• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH "

Copied!
99
0
0

Teks penuh

Skripsi ini membahas tentang Dialog dalam Kisah Nabi Musa dan Nabi Harun dalam Al-Qur'an. 15Ach.Khatib, “Implementasi Nilai-nilai Profetik dalam Kisah Nabi Musa dalam Al-Qur’an”. Jurnal.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti akan melakukan penelitian tentang makna kontekstual dalam kisah Nabi Musa dan Nabi Harun, khususnya dalam kajian dialog. Oleh karena itu, penelitian ini dituangkan dalam bentuk proposal tesis yang berjudul “Dialog Kisah Nabi Musa dan Nabi Harun dalam Al-Qur’an (Analisis Makna Kontekstual)”.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Kegunaan praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi pemerhati kajian bahasa Arab, serta pelaksanaan penelitian serupa pada waktu dan kesempatan lain.

Tinjauan Penelitian Relevan

Persamaan penelitian berupa tesis Emilie Humairo Syafi'I dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas dialog Nabi Musa dan Nabi Harun dalam Al-Qur'an. Persamaan penelitian tesis Hasnil Ummi dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas kisah Nabi Musa dan Harun.

Landasan Teoritis

Beberapa karya ilmiah tersebut sengaja dihadirkan oleh peneliti disini sebagai bukti bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti belum pernah diteliti yaitu Dialog Sejarah Nabi Musa dan Nabi Harun dalam Al-Qur'an (Analisis Makna Kontekstual) . 32 Irfan Sagita, Interstitual Kisah Nabi Musa dalam Kitab Kisah 25 Nabi dan Rasul dengan Kisah Nabi Musa dalam Al-Qur'an. Sumber data primer adalah data primer atau data primer yang digunakan dalam penelitian.Data primer yang digunakan sebagai rujukan utama dalam penelitian ini adalah Al-Qur'an yang dikhususkan untuk kisah Nabi Musa dan Nabi Harun.

Oleh karena itu, maksud dari definisi di atas adalah untuk menganalisis dan mengkaji secara cermat makna kontekstual dialog dalam kisah Nabi Musa dan Harun dalam al-Qur'an berdasarkan teori-teori semantik yang ada. Seperti kisah Nabi Musa dalam Al-Qur'an, cara penyajiannya pun sangat berbeda, dan ceritanya tersebar di beberapa surah. 97Ahmad Asbabul Kahfi, "Kisah Nabi Musa dalam Al-Qur'an dari Perspektif Psiko-Sastra", ISLAM INSIDE: Journal of Islam and Humanities, (2018), h.

Ayat tersebut merupakan dialog antara Nabi Musa dan Nabi Harun, kerana bentuk dialog yang digunakan ialah dialog langsung. Demikianlah tafsiran dialog yang terdapat dalam kisah Nabi Musa dan Nabi Harun di dalam al-Quran, mengikut huraian pendahuluan yang membicarakan tentang al-Quran. Dalam ayat 49 perkataan "اَمُكُّب َر" terdapat kata ganti nama (dhomir) iaitu "اَمُك" bermaksud "kamu", dalam ayat ini ditujukan kepada ketua Bani Israil dan saudaranya, dengan seruan menunjuk kepada Nabi Musa. dan Nabi Kepada Harun.

Ahmad Asbabul Kahfi, Kisah Nabi Musa dalam perspektif psiko-sastera al-Quran, ISLAMIC INIDE: Journal of Islam and Humanities, (2018). Sagita Irfan, Intertekstual kisah Musa dalam kitab kisah 25 nabi dan rasul dengan kisah Musa dalam Al-Quran.

Bagan Kerangka Pikir

Metode Penelitian

KAJIAN TEORITIS DIALOG (AL-HIWAR)

Tujuan dan Manfaat Dialog (al-Hiwar)

Dalam kisah Nabi Musa dan Nabi Harun terdapat unsur dialog iaitu unsur prolog, unsur monolog, unsur dialog dan unsur epilog. Ayat di atas menjadi Prolog dalam kisah ini, iaitu pengenalan kepada kisah Nabi Musa dan Harun. Bentuk dialog dalam kisah Nabi Musa dan Nabi Harun Allah SWT berfirman dalam Q.S Maryam Allah SWT berfirman dalam Q.S Maryam/19:51-53.

Di mana Firaun berhadapan dengan Musa secara langsung dan memberi amaran kepada Musa supaya tidak menyembah Tuhan. Jika ayat ini dikaji dari segi situasi perbincangan, serta konteks emosi, maka ayat ini berbicara tentang permintaan dan harapan Nabi Musa kepada Allah SWT. Jika ayat ini dikaji dari segi konteks emosi, maka ayat ini menceritakan tentang ketakutan dan kebimbangan Nabi Musa.

Demikian penjelasan mengenai bentuk makna kontekstual dalam kisah Nabi Musa dan Nabi Harun dalam Al-Qur'an. Yang dimaksud dengan makna kontekstual adalah makna yang muncul sebagai akibat adanya hubungan antara tuturan dan konteks. Itu baik-baik saja. diketahui bahwa konteks diungkapkan dalam banyak cara.

Dialog (al-Hiwar) dan Drama

Konsep Makna Semantik

Dalam bahasa Arab, kata semantik diterjemahkan sebagai ilm al-dilalah, yang terdiri dari dua kata: ilm yang berarti pengetahuan, dan al-dilalah yang berarti penunjukan atau makna. Secara terminologis, 'ilm al-dilalah adalah cabang linguistik tersendiri.'ilm al-dilalah juga merupakan studi tentang makna suatu bahasa, baik pada tataran mufradat (kosa kata) maupun tarakib (struktur). Ahmad Mukhtar Umar mendefinisikan 'ilm al-dilalah sebagai ilmu yang mempelajari makna, atau ilmu yang membahas tentang makna, atau cabang linguistik yang mengkaji tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi agar lambang bunyi dapat terungkap sehingga memiliki makna.

Istilah ilm al-dilalah dalam bahasa Arab atau semantik dalam bahasa Indonesia adalah 'semantics' dalam bahasa Inggris.50 Kata semantik sendiri berasal dari bahasa Yunani 'semantikos' (artinya), 'semainein' (arti) dari akar katanya. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan cabang linguistik ini, salah satunya adalah Lehrer (1974) yang mengatakan bahwa “semantics is the study of meaning”. 55Ika Arifianti dan Kurniatul Wakhidah, “Semantics (Makna Referensi dan Makna Non Referensi), (CV. Pilar Nusantara, Pekalongan: 2020), hal.

Menurut Aminuddin dalam bukunya yang berjudul “semantics (pengantar kajian makna)” mendefinisikan bahwa semantik adalah ilmu yang mempelajari makna.

Teori Semantik Tentang Makna

  • Teori Referensial
  • Teoti Konsepsional
  • Teori Behavioris
  • Teori Kontekstual
  • Teori Analisis
  • Teori Transformasi
  • Teori Pemakaian Makna
  • Teori Pragmatisme

Ada dua argumentasi yang digunakan oleh teori ini mengenai arti kata, yaitu pertama, pandangan yang memahami arti kata tersebut. Teori konseptual adalah teori semantik yang memfokuskan kajian makna pada prinsip-prinsip konsepsi yang ada dalam pikiran manusia. Teori ini dikaitkan dengan John Locke. Disebut juga teori mentalisme, teori ini disebut teori pemikiran, karena kata tersebut mengacu pada ide-ide yang ada di dalam pikiran. . Teori perilaku adalah teori semantik yang memfokuskan pada kajian makna bahasa sebagai bagian dari perilaku manusia yang merupakan manifestasi dari stimulus dan respon. Teori ini mengkaji makna dalam peristiwa tutur yang berlangsung dalam situasi tertentu (speech situation). Satuan yang mengandung makna penuh dari keseluruhan peristiwa tutur yang terjadi dalam suatu situasi tutur disebut tindak tutur.

Teori ini bersinggungan dengan bidang makna (nazhariyyah al-huqul al-dilaliyyah), yang juga menjelaskan makna dengan menentukan komponen kata melalui ciri-ciri internalnya, seperti morfem dan perbedaan bunyi, yang pada gilirannya membedakan makna, seperti kata-kata. "بتا" dan "بنَ". Teori transformasi merupakan teori bahasa yang paling terkenal di antara teori bahasa yang ada. Nawam Comsky dianggap sebagai pencipta teori ini. Tujuan utama dari teori ini adalah untuk mengetahui kemampuan tersembunyi dari suatu bahasa berdasarkan tingkat ekspresinya. Teori ini sangat dipengaruhi oleh pandangan filosofis rasional dan menjadi topik populer di abad ke-17. Penjelasan untuk sampai pada.

Teori ini didasarkan pada teori semiotik (the Doctrine of Signs). Makna dipahami sebagai sistem semiotik yang mengandung tanda-tanda linguistik dan non-linguistik, seperti simbol, ikon, dan indikasi.

Lafaz dan jenis-jenis makna semantik

Dalam ayat tersebut, nabi Musa memohon kepada Allah agar menjadikan Harun (saudaranya) sebagai teman dan membantunya menegakkan risalah Allah kepada Firaun dan kaumnya. Emilia Khumaro Syafi'i Nilai Pendidikan Moral dalam Dialog Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS dalam al-Quran Surah al-A'raf 150-154 (Kajian Tafsir Misbah. Malang: dalam disertasi.

Teori Makna Dalam Semantik

ANALISIS DAN TEMUAN PENELITIAN

Bentuk-bentuk dialog pada kisah Nabi Musa dan Nabi Harun

Adapun bentuk dialog ini dinamakan dialog tidak langsung kerana menceritakan ketakutan nabi Musa kerana secara tidak sengaja membunuh kaum Qibhti iaitu Musa. Kerana nabi Musa memohon kepada Allah untuk menjadikan Harun (saudaranya) sebagai sahabat dan membantunya menegakkan risalah Allah kepada Firaun dan kaumnya. Di mana pada masa itu nabi Musa datang untuk berdoa dan Allah berfirman secara langsung kepadanya.

Di mana Firaun bercakap terus dengan Nabi Musa tentang siapa tuhannya seolah-olah dia tidak mempercayai kata-kata Nabi Musa itu. Bentuk dialog yang digunakan ialah dialog langsung, di mana pengikut Musa berasa takut kerana melihat Firaun dan tenteranya boleh mengikut kumpulan Nabi Musa dan Bani Israil. Di mana Nabi Musa memohon kepada Khidir supaya mengajar Musa ilmu yang sebenar tentang apa yang diajarkan untuk dijadikan petunjuk.

Kemudian Nabi Harun meminta belas kasihan kepada Nabi Musa dengan menyebut nama ibunya, padahal Nabi Musa adalah saudara kandungnya.

Bentuk Makna Kontekstual Dalam Kisah Nabi Musa dan Nabi Harun

Dalam ayat 34 terdapat kata ganti nama (dhomir) "ى ِخَأ" iaitu 'ya' bermaksud 'di mana' dalam ayat ini seorang saudara lelaki yang bernama Harun dialamatkan dengan tanda seru yang menunjukkan Nabi Harun, dengan itu. sudah menggunakan makna rujukan. Dalam ayat "ْي ِرْيَغ" di atas terdapat kata ganti nama (dhomir) iaitu "ي" yang merujuk kepada tanda kepunyaan yang bermaksud 'aku', dalam ayat ini ditujukan kepada seorang raja iaitu Firaun. Dalam ayat di atas perkataan "اَنَيِتْأَت" terdapat kata ganti nama (dhomir) iaitu 'na'(ان) yang mempunyai makna 'kami' dalam ayat ini ditujukan kepada kaum Musa.

Dalam ayat di atas perkataan "َيِعَم" terdapat kata ganti nama (dhomir) iaitu 'ya' yang mempunyai makna 'kami' dalam ayat ini ia ditujukan kepada pencipta, dengan seruan menunjuk kepada Allah. Dalam ayat 71 perkataan "اَهْق َرَخ" terdapat kata ganti nama (dhomir) iaitu "اَه" yang mempunyai makna 'dia', kata ganti yang merujuk kepada 'dia' dalam ayat ini ditujukan kepada nabi, dengan seruan. merujuk kepada Nabi Khidir, jalan . Jika ayat ini dikaji dari segi konteks emosi maka ayat ini bercakap tentang ancaman.

Jika ayat ini dikaji dari segi konteks emosi, maka ayat ini berbicara tentang permintaan seorang pemimpin kepada saudaranya.

PENUTUP

Saran

Abd al-Ghaffar Hamid Hilal, Ilm al-Dilalah al-Lughawiyyah (Kairo: Jami' al-Azhar, t.th.). Aliyah Rohmah Hamid. Dialog Nabi Musa dengan Hamba Shalih (kajian tafsir Sayyid Qutb terhadap kisah Musa dalam Q.S al-Kahfi: 60-82), dalam risalahnya. Famili Jaya, Nilai-nilai Kearifan dalam Kisah Pertemuan Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS (Kajian Tafsir Tematik Q.s al-Kahfi 60-82, Disertasi.

Farid Audh Haidar, Ilm al-Dilalah (Dirusah Nazariyyah wa Tatbiqiyyah), (Kairo: Maktabah al-Nahdah al-Masriyyah, 1999). Abd.‘ilm al-Dilalah al-Lughawiyah, Kairo: jami’ al-Azhar, t.th, Hamsa, 2015. al-Hiwar v suri Jusuf (suatu analiza makna kontekstual). Manqur 'abd al-jalil, ilm al-Dilalah(Usuluhu wa mabahisuhu fi al-Turas al-Arabi Muhammad Iqbal Fauzi, Dialog Nabi Ibrahim As Dengan Raja Namrud Dalam Al-.

Syihabuddin Qalyubi, Stilistik Al-Qur'an Makna di Balik Kisah Nabi Ibrahim, (PT LKiS Pelangi Aksara Yokyakarta).

Referensi

Dokumen terkait

“Etos Kerja dan Kontribusi Ibu Rumah Tangga pemulung Terhadap Ekonomi Keluarga (Studi di TPA Muara Fajar Pekanbaru”. Jurnal JOM FISIP. “Etos Kerja Perempuan Dalam