Untuk itu peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kuantum teknik Clustering untuk memudahkan siswa dalam menulis esai. Penelitian ini berjudul Keefektifan Quantum Learning Melalui Teknik Pengelompokan Dalam Pengajaran Shochuukyu Sakubun Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Pada Semester IV Program Studi Sastra Jepang STBA JIA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi dan hasil penggunaan teknik clustering pada mata kuliah bahasa Jepang STBA JIA semester IV.
Sampel atau sumber data penelitian ini adalah mahasiswa semester empat Program Studi Sastra Jepang STBA JIA. Tokoh utama dalam pembelajaran kuantum adalah Bobbi DePorter dan Mike Hernacki yang mencoba mengimplementasikannya di Burklyn Business School di East Burke, Vermount. Pembelajaran kuantum adalah seperangkat metode dan filosofi pembelajaran yang telah terbukti efektif untuk segala usia (DePorter & Mike Hernacki, 2016:15).
Quantum Learning Melalui Teknik Clustering Pada Pembelajaran Shochuukyu Sakbun Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Semester IV Program Studi Sastra Jepang STBA JIA.
Rumusan Masalah
Untuk mendeteksi kemampuan menulis mahasiswa Program Studi Sastra Jepang STBA JIA semester 4 sebelum menggunakan teknik clustering model pembelajaran kuantum. Untuk mengetahui kemampuan menulis mahasiswa semester 4 Program Studi Sastra Jepang STBA JIA setelah menggunakan teknik clustering model pembelajaran kuantum. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran kuantum teknik clustering dalam mengajar mahasiswa semester 4 Shochuukyu Sakbun Program Studi Sastra Jepang STBA JIA.
Untuk mengetahui minat mahasiswa semester 4 Prodi Sastra Jepang STBA JIA terhadap pembelajaran shochuukyu Sakbun dengan menggunakan model pembelajaran kuantum teknik cluster.
Urgensi Penelitian
Hakikat Kemampuan Menulis
Dalam pengelompokan, Anda menggunakan garis, kotak, panah, dan lingkaran untuk menunjukkan hubungan antara ide dan detail yang terjadi pada Anda. DePorter mengatakan pengelompokan adalah cara untuk memilah ide dan menuangkannya di atas kertas dengan cepat tanpa berpikir. satu. Saat ide dan detail muncul di benak Anda, letakkan di dalam kotak atau lingkaran di sekitar subjek dan buat garis untuk menghubungkannya satu sama lain dan ke subjek.
Tempatkan ide atau detail yang lebih kecil dalam kotak atau lingkaran yang lebih kecil dan gunakan garis penghubung untuk menunjukkan bagaimana mereka terhubung satu sama lain. Peneliti Bintari Damanin Sani dalam tesisnya yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Metode Quantum Learning Teknik Pengelompokan dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Bahasa Jerman di Kelas X SMA Negri 6 Surakarta” (Yogyakarta, 2015). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan menggunakan desain penelitian kelompok kontrol pre-test and post-test.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pencapaian keterampilan menulis bahasa Jerman antara kelas yang diajar menggunakan teknik pembelajaran quantum clustering dan yang menggunakan metode konvensional.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis Penelitian
Misalnya dalam pengajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, metode bahasa kedua atau bahasa asing lain yang dianggap berhasil dapat dicoba. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif Sutedi Dedi mengatakan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya berupa angka-angka yang diolah dengan menggunakan metode statistik. Dengan demikian, desain penelitian yang definitif dapat disusun dan tidak berubah selama penelitian berlangsung.
Variabel dan Indikator Pengukuran
Instrumen 1. Tes tulis
Sutedi Dedi menyatakan bahwa angket merupakan salah satu instrumen pengumpulan data penelitian yang diberikan kepada responden (manusia dijadikan objek penelitian).
Teknik Pengumpulan Data
Deskripsi Data
Agenda Kegiatan Penelitian di Kelas Validitas (Selasa, 3 Juli 2018)
Pertemuan ketiga dimulai dengan membahas tugas tema kemarin dan meminta siswa mengumpulkan esai yang telah mereka kerjakan. Selanjutnya penulis memberikan contoh clustering atau pengelompokan ide yang akan dibuat dalam karangan yang berkaitan dengan tema. Selain itu siswa diminta untuk mengelompokkan ide sesuai tema yaitu menyampaikan apa yang ingin disampaikan kepada orang disebelahnya, dalam hal ini penulis meminta siswa untuk menulis karangan yang berisi tentang apa yang ingin disampaikan kepada teman sekelasnya. .
Esai yang telah dibuat, dikumpulkan dan akan diberikan salinannya kepada teman-teman untuk dibahas di koran. Pada pertemuan keempat membahas bab 16 yaitu 「ごみ:国とと 名き」pada bab ini siswa diminta untuk mendeskripsikan benda-benda. Sebelumnya, siswa diminta untuk memahami contoh-contoh esai dan mencoba membuat poin-poin terkait tema yang dibantu oleh penulis.
Kemudian siswa diminta menuliskan tema di tengah kertas, yaitu 「日本の良くない. Setelah semua poin dibuat dan hubungan antar ide terlihat, tulislah dalam bentuk esai lengkap di atas kertas genkouyoshi.
Setelah memahami contoh isi esai, siswa diminta untuk membuat esai dengan menuliskan apa yang ingin disampaikan dengan memilih salah satu temannya di kelas.
Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas
Uji Homogenitas
Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa varians kedua kelas adalah sama atau homogen.
Analisis Data
Pengolahan Data Pretest
Setelah melalui perhitungan normalitas dan homogenitas, diketahui bahwa kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Setelah itu dilakukan uji kesesuaian data pretest dengan menggunakan uji t melalui program SPSS 25 menggunakan Independent Sample T-test dengan taraf signifikansi 0,05. Selanjutnya kita melihat nilai hasil post test setelah dilakukan treatment pada siswa kelas eksperimen dan penggunaan metode konvensional pada kelas kontrol.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis siswa yang mendapat perlakuan teknik clustering lebih baik daripada siswa yang mendapat teknik pengajaran konvensional. Berdasarkan hasil diagram di atas terlihat bahwa nilai pretest pada kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan tingkat signifikan rendah. Dalam hal nilai post-test, kelas eksperimen mendapat nilai yang cukup tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Pengolahan Data Nilai Efektivitas Pembelajaran
Pengolahan Data Angket
Angket ini diberikan kepada siswa untuk mengetahui minat siswa kelas eksperimen sebanyak 15 responden terhadap teknik clustering dalam pembelajaran shochuukyuu Sakbun. Analisis penulis terhadap pernyataan nomor 1 sebagian besar siswa menunjukkan bahwa menulis bahasa Jepang itu mudah. Analisis peneliti terhadap pernyataan nomor 4 sebagian besar siswa menyatakan kesulitan menemukan ide dalam menulis shochuukyuu Sakbun.
Klaim no. 5: menulis shochuukyuu akubun dengan teknik pengelompokan memudahkan saya menemukan ide dalam tulisan. Analisis penulis terhadap hasil tabel di atas hampir semua siswa menunjukkan bahwa teknik clustering dapat memudahkan mereka menemukan ide untuk menulis. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua siswa merasa tidak sulit menemukan ide ketika menggunakan teknik clustering.
Berdasarkan hasil tabel di atas terlihat bahwa sebanyak 80% siswa menjawab ya dan sebanyak 20% menjawab tidak. Analisis penulis terhadap pernyataan ini adalah sebagian besar siswa menyatakan bahwa mereka dapat menemukan jalan yang benar dengan menggunakan teknik pengelompokan. Berdasarkan hasil tabel di atas terlihat bahwa sebanyak 20% siswa menjawab ya dan sebanyak 80% siswa menjawab tidak.
Analisis penulis terhadap pernyataan di atas adalah sebagian besar siswa berpendapat bahwa tidak sulit bagi mereka untuk mengembangkan flow ketika menggunakan teknik cluster dalam pembelajaran shochuukyuu Sakbun. Analisis penulis berdasarkan hasil tabel di atas yaitu sebagian besar siswa suka mempelajari Shochuukyuu Sakbun. Berdasarkan hasil pada tabel di atas, siswa yang menjawab ya sebanyak 53,3%, sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 46,7%.
Artinya, hampir semua siswa berpendapat bahwa mempelajari Shochuukyuu Sakbun dengan teknik gemuruh itu menarik. Artinya hampir semua siswa berpendapat bahwa teknik pengelompokan cocok untuk pembelajaran Shochuukyuu Sakbun. Analisis penulis terhadap hasil tabel di atas sebagian besar siswa berpendapat menyukai teknik pengelompokan yang diterapkan dalam pembelajaran shochuukyuu Sakbun.
Analisis penulis terhadap jawaban di atas adalah sedikitnya siswa yang menganggap Shochuukyuu Sakbun sebagai mata pelajaran yang sulit.
Pembahasan Hasil Penelitian
Kelas eksperimen yang menggunakan teknik clustering dalam pembelajarannya memperoleh nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Nilai rata-rata pre-test di kelas eksperimen adalah 75,7 sedangkan nilai pre-test di kelas kontrol adalah 71,5. Berdasarkan hasil tersebut, terlihat jelas bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata yang signifikan antara kedua kelas.
Dimana dalam perhitungan ini penulis melakukan perhitungan berdasarkan validitas, reliabilitas, normalitas, uji homogenitas, uji rata-rata dengan t-test, perhitungan nilai normalized gain atau efisiensi belajar dan perhitungan nilai angket. Pada kelas eksperimen penulis menggunakan teknik clustering pembelajaran shochuukyuu Sakbun, sedangkan pada kelas kontrol penulis menggunakan metode konvensional. Pada uji normalitas menggunakan program SPSS 25 dengan rumus uji Shapiro-Wilk diketahui nilai pretest kelas eksperimen sebesar 0,600, sedangkan kelas kontrol sebesar 0,84.
Sedangkan nilai uji normalitas pada post test adalah 0,84 untuk kelas eksperimen dan 0,185 untuk kelas kontrol. Karena hasil kedua kelas lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan kedua varian berdistribusi normal. Setelah dikonsultasikan dengan nilai signifikansi 0,05 maka dapat dikatakan kedua kelas memiliki varians yang sama atau homogen.
Setelah diketahui data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji rata-rata dengan menggunakan uji-t. Setelah dilakukan konsultasi nilai post test lebih besar dari nilai signifikansi 0,05, sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan teknik clustering dan kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional. Berdasarkan nilai tersebut, nilai kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, dengan demikian dikatakan bahwa penggunaan teknik clustering lebih efektif dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode konvensional.
Pada penelitian ini, penulis menyebarkan kuesioner untuk mengetahui minat siswa terhadap teknik clustering pada pembelajaran shochuukyuu Sakbun. Saat itu, sebanyak 93,3% siswa menyukai teknik cluster dalam pembelajaran shochuukyuu Sakbun, dan sebanyak 73,3% siswa menganggap mata pelajaran Shochuukyuu Sakbun sebagai mata pelajaran yang sulit.
Simpulan
Untuk mencari nilai efisiensi atau perkiraan keuntungan, penulis menggunakan program SPSS 25 dan diketahui nilai kenaikannya adalah 12,00 untuk kelas eksperimen dan 3,73 untuk kelas kontrol. Berdasarkan nilai gain diketahui bahwa nilai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Artinya teknik pengelompokan yang digunakan pada kelas eksperimen harus efektif untuk digunakan dalam pembelajaran Shochuukyuu Sakbun.
Berdasarkan data angket yang diperoleh, menurut mahasiswa semester IV Program Studi Sastra Jepang STBA JIA, penggunaan teknik clustering dalam pembelajaran shochuukyu Sakbun menarik, membantu menemukan ide saat menulis, membantu mengembangkan flow dan mudah untuk menulis. memahami .
Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran untuk proses pembelajaran mengarang dalam bahasa Jepang atau yang biasa disebut Sakbun untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. Dalam proses belajar mengajar bahasa Jepang, guru harus dapat menggunakan metode atau teknik yang menarik dan membantu siswa lebih mudah memahami materi pelajaran.
Jadwal Kegiatan
Tim peneliti menggunakan fasilitas yang tersedia di Bell Room, seperti LCD, Infocus, Whiteboard.