• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS "

Copied!
120
0
0

Teks penuh

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah pengaruh tata ruang kelas terhadap kecerdasan visual spasial anak usia 4-6 tahun di PAUD Permata Bunda. Disertasi ini membahas tentang pengaruh tata ruang kelas terhadap kecerdasan visual-spasial anak usia 4-6 tahun di TK Permata Bunda Kota Bengkulu. Pada taraf signifikansi 5% cukup menjelaskan bahwa terdapat pengaruh tata ruang kelas terhadap kecerdasan visual spasial anak usia 4-6 tahun.

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini 1. Kecerdasan Jamak

9 Fitria dan Leny Marlina, “Kecerdasan Berganda pada Anak Usia Dini Menurut Howard Gardner dalam Perspektif Pendidikan Islam,” Jurnal Al Fitrah Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2(3), hal. Dalam strategi ini, guru menggunakan lirik lagu untuk menjelaskan makna hidup kepada anak. g) Kecerdasan kinetik. Dan akses terhadap kehidupan emosional seseorang dan kemampuan membedakan emosi, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri. i) Kecerdasan musikal.

Penataan Ruang Kelas PAUD

25 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: 2014), hal. Pendidikan anak usia dini dilakukan melalui dorongan dan dorongan untuk membantu seorang anak tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini harus dilaksanakan secara simultan dan harus selalu ditunjukkan teladan yang baik.

Sekaligus dan berdasarkan keteladanan yang baik karena anak kecil adalah peniru yang hebat. Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah pendidikan bagi anak usia 0-6 tahun, pembelajaran dicapai melalui pemberian rangsangan dan dorongan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangannya, oleh karena itu pembiasaan yang baik. Secara umum tujuan program pendidikan anak usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianutnya.

Sementara itu, tujuan khusus program pendidikan anak usia dini diatur dalam undang-undang pendidikan prasekolah. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan utama program pendidikan anak usia dini adalah untuk memfasilitasi perkembangan dan pertumbuhan dalam segala aspek. Hal ini bertujuan untuk memastikan anak dapat beradaptasi ketika berada di lingkungan baru. Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini.

Taman pendidikan anak merupakan satuan pendidikan prasekolah, lembaga ini fokus pada pengasuhan dan kepedulian sosial anak usia dini.

Indikator Ruang Kelas dan Kecerdasan Visual Spasial yang di Teliti oleh Penulis

Jadi, jenjang lembaga pendidikan prasekolah ini dibagi menurut usia anak, dan selain membantu mendorong perkembangan dan pertumbuhan, juga dimaksudkan untuk mempersiapkan anak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ia suka menjelajahi lokasi-lokasi disekitarnya dan memperhatikan letak benda serta mengingat letak benda dengan cepat.

Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 oleh Florentina Melani berjudul “Penerapan Standar Fasilitas Ruang Belajar di Taman Kanak-Kanak”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu data literatur lapangan yang diperoleh akan dibandingkan dengan data literatur dan dicari persamaannya untuk mencapai kesimpulan. Benchmark merupakan hasil gambaran kebutuhan kurikulum, kemudian benchmark tersebut dijadikan acuan untuk membandingkan data.

34 Rita Mariyana dan Ocih Setiasih, “Menata Lingkungan Belajar Terpadu untuk Meningkatkan Potensi Multiple Intelligences Anak,” Jurnal Ilmu Pendidikan. 35 Florentina Melani dan Sriti Mayang Sari, “Implementasi Fasilitas Ruang Belajar di TK Katolik Santa Clara Surabaya,” Jurnal Intra. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan sumber data yaitu primer berupa observasi, wawancara terhadap 60 orang guru.

Sedangkan sumber data sekunder berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kinerja guru dalam pengelolaan kelas, yaitu dalam hal penataan fasilitas, pemanfaatan dinding, penyimpanan dan penempatan alat bermain di dalam dan di luar kelas yang dirancang menyenangkan, serta tepat. pengaturan pencahayaan. Kesamaan beberapa penelitian relevan ini dengan penelitian penulis adalah membahas tentang penataan ruang kelas, tujuan dan manfaatnya, serta membahas tentang kecerdasan majemuk. Bedanya, pada penelitian relevan ini, isi penelitiannya lebih banyak pada perbandingan dengan menggunakan metode kualitatif, seperti penerapan standar fasilitas yang memadai dan tidak memadai.

Sementara itu, dalam penelitiannya penulis membahas apakah terdapat pengaruh penataan ruang kelas terhadap kecerdasan visual spasial anak.

Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai permasalahan penting. Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Penataan Ruang Kelas terhadap Kecerdasan Visual Spasial Anak di PAUD Permata Bunda Kota Bengkulu. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Penataan Ruang Kelas terhadap Kecerdasan Visual Spasial Anak di PAUD Permata Bunda Kota Bengkulu.

Jenis Penelitian

Populasi dan Sampel

Observasi merupakan suatu proses yang terdiri dari berbagai proses biologis dan psikologis 40 Hal ini dilakukan dengan melakukan observasi langsung di tempat penelitian yaitu PAUD Permata Bunda Kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan jika penelitiannya mengenai perilaku manusia, proses kerja, fenomena alam dan jumlah responden yang diamati tidak terlalu banyak. Observasi dibedakan menjadi observasi dengan partisipan (observasi partisipan) dan observasi non partisipan, sehingga observasi dibedakan menjadi observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur.

Dalam observasi ini peneliti menggunakan observasi terstruktur dan melakukan observasi dengan menggunakan instrumen yang teruji validitas dan realitanya atau biasa disebut dengan pedoman wawancara terstruktur dan angket tertutup, untuk anak-anak, namun dilibatkan dengan pengajar ke rumah. Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang didokumentasikan di suatu tempat dalam bentuk arsip atau data tertulis lainnya dan berkaitan dengan tujuan penelitian 41 Dokumentasi yang penulis lampirkan adalah dokumen sekolah, foto kelas dan lembar observasi.

Instrumen Penelitian

3 Anak dapat menyusun kursi 4 Anak dapat membereskan sendiri 5 Anak dapat menyusun tas 6 Anak senang mengikutinya.

Definisi Operasional Variabel

  • Uji Reliabilitas

Setelah diketahui “df” adalah 22 dan kemudian dilihat pada tabel nilai “r”, ternyata “df” adalah 22 pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,432. Setelah dilakukan uji validitas, diketahui ada dua item pertanyaan yang tidak valid dalam perhitungan. Berdasarkan hasil tersebut, maka soal lembar observasi yang dapat dibagikan kepada sampel dalam penelitian ini terdiri dari 8 soal pernyataan.

Dari hasil analisa diatas diperoleh nilai rxy yaitu sebesar 0,221, selanjutnya untuk menentukan validitasnya kita lanjutkan dengan melihat tabel nilai koefisien “r” dengan mencari derajatnya. kebebasan. Setelah diketahui “df”nya adalah 22, maka lihatlah tabel “r” dan ternyata “df”nya adalah 22 pada taraf signifikansi 5%. Jika kemudian kita bandingkan nilai rxy 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yaitu 0,221, ternyata 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih kecil dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sehingga butir 1 dinyatakan tidak valid.

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai 𝑟𝑥𝑦 antara item ganjil (X) dan item genap (Y) adalah sebesar 0,605. Setelah mengetahui nilai “df” yaitu 22, selanjutnya kita melihat nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 22 pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,753. Kemudian dibandingkan nilai 𝑟𝑖 yang lebih besar dari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 5% atau 1%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dapat diandalkan.

Setelah diketahui nilai “df” yaitu 22, selanjutnya dilanjutkan dengan melihat nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 22 pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,432.

Tabel Reliabilitas Kecerdasan Visual Spasial Anak  Tabulasi pengelompokan item genap (Y)
Tabel Reliabilitas Kecerdasan Visual Spasial Anak Tabulasi pengelompokan item genap (Y)

Teknik Analisa Data

Deskripsi Wilayah Penelitian

Kemudian langkah selanjutnya dilembagakan dalam bentuk yayasan pendidikan Persatuan Wanita Dharma STAIN Bengkulu dengan akta notaris No. 82 Tahun 1997 dan mengajukan izin kepada Dinas Pendidikan kota untuk izin operasional yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan nomor: 0223/DS/1998. Selanjutnya lembaga ini terus berbenah dan mengembangkan diri dengan mengirimkan tenaga pengajarnya untuk menjalani pelatihan dan belajar secara mandiri.

Pada tahun 2008 ditambahkan program baru yaitu pelayanan Keluarga Berencana, TPA dan SPS (TPQ Permata Bunda). Pada tahun 2012, lembaga ini mendapat akreditasi A dari BAN PNF dengan nomor 241/BAP-SM/MN/XI/2012. Sehingga saat ini Yayasan Dharma Wanita Persatuan Dharma Wanita IAIN Bengkulu berkembang dengan baik dan telah berganti nama menjadi Yayasan Permata Wanita Dharma Wanita IAIN Bengkulu, serta mempunyai program pelayanan TK, TPA, KB dan SPS. PAUD Permata Bunda terletak di Jl. Kompleks IAIN Telaga Dewa Kelurahan Pagar Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang dikelola oleh Yayasan Dharma Wanita IAIN Bengkulu dengan nomor statistik dan NPSN 10703643.

Hasil Penelitian

  • Hasil lembar observasi tentang penataan ruang kelas
  • Skor rata-rata atau mean (Y) a. Mencari mean dengan rumus
  • Analisis Uji Hipotesis
  • Uji Prasyarat 1. Uji Normalitas

Selanjutnya mencari rata-rata skor yang diperoleh dari hasil penataan ruang kelas dan angket kecerdasan spasial visual. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tingkat penataan ruang kelas di PAUD Permata Bunda di Bengkulu termasuk dalam kategori sedang. Berdasarkan perhitungan di atas, maka tingkat kecerdasan visual spasial anak dapat disajikan lebih detail dalam penyajian sebagai berikut.

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tingkat kecerdasan visual spasial anak di PAUD Permata Bunda dikategorikan. Pada tahap analisis uji hipotesis ini, penulis mengemukakan adanya hubungan antara penataan ruang kelas dengan kecerdasan visual spasial anak usia 4-6 tahun. Oleh karena itu, hipotesis ini dihitung dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment bilangan mentah.

Setelah dilakukan uji korelasi dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh angka korelasi sebesar 0,772, kemudian hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan nilai koefisien korelasi product moment pada tabel dengan N=24, keduanya pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil di atas maka hipotesis diterima bahwa terdapat hubungan antara tata ruang kelas dengan kecerdasan visual spasial anak usia 4 sampai 6 tahun. Jadi semakin menarik desain ruang belajar maka semakin tinggi pula kecerdasan visual spasial anak usia 4-6 tahun.

Uji normalitas merupakan bagian dari uji prasyarat analisis data. Sebelum melakukan analisis, harus diketahui normalitas distribusinya terlebih dahulu.

Tabel 4. 11  Uji Normalitas (X)
Tabel 4. 11 Uji Normalitas (X)

Pembahasan

Jadi dapat diketahui bahwa tingkat penataan ruang kelas di PAUD Permata Bunda Kota Bengkulu berada pada kategori sedang. Sementara itu, kecerdasan visual spasial anak usia 4-6 tahun di PAUD Permata Bunda Kota Bengkulu juga termasuk dalam kategori sedang. Artinya, sebanyak 16 orang (66,56%) dari 24 anak usia 4-6 tahun, tingkat signifikansi 5% cukup menjelaskan bahwa terdapat pengaruh penataan ruang kelas terhadap kecerdasan visual spasial anak. umur 4 tahun adalah. 6 tahun.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di atas, kecerdasan visual spasial anak di PAUD Permata Bunda berada pada kategori sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan visual spasial anak mempunyai korelasi atau keterkaitan dengan penataan kelas PAUD. Semakin baik dan menarik penataan ruang kelas maka kecerdasan visual spasial anak akan semakin berkembang.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini . 1 Anak dapat menata barang di lemarinya masing-masing 2 Anak dapat duduk dengan tertib 3 Anak mengambil barang secara berurutan.

9 Sinar cahaya yang masuk ke dalam kelas tidak mengganggu belajar anak 10 Anak belajar di tempatnya.

No  "r" hitung  "r" tabel dengan TS 5%  Keterangan
No "r" hitung "r" tabel dengan TS 5% Keterangan

Gambar

Tabel 2.1  Indikator Penelitian
Gambar 3.1 Desain Penelitian  X = Penataan Ruang Kelas
Tabel Reliabilitas Kecerdasan Visual Spasial Anak  Tabulasi pengelompokan item genap (Y)
Tabel 4. 11  Uji Normalitas (X)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini berfokus untuk melihat efisiensi kinerja mesin ripple mill pada perusahaan PT X Jambi menggunakan analisa dengan metode overall