatkan efeseinsi, akurasi, dan keamanan operasional.
5. Merek dan Citra: Garuda Indonesia memiliki merek yang kuat dan citra yang baik di pasar domestik mapun internasional. Citra yang positif dapat menngkatkan kepercayaan pelanggan, menarik lebih banyak penumpang, memungkinkan Garuda Indonesia untuk mempertahankan posisi dipasar yang kompetitif.
6. Kemitraan dan Aliansi: Garuda Indonesia memiliki kemitraan dan afiliasi dengan maskapai penerbangan lain, seta keanggotaan dalam aliansi penerbangan global seperti Sky Team. Kemitraan ini meprluas jaringan rute Garuda, memberikan akses ke lebih banyak destinasi penerbangan yang lebih baik.
Kapabilitas yang dmiliki oleh PT. Garuda Indonesia
1. Operasi Penerbangan: Garuda Indonesia memiliki kapabilitas operasional yang luas yntyk mengelola penerbangan daru berbagai destinasi di seluruh dunia. Termasuk perencanaan rute, manajemen jadwal, penerbangan, dan pemeliharaan pesawat.
2. Keselamatan dan Keamanan: keseleamatan dan keamanan adalah prioritas utama bagi Garuda Indonesia. Maskapai ini memiliki kapabilitas dalam melaksanakan standar keselamatan yang ketat, termasuk pelatihan pilot, pramugari-ra, dan personel teknis, serta pemeliharaan pesawat yang teratur.
3. Pelayanan pelanggan: Garuda Indonesia dikenal dengan pelayanan pelanggan yang baik.
Maskapai ini memiliki kapabilias dalam memberikan layanan yang ramah, efesiensi, dan berkualitas kepada penumpangnya. Mulai dari pemesanan tiket hingga pengalaman penerbangan yang nyaman.
4. Manajemen Opersional: Garuda indonesia memiliki kapabilita dalam manajemen inventaris pesawat, manajemen kru, dan manajemen biaya opersional. Ini memungkinkan Garuda untuk menjaga kualitas layanan sambil tetap mengoptimalkan efesiensi operasional dan mengurangi biaya.
5. Teknologi Informasi: Garuda Indonesia menggunakan teknologi informasi modern untuk mendukung bebagai aspek opersionalnya, termasuk sistem reservasi dan penjualan tiket, manajemen keuangan, amanjemen inventaris, dan analisis data. Kapabilitas tekonologi informasi ini membantu Garuda untuk meningkatkan efesiensi, akurai, dan keamanan dalam operasinya.
6. Inovasi dan Pengembangan Produk: Kapabilitas dalam inovsi dan pengembangan produk, termasuk layanan tambahan sepert WI-FI di pesawat, hiburan dalam penerbangan, dan layanan makanan dan minuman yang ditingkatkan. Memungkinkan Garuda untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan yang terus berkembang.
7. Manajemen Merek dan Citra: Garuda Indonesia memiliki kapabilitas dalam manajemen merek dan citra, termasuk strategi pemasaran, promosi, dan hubungan masyarakat.
Kapabilitas ini membantu Garuda untuk memperkuat citra mereknya, menarik banyak penumpang, dan mempertahankan loyalitas pelanggan.
Core Competance PT. Garuda Indonesia
1. Keselamatan dan Keamanan: Garuda Indonesia memiliki core competance yang kuat dalam memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan. Dengan standar keselamatan yang tinggi, pelatihan kru terus menerus, dan pemeliharaan pesawat yang berkualitas.
2. Jaringan Rute Yang Luas: Garuda Indonesia memiliki jaringan rute yang luas. Core competence ini memungkinkan Garuda untuk menjangkau banyak pasar dan menawarkan berbagai pilihan perjalanan kepada pelanggan
3. Pelayanan Pelangga Unggul: Garuda Indonesia dikenal dengan pelayanan pelanggan yang prima. Dari proses pemesqanan saat didalam pesawat, Garuda memberikan pengalaman pelanggan yang memuaskan dengan layanan ramah, efesien, dan responsif
4. Komitmen terhadap kualitas SDM: Garuda Indonesia memiliki core competence dalam pengembangan dan pemeliharaan SDMnya. Dengan memberikan pelatihan dan pengembangan yang terus menerus, Garuda memastikan kru penerbangan dan staf lainnya selalu siap memberikan layanan yang terbaik kepada pelanggan.
5. Komitmen terhadap Keberlanjutan: Garuda Indonesia memiliki core competence dalam memperhatikan aspek keberlanjutan dalam operasinya. Dengan mengurangi jejak karbon dan menerapkan praktik bisnis untuk menjadi pemipin dalam indutri penerbangan berkelanjutan.
Perbadingan dengan AIR ASIA 1. Jaringan Rute:
Garuda Indonesia: Garuda memiliki jaringan rute yang mencakup destinasi domestik dan internasional, dengan fokus pada
penerbangan premium dan layanan kelas atas.
AirAsia: AirAsia juga memiliki jaringan rute yang luas, terutama di Asia Tenggara, dengan fokus pada penerbangan bertarif
rendah (LCC) dan menawarkan banyak pilihan rute jarak pendek.
2. Harga:
Garuda Indonesia: Garuda cenderung menargetkan segmen pasar yang lebih premium, dengan harga tiket yang lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai bertarif rendah.
AirAsia: AirAsia dikenal karena menawarkan tiket pesawat dengan harga yang sangat kompetitif, seringkali lebih murah daripada maskapai penerbangan lainnya, terutama dalam kategori LCC.
3. Pelayanan Pelanggan:
Garuda Indonesia: Garuda menekankan pelayanan pelanggan yang unggul dengan layanan kelas atas, termasuk makanan dan minuman gratis, hiburan di dalam pesawat, dan kenyamanan yang lebih tinggi.
AirAsia: AirAsia juga menawarkan pelayanan yang baik, tetapi fokus utamanya adalah pada kenyamanan penerbangan yang efisien dengan fasilitas tambahan yang dapat dibeli.
4. Merek dan Citra:
Garuda Indonesia: Garuda memiliki citra sebagai maskapai penerbangan premium dengan layanan berkualitas tinggi, yang membidik segmen pasar yang lebih eksklusif.
AirAsia: AirAsia dikenal sebagai maskapai penerbangan bertarif rendah yang inovatif dan agresif dalam strategi pemasaran, dengan merek yang kuat di kalangan pelancong yang mencari opsi penerbangan yang terjangkau.
5. Strategi Bisnis:
Garuda Indonesia: Garuda berfokus pada peningkatan kualitas layanan dan pengembangan pasar premium, dengan
menawarkan kelas atas dan menengah, serta terus meningkatkan jaringan internasionalnya.
AirAsia: AirAsia memiliki strategi bisnis yang berfokus pada ekspansi jaringan rute di Asia Tenggara dan kawasan sekitarnya, dengan menawarkan tiket murah dan berbagai layanan
tambahan yang dapat dibeli.
DATA PERBANDINGAN
1. Pertumbuhan Pendapatan:
Data keuangan Garuda Indonesia menunjukkan peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun. Misalnya, dari laporan
keuangan tahunan, dapat kita lihat bahwa pendapatan Garuda
Indonesia meningkat sebesar 10% pada tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Analisis: Peningkatan pendapatan menunjukkan bahwa Garuda Indonesia telah berhasil dalam menerapkan strategi
pertumbuhan yang efektif, baik melalui ekspansi rute baru, peningkatan kapasitas, atau peningkatan pendapatan dari layanan tambahan.
2. Efisiensi Operasional:
Data operasional seperti biaya operasional per penumpang atau tingkat keterlambatan penerbangan dapat memberikan
gambaran tentang seberapa baik Garuda Indonesia mengelola operasinya.
Misalnya, analisis biaya operasional per penumpang menunjukkan penurunan 5% dari tahun sebelumnya,
menandakan peningkatan efisiensi dalam pengelolaan biaya operasional.
Analisis: Peningkatan efisiensi operasional menunjukkan bahwa Garuda Indonesia telah berhasil dalam mengelola sumber daya dan biaya dengan lebih efektif, yang merupakan langkah penting menuju pencapaian strategi internal.
3. Kepuasan Pelanggan:
Survei kepuasan pelanggan dan ulasan online dapat memberikan indikasi tentang seberapa baik Garuda Indonesia memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
Misalnya, hasil survei kepuasan pelanggan menunjukkan bahwa 85% pelanggan memberikan penilaian positif terhadap
pengalaman penerbangan mereka dengan Garuda Indonesia.
Analisis: Tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi menunjukkan bahwa Garuda Indonesia telah berhasil dalam memberikan layanan yang memuaskan kepada pelanggan, yang merupakan indikator kunci keberhasilan strategi internal.
4. Inovasi:
Garuda Indonesia telah melakukan beberapa inovasi dalam beberapa tahun terakhir, seperti pengenalan layanan tambahan seperti Wi-Fi di pesawat, program loyalitas pelanggan yang
diperbarui, dan pengembangan aplikasi seluler untuk memudahkan pemesanan dan manajemen perjalanan.
Analisis: Inovasi ini menunjukkan bahwa Garuda Indonesia
berusaha untuk tetap relevan dalam industri yang terus berubah dan meningkatkan pengalaman pelanggan, yang sesuai dengan strategi internal yang berorientasi ke depan.
Dengan menganalisis data-data ini, kita dapat menyimpulkan bahwa PT. Garuda Indonesia telah mencapai status strategis dari perspektif internal. Peningkatan pendapatan, efisiensi operasional, kepuasan pelanggan yang tinggi, dan inovasi yang terus-menerus merupakan bukti bahwa Garuda Indonesia berhasil menerapkan strategi internal yang efektif untuk mencapai tujuan bisnisnya.
Situasi Garuda Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tekanan yang sangat besar dari berbagai masalah keuangan yang terkait dengan pandemi COVID-19. Di bawah ini adalah rangkuman dari beberapa peristiwa terkini terkait dengan masalah keuangan dan restrukturisasi utang Garuda Indonesia:
1. Utang yang Tidak Terbayar: Pada akhir 2021, Garuda Indonesia melaporkan utang sebesar AS $9,8 miliar kepada lebih dari 800 kreditur, yang mempersulit upaya penyelesaian di luar pengadilan selama pandemi COVID-19.
2. Pelita Air Service sebagai Pengganti: Sebagai langkah antisipasi jika Garuda Indonesia tidak dapat diselamatkan, pemerintah telah menyiapkan Pelita Air Service, maskapai kargo yang dimiliki oleh Pertamina, untuk menjadi pembawa bendera Indonesia yang baru.
3. Perkembangan Pengadilan: Pada Mei 2022, Garuda dijadwalkan hadir di pengadilan atas upaya penjadwalan ulang utangnya.
Pengadilan memberikan penundaan 30 hari untuk persidangan. Pada Juni 2022, Garuda mengumumkan utangnya sebesar $8,3 miliar dan mengajukan restrukturisasi utang. Kreditor Garuda akhirnya menerima restrukturisasi utang, menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.
4. Perlindungan Kebangkrutan di AS: Pada September 2022, Garuda Indonesia mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat berdasarkan Pasal 15.
5. Gugatan terhadap Kreditor: Pada akhir tahun 2022, Garuda
Indonesia menggugat dua kreditornya dengan klaim sebesar 10 triliun rupiah.
Meskipun mengalami tekanan yang besar, Garuda Indonesia terus berupaya untuk menyelamatkan perusahaan dan melakukan restrukturisasi untuk mengatasi masalah keuangan yang dihadapinya.
Slogan perusahaan yang digunakan oleh Garuda Indonesia lebih berorientasi ke arah gerakan untuk menyediakan jasa transportasi udara yang terjangkau dan menjangkau semua kawasan. Slogan sendiri berasal dari frasa (penggabungan 2 kalimat) yang bertujuan agar mudah diingat khalayak umum dan memperkuat memori masyarakat terhadap layanan yang diberikan oleh maskapai, bahkan beberapa slogan membuat perubahan yang drastis dalam penyampaiannya (seperti Pan American World Airways yang mengusung tema, You can't beat experience. Menjadi hal yang terkenal dan populer, karena slogan yang setara dengan kualitas yang ditawarkan). Berikut slogan Garuda Indonesia dalam bahasa Inggris:
Because You Matter (2020–sekarang)
The Airline of Indonesia (1991–sekarang)
Experience (2009–sekarang)
Look Forward (2009–sekarang)