• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK "

Copied!
93
0
0

Teks penuh

Rapat perencanaan pembangunan desa tersebut dihadiri oleh badan permusyawaratan desa dan unsur masyarakat desa. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Partisipasi Perempuan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (MUSREMBANG) di Desa Lasitae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru”.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat

Bentuk dan Jenis-jenis Partisipasi

Adanya kesadaran masyarakat yang tinggi untuk menyerahkan penentuan nasibnya kepada orang lain seperti pemimpin, tokoh masyarakat yang bersifat formal maupun non formal. Partisipasi berpikir Partisipasi perempuan dalam berpikir, baik langsung maupun tidak langsung, sangatlah penting bagi tercapainya tujuan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat.

Tingkatan Partisipasi Masyarakat

Praktik partisipasi yang paling umum dalam pemerintahan daerah terjadi pada tingkat yang mencakup tiga langkah, yaitu pemberian informasi, konsultasi, dan penenangan (penempatan). Tahapan ini ada tiga tahapan, mulai dari kemitraan, pendelegasian kekuasaan, hingga tingkat tertinggi yaitu kontrol warga.

Konsep Perempuan

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa

Menurut (Primer), ada beberapa faktor yang dinilai berperan penting dalam pemberdayaan perempuan pedesaan, yaitu sebagai berikut; Banyak peran nyata yang dilakukan LSM, khususnya dalam pemberdayaan perempuan yang mampu mencapai hal-hal yang tidak tersentuh oleh program pemerintah.

Konsep Musyawara Perencanaan Pembangunan (MUSREMBANG)

Konsep Perencanaan Pembangunan

Perencanaan merupakan tahap awal kegiatan pembangunan yang harus dilaksanakan oleh penyelenggara pembangunan dengan sebaik-baiknya. Perencanaan pembangunan seringkali dipandang sebagai poin penting bagi keberhasilan pembangunan nasional di Indonesia. Pembangunan yang dilakukan dengan perencanaan yang baik pada akhirnya dapat menghasilkan pembangunan yang efektif, efisien dan tepat waktu. Perencanaan merupakan tahap awal kegiatan pembangunan yang harus dilaksanakan oleh penyelenggara pembangunan dengan sebaik-baiknya.

Memberdayakan kelompok marginal, karena mereka mempunyai kesempatan untuk mengambil peran dalam menentukan kegiatan pembangunan yang tepat bagi mereka;

Faktor pendorong dan penghambat partisipasi perempuan dalam (MUSREMBANG)

Menurut Agnes et al.. Faktor penghambat partisipasi perempuan dalam perencanaan pembangunan desa terbagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal.Selain faktor internal dalam mendorong perempuan berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan, terdapat faktor eksternal yang juga mempengaruhi partisipasi perempuan dalam perencanaan pembangunan. Partisipasi Partisipasi perempuan dalam perencanaan pembangunan tidak hanya tampak di permukaan saja, namun ada hal eksternal yang mendorong kesediaan perempuan untuk berpartisipasi dalam perencanaan, seperti pengaruh orang lain dan kebijakan pemerintah melalui program kerja PKK.

Faktor penghambat partisipasi perempuan dalam perencanaan pembangunan desa terbagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal.

Kerangka Pikir

Selain itu, rendahnya tingkat pendapatan (ekonomi) keluarga yang mengharuskan perempuan membantu mencari nafkah menyebabkan perempuan tidak bisa berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan dalam waktu singkat. Sedangkan yang bersifat eksternal yaitu pemerintah desa tidak memberikan ruang atau peluang bagi perempuan dalam perencanaan pembangunan desa, karena diasumsikan proses pembangunan hanya dilakukan oleh laki-laki. Serta faktor budaya yang masih sangat dipegang oleh masyarakat pedesaan dimana perempuan hanya bertugas mengurus rumah tangga.

Dimensi ini dinilai tepat untuk menjawab permasalahan mengenai partisipasi perempuan dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa (MUSREMBANG) di Desa Lasitae, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru. Dengan menggunakan dimensi ini, peneliti dapat melihat sejauh mana partisipasi perempuan dalam Musrenbang.

Deskriptif dan Fokus Penelitian

Lokasi survei ini berada di kantor Desa Lasitae Kabupaten Barru, karena data atau dokumen dapat diperoleh dari kantor Desa Lasitae dan untuk mengetahui tingkat partisipasi perempuan harus datang langsung ke Desa Lasitae. Investigasi ini dijadwalkan berlangsung selama dua bulan.

Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode yang menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian, namun tidak digunakan untuk menarik kesimpulan yang lebih luas.

Sumber Data

Informan

Suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran obyektif terhadap berbagai jenis data yang dikumpulkan dari lapangan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisi Data

Keabsahan Data Triangulasi Triangulasi

Keadaan Demografi

Desa Lasitae disebut juga Duppa Matanna Kabupaten Barru karena merupakan wilayah perbatasan Kabupaten Barru dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan serta merupakan desa lintas provinsi (Trans Sulawesi) yang terletak antara Kota Makassar dan Kota Pare-Pare. a) Topografi. Desa Lasitae memiliki ketinggian antara 0-2000 meter di atas permukaan laut dengan bentuk permukaan sebagian besar wilayah lereng lainnya berupa pulau-pulau. Tipe iklim di Desa Lasitae mempunyai 5-6 bulan basah berturut-turut (Oktober-Maret) dan 5-6 bulan kering berturut-turut (April-September) dengan curah hujan 2 hari. d) Penggunaan lahan.

Dari data di atas terlihat bahwa agama Islam merupakan agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat desa Lasitae dengan presentasi sebesar 100%.

Keadaan Sosial a. Pendidikan

Pelayanan kesehatan di desa Lasitae sudah cukup memadai, hanya saja perlu ditambah tenaga medisnya agar lebih profesional, sehingga apabila ada yang tiba-tiba menderita pada malam hari, segera ditangani dengan pertolongan pertama dan tenaga medis yang tersedia di desa Lasitae. Karena penyakit yang biasa diderita warga adalah diare atau muntah-muntah dan demam berdarah, maka mereka yang terkena bencana harus segera ditangani secara darurat untuk mengantisipasi hal-hal yang dapat berakibat fatal. Selain itu, dengan adanya pelayanan kesehatan gratis yang dapat membantu masyarakat dalam melakukan pengobatan, keduanya memberikan tekanan yang sama dari dan ke rumah sakit tanpa membeda-bedakan kelas sosial.

Dinas kesehatan desa Lasitae telah menyediakan 1 unit bangunan semi permanen yang menunjang pelayanan pustu dan posyandu di empat desa yang tersebar di desa Lasitae dan bangunannya masih sangat sederhana namun pelayanan rutin setiap bulannya yaitu penimbangan bayi, pemberian makanan bergizi, vitamin A, pemberian susu untuk anak kecil dan pemeriksaan ibu hamil, serta penyuluhan kesehatan tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Untuk mewujudkan visi masyarakat yang akan ada di Desa Lasitae yang akan menjadi pedoman 6 tahun ke depan, maka misi yang telah dirumuskan menjadi landasan bagi penyusunan program dan kegiatan yang akan mencapai tujuan dari desa tersebut. visi desa. Arah kebijakan pendapatan desa Kebijakan pendapatan desa tahun 2017 2023 yang merupakan potensi desa dan jika pendapatan Desa Lasitae diarahkan secara tepat melalui upaya peningkatan pendapatan desa dari sektor pendapatan asli desa dan dana perimbangan. Prediksi pendapatan Desa Lasitae dari berbagai sumber di atas untuk 6 tahun ke depan dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:

Partisipasi perempuan dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa (MUSREMBANG) di Desa Lasitae (MUSREMBANG) di Desa Lasitae.

Partisipasi Perempuan Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSREMBANG) Desa di Desa Lasitae (MUSREMBANG) Desa di Desa Lasitae

Partisipasi Aktif

Padahal perempuan Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pembangunan seperti laki-laki. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan diatas terlihat bahwa tingkat partisipasi perempuan di desa Lasitae masih rendah dan belum efektif dalam memberikan saran atau masukan pada musyawarah perencanaan pembangunan (MUSREBANG). Selama ini pemerintahan desa fokus pada pembangunan desa, pengembangan masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan pengelolaan desa, namun saat ini perempuan hanya dilibatkan pada dua bidang pertama pengembangan masyarakat, seperti pelatihan PKK, perekrutan posyandu, dan pelatihan kelompok tani perempuan. dan seterusnya. sedangkan dalam pemberdayaan masyarakat ada pelatihan terhadap kelompok perempuan seperti kursus menjahit dan kursus tata boga.” (Wawancara dengan A. 15/08/2018) Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan diatas terlihat bahwa para perempuan desa Lasitae hanya aktif di bidang pemberdayaan lapangan dan sangat bersemangat untuk berpartisipasi didalamnya.

Seperti yang disampaikan saat wawancara penyidik ​​dengan salah satu informan yaitu Kader Desa Lasitae yang mengatakan demikian.

Partisipasi Pasif

Sebelum mengadakan musrembang, kepala desa mengumpulkan dan menerima usulan masyarakat yang telah dikumpulkan dengan segala manfaat dan tujuan yang ingin dicapai, kemudian desa membawa usulan tersebut ke musyawarah pembangunan desa (Musrembangdes). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kedua informan diatas menunjukkan bahwa partisipasi perempuan tergolong pasif karena hanya menerima begitu saja keputusan-keputusan hasil musyawarah perencanaan pembangunan desa dan juga biasanya hanya kepala desa saja yang menjadi wakilnya. kepada masyarakat dalam musrenbang karena sebelumnya penghulu telah mengumpulkan dan menerima usulan masyarakat yang berkumpul dengan segala manfaat dan tujuan yang ingin dicapai, maka desa membawa usulan tersebut ke musyawarah pembangunan desa (Musrembangdes). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kedua informan di atas, ternyata perempuan selalu setuju dengan usulan-usulan yang disampaikan pada saat proses perencanaan pembangunan dan perempuan selalu beranggapan bahwa tanpa saran mereka pembangunan akan tetap terealisasi.

Jika pembangunan hanya terfokus pada pembangunan fisik, maka kita sebagai perempuan tidak bisa melakukan lebih dari itu.” (Wawancara dengan TA. 16 Agustus 2018).

Faktor pendukung dan penghambat partisipasi perempuan dalam MUSREMBANG MUSREMBANG

Faktor pendukung

Dari keterangan diatas melalui wawancara peneliti kepada kedua informan dapat disimpulkan bahwa dalam musyawarah pemerintah desa memberikan kesempatan kepada perempuan untuk berpartisipasi aktif dalam musyawarah, hal ini juga ditunjukkan dengan adanya perempuan yang antusias mengikuti forum musyawarah dan perempuan sangat antusias dalam mengikuti musyawarah. menyadari bahwa keterlibatan mereka sangat diperlukan. Hal lain juga disampaikan masyarakat desa Lasitae tentang faktor pendukung dalam musyawarah perencanaan pembangunan, beserta penjelasan yang diberikan. Berdasarkan para informan di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi perempuan dalam perencanaan pembangunan di Desa Lasitae dipengaruhi oleh faktor pendorong berupa kemauan dan kemampuan yang ada pada diri perempuan tersebut.

Indikator ini menunjukkan seberapa besar kemauan dan kemampuan yang dimiliki perempuan di Desa Lasite, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru.

Faktor penghambat

Hal serupa juga terjadi pada perempuan di Desa Lasitae, seperti yang disampaikan oleh Kepala Desa Lasitae. Selain itu, kondisi jarak desa ke desa yang sulit menjadi faktor penghambat masyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam musyawarah perencanaan pembangunan khususnya perempuan” (Wawancara dengan KB. 15 Agustus 2018) Berdasarkan hasil Dari hasil wawancara dengan informan di atas menunjukkan, bahwa secara Geografis juga menjadi salah satu faktor penghambat perempuan desa Lasitae untuk mengikuti musrembag. Faktor lain yang menghambat proses perencanaan pembangunan desa adalah masalah dana, hal ini disampaikan oleh staf desa Lasitae.

Pada dasarnya Musrenbang di Desa Lasitae dilaksanakan hampir setiap tahun, namun banyak permasalahan yang terjadi seperti banyak usulan masyarakat yang belum diterima karena keterbatasan dana pemerintah dan banyak program pembangunan desa yang belum terlaksana selama ini” (Wawancara dengan AH 15 Agustus 2018).

Saran

Partisipasi perempuan di Desa Lasitae hanya aktif dalam pemberdayaan dan pembangunan masyarakat seperti keikutsertaan dalam pelatihan kuliner dan menjahit, namun dalam pembangunan tidak terlihat adanya kegiatan karena pemerintah fokus pada pembangunan fisik. Sehingga pemerintah meminimalisir faktor-faktor yang dapat menghambat partisipasi perempuan dalam musrembang, dan mengoptimalkan faktor-faktor yang mendukung partisipasi perempuan dalam musrembang. Partisipasi perempuan dalam perumusan kebijakan pembangunan bidang perekonomian pada lembaga daerah di Kabupaten Lampung Tengah, Departemen Perekonomian.

Peran Organisasi Pkk Dalam Memotivasi Partisipasi Perempuan Dalam Pembangunan Masyarakat Di Desa Baturiti Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Dinas Pendidikan Pkn.

PESERTA MUSREMBANG

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana yang disampaikan salah satu remaja di Desa Sidodadi Dusun III yang bernama Iyan Ardinata yaitu remaja di Desa Sidodadi Dusun III lebih mengutamakan bermain handphone dari