• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH "

Copied!
83
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dan sebaliknya, kedua-dua entiti ini, menurut Hamka, merupakan matlamat dan sebab utama tafsiran tafsir al-Azhar. Syauqi MD Zhahir percaya bahawa tafsir al-Azhar adalah sebuah kitab tafsir al-Qur'an lengkap dalam bahasa Melayu yang dianggap terbaik pernah dihasilkan untuk masyarakat Islam Malaysia. Aviv Alviyah percaya bahawa tafsiran al-Azhar adalah ciri tersendiri Hamka, yang menarik bahawa dia tidak pernah menimba ilmu di Timur Tengah.

Namun untuk memaknai Al-Quran secara sosiokultural dengan tafsir-tafsir yang ada di dunia Islam, tafsir Al-Azhar sarat menyentuh persoalan umat Islam di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian tentang tafsir ayat-ayat fasik dalam Kitab Tafsir al-Azhar yang memuat tema ayat tentang sebab-sebab kejahatan, hukuman bagi orang fasik dan tanggapan terhadap orang fasik, maka penulis dapat memperoleh sebagai berikut. Kajian ini hanya membahas tentang tafsir berbagai ayat maksiat dalam tafsir al-Azhar Hamka.

Aviv Alfiyah, 2017, "Buya Hamkas fortolkningsmetode i Tafsir al-Azhar", i Scientific Journal of Ushuluddin Science, Vo.

Metode Penelitan

Tinjauan Pustaka

Skripsi sarjana Ahadi Syawala 2016 m/1437 h dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar berjudul “Atribut Fasiq dalam Al-Qur’an (kajian mendalam tentang al-Baqarah dalam tulisannya mengulas gambaran umum fasiq, analisis al-Baqarah 26-27 dan manifestasi pengaruh sifat fasiq dalam qs Kemiripan skripsi ini dengan penelitian yang ingin penulis kaji adalah sama-sama mengkaji kejahatan yang berbeda, skripsi ini mengkaji kejahatan secara global dan penulis mengkaji kejahatan berdasarkan pandangan Hamko Supendi 2003 dari Sunan Institut Agama Islam Kalijaga dengan judul “Tafsir Fasiq Dalam Tafsir Jami’ Al-bayan An-ta’wil (Al-Quran Ayat Ibnu Jarir At_tabari) dalam tulisannya mengulas tentang pengertian fasiq, pengertian fasiq menurut at-tabari dalam gua tafsir al-bayan an-ta'wil.

Persamaan tesis ini dengan penelitian yang ingin diteliti oleh penulis adalah sama-sama menyelidiki kejahatan yang berbeda, tesis ini menyelidiki kejahatan berdasarkan Jami' Al-bayan An-ta'wil (Ayat-ayat Al-Qur'an Karya Ibnu Jarir At_tabari) sedangkan penulis mengkaji kejahatan berdasarkan pandangan Hamk. Skripsi oleh Ahmad Majid tahun 2016 m/1437 h dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel berjudul “Fasiq dalam uraian Tafsir Ibnu Katsir (kajian mendalam tentang al-Baqarah dalam tulisannya membahas tinjauan analisis tafsir ibn katsir dan klasifikasinya). ayat fasiq berdasarkan tafsir persaman ibn katsir Dari tesis ini dan penelitian yang ingin penulis selidiki, keduanya sama-sama menyelidiki kemaksiatan yang berbeda. kejahatan berdasarkan pandangan Hamka.

Adapun judul disertasi tentang tafsir ayat-ayat maksiat menurut Hamka dalam Al-Qur'an di atas, penelitian ini memiliki kesamaan tematik, namun yang membedakan dari penelitian sebelumnya adalah penulis hanya fokus pada penafsiran beberapa ayat yang buruk. dalam Tafsir al-Azhar.

Sistematika Pembahasan

Bab keempat berisi identifikasi ayat-ayat kejahatan, kejahatan dan penyebabnya, hukuman bagi orang jahat dan tanggapan terhadap orang jahat.

KERANGKA TEORI

  • Makna Fasik Menurut Pandangan Mufassir
  • Macam-macam Fasik
  • Balasan Orang Fasik
  • Metode Tafsir Maudhu’I

Metode maudhu’i adalah metode yang membahas ayat-ayat al-Qur’an menurut tema atau judul yang telah ditentukan. Quraishihab mengatakan bahwa dalam perkembangan metode maudhu'I terdapat dua bentuk penyajian. Yang pertama adalah menghadirkan kotak yang berisi pesan-pesan Al-Qur'an yang terkandung dalam ayat-ayat yang terangkum di dalamnya. Bentuk kedua ini menyatukan pesan-pesan Al-Qur'an yang tidak hanya terkandung dalam satu huruf saja.

Dengan demikian, mufassir mencari tema atau topik yang ada di masyarakat atau berasal dari Al-Quran sendiri, atau dari sumber lain. Melengkapi pemahaman: dengan menyebutkan judul-judul yang akan dibahas, pemahaman ayat-ayat Al-Qur'an terserap secara utuh. Lacak dan kumpulkan isu-isu yang dibahas dengan menyusun ayat-ayat Alquran yang membicarakannya.

Maka Mufassir mencari tema atau tema yang ada kesamaannya atau berasal dari Al-Qur'an itu sendiri, atau dari yang lain.

BIOGRAFI HAMKA

Riwayat Pendidikan

Abdul Malik, begitu Hamka dipanggil ketika masih kecil, memulai pendidikannya dengan belajar membaca Al-Qur'an di rumah orang tuanya sampai ia menamatkan Al-Qur'an ketika keluarganya pindah dari Meninjau ke Padang Panjang, basis Minang Kabau budaya gerakan pemuda tahun 1914 M. Pada tahun 1916, ketika Zainiddin Labai el-Yunusi mendirikan sekolah Diniyah (sore), di Pasar Lama Padang Panjang, Hamka disekolahkan oleh ayahnya. Pada tahun 1918, ketika Abdul Malik atau lebih dikenal dengan nama Hamka baru berusia 10 tahun, ia sudah disunat di kampung halamannya Maninjau dan pada saat yang sama ayahnya, Syekh Abdul Karim Amrullah, kembali dari kunjungan pertamanya ke Jawa, Surau Jembatan Besi tempat Syekh Abdul Karim Amrullah mengajar pelajaran agama dengan sistem lama berubah.

Berharap kelak anaknya menjadi ulama seperti dirinya, Syekh Abdul Karim Amrullah mengirim Hamko ke sekolah Taliban dan keluar dari sekolah desa tersebut. Meskipun sekolah Talib sudah mengenalkan sistem klasikal, namun kurikulum dan bahan ajarnya masih menggunakan cara lama. Setelah empat tahun bersekolah hingga kelas empat, mungkin karena jiwanya yang kritis dan memberontak, Hamka tidak berminat lagi untuk menyelesaikan pendidikannya di sekolah yang didirikan ayahnya, sedangkan program pendidikan di sekolah ini dirancang selama tujuh tahun. pendidikan.

Disebabkan keadaan ini, Hamka kemudiannya lemas di perpustakaan yang diasaskan oleh Zainuddin Labai el-Yunusi dan Bagindo Sinaro, yang dinamakan Perpustakaan Zainaro.

Karir

Jika ditelusuri kembali, kandungan tafsir Al-Azhar sebenarnya berasal dari khutbah atau kuliah pagi Hamka yang disampaikannya di Masjidil Haram Al-Azhar, Jakarta, sejak tahun 1959. Ulasan Hamka tentang tafsir al-Quran selepas solat subuh ketika itu secara teratur. diterbitkan dalam majalah Gema Islam arahan Jeneral Sudirman dan Kolonel Muchlas Rohwi. Abu Syakirin berpendapat “Tafsir al-Azhar adalah karya Hamka yang menunjukkan keluasan ilmu dan hampir merangkumi semua disiplin ilmu yang penuh dengan maklumat.

14 Aviv Alfiyah, metode tafsir Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar, dalam Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin, Vo. Artinya : Demikianlah azab Tuhanmu ditetapkan atas orang-orang yang jahat, karena sesungguhnya mereka kafir. Orang fasik adalah orang yang telah melepaskan nilai dan bekal ruh.

Ini berarti; Demikianlah azab Tuhanmu ditetapkan atas orang fasik, karena sesungguhnya mereka tidak beriman. Terkait dengan tafsir ayat di atas, Hamka mengatakan: “Jadi apakah seorang mukmin itu seperti orang fasik?

Karya-karya Hamka

Tafsir Al-azhar

10 Husnul Hidayat, Metodologi Tafsir Kontekstual Al-Azhar oleh Buya Hamka, (Jurnal Ilmu dan Tafsir Al-Qur'an, vol. 11 Husnul Hidayat, Metodologi Tafsir Kontekstual al-Azhar oleh Buya Hamka, - Ilmu Al-Qur'an 'an'anit dan Tafsir, vol. Zainuddin Hamidi and Fahruddin H.S, Tafsir al-Qur'anul Kari>m oleh Mahmud Yunus, Tafsir An-Nu>r oleh TM Hasbi es-Shiddiqie, Tafsi>r al-Qur'a > nul Hakim> m oleh HM Kassim Bakri, Muhammad Nur Idris dan AM Majoindo, al-Qur'an dan.

Terjemahan Kementerian Agama Republik Indonesia, Tafsi>r al-Qur'a>nul Kari>m oleh Syekh Abdul Halim Hasan, H. Metode yang digunakan dalam penafsiran al-Azhar sebenarnya tidak jauh berbeda pada umumnya. dari karya tafsir lainnya yang menggunakan metode tahlili dengan sistematika mushafi tarib. Jelas bahwa Tafsir al-Azhar memiliki pola dengan aliran tafsir yang digunakan, seperti yang digolongkan dalam ilmu tafsir sebagai adab al-ijtima'i (gaya sastra masyarakat), yaitu gaya tafsir yang menitikberatkan pada menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an dari segi ketepatan redaksionalnya, kemudian menggabungkan isi dalam sebuah redaksional yang indah dengan menekankan aspek-aspek tuntunan Al-Qur'an untuk kehidupan, serta mengaitkan makna ayat-ayat tersebut dengan hukum alam (sunatullah) yang berlaku di masyarakat.

Misalnya Hamka dalam pengantarnya memberikan pandangan tentang Al-Qur'an, I'jaz al-Qur'an, isi mu'jizat al-Qur'an, lafal dan maknanya, kemudian kesejarahan penafsiran, yang memuat latar belakang. yang disebut tafsir al-Qur'an .-Azhar, arah tafsir, dan diakhiri dengan petunjuk pembaca.

Pandangan Para Ulama Terhadap Hamka dan Tafsir Al-Azhar

Orang yang beriman dengan orang yang jahat, orang yang telah membuang semua nilai kesucian. Orang yang beriman cuba menjadikan masyarakat lebih terarah kepada kebaikan, manakala orang yang jahat bertujuan untuk meruntuhkan semua bangunan yang baik untuk kepuasan mereka sendiri. Maksudnya: Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan diazab disebabkan mereka selalu melakukan kejahatan.

Artinya: Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaan yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. Adapun ayat yang berkaitan menunjukkan bahawa orang yang fasik boleh menyebabkan seseorang menjadi kafir iaitu orang yang lupa kepada Allah SWT sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat Qs. Al-Hasyr ayat 19 Allah SWT berfirman.

Maksudnya: Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang lupa kepada Allah sehingga Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Orang yang percaya cuba menjadikan masyarakat lebih fokus kepada kebaikan, manakala orang yang jahat mahu meruntuhkan semua bangunan yang baik untuk kepuasan mereka sendiri. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

PENAFSIRAN HAMKA TENTANG AYAT-AYAT FASIK

Penafsiran Hamka Tentang Ayat-ayat Fasik

  • Fasik dan Faktor-faktor Penyebabnya
  • Hukuman Bagi Orang Fasik
  • Respon Terhadap Orang Fasik

PENUTUP

Saran

Dengan melihat tafsirnya, kita dapat memperoleh informasi yang cukup jelas tentang sebab-sebab kejahatan, hukuman bagi orang fasik dan tanggapan terhadap orang fasik, walaupun penulis masih memiliki banyak kekurangan dalam pemaparan dan analisisnya. Penulis menjamin tidak akan ditemukan kesalahan yang disengaja dalam penulisan ini. Tentunya penulis tetap berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis secara pribadi maupun bagi kalangan akademisi dan umat Islam pada umumnya.

Diah Dwi Ikra Negara, 2015, Fortolkning af Ilbab an Khimar ifølge Hamka og Quraish Shihab, Bacheloropgave ved Fakultetet for Ushuluddin Adab og Da'wah Bengkulu: IAIN Bengkulu. Hafizullah, Tri Yuliana Wijayanti og Rosiska Juliarti "Respons of the Koran to the Character of the Wicked", IAIN Batusangkar. Husnul Hidayat, 2018, "Al-Azhar Contextual Interpretation Methodology by Buya Hamka", Journal of Al-Qur'an Science and Interpretation, vol.

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, melakukan eksegesis terhadap Ulangan 7 untuk mengetahui latar belakang dari perintah Allah dalam memerintahkan pemusnahan tersebut, memberikan argumentasi teologi