• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2022 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN KLEUARGA USIA PERTENGAHAN Sinta Wulandari1, Siti Mardiyah2 1 Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Universitas Kusuma Husada Surakarta 2 Dosen Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Universitas Kusuma Husada Surakarta Email: [email protected] ABSTRAK Tahap perkembangan keluarga usia pertengahan dimulai saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal dunia (45-55 tahun). Masalah kesehatan yang muncul di tahap usia pertengahan adalah hipertensi. Hipertensi merupakan keadaan dimana kondisi tekanan darah di arteri meningkat dan menyebabkan jantung harus bekerja lebih dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Hipertensi terjadi apabila tekanan darah terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih. Relaksasi otot progresif merupakan salah satu upaya non farmakologi untuk menurunkan tekanan darah. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan keluarga yang mengalami hipertensi pada tahap perkembangan keluarga usia pertengahan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam studi kasus ini adalah satu orang klien dengan hipertensi pada keluarga usia pertengahan di Wilayah kerja Puskesmas Gondangrejo Karanganyar dilakukan pada 22–26 Januari 2022 dengan 5 kali kunjungan. Hasil studi menunjukkan bahwa tindakan relaksasi otot progresif selama 10-15 menit setiap latihan, sehari 1 kali di waktu pagi dilakukan selama 5 hari efektif untuk menurunkan tekanan darah yang sebelum dilakukan 154/97 mmHg dan setelah dilakukan menjadi 145/91 mmHg. Diharapkan terapi relaksasi otot progresif dapat dijadikan penatalaksanaan hipertensi di keluarga. Kata kunci : Hipertensi, Relaksasi Otot Progresif, Usia Pertengahan. (2) Nursing Study Program Of Diploma 3 Programs Faculty Of Health Sciences University Of Kusuma Husada Surakarta 2022 FAMILY NURSING CARE AT THE DEVELOPMENT STAGE OF THE MIDDLE-AGE FAMILY Sinta Wulandari1, Siti Mardiyah2 1 Student of Nursing Study Program of Diploma 3 Programs, University of Kusuma Husada Surakarta 2 Lecturer of Nursing Study Program of Diploma 3 Programs, University of Kusuma Husada Surakarta Email: [email protected] ABSTRACT The development stage of a middle-aged family begins when the last child departs home and completes when one of the mates dies (45-55 years) or retires. The health problem in the middle-aged stage is hypertension. Hypertension is the increased blood pressure in the arteries that causes the heart to work powerful to circulate blood through the blood vessels. Hypertension appears when blood pressure is persistently at 140/90 mmHg or more. Progressive muscle relaxation is one of the non-pharmacological efforts to reduce blood pressure. The study aimed to identify the description of nursing care for families with hypertension at the stage of middle-aged family development. The type of research was descriptive with a case study approach. The subject was a hypertension client in a middle-aged family in the work area of the Gondangrejo Public Health Center Karanganyar. It was conducted on 22-26 January 2022 with five visits. The progressive muscle relaxation action for 10-15 minutes of exercise once a day in the morning for five days effectively reduced blood pressure from 154/97 mmHg to 145/91 mmHg. The study expects that progressive muscle relaxation therapy becomes the hypertension management in the family. Keywords: Hypertension, Progressive Muscle Relaxation, Middle-Ages.. (3) PENDAHULUAN Keluarga adalah bagian dari. Ardiani,. 2019).. tekanan. darah. Hipertensi tinggi. atau adalah. masyarakat yang perannya sangat. peningkatan tekanan darah sistolik. penting. membentuk. lebih dari 140 mmHg dan tekanan. kebudayaan yang sehat. Dari keluarga. darah diastolik lebih dari 90 mmHg. inilah. tatanan. pada dua kali pengukuran dengan. yang baik, sehingga. selang waktu lima menit dalam. untuk membangun suatu kebudayaan. keadaan cukup istirahat atau tenang. maka. (Kemenkes RI, 2014).. untuk. akan. masyarakat. tercipta. seyogyanya. keluarga. dimulai. (Harnilawati,. dari 2013).. Menurut. data. Badan. Keluarga usia pertengahan dimulai. Kesehatan Dunia atau world health. saat anak terakhir meninggalkan. organization (WHO) Tahun 2018. rumah dan berakhir saat pensiun atau. menunjukkan sekitar 1,13 Miliar. salah satu pasangan meninggal dunia.. orang. Tahap perkembangan keluarga ini. hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di. biasanya dimulai saat usia 45 tahun. dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah. sampai. penyandang. 55. tahun.. Tugas. di. perkembangan keluarga pada tahap. meningkat. ini. antara. dunia. menyandang. hipertensi setiap. terus tahunnya,. lain. menyediakan. diperkirakan pada tahun 2025 akan. yang. meningkatkan. ada 1,5 Miliar orang yang terkena. mempertahankan. hipertensi, dan diperkirakan setiap. hubungan antara anak dan orang tua,. tahunnya 10,44 juta orang meninggal. memperkokoh hubungan pernikahan,. akibat hipertensi dan komplikasinya. memperhatikan kesehatan masing-. (Hidayat & Agnesia, 2021). Dari hasil. masing pasangan dan tetap menjaga. riskesdas pada tahun 2018, prevalensi. komunikasi. anak-anak. kejadian hipertensi adalah 34.1%.. (Fadhilah dkk, 2021). Penyakit yang. Angka ini meningkat cukup tinggi. biasa terjadi pada keluarga usia. dibandingkan hasil riskesdas tahun. pertengahan. 2013 yang menyampaikan kejadian. lingkungan kesehatan,. dengan. seperti. Diabetes. Mellitus, gastritis, PPOK, arthritis,. hipertensi. stroke dan hipertensi (Paramitha &. pengukuran. berdasarkan tekanan. darah. hasil pada. (4) masyarakat Indonesia berusia 18. kepada. tahun ke atas adalah 25.8% (Tirtasari. gerakan-gerakan yang tersusun secara. & Kodim, 2019). Berdasarkan hasil. sistematis. Riskesdas. pikiran dan anggota tubuh seperti. bahwa. (2018). prevalensi. menunjukkan. dalam. untuk. bentuk. merileksasikan. di. otot-otot dan mengembalikan kondisi. dengan. dari keadaan tegang ke keadaan. hipertensi sebesar 37,57%. Prevalensi. rileks, normal dan terkontrol, mulai. hipertensi pada perempuan (40,17%). dari gerakan tangan sampai kepada. lebih tinggi dibanding dengan laki-. gerakan kaki (Azizah, Hasanah &. laki. Pakarti,. Provinsi. Jawa. penduduk. seseorang. Tengah. (34,83%).. Prevalensi. perkotaan. sedikit. lebih. (38,11%). dibandingkan. di. tinggi. 2021).. progresif. Relaksasi. akan. otot. menyebabkan. dengan. peningkatan. pedesaan (37,01%) (Dinkes Jateng,. parasimpatis. 2020). Tekanan darah yang terus. neurotransmitter. menerus tinggi dalam jangka waktu. dilepas, dan asetilkolin tersebut akan. lama pada penderita hipertensi dapat. mempengaruhi aktifitas otot rangka. menimbulkan. dan otot polos di sistem saraf perifer. komplikasi.. aktifitas. saraf sehingga. asetilkolin. Komplikasi yang dapat ditimbulkan. neurotransmitter. yaitu. jantung. dibebaskan oleh neuron kedinding. koroner, gagal jantung dan retinopati. pembuluh darah akan merangsang. (Susetyowati dkk, 2019).. sel-sel endothelium pada pembuluh. stroke,. penyakit. Tatalaksana. asetilkolin. akan. hipertensi. tersebut. dan. non. membebaskan NO (oksida nitrat),. non. pengeluaran NO akan memberikan. farmakologis yang dapat dilakukan. sinyal pada sel-sel otot polos untuk. pada pasien hipertensi yaitu terapi. berelaksasi sehingga kontraktilitas. musik, senam aerobik, terapi bekam. otot jantung menurun, kemudian. dan. terjadi vasodilatasi arteriol dan vena. meliputi. farmakologis. farmakologis.. yoga,. Terapi. terapi. relaksasi. otot. untuk. mensitesis. yang. dan. progresif. Relaksasi otot progresif. sehingga. tekanan. darah. akan. merupakan salah satu bentuk terapi. menurun. (Rosidin,. 2019. dalam. yang berupa pemberian instruksi. Rahayu dkk, 2020). Pada hasil. (5) penelitian yang dilakukan oleh Sabar. masalah. & Lestari (2020) yang di lakukan. keluarga pada tahap perkembangan. kepada 18 responden yang terdiri dari. keluarga usia pertengahan. Subjek. pasien hipertensi di wilayah kerja. studi kasus yang digunakan dalam. puskesmas Bangkala Makassar yang. kasus ini adalah pasien dengan tahap. diberikan. perkembangan. terapi. relaksasi. otot. asuhan. keperawatan. keluarga. progresif selama 5 hari berturut-turut. pertengahan. selama 15 menit setiap latihan dan. hipertensi di wilayah kerja Puskesmas. menunjukkan hasil bahwa terdapat. Gondangrejo Karanganyar. Fokus. perbedaan tekanan darah sistolik dan. studi dalam kasus ini adalah pada. diastolik antara sebelum dan sesudah. tahap perkembangan keluarga usia. dilakukan. otot. pertengahan yang memiliki riwayat. progresif yaitu diperoleh penurunan. hipertensi dilakukan terapi relaksasi. tekanan darah sistolik sebesar 22. otot progresif selama 15 menit setiap. mmHg dan tekanan darah diastolik. latihan, sehari 1 kali di waktu pagi. mengalami penurunan sebesar 5,34. dan dilakukan selama 5 hari. Studi. mmHg. Berdasarkan uraian di atas. kasus ini dilaksanakan pada tanggal. penulis. untuk. 22 Januari 2022 sampai 26 Januari. mengaplikasikan terapi relaksasi otot. 2022 di wilayah kerja Puskesmas. progresif terhadap penurunan tekanan. Gondangrejo dengan pengambilan. darah pada penderita hipertensi usia. kasus asuahan keperawatan keluarga. pertengahan.. 5 kali kunjungan.. terapi. relaksasi. tertarik. Tujuan. umum. pengelolaan kasus untuk mengetahui gambaran. pelaksanaan. asuhan. yang. usia. mengalami. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengkajian awal Ny. D di. keperawatan keluarga pada tahap. dapatkan. perkembangan usia pertengahan di. mmHg, nadi 94 x/menit, respirasi 20. Puskesmas. x/menit. Dari data yang di dapatkan. Gondangrejo. tekanan. darah. 154/97. Karanganyar.. dari Ny. D yaitu tekanan darah. METODE STUDI KASUS. melebihi. batas. normal. yang. Studi kasus ini merupakan. dinamakan dengan hipertensi. Hasil. studi kasus untuk mengeksplorasi. tekanan darah Ny. D 154/97 mmHg. (6) menunjukkan kategori stadium I. peningkatan tekanan vaskuler ke otak. (ringan). Kategori hipertensi ada 4. yang. yang pertama kategori normal dengan. penekanan pada serabut saraf otot. tekanan darah 120-139/80-89 mmHg,. leher sehingga penderita merasa nyeri. stadium I (ringan) dengan tekanan. (Fadlilah, 2019).. darah 140-159/90-99 mmHg, stadium. mengakibatkan. Diagnosis. terjadi. keperawatan. II (sedang) dengan tekanan darah. merupakan suatu penilaian klinis. 160-179/100-109 mmHg, stadium III. mengenai respons klien terhadap. (berat) dengan tekanan darah 180-. masalah. 209/110-119 mmHg (Chaniago &. kehidupan yang dialaminya baik yang. Ardini, 2019). Hasil pengkajian pada. berlangsung aktual maupun potensial. Ny.. menderita. (PPNI,2016). Data yang diperoleh. hipertensi selama kurang lebih 2. pada pengkajian tanggal 22 Januari. tahun, Ny. D mengatakan hanya. 2022 didapatkan data fokus yang. sebatas tau bahwa hipertensi adalah. mengangkat kesehatan pasien adalah. tekanan darah tinggi dan belum. Ny.. mengerti tentang pengobatan dan. hipertensi selama kurang lebih 2. terapi untuk menurunkan hipertensi,. tahun dan mengeluh nyeri di bagian. Ny. D mengatakan nyeri pada bagian. kepala dan tengkuk leher, nyeri. kepala dan tengkuk leher dengan P :. dengan skala 6, nyeri hilang timbul,. adanya kenaikan tekanan darah, Q :. nyeri seperti tertusuk-tusuk. Ny. D. nyeri seperti tertusuk-tusuk, R : nyeri. mengatakan. masih. pada bagian kepala dan tengkuk leher,. mengkonsumsi. makanan. S : skala nyeri 6, T : hilang timbul.. mengandung. Hipertensi dapat menyebabkan nyeri. keluarga mengatakan ingin merawat. pada. klien tetapi tidak tahu apa yang harus. D. mengatakan. tengkuk. yang. diakibatkan. kesehatan. D. atau. mengatakan. garam. menderita. sering yang berlebih,. karena terjadi peningkatan tekanan. dilakukan.. pada dinding pembuluh darah di. diagnosis keperawatan keluarga bisa. daerah leher yang mana pembuluh. dilihat pada buku Standar Diagnosis. darah tersebut membawa darah ke. Keperawatan. otak. penulis dapat menegakkan masalah. sehingga. ketika. terjadi. Berdasarkan. proses. Indonesia. daftar. (SDKI). (7) keperawatan sesuai data diatas yaitu. lancar. Nyeri akut dan defisit pengetahuan.. penurunan tekanan darah (Rosidin,. Intervensi penulis. ialah. yang. dengan. diambil. dan. berkontribusi. pada. 2019 dalam Rahayu dkk, 2020).. pemberian. Implementasi yang dilakukan. teknik relaksasi otot progresif untuk. oleh penulis kepada Ny. D pada hari. menurunkan tekanan darah pada. Sabtu,. penderita hipertensi karena relaksasi. melakukan pengkajian, memberikan. otot progresif bersifat vasodilator. informed consent dan menjelaskan. yang efeknya memperlebar pembuluh. maksud. dan. darah dan dapat menurunkan tekanan. kepada. klien,. darah secara langsung. Relaksasi ini. faktor-faktor. yang. dapat. menjadi metode relaksasi termurah,. meningkatkan. darah. tinggi,. tidak ada efek samping, mudah. mengidentifikasi skala nyeri dan. dilakukan,. mengajarkan relaksasi otot progresif.. membuat. tubuh. dan. 22. pikiran terasa tenang dan rileks. Tanggal. (Ilham. memberikan. dkk,. 2019).. Dalam. Januari. 2022. tujuan. 23. yaitu. kedatangan. mengidentifikasi. Januari. informasi. 2022, kesehatan. memberikan teknik terapi relaksasi. mengenai hipertensi, memberikan. otot progresif untuk menurunkan. lingkungan. tekanan. kesehatan. darah. hipertensi,. pada. penulis. penderita. mengajarkan. yang. mendukung. dengan. mengurangi. penggunaan. garam. dapur,. teknik terapi relaksasi otot progresif. mengajarkan cara perawatan yang. terhadap klien dan keluarga. Selain. bisa dilakukan keluarga yaitu terapi. itu setelah melakukan relaksasi otot. rekaksasi. progresif akan merasakan perasaan. mengajarkan. bahagia dan merasa tubuhya kembali. keluarga. Tanggal 24 Januari 2022,. bugar, perasaan bahagia yang didapat. memberikan. tentunya juga akan merangsang zat-. mengenai. hipertensi,. zat. mengorientasikan. pelayanan. seperti. serotonin. (sebagai. otot. progresif. kepada. informasi. klien. dan dan. kesehatan. vasodilator pembuluh darah) dan. kesehatan yang dapat dimanfaatkan :. hormon. bisa. RS, Puskesmas atau klinik terdekat. memperbaiki tekanan darah lebih. dan mengajarkan teknik relaksasi otot. endorphin. yang. (8) progresif. Tanggal 25 Januari 2022,. menunjukkan hasil bahwa terdapat. memberikan. kesehatan. perbedaan tekanan darah sistolik dan. mengenai hipertensi, memberikan. diastolik antara sebelum dan sesudah. lingkungan. informasi. yang. mendukung. dilakukan. dengan. mengurangi. progresif yaitu diperoleh penurunan. dapur. dan. tekanan darah sistolik sebesar 22. mengajarkan teknik relaksasi otot. mmHg dan tekanan darah diastolik. progresif. Tanggal 26 Januari 2022,. mengalami penurunan sebesar 5,34. memberikan. kesehatan. mmHg. Sesuai dengan jurnal utama. hipertensi,. yang penulis pakai yaitu oleh Sabar &. kesehatan penggunaan. garam. informasi. mengenai mengikutsertakan. relaksasi. otot. dalam. Lestari (2020) bahwa terapi relaksasi. merawat anggota keluarga yang sakit. otot progresif efektif menurunkan. :. otot. tekanan darah (sistolik dan diastolik).. dan. Sesuai dengan teori Indrajaya. keluarga untuk memeriksakan klien. (2018) yang menyatakan bahwa relaksasi. ke pelayanan kesehatan. Tekanan. otot. darah sebelum dilakukan relaksasi. hipertensi, menurunkan ketegangan otot,. berlatih. progresif,. keluarga. terapi. teknik. relaksasi. memotivasi. klien. otot progresif yaitu 154/97 mmHg dan sesudah relaksasi otot progresif yaitu 145/91 mmHg. Cara meredakan dan. mengatasi. hipertensi. yang. progresif. dapat. menurunkan. kecemasan, nyeri leher dan punggung, meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak memfokuskan perhatian serta relaks, meningkatkan. rasa. kebugaran. dan. dirasakan dengan mengajarkan terapi. konsentrasi, memperbaiki kemampuan. relaksasi otot progresif selama 15. untuk mengatasi stress. Menurut Rahayu. menit setiap latihan, sehari 1 kali di. dkk (2020) setelah melakukan relaksasi. waktu pagi dan dilakukan selama 5. otot. hari.. perasaan bahagia dan merasa tubuhya. progresif. akan. merasakan. Menurut hasil penelitian yang. kembali bugar, perasaan bahagia. telah dilakukan oleh Sabar & Lestari. yang didapat tentunya juga akan. (2020) tentang efektifitas relaksasi. merangsang zat-zat seperti serotonin. otot progresif terhadap tekanan darah. (sebagai vasodilator pembuluh darah). pada. dan hormon endorphin yang bisa. penderita. hipertensi. (9) memperbaiki tekanan darah lebih. relaksasi otot progresif. Analisis:. lancar. keluarga mampu memenuhi 5 fungsi. dan. berkontribusi. pada. penurunan tekanan darah. Evaluasi. di. perawatan kesehatan keluarga dengan. keluarga. ini. baik.. Planning. :. pertahankan. menggunakan evaluasi sumatif yang. intervensi keluarga untuk melakukan. dilakukan pada akhir kunjungan.. relaksasi otot progresif secara mandiri. Pada tanggal. dan motivasi klien dalam akses ke. didapatkan. 26. data. Januari 2022, subjektif. klien. mengatakan badan terasa lebih rileks. pelayanan kesehatan. KESIMPULAN. dan nyeri pada kepala dan tengkuk. Pengkajian didapatkan data. lehernya berangsur membaik, klien. fokus yang mengangkat kesehatan. sudah mengerti apa itu hipertensi dan. Ny. D mengatakan jika Ny. D. cara. dengan. menderita hipertensi kurang lebih 2. menggunakan terapi relaksasi otot. tahun, tidak tahu cara mengatasinya. progresif, klien mampu melakukan. dan tidak tahu terapi yang dapat. terapi relaksasi otot progresif secara. menurunkan. mandiri, klien mengatakan sudah. mengatakan nyeri pada bagian kepala. faham makanan yang harus dikurangi. dan tengkuk leher dan hanya istirahat. dan mampu menjaga kesehatan. Data. dan kadang membeli obat warung,. objektif didapatkan klien tampak. jika dirasa sudah parah Ny. D baru. lebih segar dan rileks, perasaan. akan periksa ke pelayanan kesehatan.. gelisah dan meringis menurun, klien. Hasil pemeriksaan tekanan darah. tampak mampu melakukan terapi. klien adalah 154/97 mmHg.. mengatasinya. relaksasi mandiri,. otot. progresif. secara. hipertensi.. Diagnosis. nyeri. Ny.. D. akut. tekanan darah sebelum. (D.OO77), dengan hasil skoring. dilakukan relaksasi otot progresif. prioritas masalah asuhan keperawatan. yaitu 154/97 mmHg dan sesudah. keluarga yaitu 3 2/3.. dilakukan relaksasi otot progresif yaitu. yang. dilakukan pada studi kasus ini yaitu. perubahan tekanan darah pada pasien. mengajarkan terapi relaksasi otot. dan. mmHg,. utama. terdapat. sebelum. 145/91. Intervensi. sesudah. dilakukan. (10) progresif. kepada. klien. yang. menderita hipertensi. Implementasi. keperawatan. Bagi. institusi. pendidikan. dapat. digunakan. sebagai. bahan. kajian,. sumber. informasi. dan. dilakukan selama 5 kali kunjungan. referensi dalam pemberian asuhan. dengan. keperawatan keluarga pada tahap. intervensi. yang. telah. ditetapkan yaitu mengajarkan terapi. perkembangan. non farmakologis untuk menurunkan. pertengahan yang memiliki masalah. tekanan darah dengan terapi relaksasi. hipertensi.. otot progresif selama 15 menit setiap. keluarga. usia. Bagi klien dan keluarga dapat. latihan, sehari 1 kali di waktu pagi. memberikan. dan dilakukan selama 5 hari.. tindakan farmakologi terapi rekaksasi. Evaluasi didapatkan Ny. D. otot. pemahaman. progresif. agar. penderita. mampu melakukan relaksasi otot. hipertensi. progresif secara mandiri dan keluhan. aplikasi teknik terapi relaksasi otot. nyeri kepala dan tengkuk leher. progresif secara mandiri di rumah. berkurang. Analisis : masalah teratasi.. dengan bantuan keluarga dilakukan. Planning pada evaluasi hari terakhir. secara teratur dan meningkatkan. yaitu pertahankan intervensi dan. derajat. motivasi. keluarga yang memiliki hipertensi.. klien. dalam. akses. ke. dapat. tentang. mempraktikkan. kesehatan. pada. anggota. fasilitas kesehatan. SARAN. DAFTAR PUSTAKA. Bagi. puskesmas. memberikan yang. baik. dapat. Azizah, Cindi Oktavia, Uswatun. pelayanan. kesehatan. Hasanah & Asri Tri Pakarti.. secara. mampu. (2021).. Penerapan. Teknik. menyediakan fasilitas atau sarana dan. Relaksasi. Otot. prasarana yang memadai yang dapat. Terhadap. Tekanan. Darah. membantu. Pasien. Hipertensi.. Jurnal. keluarga. perkembangan. pada. keluarga. tahap usia. pertengahan yang memiliki masalah hipertensi. Progresif. Cendikia Muda Vol. 1, No. 4, pp. 502-511. Ch, Yusrizal & Dias Ardini. (2019). Pemberian. Obat. Pasien. (11) Hipertensi. Di. Tanjungsari. Puskesmas. Baiturrahim. Vol. 8, No. 1,. Kecamatan. Pp. 58-65.. Natar Kabupaten Lampung Selatan.. Jurnal. Indrajaya,. Dwi. Putra.. (2018).. Analisis. Pengaruh. Kesehatan. Vol. 8, No. 1, Pp.. Progresif. 22-26.. Kecemasan Pada Lansia Di. Fadhilah, Nur, Elmi Nuryati dan Rani Ardina.. (2021).. Desa. Relaksasi. Otot. Terhadap. Kertobanyon. Asuhan. Kecamatan Geger Kabupaten. Keluarga. Madiun. Skripsi. Jawa Timur:. Aplikasi dalam Praktik (NIC,. Stikes Bhakti Husada Mulia. NOC, SDKI, SIKI, SLKI).. Madiun .. Keperawatan. Surabaya:. Jakad. Media. Publishing. Fadlilah, Siti.. Hipertensi. Jakarta selatan:. (2019).. Pengaruh. Kompres Hangat Terhadap Nyeri Leher Pada Penderita Hipertensi. Kementrian kesehatan RI. (2014).. Esensial. pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI. Paramitha, Sonia Aisyah & Nurul. Di. Devi Ardiani. (2019). Asuhan. Wilayah Puskesmas Depok I. Keperawatan Keluarga pada. Sleman Yogyakarta. Jurnal. Tahap. Keperawatan. Vol. 8, No. 1,. Keluarga Usia Pertengahan.. Pp. 23-31.. KTI. STIKes Kusuma Husada. Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses. Perkembangan. Surakarta. Surakarta.. Keperawatan. Rahayu, Sri Mulyati dkk. (2020).. Keluarga. Takalar Sulawesi. Pengaruh Teknik Relaksasi. Selatan: PS Pustaka.. Otot. Ilham, M. Dkk. (2019). Efektifitas Terapi. Relaksasi. Otot. Progresif Dalam Menurunkan Hipertensi Jurnal. Pada. Lansia.. Akademika. Progresif. Tekanan. Darah. Terhadap Lansia. Dengan Hipertensi. Media Karya Kesehatan. Vol. 03, No. 01, Pp. 91-98. Sabar, Syamsuriyana & Ayu Lestari. (2020). Efektifitas Latihan. (12) Progressive. Muscle. Relaxation. Terhadap. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar. Intervensi. Penurunan Tekanan Darah. Keperawatan Indonesia Edisi. pada Pasien Hipertensi Di. 1. Jakarta: Dewan Pengurus. Makassar.. Pusat PPNI.. Jurnal. Ilmiah. Kesehatan Pencerah, Vol.9, No.1, pp. 1-9.. Standar Luaran Keperawatan. Susetyowati, Dkk. (2019). Peranan Gizi. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017.. Dalam. Indonesia Edisi 1. Jakarta:. Upaya. Dewan Pengurus Pusat PPNI.. Pencegahan Penyakit Tidak. Tirtasari, Silviana & Nasrin Kodim.. Menular. Yogyakarta: Gadjah. (2019).. Mada University Press.. Karakteristik Hipertensi pada. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar. Diagnosa. Usia. Prevalensi. Dewasa. Indonesia.. Muda. dan. di. Tarumanagara. Keperawatan Indonesia Edisi. Medical Journal Vol. 1, No.2,. 1. Jakarta: Dewan Pengurus. pp. 395-402.. Pusat PPNI.. (13)

Referensi

Dokumen terkait

relaksasi otot progresif efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi essensial dengan p value <α(0,05) sehingga nyeri kepala yang

Terapi relaksasi otot progresif lebih efektif menurunkan tekanan darah sistolik, namun kurang efektif untuk menurunkan tekanan darah diastolik dan dapat dijadikan

Intervensi yang dilakukan yaitu teknik relaksasi genggam jari dilakukan selama 3 hari dalam sehari satu kali selama 50 menit, untuk tindakan relaksasi genggam jari dapat menurunkan

Analisisnya penurunan curah jantung belum teratasi, planning selanjutnya yaitu lanjutkan intervensi monitor tekanan darah, , beri terapi relaksasi nafas dalam slow deep breathing,

Kesimpulan: berdasarkan hasil evaluasi kasus yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa penerapan latihan relaksasi otot progresif dapat menurunkan tekanan darah secara perlahan

Pukul 09.00 WIB memberikan terapi nonfarmakologi untuk menurunkan tekanan darah massage pada kaki menggunakan essensial lavender, didapatkan data subjektif: pasien pasien mengatakan

KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan pengelolahan asuhan keperawatan jiwa pada pasien resiko perilaku kekerasan dengan pemberian terapi murottal yang dilakukan 15 menit satu kali

Oleh karena itu terapi bermain menyusun jigsaw puzzle merupakan salah satu cara efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan yang dapat dilakukan pada anak yang mengalami kecemasan