PENDAHULUAN
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Agar tidak menimbulkan permasalahan yang terlalu luas untuk dikaji, maka penelitian ini memfokuskan pada profesionalisme kerja dalam konsep ekonomi syariah.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Penelitian Terdahulu
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini membahas tentang profesionalisme pegawai dalam pandangan ekonomi Islam, sedangkan penelitian terdahulu membahas tentang profesionalisme pegawai dalam pandangan umum.Perbedaan lainnya terletak pada lokasi penelitian dan sumber informan. 18Zakaria, “Pandangan Ekonomi Islam Terhadap Profesionalisme Kerja Pegawai Puskesmas Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indra Giri Hilir” dikutip dari epository.uin-suska.ac.id/6857/1/fm.pdf pada Senin, 21 Oktober , 2019, 16:00 WIB. Untuk itu, mengembangkan sikap profesional dalam berbisnis sangat penting untuk mendapatkan hasil terbaik. 19 Persamaan penelitian ini adalah juga membahas tentang profesionalisme dalam perspektif Islam. membahas tentang profesionalisme bisnis dalam perspektif Islam. Perbedaan lainnya adalah lokasi penelitian dan sumber informan.
Ketiga, Marsudi, dkk yang berjudul “Penerapan Nilai-Nilai Islami di Indonesia Meningkatkan Kualitas Kinerja Pegawai dalam Bekerja”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran nilai-nilai Islam dalam meningkatkan kualitas karyawan. Implikasi bisnis dari penelitian ini adalah manajemen perlu memastikan bahwa karyawan terlibat aktif dalam penerapan nilai-nilai moral dan Islam di tempat kerjanya. dengan dukungan para pemimpin.
Nilai-nilai Islam dalam hal ini adalah etika kerja Islami, kepemimpinan Islami dan kepuasan kerja Islami. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini membahas tentang profesionalisme dalam pandangan ekonomi Islam, sedangkan penelitian sebelumnya membahas tentang metode peningkatan kualitas pegawai yang berlandaskan nilai-nilai Islam.
Metode Penelitian
- Jenis dan Pendekatan Penelitian
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana menganalisis profesionalisme tenaga kerja dalam konsep Islam. Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji konsep dan teori yang digunakan berdasarkan literatur yang tersedia, terutama dari artikel yang diterbitkan di berbagai jurnal ilmiah. Menurut Sugiyono, sumber data primer adalah sumber data yang memberikan data langsung kepada pengumpul data.23 Data primer adalah data yang peneliti peroleh langsung dari sumber pertama dan berkaitan dengan profesionalisme tenaga kerja dalam konsep Islam. Menurut Sugiyono, sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh melalui membaca, mempelajari, dan memahami.
Buku-buku yang digunakan antara lain: Etika Kerja Islam (Dr. Ahmad Janan Asifudin, M.A), Buku Teori dan Praktek Ekonomi Islam (Prof. M. Abdul Mannan, M.A, Ph.D) Buku Psikologi Kerja (Pandi Anorga, S.E, M.M.). Sumber data penelitian ini adalah pencarian data kepustakaan yang isinya memerlukan operasi pengolahan secara filosofis dan teoritis. Data yang disajikan merupakan data berupa kata-kata yang memerlukan pengolahan secara ringkas dan sistematis.
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan buku-buku profesionalisme kerja dalam pandangan ekonomi Islam. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data berupa analisis isi, yaitu penelitian yang merupakan pembahasan mendalam terhadap isi informasi tertulis atau cetak di media massa.
KAJIAN TEORI
Pengertian Profesionalisme Menurut Hadist
Profesionalsme Kerja Menurut Ahli
Karakteristik Profesionalisme Kerja Islam
- Kerja Merupakan Penjabaran Aqidah
- Kerja Dilandasi Ilmu
- Kerja Dengan Meneladani Sifat-Sifat Ilahi Serta Mengikuti Petunjuk-
Bekerja yang dilandasi nilai beribadah hanya kepada Allah SWT merupakan salah satu ciri penting profesionalisme kerja Islam yang dikaji dan bersumber dari sifat pertama (kerja merupakan penjabaran aqidah). Pemahaman akal dengan dinamika ciri-cirinya vis-à-vis wahyu menjadi sumber sebab-sebab terbentuknya sistem aqidah dan keyakinan yang pada gilirannya dapat menjadi sumber motivasi terbentuknya profesionalisme dalam bekerja keislaman serta sumber nilai. Pekerjaan yang dilandasi iman yang benar nyatanya sangat penting, agar pekerjaan itu berpedoman pada tujuan yang luhur.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa iman, ilmu dan amal dalam rangka menunaikan ibadah, ternyata masing-masing mempunyai peranan yang mendesak bagi yang lain. Orang yang mempunyai jiwa profesionalisme dalam bekerja Islam sadar akan potensi yang diberikan dan dapat dikaitkan dengan sifat-sifat ketuhanan, pada hakikatnya merupakan amanah yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya secara bertanggung jawab sesuai dengan ajaran ( Islam) yang diyakininya. Jelaslah bahwa tidak sedikit ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan atau mengajarkan umat Islam untuk giat dan giat dalam bekerja secara profesional serta bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan kepadanya38.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang menekankan pentingnya bersedekah dan bekerja. Pekerjaan ini selalu dalam pengawasan Allah, Rasulullah dan masyarakat, oleh karena itu harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
KONSEP PROFESIONALISME KERJA DALAM EKONOMI
Maksudnya: Tidak sama antara mukmin yang duduk (yang tidak berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dan yang berperang di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah lebih mengutamakan orang yang berperang dengan harta dan jiwanya daripada orang yang duduk satu darjat. Kejayaan kerja seseorang ditentukan oleh kehadiran profesionalisme kerja yang tinggi yang berakar umbi dalam dirinya.
Dengan memahami dan meyakini ajaran agama yang berkaitan dengan penilaian ajaran agama tersebut terhadap pekerjaan, maka akan mendorong profesionalisme kerja dalam diri seseorang. Kenyataan yang terlihat saat ini adalah banyak orang yang memiliki profesionalisme tinggi dalam bekerja, namun tidak mendapat amanah untuk menggunakan keahliannya dalam kejahatan. Dalam pandangan ekonomi Islam, segala urusan yang berkaitan dengan perekonomian saat ini hendaknya diserahkan kepada orang-orang yang berkompeten.
Tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki kemampuan memilih orang-orang yang berkompeten demi menjaga keselamatan masyarakat. Omar Radhijallahu„anhu sendiri biasa mempekerjakan orang dan dari mereka dia memilih orang-orang yang profesional di bidangnya. 21 Ema Yudiani, Profesionalisme Karya Islam Dosen Fakultas Agama Islam dan Pemikiran Islam UIN Raden Fah Palembang Ditinjau dari Agama, Jurnal Psikologi Islam Bol 2 No.1.
Konsep profesionalisme kerja dalam ekonomi Islam dapat diartikan sebagai visi untuk selalu berpikir, keras kepala, bersikap dan bekerja dengan sungguh-sungguh, bekerja keras, bekerja penuh waktu, disiplin dan jujur, memiliki loyalitas yang tinggi dan penuh dedikasi terhadap kesuksesan. dari pekerjaannya. Islam memandang profesionalisme kerja sebagai ibadah, segala upaya yang dilakukan pegawai yaitu selalu sesuai dengan petunjuk etos kerja. Indikator profesionalisme kerja seorang muslim dalam konsep ekonomi syariah terdiri dari 3 indikator utama yaitu: (kafa’ah) kompeten atau ahli dalam bidang pekerjaan yang dilakukan, Kafa’ah diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
Dalam menjalankan suatu profesi kita harus berusaha mencapai hasil yang baik sesuai dengan syariat Islam, karena dalam bekerja Islam profesionalisme lebih ditekankan pada niat dibandingkan pada hasil kerja. Profesionalisme Karya Islam Dosen Fakultas Agama Islam dan Pemikiran Islam UIN Raden Fah Palembang Dilihat dari Religiusitas, Jurnal Psikologi Islam Bol 2 No.1. Zakaria, “Perspektif Ekonomi Islam Terhadap Profesionalisme Kerja Pegawai Puskesmas Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indra Giri Hilir”, dikutip dari repositori.uin-suska.ac.id/6857/1/fm.pdf pada Senin, 21 Oktober , 2019, pukul 16:00 WIB.
INDIKATOR PROFESIONALISME KERJA SEORANG MUSLIM
Himmatul-„amal
Amanah
Seorang muslim yang benar-benar mengamalkan profesionalisme kafa’ah akan menjadikan setiap aktivitas dalam bekerja sebagai bagian dari ibadah. Seseorang dapat dikatakan profesional apabila orang tersebut ahli dalam bidangnya dan mencurahkan seluruh waktu, tenaga dan perhatiannya pada pekerjaannya. Hal yang menjadikan seseorang ahli tidak hanya dilihat dari gelar atau almamaternya saja, namun bagaimana seseorang mengembangkan keunikannya sehingga menjadi ahli atas kelebihan yang dimilikinya kemudian mengamalkannya di masyarakat.
Menjadi mahir dalam segala hal memerlukan banyak latihan, membaca, berlatih, dan evaluasi diri secara berkala. Pekerja ahli merupakan indikasi seseorang yang profesional, cerdas, terampil dalam pekerjaannya, mampu melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya secara profesional dan sempurna, serta disertai perasaan selalu diawasi oleh Allah. . setiap pekerjaannya, penuh semangat dalam memperoleh keridhaan Allah dibalik pekerjaannya. . Seseorang yang ahli di bidangnya tidak memerlukan pengawasan manusia, dalam hal ini atasan atau rekan kerja.
Berbeda dengan orang yang melakukan pekerjaan karena takut terhadap orang, sehingga akan menghilangkan berbagai sumber daya yang ada dan melakukan penipuan dengan apa yang bisa dilakukan. Himmatul-‘amal dicapai dengan menjadikan motivasi ibadah sebagai penggerak utama dalam bekerja, di samping motivasi rela. Orang yang mampu menjaga kehormatannya dalam bekerja, terutama secara moral dan profesional, akan mendapat kehormatan yang lebih besar lagi dalam bentuk jabatan dan pangkat yang lebih tinggi, dihormati dan disegani tinggi di masyarakat.
Etika kerja yang disertai dengan ketakwaan merupakan garis panduan Islam.15 Berdasarkan hasil kajian, diketahui bahawa seseorang yang mempunyai etika kerja yang tinggi akan menganggap kerja sebagai satu nikmat yang merupakan anugerah daripada Allah (swt) dan ibadah yang sedemikian rupa. cara yang akan bekerja dengan ikhlas dan bersyukur. . Petunjuk atau ciri orang yang mempunyai dan menghargai etos kerja dapat dilihat pada sikap dan tingkah laku mereka. Allah SWT menceritakan ciri-ciri pekerja yang baik (ahli) dalam beberapa ayat al-Quran, salah satunya dalam ayat QS Al-Qashas: 26.
Artinya: Salah seorang di antara kedua wanita itu berkata: “Iya bapakku, jadikanlah dia sebagai orang yang bekerja (untuk kami), karena sesungguhnya sebaik-baik orang yang bekerja untuk (kami) adalah orang yang kuat dan dapat diandalkan. Sifat-sifat yang dilukiskan dalam Al-Quran harus mempunyai 3 kekuatan, yaitu kekuatan jasmani, kekuatan ilmu, dan kekuatan mental (amanah). Seseorang dikatakan profesional apabila selalu bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, (himmatul-„amal) mempunyai semangat. atau etos kerja yang tinggi, Himmatul-„amal dicapai dengan menjadikan motivasi ibadah sebagai penggerak utama dalam bekerja di samping motivasi ingin mendapat imbalan dan hukuman (punishment), (dapat diandalkan) menghindari tanggung jawab dan selalu berpikir. , berpendirian teguh, bertindak dan bekerja dengan sungguh-sungguh, disiplin, jujur, dan penuh komitmen untuk mencapai hasil kerja yang memuaskan.
PENUTUP
Saran
Individu di dunia ini hendaknya selalu bekerja dan melakukan pekerjaan secara profesional. Manajemen Muhammad SAW “The Super Leader Super Manager”, Buku 2, Bisnis dan Kewirausahaan, Jakarta: Tazkia Publishing. Norvadewi dengan judul “Profesionalisme Bisnis dalam Islam, dikutip dari https://media.neliti.com/media/publications/58059-ID-profesionalisme-bisnis-dalam-islam.pdf, Senin 21 Oktober 2019 pukul 16:00 WIB.
Zuhdi, M, Najmudin, Profesionalisme dalam Islam, eJournal Institute for Islamic Studies, diakses di http://web.ipb.ac.id/~kajianislam/pdf/Prof.pdf pada Senin, 21 Oktober 2019 pukul 13.00 WIB.