• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH "

Copied!
140
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran, salah satunya adalah dengan memilih dan menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan tidak membuat siswa bosan saat belajar. Sehingga perlu adanya penguasaan suatu model pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa untuk belajar dengan baik, khususnya pada mata pelajaran fiqih.8 Kenyataan di lapangan, hasil belajar siswa selama ini masih kurang dan belum sesuai dengan harapan, baik secara intelektual. dan secara sikap. Model pembelajaran ATI merupakan model yang mengupayakan kesesuaian antara perlakuan yang diberikan atau dikembangkan dengan perbedaan kemampuan yang dimiliki setiap siswa guna memaksimalkan potensi yang dimiliki siswa sehingga siswa mampu mencapai hasil belajar yang optimal.

Perbedaan kemampuan tersebut terlihat dari pengalaman seorang guru fiqih mendiskusikan materi zakat dan hikmahnya, dengan menggunakan model pembelajaran interaksi perlakuan yang tepat (ATI), ketika guru sudah banyak menjelaskan materi, ternyata hanya sedikit. siswa cepat memahami apa yang disampaikan materi dan banyak siswa yang.

Identifikasi Masalah

Fokus Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sebagai masukan bagi guru dapat menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran Fiqh. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam. Bagi penulis pribadi, hasil penelitian ini dapat memberikan ide baru, pengetahuan baru dalam penerapan efektivitas penggunaan model pembelajaran.

Bagi siswa, penerapan efektivitas penggunaan model pembelajaran ini sangat membantu dalam memotivasi siswa agar lebih bersemangat mengikuti pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

LANDASAN TEORI

Model Pembelajaran

Model pembelajaran erat kaitannya dengan gaya belajar siswa (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style), keduanya disingkat SOLAT (Learning and Teaching Style). Fungsi model pembelajaran adalah untuk memandu perancang pembelajaran dan guru dalam melaksanakan pembelajaran. 16 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hal.

PAKEM merupakan model pembelajaran dan pedoman bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Model Pembelajaran Aptitute Treatment Interaction (ATI)

Dengan kata lain model pembelajaran ATI merupakan model yang mengupayakan kesesuaian antara perlakuan yang diberikan atau dikembangkan dengan kemampuan yang berbeda-beda yang dimiliki setiap peserta didik untuk memaksimalkan potensi yang ada dalam diri peserta didik sehingga peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Secara sederhana model ATI dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang berusaha menemukan kesesuaian antara perlakuan guru dengan perbedaan kemampuan belajar siswa, sehingga interaksi edukatif dapat berlangsung secara maksimal. Dengan demikian, tujuan utama pengembangan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) adalah mengoptimalkan kinerja akademik/hasil belajar dengan cara mengadaptasi pembelajaran (treatment) terhadap perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.

29 Syarfudin Nurdin, Model pembelajaran yang menjaga individu siswa dalam KBK, Ciputat: Quantum Teachinug 2005, hal.31.

Kajian Penelitian Terdahulu

Rafiqah Muslimah Amir 2017 Efektivitas Model Pembelajaran Appropriate Treatment Interaction (ATI) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Palopo IAIN Palopo. Yang membahas tentang hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Palopo yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI). Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI), sedangkan perbedaannya adalah penelitian sebelumnya merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan penelitian yang yang akan penulis lakukan adalah mendeskripsikan bagaimana model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) diterapkan kepada siswa untuk meningkatkan pemahaman pembelajaran siswa.

Kerangka Berfikir

Dalam proses pembelajaran Fiqh guru diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang kreatif, efektif dan menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa dapat termotivasi dengan adanya variasi dalam proses pembelajaran, sehingga diperlukan model pembelajaran yang sesuai dengan pemikirannya. tahapan dan karakteristik siswa. Yaitu model pembelajaran yang bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan model pembelajaran yang benar-benar peduli dan memperhatikan hubungan antara kemampuan seseorang dengan pengalaman belajar atau khusus metode pembelajaran yang diterapkan guru. Implementasi Model Pembelajaran Appropriate Treatment Interaction (ATI) pada Mata Pelajaran Fiqh di MAN 2 Kota Bengkulu.

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir
Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

METODE PENELITIAN

  • Setting Penelitian
  • Subjek dari Informan
  • Tekhnik Pengumpulan Data
  • Keabsahan Data
  • Tekhnik Analisis Data

Perlakuan awal atau tes awal terhadap siswa, dari tes itulah saya mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Menurut saya siswa lebih bersemangat belajar menggunakan model pembelajaran Appropriate Treatment Interaction (ATI). Dengan menggunakan model pembelajaran Appropriate Treatment Interaction (ATI), saya merasa senang dan antusias, serta merasa lebih paham karena guru menjelaskan dan memberikan perlakuan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa.58.

Berdasarkan wawancara di atas dan hasil observasi yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa kendala ketidaksiapan siswa dalam proses pembelajaran menyebabkan guru tidak mampu menerapkan model pembelajaran Appropriate Treatment Interaction (ATI) secara maksimal. Tujuan utama pemberian perlakuan adalah untuk memberikan pemahaman sesuai dengan bagian kemampuan masing-masing siswa dalam merespon pembelajaran. Penerapan Model Pembelajaran Appropriate Treatment Interaction (ATI) Untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa pada Pelajaran Fiqh di MAN 2 Kota Bengkulu.

Hal ini dilakukan agar siswa menerima pelajaran sesuai dengan kemampuannya masing-masing, guna meningkatkan pemahaman pembelajaran. Kendala yang dihadapi guru dan siswa fiqh dalam pembelajaran fiqh kelas Pertama, kurangnya kesiapan siswa, lebih dari 60% siswa belum siap mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Ketiga, siswa yang kurang percaya diri, siswa yang mempunyai kemampuan lambat dalam merespon pembelajaran, diperlakukan sesuai porsi pemahamannya, sehingga dapat meningkatkan pemahamannya. Guru diharapkan selalu menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran Appropriate Treatment Interaction (ATI) sehingga dapat meningkatkan pemahaman belajar bagi seluruh siswa yang mempunyai berbagai kemampuan dalam merespon pembelajaran dengan mengikuti kegiatan pembelajaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penyajian Hasil Penelitian

Terdapat siswa yang tanggap sekitar 50% dalam mengolah pembelajaran, ada siswa yang cukup mampu memproses pembelajaran (sekitar 25%) dan ada juga siswa yang lamban dalam mengolah pembelajaran (sekitar 25%). Kami mengajarkan fiqh dengan metode dan model pembelajaran yang berbeda-beda agar siswa tidak mudah bosan saat belajar. Perlakuan awal atau tes awal dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan kemampuan setiap siswa; ada yang mempunyai kemampuan tanggap cepat dalam memahami pembelajaran, ada yang mempunyai kemampuan rata-rata dan ada pula yang mempunyai kemampuan lambat dalam memahami pembelajaran.

Kemudian guru membagi kami menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok pertama diisi oleh siswa yang mempunyai kemampuan proses cepat, kemudian kelompok kedua diisi oleh siswa yang mempunyai kemampuan proses pembelajaran sedang. Observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa lebih dari 60% siswa kurang bersedia berpartisipasi dengan baik dalam proses pembelajaran. Pada saat kegiatan awal pembelajaran masih banyak siswa yang belum siap belajar.

“Bahkan setiap akhir pertemuan kelas, siswa selalu diingatkan untuk belajar di rumah tentang materi yang akan dibahas.” 62. Hal ini membuat beberapa siswa kesulitan dalam mengatur karena ingin memilih kelompok yang berisi orang-orang yang mempunyai kemampuan respon cepat. Berdasarkan wawancara di atas dan hasil observasi yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran siswa masih sering terjadi disorganisasi dalam pembelajaran, hal ini membuat para guru di MAN 2 Kota Bengkulu harus memberikan kestabilan agar siswa menjadi lebih teratur.

Dari pembagian materi, beberapa siswa di kelompok 3 kurang percaya diri karena menerima materi diskusi yang mudah. Berdasarkan hasil wawancara di atas dan hasil observasi yang dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa sangat penting memberikan pemahaman sesuai dengan bagian kemampuan masing-masing siswa dalam merespon pembelajaran.

Pembahasan Hasil Penelitian

Saat melakukan kegiatan pendahuluan, guru mengawali proses pembelajaran dengan menyapa dan menyapa siswa serta memberikan motivasi agar siswa antusias mengikuti pembelajaran. Kemudian guru memeriksa ketidakhadiran siswa dengan memanggil nama siswa satu persatu dan guru juga mengarahkan tempat duduk siswa untuk menjamin kebersihan kelas. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan observasi, melatih siswa melakukan observasi, melatih siswa memperhatikan (melihat, membaca dan mendengarkan) terhadap hal-hal terpenting mengenai suatu objek.

65 Tahun 3013 tentang Standar Proses Pendidikan, Ciri-ciri Kegiatan Dasar adalah kegiatan pokok yang menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, perangkat pembelajaran dan sumber belajar yang menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.70. Di akhir kegiatan guru dan siswa meninjau kembali pembelajaran yang telah dipelajari dan siswa diberi kesempatan untuk bertanya kembali sebelum pembelajaran berakhir. Jadi dalam kegiatan penutup ini pendidik sudah secara sistematis melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan penutup, misalnya guru dan siswa bersama-sama merangkum pelajaran yang diperoleh, guru memberikan tugas kepada siswa secara individu dan kelompok, melakukan remedi/pengayaan. dan membuat rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Kedua, pelajar, yaitu kurang tertibnya para pelajar. Misalnya siswa tidak menaati perintah yang diberikan oleh guru, hal ini menjadi salah satu pokok bahasan yang akan dibahas mengenai kesulitan yang dialami guru. Penerapan model pembelajaran Appropriate Treatment Interaction (ATI) pada mata pelajaran Fiqh meningkatkan pemahaman belajar pada kelompok kelas 3 yaitu kelompok cepat sebanyak 50% sebanyak 36 siswa, kelompok menengah sebanyak 25% peserta didik dan kelompok lambat sebanyak 25% siswa. siswa.

Hambatan atau kendala yang dirasakan oleh guru dan siswa antara lain kurangnya kemauan belajar dari siswa, kurangnya kedisiplinan siswa, kurangnya rasa percaya diri siswa, dan kurangnya waktu pembelajaran. Penerapan Model Pembelajaran Appropriate Treatment Interaction (ATI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII D Sekolah Menengah Nasional Makassar (Skripsi SI Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

PENUTUP

SARAN

Diharapkan peneliti dapat menjadi referensi dalam menerapkan model pembelajaran Appropriate Treatment Interaction (ATI) dalam pengajaran Fiqih kepada siswa lainnya. Efektivitas Model Pembelajaran Interaksi Perlakuan Tepat (ATI) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI Siswa di SMP Negeri 18 Kota Bengkulu (Skripsi SI Bengkulu: IAIN). Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Appropriate Treatment Interaction (ATI) pada mata pelajaran Fiqh dalam meningkatkan hasil belajar pemahaman pada kelas X IPS 1 di MAN 2 Kota Bengkulu.

Judul Skripsi: Penerapan Model Pembelajaran Appropriate Treatment Interaction (ATI) pada Mata Pelajaran Fiqh di MAN 2 Kota Bengkulu. Apa kendala guru dalam menghadapi masing-masing kelompok dalam penerapan ATI? Apa saja kendala seorang guru dalam memberikan tes prestasi pada setiap kelompok saat menerapkan ATI?

Kendala apa saja yang dihadapi anak ketika berhadapan dengan masing-masing kelompok dalam pembelajaran model ATI? Kendala apa saja yang dihadapi anak saat mengecek prestasi tiap kelompok pada model pembelajaran ATI? Sarana dan prasarana yang ada di MAN 2 Kota Bengkulu cukup lengkap dan dapat dimanfaatkan dengan baik.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

meet sesuai kondisi  Peserta didik mengisi absensi yang telah disiapkan guru di GC, guru mengeceknya sebagai sikap disiplin  Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam