Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif terhadap komunikasi matematika dan hasil belajar matematika siswa. Data penelitian diperoleh dari data hasil tes komunikasi matematis dan hasil belajar matematika serta dianalisis menggunakan uji-t Pooled Variant.
PENDAHULUAN
Rumusan dan Batasan Masalah
Apakah model pembelajaran kooperatif puzzle efektif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi persegi dan persegi panjang? Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif puzzle terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada bangun persegi dan persegi panjang.
Definisi Operasional
- Pembelajaran kooperatif Jigsaw
- Pembelajaran Konvensional
- Komunikasi matematis
- Hasil Belajar
- Kajian Terdahulu
- Kajian Teori
- Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
- Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Surachmat dalam Ernawati menyatakan bahwa model
- Ciri-ciri Pembalajaran Konvensional
- Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis
- Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
- Pengukuran Komunikasi Matematis
- Pengertian Hasil Belajar
- Fakto-Faktor Hasil Belajar
- Persegi
Kemiripan penelitian ini dengan peneliti adalah sama-sama menyelidiki penggunaan model pembelajaran kooperatif deep puzzle. Berdasarkan uraian di atas, diduga penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan hasil belajar matematika siswa.
Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu atau quasi eksperimen, dengan pendekatan kuantitatif dimana pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan analisisnya menggunakan uji statistik. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berpedoman pada hipotesis tertentu, dimana salah satu tujuan penelitian adalah untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya.
Popuasi dan Sampel 1. Populasi
- Sampel
Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah siswa kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis siswa ditunjukkan dengan (Y1) dan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan (Y2).53.
Desain Penelitian
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan atau terjadinya variabel dependen. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari adanya variabel bebas.
Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian
- Tes Kemampuan Komunikasi matematis
- Tes Hasi Belajar
Instrumen tes komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk tes uraian. Tes ini terdiri dari 5 nomor soal yang terdiri dari 6 soal, tes ini dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung. Hasil postal test bertujuan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi persegi dan persegi panjang.
Soal ujian disusun berdasarkan kisi-kisi soal dan dilengkapi dengan petunjuk penilaian (lihat lampiran). Sebelum digunakan, soal divalidasi terlebih dahulu oleh dua ahli ahli dan dinyatakan valid oleh verifikator. Tes untuk mengukur hasil belajar matematika siswa berupa tes tertulis berupa soal essay, sampai dengan 5 nomor soal yang terdiri dari 6 soal, tes ini dilakukan setelah proses pembelajaran dilaksanakan atau setelah tes. .
Hasil post test dimaksudkan untuk mengukur hasil belajar matematika siswa pada materi persegi dan persegi panjang. Sebelum digunakan, soal divalidasi terlebih dahulu oleh dua validator ahli dan dinyatakan valid oleh validator.
Tehnik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian
- Tes Komunikasi Matematis
- Tes Hasil Belajar
Bentuk tes komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes dengan soal yang diberikan berupa uraian yang terdiri dari 5 soal. Bentuk tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes dengan soal yang diberikan berupa uraian yang terdiri dari 5 soal.
Tehnik analisis data
- Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas
- Uji Hipotesis
Uji hipotesis pertama menjawab rumusan masalah pertama yaitu apakah model pembelajaran kolaboratif puzzle efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi persegi dan persegi panjang. H0 = Tidak terdapat keefektifan model pembelajaran kooperatif puzzle terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi persegi dan persegi panjang. H1 = Model pembelajaran kooperatif puzzle efektif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi persegi dan persegi panjang.
X1= Rata-rata dalam distribusi sampling 1 X2 = Rata-rata dalam distribusi sampling 2 s12 = Nilai varians dalam distribusi sampling 1 s22. Nilai variansi sebaran sampel 2 n1 = jumlah individu sampel 1 n2 = jumlah individu sampel 2 Kriteria uji. H0 = Tidak terdapat keefektifan model pembelajaran kooperatif dengan jigsaw puzzle terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi bangun datar persegi dan persegi panjang.
H1 = Terdapat keefektifan model pembelajaran kooperatif puzzle terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi bangun datar persegi dan persegi panjang. X1 = Rata-rata dalam distribusi sampling 1 X2 = Rata-rata dalam distribusi sampling 2 s12 = Nilai varians dalam distribusi sampling 1.
HASIL PENELITIAN
- Analisis Kemampuan Komunikasi Matematika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
- Uji Normalitas
- Uji Homogenitas
- Analisis Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada bagian ini akan dijelaskan perolehan data hasil belajar, uji prasyarat
Data yang akan digunakan dalam pre-test ini adalah nilai post-test kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dilakukan uji normalitas, selanjutnya kedua data yaitu hasil posttest komunikasi matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji homogenitas. Pada hasil uji homogenitas dari hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol peneliti memperoleh dengan menggunakan tes manual.
Setelah uji prasyarat terpenuhi yaitu data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, dilakukan uji hipotesis. Uji prasyarat analisis terdiri dari dua bagian yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.Data yang akan digunakan dalam uji prasyarat analisis ini adalah nilai postes hasil belajar matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dilakukan uji normalitas, kedua data yaitu nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji homogenitas.
Pada hasil uji homogenitas dari hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol peneliti memperoleh dengan menggunakan tes manual. Setelah uji prasyarat terpenuhi yaitu data posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal homogen, selanjutnya dilakukan uji hipotesis.
Pembahasan
- Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
- Hasil Belajar
Karena thitung > ttabel maka H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat keefektifan model pembelajaran kooperatif puzzle dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat keefektifan model pembelajaran kooperatif puzzle terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Ngadiyono dalam jurnal Rahmat yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe puzzle berpengaruh baik terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif puzzle efektif untuk kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi persegi dan persegi panjang. 60Rahmat, dkk, “Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Madrasah Aliyah Melalui Model Pembelajaran Cooperative Jigsaw”, Journal of Opportunity, Vol. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji-t Polled Variant menunjukkan bahwa terdapat keefektifan model pembelajaran kooperatif puzzle terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi persegi dan persegi panjang (t-score tabel dengan taraf signifikan 5). .
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat keefektifan model pembelajaran kooperatif puzzle terhadap hasil belajar siswa pada bidang matematika. Dari hasil penelitian yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw puzzle efektif terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi persegi dan persegi panjang.
PENUTUP
Saran
Nanang Hibattulloh dan Dedi Sofyan, “Perbandingan kemampuan komunikasi matematis siswa antara yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dan Konvensional”. Nurul Suparni, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Puzzle Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 1 Metro Timur”. Rachmawati, dkk, “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 4 KENDAR,” I, Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika, Vol.1, No.2, SEPTEMBER 2013.
Rahmat, dkk, “Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Madrasah Aliyah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw”, Journal of Opportunity, Vol. Rokhis, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tata Letak Benda Pada Siswa Kelas VI SD 6 Besito”. Sintia Rahmawati, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis dan Disposisi Matematis Siswa”.
Sugianto dkk, (2013), “Perbedaan penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan STAD ditinjau dari kemampuan penalaran matematis dan komunikasi siswa SMA”. Ummi Rosyidah, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 6 METRO”.
KOMPETENSI INTI (KI)
Kelas VII
Kumpulkan informasi tentang cara memperkirakan luas bangun datar tidak beraturan menggunakan perkiraan luas segitiga dan persegi panjang. KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, toleran, damai), santun, tanggap dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam penanganan lingkungan sosial dan alam secara efektif serta memposisikan diri sebagai cerminan bangsa dalam kesatuan dunia. AI- 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan pemahaman tentang kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, dan menerapkan pengetahuan prosedural dalam bidang tertentu berdasarkan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 Pengolahan, penalaran dan penyajian dalam ranah konkret dan ranah abstrak. berkembang secara mandiri dari apa yang dipelajarinya di sekolah, bertindak secara efektif dan kreatif serta dapat menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. 1 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitis, konsisten dan teliti, bertanggung jawab, tanggap dan tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan masalah.
Materi
Metode : Pembelajaran ini menggunakan cooperative learning tipe jigsaw
- Media / Alat : Papan, dan Spidol
- Sumber Belajar : Buku matematika Kurikulum 2013, LKS Persegi
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Guru menyampaikan kepada siswa untuk siswa yang membahas materi yang sama, berkumpul dalam satu yang disebut kelompok ahli - Dalam kelompok ahli diperlukan siswa.
Penilaian
Materi
Metode : Pembelajaran ini menggunakan cooperative learning tipe jigsaw
- Media / Alat : Papan, dan Spidol
- Sumber Belajar : Buku matematika Kurikulum 2013, LKS persegi panjang
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan tentang sifat-sifat, keliling dan luas persegi panjang - Siswa menjawab soal refleksi.
Penilaian
LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK ASAL
Unsur Persegi
MENGIDENTIFIKASI UNSUR dan SIFAT- SIFAT PERSEGI
Sifat Persegi Panjang
- Selidiki sisi-sisi yang berhadapan
- Selidiki sudut-sudut persegi
- Selidiki diagonal-diagonal persegi
Terlihat bahwa diagonal AC dan BD berpotongan tegak lurus. Dengan pusat O, putar persegi ABCD seperempat putaran berlawanan arah jarum jam, itulah yang Anda dapatkan. Seorang anak berjalan melintasi lapangan dari titik A ke titik A lagi dengan melewati titik B, C dan D.
KELILING PERSEGI
LUAS PERSEGI
Unsur Persegi Panjang
MENGIDENTIFIKASI UNSUR dan SIFAT- SIFAT PERSEGI PANJANG
Sifat Persegi Panjang
- Selidiki sisi-sisi yang berhadapan
- Selidiki diagonal-diagonal persegi panjang
- Selidiki sudut-sudut persegi panjang
Jika persegi panjang ABCD dicerminkan terhadap garis k, maka akan menempati bingkainya, sehingga titik A akan menempati titik. Jika persegi panjang ABCD dibalik sepanjang garis l, persegi panjang tersebut akan menempati bingkainya, sehingga diperoleh. Sekarang putar persegi panjang setengah putaran (1800), dengan diagonal AC dan BD berpotongan di titik O.
Selain itu, jika persegi panjang ABCD dibalik sepanjang garis 1, persegi panjang ABCD akan menempati bingkainya.
KELILING PERSEGI PANJANG
LUAS PERSEGI PANJANG
11 menghubungkan rumus keliling dan luas untuk berbagai jenis segiempat (persegi, persegi panjang, belah ketupat, jajaran genjang, trapesium, dan segitiga) dan segitiga. Gambarlah sebuah persegi yang memiliki dua pasang sisi yang berhadapan sama panjang dan salah satu sudutnya 900, dan nyatakan ketiga sifat bangun tersebut. Di taman tersebut terdapat sebuah kolam ikan berbentuk persegi panjang dengan panjang 8 m dan lebar 6 m.
Diketahui sebuah persegi panjang memiliki panjang sisi (4x – 2) cm dan lebar (2x – 1) cm. jika keliling persegi panjang tersebut 102 cm, maka luas persegi panjang tersebut adalah!. Sebuah taman berbentuk persegi panjang dengan luas 240 m2 dipagari kelilingnya, setelah diukur panjang sisi taman bunga tersebut adalah 60 m. Berikut lukisan berbentuk persegi panjang berukuran 60 cm 80 cm dipasang pada bingkai persegi dengan panjang sisi 90 cm.
DOKUMENTASI