PROGRAM RESUSITASI
NEONATUS
Oleh
Frida Aristiani
LATAR BELAKANG
Sebagian besar BBL melewati transisi kardiorespiratori kehidupan ektrauterin tanpa bantuan
Sekitar 4-10% BBL perlu bantuan ventilasi tekanan positif (VTP)
Hanya 1-3 per 1000 akan memerlukan resusitasi eksentif (kompresi dada, pemberian obat)
Kebutuhan resusitasi sering tidak
dapat di prediksi sehingga tim harus
siap
Berbeda Resusitasi BBL dan Orang Dewasa
Resusitasi pada BBL :
Masalah utama adalah pernafasan
Gagal nafas dapat terjadi sebelumnya / setelah bayi lahir
Jika janin dilahirkan di tahap awal kegagalan nafas dapat dilakukan dengan rangsangan taktil, bayi akan bernafas dengan spontan
Jika janin dilahirkan di tahap akhir kegagalan nafas, maka bayi baru lahir perlu bantuan nafas
Perubahan Fisiologis
Sirkulasi janin :
Sebelum lahir alveoli mengembang dan terisi cairan janin bergantung pada placenta untuk pertukaran O2 dan CO2
Pembuluh pulmonalis masih kontriksi
Hanya Sebagian kecil darah masuk ke paru
Tidak ada pertukaran gas dalam paru
Sirkulasi Transisi
• Gangguan pada transisi normal : Usaha nafas tidak teratur atau bayi tidak nafas (apnue) atau bernafas cepat (takipneu)
• Frekuensi jantung lambat (bradikardi) atau frekuensi jantung cepat (takikardi)
• Tonus otot menurun
• Saturasi oksigen rendah
4 Hal yang perlu diperhatikan :
Cukup bulan
Tunggal / Kembar
Ketuban
Faktor Ibu
Menilai Respon Bayi
Langkah awal : Pernafasan
Frekuensi Jantung (nilai selama 6 detik x 10)
Bila tidak nafas VTP
Download alur resusitasi Neonatus Ikatan Dokter Anak Indonesia 2022.pdf NEOTY.jpeg
Mengapa pelatihan resusitasi ?
• Ventilasi pada paru BBL merupakan langkah paling penting dan efektif pada resusitasi neonatus
• Pemberian ventilasi pada bayi tidak bisa di tunda
• Bila ventilasi di tunda lebih dari 60 detik bisa memberikan komplikasi ke organ vital lainnya seperti jantung dan otak
Indikasi VTP (Ventilasi Tekanan Positif)
• Jika bayi tidak bernafas atau jika bayi megap-megap atau frekuensi jantung < 100 x permenit
• Jika ada indikasi, VTP harus dimulai dalam 1 menit pertama setelah lahir
• Upaya VTP dapat dipertimbangkan jika bayi bernafas dan frekuensi jantung sama atau lebih dari 100 dpm, tetapi saturasi O2 bayi tidak dapat dipertahankan dalam kisaran target, walaupun telah diberi O2 aliran bebas / CPAP (Continous Positive Airway Pressure)
KOMPRESI DADA
INDIKASI :
o Frekuensi jantung tetap kurang dari 60 dpm yang disertai pengembangan paru dan ditandai adanya Gerakan dada saat ventilasi
o VTP harus dilakukan paling sedikit 30 detik melalui pipa ET/sungkup laring
VTP dan Kompresi Dada :
o 1 siklus 3 kompresi + 1 ventilasi (3:1) dalam 2 detik frekuensi = 90 kompresi + 30 ventilasi dalam 1 menit berarti 120 kegiatan/menit
o Konsentrasi O2 untuk VTP selama kompresi dada naik konsentrasi oksigen 100 %
Play time
Cara menilai frekuensi jantung selama kompresi dada yaitu hentikan sejenak ventilasi dengan monitor ECG
Kompresi dada di hentikan bila frekensi jantung 60 dpm / lebih
Bila frekuensi jantung tetap < 60
dpm : cek ventilasi dan kompresi
kemudian lakukan intubasi
EPINEPRIN
INDIKASI :
o Diberikan bila frekuensi jantung tetap dibawah 60 dpm setelah dilakukan VTP selama 30 detik dan paru dapat mengembang (ada gerakan daa)
o Sesudah 60 detik dilakukan kompresi dada dengan VTP menggunakan oksigen 100 %
KONSENTRASI :
o Epineprin dapat diperoleh dalam konsentrasi : diencerkan 1:10.000 (0,1 kg/ml) dosis 0,1-0,3 ml/kg BB dengan menggunakan spuit 1 ml