PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan pada Bab II Pasal 7 ayat (1), mengatur secara tegas batasan usia perkawinan. Sedangkan hakim dalam mengadili dan memutus suatu perkara terikat pada Undang-Undang Republik Indonesia No.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Penelitian Relevan
10 Resky Handayani, “Judicial Review Permohonan Dispensasi Nikah (Studi pada Pengadilan Agama Watampone Kelas IA), (Skripsi; Fakultas Syariat dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone, 2020). 12 Meta Yulia,” Dilihat pengadilan tentang Pasal 7 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Usia Perkawinan Sehubungan dengan Dispensasi Kawin Bagi Janda/Duda Di Bawah Umur”, (Skripsi; Fakultas Syariah IAIN Batusangkar, 2020).
Tinjauan Teori
- Teori Perubahan Hukum Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
- Teori Maslahah Mursalah
- Teori Efektifitas Undanng-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
Perubahan hukum dalam pandangan Ibnu Qayyim adalah perubahan hukum dapat terjadi karena fatwa selalu berubah. Dengan teori perubahan hukum yang berkaitan dengan adat, maka penegak hukum harus selalu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya suatu undang-undang.13. Perubahan hukum sebagaimana dikemukakan Ibnu Kajjim pada hakikatnya didasarkan pada kenyataan/kehidupan masyarakat yang selalu berubah.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2019 merupakan undang-undang baru dan merupakan perubahan atas UU RI No. 1 Tahun 1974. Oleh karena itu UU No. 16 Tahun 2019 dirancang untuk mencegah pernikahan anak (di bawah usia 19 tahun). Selain itu, undang-undang tersebut juga mengatur ketegasan terhadap pelanggar yang melanggar ketentuan UU No. 16 Tahun 2019, membuka kemungkinan terjadinya pernikahan anak karena tidak ada sanksi.
Berdasarkan adanya kepastian hukum dengan adanya dispensasi perkawinan, maka perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan adanya akta perkawinan sebagai bukti otentik dari akta perkawinan yang berguna bagi kedua belah pihak. Memiliki akta nikah dapat dijadikan sebagai bukti bahwa mereka melangsungkan perkawinan secara sah menurut hukum Islam dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan.24.
Kerangka Konseptual
Hanya saja, apabila suatu penemuan hukum oleh seorang hakim menjadi suatu undang-undang (dalam istilah lain yurisprudensi), karena akan menjadi preseden bagi seorang hakim dalam perkara yang sama, maka hasil penemuan hukum yang dilakukan oleh seorang sarjana hukum bukanlah hukum, tapi sains atau doktrin. Cara-cara yang digunakan untuk mencari hukum tidak boleh mengabaikan asas-asas dan setiap hukum, ilmu hukum, doktrin, perjanjian, adat istiadat, dan tingkah laku manusia yang beradab. Selain itu penemuan hukum juga tidak dapat mengabaikan tujuan terbentuknya dan terbentuknya suatu hukum, karena itulah jiwanya.
Dispensasi perkawinan adalah izin pembebasan dari suatu kewajiban atau larangan, maka dispensasi adalah penggantian terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak boleh dilakukan atau dilaksanakan. Sedangkan dispensasi nikah adalah pemberian kelonggaran perkawinan kepada calon pengantin yang belum mencapai usia kawin sesuai ketentuan Pasal 7 ayat (1).29. Pertimbangan hakim merupakan aspek yang sangat penting dalam mewujudkan nilai putusan hakim yang mengandung keadilan dan kepastian hukum.
Kerangka Pikir
Sebelum mengambil keputusan, hakim harus mempertimbangkan faktor-faktor yang menyebabkan calon pengantin menikah, apakah positif atau negatif dalam mencapai tujuan perkawinan, sehingga hakim dapat memutuskan baik tidaknya keputusan tersebut. diberikan atau ditolak.
METODE PENELITIAN
- Jenis dan Pendekatan Penelitian
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Fokus Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Dan Pengelolaan Data
- Uji Keabsahan Data
- Teknik Analisis Data
Pandangan Awal Hakim Pengadilan Agama Terhadap Dispensasi Perkawinan Anak. Faktor-Faktor Penyebab Dispensasi Nikah Bagi Anak Di Bawah Umur Sebelumnya Pengadilan Agama Sebelumnya Pengadilan Agama. Dikabulkannya permohonan perceraian oleh hakim Pengadilan Agama Persiapan akan mempengaruhi perkembangan perkawinan anak.
Tujuan persamaan usia menikah dalam UU Perkawinan tidak berdampak pada rendahnya permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Parepare. Metode penemuan hukum oleh hakim Pengadilan Agama Parepare dalam perkara dispensasi nikah menggunakan metode Maslahah Murlah. Faktor yang menyebabkan permohonan dispensasi nikah ke Pengadilan Agama Parepare antara lain hamil di luar nikah, faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor media sosial.
Dinamika Dalil Hukum Hakim dalam Penetapan Permohonan Cerai Pernikahan di Pengadilan Agama Nganjuk Tahun 2015, Jurnal Al-Hukama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pandangan Hakim Pengadilan Agama Parepare Terhadap Dispensasi Nikah
Meskipun dispensasi nikah merupakan pengecualian terhadap ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019, Perubahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Batas Usia Minimal Pernikahan bagi Laki-laki dan calon perempuan yang karena berbagai alasan atau keadaan tertentu belum mencapai usia minimal untuk menikah. Yakni, aturan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019, Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pada Bab II Pasal 7 Ayat 1, secara tegas mengatur batasan usia perkawinan. Setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Usia Perkawinan yang disahkan pada bulan Oktober 2019, yang sebelumnya laki-laki berusia 19 tahun dan perempuan 16 tahun, maka seseorang yang akan menikah harus berusia 19 tahun. tua. tahun, baik laki-laki maupun perempuan, hal ini menyebabkan banyak anak di bawah umur yang mengajukan dispensasi nikah ke Pengadilan Agama Parepare akibat adanya perubahan implementasi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019.
16 Tahun 2019 tentang Perubahan UU Perkawinan Pasal 7 ayat (1) menyebutkan bahwa perkawinan hanya diperbolehkan jika pihak laki-laki dan perempuan telah mencapai usia 19 tahun. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan, maka Undang-undang ini seharusnya mencerminkan ketegasan terhadap permohonan dispensasi perkawinan yang tidak boleh diajukan karena alasan apapun. Namun jika melihat kondisi saat ini, memang benar dispensasi nikah anak di bawah umur saat ini banyak kasusnya di Pengadilan Agama Parepare dan sangat miris, sebaiknya menikahkan mereka di usia yang benar-benar masuk akal. sesuai dengan hukum.
Dampak perubahan usia menikah dalam penerapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 seperti yang dijelaskan hakim.
Faktor Penyebab Terjadinya Dispensasi Nikah Anak Di Bawah Umur
Dengan demikian, berdasarkan Pasal 7 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan, hakim diberi kewenangan untuk mengabulkan permohonan dispensasi nikah yang diajukan oleh pemohon sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang telah dijelaskan di atas, yang masih di bawah umur adalah apa yang dikehendaki Penyelesaian suatu perkawinan harus mengajukan permohonan perdamaian disertai alasan-alasan yang dapat dijadikan dalil untuk dapat mengajukan permohonan perdamaian. Sementara itu, permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Parepare meningkat setiap tahunnya dari tahun 2019-2021 karena berbagai faktor. Dalam penjelasan Ny. Sitti Zulaiha Digdayanti Hasmar, selaku hakim Pengadilan Agama Parepare mengatakan, faktor yang melatarbelakangi diajukannya permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Parepare salah satunya adalah hamil di luar nikah.
Dari hasil wawancara mengenai peningkatan permohonan dispensasi nikah setiap tahunnya, Ibu Padhlilah Mus,. Kondisi demikian menyebabkan orang tua memberikan izin atau bahkan berinisiatif untuk mengajukan permohonan dispensasi nikah ke Pengadilan Agama.49. Namun dalam kehidupan sehari-hari, ketika permohonan dispensasi nikah diajukan ke hakim, mereka menghadapi dilema.
Hakim merupakan lembaga hukum yang harus menegakkan hukum, namun di sisi lain dihadapkan pada kenyataan pemohon yang meminta cerai.
Dasar dan Pertimbangan Hakim Dalam Mengabulkan Dispensasi Nikah
Tidak hanya hukum, hakim Pengadilan Agama juga menggunakan landasan hukum maslahah murrasa dalam memutus suatu perkara, baik perkara perkawinan maupun yang lainnya. Permohonan pengecualian perkawinan bagi yang belum mencapai umur 19 tahun diajukan oleh kedua orang tua suami istri kepada Pengadilan Agama daerah tempat tinggalnya. Kondisi demikian menyebabkan orang tua memberikan izin atau bahkan berinisiatif untuk mengajukan permohonan cerai perkawinan ke Pengadilan Agama.
Dasar dan pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan cerai adalah hakim mengutamakan asas kemanfaatan hukum dalam permohonan cerai. Pendapat hakim mengenai efektifitas UU No. 16 Tahun 2019, Pasal 7 Tentang Perceraian di Pengadilan Agama Kelas 1A Kabupaten Malang, Jurnal Ilmiah Hukum Keluarga Islam, 3.1. Penentuan perceraian karena hamil di luar nikah dalam Analisis Tahunan Hukum Acara Pengadilan Agama Yogyakarta), Jurnal Al-Ahwal, 10.
Penilaian hukum permohonan dispensasi nikah (studi di Pengadilan Agama Watampone kelas IA) (tesis sarjana;
PENUTUP
Simpulan
Pandangan Hakim Pengadilan Agama Parepare, jika melihat kondisi saat ini, dispensasi nikah anak di bawah umur saat ini banyak kasusnya di Pengadilan Agama Parepare dan sangat miris, sebaiknya mereka menikah di usia yang masih muda. itu benar-benar sesuai dengan undang-undang. Jika dilihat dari segi pendidikan, anak-anak yang masih di bawah umur umumnya tidak bisa melanjutkan pendidikan karena sedang hamil. Dari segi ekonomi tentu berdampak, anak-anak di bawah umur terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan akibat putus sekolah yang disertai dengan kurangnya pengetahuan, anak-anak tersebut memperoleh penghasilan yang rendah.
Salah satu dampak buruknya kondisi ekonomi adalah orang tua tidak dapat menyekolahkan anaknya ke pendidikan tinggi, sehingga orang tua menganggap pernikahan anaknya sebagai solusi untuk meringankan beban. Kekhawatiran orang tua terhadap anaknya adalah hal yang wajar dan seharusnya terjadi hanya karena orang tua khawatir bukan berarti mereka peduli dengan anaknya jika harus berpacaran dan mengawininya selama bertahun-tahun. Dari sudut pandang sosiologi hukum, asas kepatutan hukum lebih mengacu pada manusia dan bukan manusia yang ada demi hukum.
Hakim mengabulkan permohonan dispensasi nikah bagi yang akan menikah, selain memperhatikan asas keadilan dan asas kepastian hukum, hakim juga harus mempertimbangkan aspek kemanfaatan dari putusan hukum yang akan diambilnya.
Saran
Penulis berharap agar seluruh masyarakat luas mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah permohonan dispensasi nikah, sehingga pada tahun-tahun berikutnya jumlah permohonan dispensasi nikah dapat dikurangi. “Analisis Putusan Perkara Dispensasi Nikah Tahun 2018 Ditinjau dari Fiqih Madzhab Syafi'I (Studi di Pengadilan Agama Kabupaten Malang)” Jurnal Kajian Keluarga.
Analisis Dispensasi Pernikahan dan Kaitannya dengan Tingginya Angka Perceraian di Pengadilan Agama Jepara, Jurnal Kajian Hukum Islam, 6.2,. Penerimaan Dispensasi Perkawinan Menurut Pandangan Hakim Pengadilan Agama Kota Tegal Tahun Skripsi; . Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Pekalongan). Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama Pinrang (Analisis Maslahah)". Skripsi; Fakultas Syariah dan Hukum Islam IAIN Parepare).
Pandangan Hakim terhadap Pasal 7 UU No. 16 Tahun 2019 tentang Usia Perkawinan Terkait Dispensasi Perkawinan Bagi Janda/Duda Di Bawah Umur (Skripsi Sarjana; Fakultas Syariah IAIN Batusangkar).