• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH "

Copied!
155
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Pada umumnya masyarakat masih sering memahami bahwa konsep spiritualitas dan agama merupakan satu kesatuan yang sama. Modernisme atau konsep manusia dan hubungannya dengan lingkungan hidup serta era modern saat ini semakin banyak mempengaruhi individu sebagai penyimpangan nilai-nilai hingga ketidakbermaknaan dalam kehidupannya. Sehingga generasi sekarang mudah terjebak dalam kekosongan spiritual karena kesalahan cara pandang masyarakat terhadap alam dan kehidupan serta masih mengutamakan alasan materi dalam kehidupannya.

Spiritualitas psikologi transpersonal merupakan sesuatu yang masih bias, oleh karena itu konsep-konsep spiritualitas perlu ditelaah lebih dalam khususnya peran dan manfaat bimbingan dan konseling Islam.

Rumusan Masalah Penelitian

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat menjadi masukan atau masukan atau bimbingan untuk dapat melanjutkan penelitian terkait spiritualitas psikologi transpersonal dalam bimbingan dan konseling Islam dan sejenisnya. Penelitian ini diharapkan para peneliti dapat memahami dan mendapatkan jawaban dari topik penelitian yang diteliti. Bagi institusi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan, serta kontribusi atau perspektif bagi penelitian tentang spiritualitas psikologi transpersonal dalam bimbingan dan konseling Islam.

Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu

Buku ini membahas tentang psikologi transpersonal yang bukan sekadar pembuktian atau keyakinan iman. Dalam penelitiannya yang berjudul “Modern Human Identity in the Perspective of Transpersonal Psychology (Studi Tentang Manusia Menurut Psikologi Spiritualis)” yang dilakukan pada tahun 2013. Hasil penelitiannya dalam jurnal ini menjelaskan bahwa pandangan konsep manusia menurut psikologi transpersonal yang dimiliki manusia kesadaran tertinggi.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 dengan judul “Konsep Psikologi Transpersonal dan Implementasinya dalam Pendidikan dan Globalisasi” (Jurnal Al „Ulum, Vol 54, No. 4, Oktober 2012). Dalam beberapa tinjauan pustaka terdapat persamaan yaitu mengenai psikologi transpersonal yang turut dibahas. Nurdin Ady, “Konsep Psikologi Transpersonal dan Implementasinya dalam Pendidikan dan Globalisasi”, Jurnal Al”Ulum, Vol 54, no.

Sedangkan fokus penelitian ini adalah pada konsep spiritualitas yang dikaji dalam perspektif psikologi transpersonal.

Sistematika Penulisan Skripsi

Agama sebagai landasan dan prinsip dalam bimbingan Islam dan nasehat dalam memahami manusia sebagai makhluk Tuhan. Penggunaan prinsip konsultasi dalam bimbingan dan konseling Islam terjadi dalam pengambilan keputusan konselor dan konselor. Oleh karena itu, kesadaran merupakan salah satu unsur spiritualitas psikologi transpersonal yang mendukung proses pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam.

Penyelenggaraan bimbingan dan konseling Islam dilakukan semata-mata karena Allah. Prinsip sosialitas manusia dalam bimbingan dan konseling Islam digunakan untuk menyadarkan individu agar menghargai lingkungannya. Prinsip pembinaan akhlaqul karimah dalam bimbingan dan konseling Islam bertujuan untuk meningkatkan akhlaq menjadi karimah.

Prinsip konsultasi dalam bimbingan dan konseling Islam dilaksanakan melalui pengambilan keputusan oleh konselor dan konseli.

KERANGKA TEORI

Pengertian Spiritualitas

1 Nur Rois, “Konsep Motivasi, Perilaku dan Pengalaman Spiritual Manusia dalam Psikologi Islam”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Universitas Wahid Hasyim, Kemajuan, Vol. Menurut Cortright, dalam pengantar buku SQ karya Jalaludin Rakhmat karya Danah Zohar dan Ian Marshall, ia mengatakan bahwa banyak pelajaran ilmiah yang bertujuan untuk mengajarkan tentang sisi manusia. Kedua, universalitas merupakan keyakinan dari dalam diri individu terhadap kesatuan hidup dengan alam semesta.

Konsep yang ditujukan kepada Tuhan (berorientasi pada Tuhan) merupakan suatu bentuk spiritualitas seperti pemikiran, pandangan dan amalan spiritual yang berlandaskan pada keyakinan teologis atau agama, Al-Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Pada dasarnya manusia diharapkan dapat memberi makna hidup yang lebih dengan segala kebesaran Tuhan yang menciptakan alam semesta dan segala isinya di dunia ini. Konsep yang berorientasi pada spiritualis-humanis merupakan wujud spiritual yang dilandasi oleh potensi kebaikan, kreatifitas dan puncak prestasi.5 Dalam hal ini, manusia sebagai makhluk spiritual mampu berbuat segala macam kebaikan terhadap sesama manusia.

Selain itu, diharapkan setiap individu melalui pemikiran dan ilmu pengetahuannya mampu menjadikan hidup lebih bermakna dengan mempelajari segala ciptaan Tuhan di dunia.

Hakikat Spiritualitas

Manusia merupakan makhluk Tuhan yang diciptakan dengan akal dan derajat yang lebih tinggi dari makhluk lainnya, dituntut untuk mampu berbuat baik tidak hanya terhadap orang lain, tetapi juga terhadap hewan dan tumbuhan, agar saling mencintai. Hakikat spiritualitas adalah keterkaitan, keterkaitan atau hubungan antara diri sendiri dengan Tuhan, orang lain dan lingkungan atau alam semesta, kreatif juga dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Hubungan tersebut merupakan sebuah makna yang dijalani oleh manusia untuk memahami secara mendalam makna kehidupan di dunia.

Hal ini dilakukan dengan menghilangkan sifat material manusia demi mencari kebahagiaan sejati, yaitu kebahagiaan akhirat dan/atau akhirat. Hal ini tercermin pada masyarakat Barat yang dikatakan sebagai masyarakat modern atau masyarakat pasca industri yang telah kehilangan visi ketuhanannya.

Aspek-Aspek Spiritualitas

Aspek eksistensial merupakan kegiatan dimana individu belajar mematikan bagian dirinya yang bersifat egosentris (menilai segala sesuatu hanya dari sudut pandangnya sendiri) dan defensif (membela diri dan menolak masukan orang lain). Aspek kognitif merupakan aktivitas individu untuk berusaha memahami dan mendengarkan realitas orang lain di luar batas kemampuannya sendiri agar mempersepsikan dirinya lebih jelas dalam menyikapi pengalaman yang muncul. Aspek ini dicirikan sebagai suatu proses dimana seseorang berusaha membangun, memelihara dan memperdalam hubungan seseorang dengan Tuhan.

Berdasarkan dua pendapat Burkhardt dan Schreurs, dapat disimpulkan bahwa aspek spiritualitas adalah pendekatan berupa kegiatan yang dilakukan individu untuk merasakan, menerima atau menemukan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan hidup manusia dan hubungannya dengan orang lain. alam semesta dan Sang Pencipta..

Dimensi Spiritualitas

Allah memegang ruh (seseorang) pada saat kematiannya dan ruh (seseorang) yang belum mati ketika tidur, maka Dia memelihara nyawa (seseorang) yang telah Dia tetapkan kematiannya, dan Dia melepaskan nyawa orang lain sampai waktu yang ditentukan. Dimensi perilaku atau amal adalah keyakinan spiritual terhadap aktivitas yang dapat dilihat dan diamati. Spiritualitas erat kaitannya dengan keyakinan seseorang dalam melakukan aktivitas dan aktivitas keagamaan, yang merupakan inti utama pembentukan spiritualitas seseorang.

Pemahaman terhadap dimensi spiritualitas dapat dicapai dengan cara individu membebaskan jiwanya dari sifat materi dalam hidupnya melalui keselarasan antara pikiran dan tindakan manusia. Dalam kehidupan manusia yang berkuasa nafsu menjadi dalam dirinya, sehingga akal sebagai wahyu dalam penciptaan manusia ditutupi oleh kebahagiaan materi dan duniawi. Salah satu cara untuk meningkatkan persentase orang yang spiritual adalah dengan menghilangkan aspek material dalam kehidupan dan beralih ke agama.

Faktor-Faktor Spiritualitas

Berdasarkan perkembangannya, setiap individu mempunyai konsep yang berbeda-beda tergantung pada usia dan jenis kelamin, serta kepribadian. Pada tahap ini setiap individu mempunyai cara tersendiri pada setiap tahap perkembangannya untuk meyakini keberadaan dan kebesaran Tuhan dan alam semesta beserta isinya dengan aktivitas pencarian makna dalam diri individu. Namun oleh karena itu, setiap ras/suku mempunyai pengalaman spiritual yang berbeda dan unik.

Ada sebagian individu yang bereaksi negatif hingga menjadi marah kepada Tuhan karena merasa tidak adil terhadap-Nya. Sumber dukungan adalah energi dari dalam diri individu yang diperoleh dari orang lain dan keyakinan agamanya. Misalnya saja individu yang berdoa atau berdo’a dan ibadah lainnya merupakan sumber penunjang agar jiwanya merasa tenang dan tenteram sehingga memungkinkan individu untuk dapat kembali pada keadaannya saat ini.

Misalnya saja seorang individu yang melihat bahwa apa yang terjadi dalam hidupnya merupakan bentuk hukuman atas dosa yang dilakukannya selama ini.

Psikologi Transpersonal

  • Pengertian Psikologi Transpersonal
  • Pengembangan Psikologi Transpersonal
  • Pandangan Psikologi Transpersonal

Menurut Groff dalam buku Psikologi Transpersonal Ujam Jaenudin, pengertian psikologi transpersonal adalah cabang ilmu psikologi yang bidang kajian utamanya mengenai spiritualitas sebagai dimensi penting jiwa manusia. Munculnya kekuatan keempat dalam psikologi yang disebut psikologi transpersonal akan dipublikasikan dalam Journal of Transpersonal Psychology edisi pertama. Dalam bidang kajian ini, belum ada teori positivis atau behavioris, teori psikoanalitik klasik, atau teori humanistik, yang merupakan teori sebelum munculnya psikologi transpersonal.

Ciri-ciri proses definisi dalam psikologi transpersonal dari segi terminologi atau dari segi isi jurnal transpersonal, yang dalam artian merupakan proses yang berkelanjutan. Psikologi transpersonal berupaya menggabungkan gagasan dan wawasan psikologis Barat dengan tradisi spiritual Timur. Psikologi transpersonal mengkaji bidang studi yang berkaitan dengan pengalaman spiritual atau mistik dan jiwa spiritual pada manusia.

Grob dan Anthony Bossis, "Psikologi Humanistik, Psikedelik, dan Visi Transpersonal," Jurnal Psikologi Humanistik, Vol. 5) Pandangan bahwa pengalaman keagamaan dalam bidang kajian psikologi transpersonal merupakan peak experience, the plateu (masa stabil) dan farreach of human nature (memiliki jangkauan terjauh dari fitrah manusia).

Bimbingan dan Konseling Islam

  • Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam
  • Unsur-Unsur Bimbingan dan Konseling Islam
  • Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam
  • Asas-Asas Bimbingan dan Konseling Islam

Konseli/klien merupakan objek bimbingan dan konseling Islam, yaitu sasaran atau orang yang menerima bantuan dari kegiatan bimbingan dan konseling Islam. 32 Subandi, Aprezo Pardodi Maba, dan Evi Kartika Chandra, Manajemen Mutu Bimbingan dan Konseling (Lampung: Wali Songo Sukajadi, 2018), hlm, 20-32. 33 Subandi, Aprezo Pardodi Maba, dan Evi Kartika Chandra, Manajemen Mutu Bimbingan dan Konseling (Lampung: Wali Songo Sukajadi, 2018), hal. 35-36.

Secara umum persamaan antara bimbingan dan konseling dan bimbingan dan konseling islami memberikan bantuan psikologis kepada konseli. Secara materiil bimbingan dan konseling islami bertujuan untuk mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi konseli agar dapat menjalani kehidupan yang harmonis. 37 Syafaruddin, Ahmad Syukri Sitorus, dan Ahmad Syarqawi, Bimbingan dan Konseling dalam Perspektif Al-Qur'an dan Ilmu Pengetahuan (Medan: Perdana Publishing, 2017), hal.

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam terdapat beberapa prinsip yang menjadi acuan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam. Berdasarkan pendapat Tohari Musnamar dalam Tarmizi bahwa nilai-nilai ajaran agama Islam merupakan landasan dan pedoman dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam. Menurut Tohar, Eswadi dalam Tarmizi memaparkan 15 prinsip dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam, yaitu: 38.

Bimbingan dan konseling Islami sangat diperlukan bagi manusia dalam proses penyelesaian permasalahan hidup baik kesulitan maupun kesusahan yang dihadapi dalam dirinya. Dalam proses bimbingan dan konseling Islam, prinsip ini digunakan untuk menyadarkan individu agar menghargai lingkungannya. Bimbingan dan konseling Islam menerapkan prinsip sosialitas manusia dengan memperhatikan hak-hak individu dalam batas tanggung jawab sosial.

Penyelenggaraan bimbingan dan konseling Islami, dimana pengawas sebagai pengawas dan pengawas sebagai yang diawasi mempunyai kedudukan yang sama. Bimbingan dan konseling Islam dilakukan oleh orang-orang yang sudah ahli di bidangnya, yaitu menguasai proses bimbingan dan konseling.

METODE PENELITIAN

Penjelasan Judul

Gambar

Tabel  4.1  Konsep  dan  Pencapaian  Spiritualitas  Menurut  Pengembangan  Para  Tokoh Psikologi Transpersonal

Referensi

Dokumen terkait

IDRIS SD/MI SD NEGERI 95 BULO Kab.. Luwu Utara