• Tidak ada hasil yang ditemukan

Programa Penyuluhan Pertanian Desa Gung Pinto 2023

N/A
N/A
TIETIN INDRIYANTI

Academic year: 2023

Membagikan "Programa Penyuluhan Pertanian Desa Gung Pinto 2023"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN DESA GUNG PINTO

TAHUN 2023

Laporan Praktikum

sebagai bagian dari kelengkapan wajib perkuliahan MK. Penyusunan dan Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian

Semester Genap T.A 2022/2023

OLEH

1. Schyndyo Hasian Wisely Tambun NIM. 200304101

2. Tietin Indriyanti NIM. 200304103

3. Tiya Veronica NIM. 200304104

4. Valentine Grecia Br Tarigan NIM. 200304106

5. Nehry Mayuda Br Tarigan NIM. 200304114

6. Michael Roy Bakti Lubis NIM. 200304170

FAKULTAS PERTANIAN USU PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan laporan praktikum sebagai bagian dari kelengkapan wajib perkuliahan mata kuliah penyusunan dan evaluasi program penyuluhan pertanian dengan baik.

Penulisan programa penyuluhan pertanian ini dibuat dengan maksud untuk merencanakan dan merancang alur proses program penyuluhan pertanian di Desa Gung Pinto, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera utara dengan baik. Kami berharap programa penyuluhan pertanian ini dapat membantu dalam alur perancangan programa penyuluhan pertanian di tahun berikutnya.

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Yusak Mariunata MP selaku dosen penanggung jawab mata kuliah penyusunan dan evaluasi program penyuluhan pertanian, Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma M. Si. Dan Bapak Helova Leonard Panjaitan Sp, Mp selaku dosen pengampu mata kuliah penyusunan dan evaluasi program penyuluhan pertanian yang telah memberikan petunjuk, arahan serta bimbingan kepada kami selama proses pembelajaran dan dalam proses penulisan programa penyuluhan pertanian ini. Selanjutnya juga kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Juli Ester Sembiring selaku penyuluh pertanian di Kecamatan Naman Teran, yang telah bekerja sama memberikan data untuk keperluan penyusunan programa penyuluhan pertanian di Desa Gung Pinto.

Dalam penulisan programa penyuluhan pertanian ini, kami menya dari bahwa masih ada banyak kekurangan dalam hal kesempurnaan baik dalam segi penyusunan, kesesuaian data, bahasa maupun penjelasannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca akan menjadi acuan bagi kami agar dapat menjadi lebih baik lain kedepannya.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Kerangka Pikir ... 2

1.1.1. Undang-Undang No. 16 Tahun 2006... 2

1.1.2. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 47/Permentan/SM.010/9/ 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian. ... 2

1.2. Alur Proses Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian ... 3

1.3. Tujuan... 4

BAB II. KEADAAN UMUM 2.1. Letak Dan Batas Wilayah Desa ... 5

2.2. Kondisi Geografis Dan Iklim ... 5

2.2.1. Iklim... 6

2.3. Luas Lahan Menurut Penggunaannya ... 6

2.4. Demografi ... 7

2.4.1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 7

BAB III. KELEMBAGAAN PETANI 3.1. Kelompok Tani ... 8

3.2. Lembaga Dan Sarana Penunjang ... 8

BAB IV. KEADAAN PERTANIAN 4.1. Potensi Usaha ... 10

4.2. Potensi Produksi dan Produktifitas Tanaman Pangan ... 11

BAB V. TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN 5.1. Tanaman Pangan ... 13

5.2. Tanaman Hortikultura ... 13

5.3. Peternakan ... 14

5.4. Tanaman Perkebunan... 14

(4)

BAB VI. MASALAH

6.1. Faktor Perilaku ... 15

6.1.1. Masalah Perilaku Pelaku Utama... 15

6.1.2. Masalah Perilaku Pelaku Usaha ... 16

6.2. Faktor Non Perilaku ... 16

BAB VII. TUJUAN 7.1. Tujuan... 17

7.2. Tujuan Perilaku ... 17

7.3. Tujuan Non Perilaku ... 18

BAB VIII. PENUTUP 8.1. Kesimpulan ... 19

8.2. Saran ... 19

(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Nama Hal

1. Alur Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian 3

2. Peta Wilayah Desa Gung Pinto 5

(6)

DAFTAR TABEL

No. Nama Hal

1. Batas Wilayah Desa Gung Pinto 5

2. Kondisi Curah Hujan dan Hari Hujan di Wilayah Kegiatan 6

3. Penggunaan Lahan di Desa Gung Pinto 6

4. Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Kelompok Umur 7 5. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian 7

6. Kelompok Tani Desa Gung Pinto 8

7. Data Kelembagaan, Sarana dan Prasarana Penunjang Pertanian di Desa Gung Pinto

8 8. Potensi Tanaman Pangan & Hortikultura Desa Gung Pinto 10

9. Peternakan Desa Gung Pinto 11

10 Tanaman Perkebunan Desa Gung Pinto 11

11. Potensi Produksi Dan Produktifitas Komoditas 11 12. Penerapan Teknologi pada Pertanian Tanaman Pangan Desa

Gung Pinto

13 13. Penerapan Teknologi pada Tanaman Hortikultura Desa

Gung Pinto

13 14. Penerapan Teknologi pada Usaha Peternakan Desa Gung

Pinto

14 15. Penerapan Teknologi pada Tanaman Perkebunan Desa

Gung Pinto

14 16. Matriks Analisis Masalah Perilaku Budidaya di Desa Gung

Pinto

15

(7)

BAB I.

PENDAHULUAN

Sektor pertanian memegang peranan penting karena kontribusinya sangat nyata terh ad ap penyediaan pangan dan sumber pendapatan terutama komoditas strategis yaitu padi, jagung, kedelai, tebu, aneka cabai, bawang merah, daging sapi/kerbau. Sektor pertanian juga menjadi andalan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi perdesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian.

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang efektif dan efisien menuntut adanya suatu perencanaan dan target sasaran yang jelas dan terukur. Perencanaan pelaksanaan penyuluhan yang dituangkan dalam Programa merupakan langkah awal dan sangat menentukan keberhasilan untuk mencapai tujuan peningkatan produksi dan kesejahteraan petani ingin tercapai. Pro grama penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman, sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Kegiatan -kegiatan yang tercantum dalam programa penyuluhan pertanian mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha serta memberikan dukungan terhadap program-program prioritas d in as p ertan ian yang akan menentukan besarnya pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal ini sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 yang menyebutkan bahwa pembiayaan penyelenggaraan penyuluhan di Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa/Kelurahan bersumber dari APBD yang jumlah dan alokasinya disesu aikan dengan kebutuhan penyusunan programa penyuluhan.

Perencanaan pembangunan pertanian dilaksanakan dengan mengacu pada Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pemba ngunan Nasional yang menyebutkan bahwa perencanaan pembangunan terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangu n an Tahunan. Selanjutnya setiap daerah wajib menyusun RPJM Daerah yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah dengan berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional.

Perencanaan pembangunan pertanian didukung dengan APBN dan APBD yang penyusunan dan penetapannya mengacu pada Undang-undang Nomor 17 Tah un 2 00 3 ten tan g Keuangan Negara, sebagai instrumen kebijakan ekonomi anggaran yang berfungsi mewujud kan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian, serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Penyelenggaraan Musrenbang merupakan suatu tahap yang harus dilalui dalam proses pembangunan jangka panjang, jangka menengah dan tahunan, sesuai dengan amanat Un dan g - Undang Nomor 25 Tahun 2004, guna mewujudkan sinergi antara Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dalam rangka pencapaian sasaran

(8)

prioritas pembangunan nasional. Sebelum penyusunan programa Penyuluhan Pertanian, dilakukan Rembugtani Desa atau Mimbar Sarasehan kecamatan, kabupaten/k o ta, p ro vin si d an nasional, guna mengakomodasi aspirasi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha dalam p embangu n an pertanian. Hasil analisis keadaan dan hasil evaluasi Programa Penyuluhan Pertanian tahun sebelumnya digunakan sebagai bahan diskusi dalam pelaksanaan rembugtani atau Mimbar Sarasehan. Hasil kesepakatan Rembugtani Desa atau Mimbar Sarasehan tersebut menjadi usulan indikatif dan kualitatif Programa Penyuluhan Pertanian tahun berikutnya.

Programa penyuluh pertanian adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman serta sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian disusun setiap tahun dengan memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya.

Dengan adanya progarama penyuluhan pertanian secara khusus ditujukan untuk mengarahkan pola, dan kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan dapat lebih terarah dan terpadu. Memuat segala aspek yang dibutuhkan terutama dalam meningkatan kualitas sistem penyuluhan pertanian dewasa ini. Mengingat penyuluhan merupakan bagian d ari u p aya u n tuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memajukan kesejahteraan umum.

1.1. Kerangka Pikir

1.1.1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006

Mengamanatkan bahwa programa penyuluhan pertanian terdiri atas programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan provinsi dan programa penyuluhan nasional. Khusus programa penyuluhan pertanian nasional, provinsi dan kabupaten/kota, dalam Pedoman ini dimaknai sebagai program penyelenggaraan penyuluhan pertanian Pemerintah, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang disusun secara sistematis dengan memperhatikan aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha, serta pemangku kepentingan lainnya. Adapun substansinya meliputi aspek kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, prasarana sarana d an p embiay aan penyuluhan pertanian.

1.1.2. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 47/Permentan /SM.0 10 /9/2 0 16 Tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.

Permentan 47 tahun 2016 menyatakan bahwa programa penyuluhan yang dituju k an p ad a perubahan PKS (pengetahuan, keterampilan dan sikap) petani hanya disusun pada tin gk at Desa dan Kecamatan, sedangkan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat programa penyuluhan lebih dititik-beratkan pada peningkatan SDM penyuluh.

Unsur keadaan pada programa penyuluhan meliputi data dan informasi umum mengen ai potensi usaha, produktivitas usaha, perilaku dan non perilaku pelaku utama d an p elak u u sah a, serta dukungan sistem penyelenggaraan penyuluhan dan lingkungan usaha pertanian . Men u rut Permentan No. 47/2016 tahapan penyusunan terdiri dari Perumusan Keadaan, Penetapan Tujuan,

(9)

Penetapan Masalah, Penetapan Rencana Kegiatan, dan Pengesahan Programa. Permentan No.

47/2016 mengarahkan penetapan tujuan pada programa nasional/provinsi/kabupaten/kota meliputi:

Penguatan Kelembagaan penyuluhan;

Penguatan peran dan fungsi kelebagaan petani;

Peningkatan kompetensi ketenagaan

Pemenuhan prasarana dan sarana serta pembiayaan;

Optimalisasi penyelenggaraan penyuluhan;

Penetapan tujuan pada programa Kecamatan dan desa yang berkaitan:

Perilaku petani dan penerapan inovasi teknologi;

Peran dan fungsi kelembagaan petani dan KEP (Kelembagaan Ekonomi Petani);

Pengoptimalkan pemanfaatan Prasarana dan sarana pendukung;

Optimalisasi penyelenggaraan penyuluhan dan peningkatan efektifitas LAKUSUSI (Latih an Kunjungan dan Supervisi).

Dalam Permentan No. 47/2016 diatur bahwa ruang lingkup masalah pada programa desa/

kelurahan dan kecamatan berkaitan dengan kemampuan pelaku utama dan p elak u u sah a, serta belum optimalnya peran BPP, kelembagaan petani dan KEP

1.2. Alur Proses Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian

Alur Proses Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian diperoleh dari Permen tan No . 47/2016 memberikan panduan bahwa proses hasil analisis keadaan yang dipadukan dengan hasil evaluasi programa tahun sebelumnya digunakan sebagai bahan masukan dalam rembug tani desa atau mimbar sarasehan kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional; evaluasi programa dan mimbar sarasehan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses penyusunan programa penyuluhan; hasil definitif musrenbangtan menjadi bahan dalam penyusunan programa, d en gan alur sebagai berikut:

Gambar 1. Alur Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian

(10)

1.3. Tujuan

1. Menyusun Rencana Kegiatan (Kerja) Tahunan, dengan memuat rencana penyuluh an tah un berikutnya yang berkaitan dengan tingkat penerapan inovasi teknologi yang direkomendasikan, serta rencana kegiatan pendukung yang mempengaruhi keberhasilan usaha tani.

2. Menyusun Usulan indikatif dan kualitatif programa Penyuluhan Pertanian (termasuk dukungan prasarana sarana dan pengaturan) untuk diusulkan sebagai bahan pembahasan dalam Musrenbang Desa dalam bentuk daftar usulan kegiatan dan pembiayaan peny ulu han pertanian.

(11)

BAB II.

KEADAAN UMUM 2.1. Letak dan Batas Wilayah Desa

Desa Gung Pinto Kecamatan Naman Teran berada di kabupaten Karo dengan luas wilayah 8,12 Km2 yang terdiri dari 2 dusun. Jarak dari kantor desa ke kota kecamatan ad alah 5 Km. Jarak dari Ibukota Kabupaten ke kantor desa adalah 25 KmDi lihat dari batas wilayah, d esa Gungpinto berbatasan dengan :

Tabel 1. Batas Wilayah Desa Gung Pinto

Letak Batas Desa/Kelurahan/Kecamatan

a. Sebelah Utara :Hutan Lindung

b. Sebelah Selatan :Desa Naman, Kecamatan Naman Teran c. Sebelah Timur :Desa Ndeskati, Kecamatan Naman Teran d. Sebelah Barat :Desa Kuta Mbelin, Kecamatan Tiga Panah 2.2. Kondisi Geografis dan Iklim

Desa Gung Pinto merupakan salah satu desa dari 14 Desa di wilayah Kecamatan Naman Teran dengan luas wilayah 812 Ha berada pada ketinggian 1300- 1400 dpl, dengan suhu 20 – 2 7 0C. Gung Pinto memiliki jenis tanah Andosol. Desa Gung Pinto terdiri dari dua dusun. Wilay ah desa Gung Pinto sebelah utara berbatasan dengan hutan lindung, di sebelah selatan b erb atasan dengan Desa Naman, disebelah timur berbatasan dengan Desa Ndeskati, di sebelah barat berbatasan dengan Desa Kuta Mbelin. Peta wilayah Desa Gung Pinto dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 2. Peta Wilayah Desa Gung Pinto

(12)

2.2.1. Iklim

Pergantian musim di Desa Gung Pinto jika berada dalam kondisi normal memiliki tingkat pergantian antara bulan September s/d Maret merupakan musim hujan dan bulan April s/d Agustus merupakan musim kemarau. Tingkat curah hujan 2 bulan basah, 7 bulan lemb ab d an 3 bulan kering, dengan rata-rata hari hujan 9.91 hari.

Tabel 2. Kondisi Curah Hujan dan Hari Hujan di Wilayah Kegiatan

Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari)

Januari 163 10

Februari 145 8

Maret 134 6

April 143 11

Mei 118 8

Jun 17 3

Juli 137 15

Agustus 63 4

September 99 6

Oktober 321 22

November 140 9

Desember 288 17

Jumlah 1768 119

Rata-rata 147.33 9.91

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo

2.3. Luas Lahan Desa Menurut Penggunaannya

Luas Desa Gung Pinto adalah 8,12 km persegi. Rincian penggunaan lahan Desa Gung Pinto dapat dilihat pada table 3 sebagai berikut :

Tabel 3. Penggunaan Lahan di Desa Gung Pinto

No Penggunaan Lahan Kering Luas Lahan (Ha)

1. Ladang 242

2. Kebun -

3. Tanaman Perkebunan 16

4. Pengembalaan lahan 6

5. Hutan Rakyat 78

6. Sementara Tidak Diusahai 4

7. Lain-lain 166

(13)

Sumber: Kecamatan Naman Teran Dalam Angka 2022 2.4. Demografi

Jumlah penduduk Desa Gung Pinto adalah sebesar 674 jiwa dengan kepadatan rata rata 308,50 jiwa/kilometer persegi, yang terdiri atas 330 jiwa laki laki dan 344 jiwa perempuan.

Adapun jumlah kepala keluarga (KK) Desa Gung Pinto adalah 168 KK. Dengan rasio jenis kelamin 0,96.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Kelompok Umur

No Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Keterangan

1. 0-24 6.358

2. 25-60 6.450

3. >60 1.258

Sumber: Kecamatan Naman Teran Dalam Angka 2022 2.4.1 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Jumlah penduduk Desa Gung Pinto adalah sebesar 650 jiwa. Jumlah pendud uk menu rut mata pencaharian disajikan pada table 5. Tabel memperlihatkan bahwa mata pencaharian penduduk desa umumnya adalah sebagai petani.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase%

1. Pertanian 382

2. Karyawan BUMN -

3. Karyawan Swasta -

4. Pegawai Negeri Sipil (PNS)/ABRI 3

5. Jasa/Perdagangan -

6. Sektor industry Rumah tangga 1

7. Lainnya -

Jumlah 386 Sumber: Kecamatan Naman Teran Dalam Angka 2022

(14)

BAB III.

KELEMBAGAAN PETANI

Kelembagaan didesa Gung pinto dapat dikelompokkan atas 3 kategori yaitu kelompok tani, kelembagaan desa dan sarana penunjang pertanian. Jumlah kelembagaan petani dan kelompok tani yang ada di Desa Gung pinto dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

3.1. Kelompok Tani

Tabel 6. Kelompok Tani Desa Gung Pinto

No Nama

Kelompok

Pengurus Kelompok Tahun Berdiri

Jumlah anggota Ketua Sekretaris Bendehara

1 Juma Pasar Malim Tarigan 2007 30

2 Juma Pintu Mbue Malem Sinulingga

2007 35

3 Juma Lau Mulgap

Aditiawan Tarigan 2018 33

4 Juma Kenjahe Jhonebra Sembiring 2018 33

5 Juma Deleng Macik

Dem Br Tarigan 2007 34

Sumber: PPL WKPP Kutambelin 3.2. Lembaga Dan Sarana Penunjang

Tabel 7. Data Kelembagaan, Sarana dan Prasarana Penunjang Pertanian di Desa Gung Pinto

No Lembaga dan sarana penunjang Jumlah (unit)

1

Fasilitas kelembagaan 1. BRI cabang dan unit 2. BNI 46-Bank Sumut 3. Bank perkreditan rakyat 4. Usaha dagang saprodi (UD) 5. Rumah potong hewan 6. Pasar pertanian

- - - 2 - - 2

Kilang padi (RMU) 1. Kilang padi besar 2. Kilang padi sedang 3. Kilang padi kecil

- - -

(15)

4. Kilang padi berjalan - Sumber: PPL WKPP Kutambelin

(16)

BAB IV.

KEADAAN PERTANIAN 4.1. Potensi Usaha

Potensi lahan yang dominan di Desa Gungpinto Kabupaten Karo adalah pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekitar rumah tinggal dan jelas batas - batasnya, karena letaknya di sekitar rumah, maka pekarangan merupakan lahan yang mudah diusahakan oleh seluruh anggota keluarga dengan memanfaatkan waktu luang yang tersedia.

Komoditi yang diusahakan di pekarangan :

1. Tanaman pangan: umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan,

2. Tanaman bernilai ekonomi tinggi: buah, sayuran, hias (bunga potong, tanaman pot, tanaman taman, anggrek)

3. Ternak: ternak unggas hias, ternak petelur, ternak pedaging 4. Ikan: ikan hias, ikan produksi daging, pembenihan dll.

Tabel 8. Potensi Tanaman Pangan & Hortikultura Desa Gung Pinto

Potensi Lahan Luas (Ha) Potensi Tanaman Pangan

Komoditi Keterangan

Pekarangan 5348 ha

1. Padi 2. Jagung

Pemanfaatan Perladangan

Potensi Tanaman Hortikultura

Komoditi Keterangan

1. Buncis 2. Cabe 3. Kol Bunga 4. Kentang 5. Kubis 6. Sawi 7. Tomat

Pemanfaatan Perladangan

Potensi usaha yang ada di Desa Gungpinto terdapat potensi tanaman pangan yang dimana potensi tanaman pangan terdapat dua komoditas tanaman yang ditanam yaitu Pad i d an jagu n g.

(17)

Potensi Tanaman Holtikultura terdapat 7 tanaman yang ditanam, yaitu : Buncis, Cabe, Kol Bunga, Kentang, Kubis, Sawi, dan Tomat jadi luas lahan yang ditanami Pangan dan Holtikultura terdapat 5348 ha.

Tabel 9. Peternakan Desa Gung Pinto

No. Jenis ternak Populasi (ekor) Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

Sapi Kerbau Kambing Ayam Itik

31 18 207 8160

170

Sumber : UPTD Peternakan & Perikanan Kec. Naman Teran

Dalam sektor peternakan di Desa Gungpinto terdapat 5 jenis hewan ternak yang dipelihara, yaitu sapi, kerbau, kambing, ayam dan itik. Dimana jumlah ternak sap i terd ap at 3 1 ekor yang dipelihara, kerbau terdapat 18 ekor, Kambing terdapat 207 ekor, Ayam terdapat 8 1 60 dan Itik terdapat 170 ekor.

Tabel 10. Tanaman Perkebunan Desa Gung Pinto

Komoditas Perkebunan

Lahan Produksi (ton) Komoditi Keterangan

Perkebunan 3.5 Kopi Milik pribadi

Perkebunan 3.57 Alpukat Milik pribadi

Perkebunan 2.73 Jeruk Milik pribadi

Perkebunan 1.2 Pisang Milik pribadi

Potensi yang ada pada jenis tanaman perkebunan di Desa Gungpinto hanya terdapat empat komoditi perkebunan yang ditanam, yaitu kopi, alpukat, jeruk dan pisang. Dimana jumlah produksi dari kopi sebanyak 3.5 ton, alpukat terdapat sebanyak 3.57 Ton, Jeru k 2 .7 3 To n , d an Pisang 1,2 Ton yang dihasilkan dari kebun milik pribadi.

4.2. Potensi Produksi dan Produktifitas Tanaman Pangan

Adapun potensi tanaman pangan di Desa Gung Pinto dengan pemanfaatan pekarangannya adalah seperti dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini:

Tabel 11. Potensi Produksi Dan Produktifitas Komoditas

(18)

Tanaman Pangan

No Komoditas Luas (Ha) Produksi (Kw/Ha) Produktifitas (Kw/Ton) 1.

2.

Padi

Jagung 126

45

4,71 120

594 311

Tanaman Hortikultura

No Komoditas Luas (Ha) Produksi (Kw/Ha) Produktifitas (Kw/Ton) 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Cabai Buncis Kol Bunga Kentang Kubis Sawi Tomat

1035 228 542 1202 1034 783 524

3,62 23,06 20,00 20,00 40,00 15,00 25,06

3744 5257 10840 24040 41360 11745 13131

(19)

BAB V.

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN 5.1. Tanaman Pangan

Tingkat penerapan teknologi pada pertanian tanaman pangan di desa Gung Pin to su d ah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada komoditas padi, tingkat penerapan tek n olo gi pada bibit unggul sebesar 50%, tinggal pengolahan tanah 55%, pemupuk an 4 5 %, p en an ganan hama terpadu 45% dan panen/pascapanen 55%. Selanjutnya pada komoditas jagung, tingkat penerapan teknologi pada bibit unggul 40%, pengolahan tanah 40%, pemupukan 35%, penanganan hama terpadu 35% dan panen/pascapanen 45%.

Tabel 12. Penerapan Teknologi pada Pertanian Tanaman Pangan Desa Gung Pinto

No Komoditi Bibit unggul (%)

Pengolahan tanah (%)

Pemupukan

(%) PHT (%) Panen/pasca panen (%) 1.

2.

Padi Jagung

50 40

55 40

45 35

45 35

55 45 5.2. Tanaman Hortikultura

Tingkat penerapan teknologi pada tanaman hortikultura di Desa Gung Pinto sudah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, dengan tingkat penerapan teknologi pada bibit unggul dikisaran 30%-40%, pada pengolahan tanah dikisaran 30%-45%, pemupukan 30%-4 5% , penanganan hama terpadu 30%-40% dan panen/pascapanen 40%-50%.

Tabel 13. Penerapan Teknologi pada Tanaman Hortikultura Desa Gung Pinto

No Komoditi Bibit

unggul (%)

Pengolahan tanah (%)

Pemupukan

(%) PHT (%) Panen/pasca panen (%) 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Cabai Buncis Kol Bunga

Kentang Kubis

Sawi Tomat

35 35 30 35 40 35 30

45 35 40 40 30 30 35

35 30 40 45 30 40 35

40 35 35 35 35 30 30

45 40 40 50 45 45 40

(20)

5.3. Peternakan

Tingkat penerapan teknologi pada hewan ternak di Desa Gung Pinto berada dalam kisaran 30%-40% untuk penggunaan bibit, 30%-45% untuk kandang, 35%-40% untuk

pengendalian hama dan penyakit, 40%-50% untuk pemberian pakan, 30%-40% untuk pemberian pakan tambahan, 35%-45% untuk reproduksi, 35%-55% untuk manajemen usahatani dan 35%- 55% untuk panen dan pasca panen.

Tabel 14. Penerapan Teknologi pada Usaha Peternakan Desa Gung Pinto

No Unsur Teknologi Tingkat Penerepan (%)

Sapi Kambing Kerbau Ayam Itik

1 Penggunaan Bibit Yang Baik

35 35 30 40 30

2 Kandang 45 40 30 45 35

3 Pengendalian Hama dan Penyakit

40 40 35 35 35

4 Pemberian Pakan 50 45 40 45 40

5 Pemberian Pakan Tambahan

40 40 30 35 30

6 Reproduksi 40 35 35 45 45

7 Manajemen Usahatani 55 45 35 45 35

8 Panen dan Pasca Panen 50 55 35 40 35

5.4. Tanaman Perkebunan

Tingkat penerapan teknologi pada komoditas tanaman perkebunan di Desa Gu n g Pin to dalam kisaran 30%-40% pada bibit unggul, 35%-40% pada pengolahan tan ah , 3 0% -40 % p ad a pemupukan, 30%-40% pada penanganan hama terpadu dan 40%-45% pada panen/pascapanen.

Tabel 15. Penerapan Teknologi pada Tanaman Perkebunan Desa Gung Pinto

No Komoditi Bibit

unggul (%)

Pengolahan tanah (%)

Pemupukan

(%) PHT (%) Panen/pasca panen (%) 1.

2.

3.

4.

Kopi Alpukat

Jeruk Pisang

40 30 35 35

40 35 35 35

40 35 40 30

35 40 30 35

45 40 45 45

(21)

BAB.VI.

MASALAH

Berdasarkan evaluasi terhadap kinerja usaha tani dan peneraan teknologi d i tah u n 2 0 22 dan kajian keadaan usaha tani yang menyangkut aspek prilaku dan nonprilaku, maka masalah - masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan kegiatan penyuluhan tahun 2023 adalah permasalahan lemahnya prilaku usahatani yaitu perlakuan yang bersifat teknis, biologis, maupun mekanis sehingga dapat memberikan hasil atau nilai tambah produksi.

6.1. Faktor Perilaku

6.1.1. Masalah Perilaku Pelaku Utama

Faktor Ini berkaitan dengan tingkat adopsi pelaku utama dan pelaku usaha terhadap penerapan suatu inovasi teknologi baru (misalnya belum yakin, belum mau dan belu m teramp il dalam menerapkan inovasi/teknologi yang direkomendasikan dalam usaha tani ).

Tabel 16. Matriks Analisis Masalah Perilaku Budidaya di Desa Gung Pinto No Jenis

Tanaman

Aspek Penerapan Anjuran Teknologi

Usaha

Uraian Pelaksanaan Penerapan Anjuran Teknologi Usaha

1. Tanaman Pangan

Penggunaan benih unggul

1. Petani belum menggunakan benih unggul padi bersertifikat sebesar 45 %

Pemupukan 2. Petani belum melakukan pemupukan berimbang padi gogo sesuai anjuran sebesar 45 %.

Pengendalian OPT 3. Petani belum mengetahui cara pengendalian OPT padi gogo sebesar 50 % Panen dan pasca panen 4. Petani belum menerapkan pengolahan

panen dan pasca panen padi gogo dengan cara tepat dan efisien sebesar 45 %

2 Tanaman Hortikultura

Benih unggul 1. Petani belum menggunakan benih unggul padi bersertifikat sebesar 45 %

Pemupukan 2. Petani belum melakukan pemupukan berimbang padi gogo sesuai anjuran sebesar 45 %.

Pengendalian OPT 3. Petani belum mengetahui cara

pengendalian OPT padi gogo sebesar 50 %

(22)

Panen dan pasca panen 4. Petani belum menerapkan pengolahan panen dan pasca panen padi gogo dengan cara tepat dan efisien sebesar 45 % 3 Tanaman

Perkebunan

Bibit unggul 1. Petani belum menggunakan bibit unggul Kopi bersertifikat sebesar 45 %

Pemupukan 2. Petani belum melakukan pemupukan berimbang Kopi sesuai anjuran sebesar 45

%.

Pengendalian OPT 3. Petani belum mengetahui cara

pengendalian OPT Kopi sebesar 50 % Panen dan Pasca panen 4. Petani belum menerapkan pengolahan

panen dan pasca panen Kopi dengan cara tepat dan efisien sebesar 45 %

6.1.2. Masalah Perilaku Pelaku Usaha

1. Petani belum dapat mengakses permodalan ke pihak perbankan agar dapat memperoleh pinjaman yang murah dalam pembiayaan usaha taninya.

2. Petani masih melakukan pengendalian OPT yang berlebihan dalam pengendalian di lahan usaha tani.

3. Petani masih kurang dapat mengakses pihak terkait dalam hal pemasaran hasil panen usaha taninya.

6.2. Faktor Non Perilaku

Faktor yang bersifat non prilaku adalah fektor yang berkaitan dengan k etersed iaan d an kondisisarana prasarana pendukung pelaku usaha dan pelaku utama,muisalnya ketersediaan pupuk,benih/bibit dan modal usaha .Beberapa aspek yang menjadi masalah yang berkaitan dengan non prilaku adalah ;

1. Masalah Non Perilaku Pelaku Utama

1) Mahalnya harga bibit unggul tanaman kentang.

2) Mahalnya Harga pupuk Non Subsidi

3) Petani kekurangan modal dalam mengelola usaha tani.

2. Masalah Non Perilaku Pelaku Usaha

1) Sumber daya masyarakat masih kurang 2) Belum bisa mengases kemajuan teknologi.

(23)

BAB VII.

TUJUAN 7.1. Tujuan

Dengan adanya penyuluhan pertanian sebagai pembangunan pertanian merupak an salah satu upaya pemberdayaan petani dan pelaku usaha pertanian lainnya untuk meningkatkan produktivitas pendapatan dan kesejahteraan para petani. Kegiatan yang ak an d ilak u kan d ap at menolong dan mengorganisasikan dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan d an sumber daya lainnya sebagai upaya meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraan dengan memanfaatkan potensi sumber daya manusia maupun su mb er d ay a alam yang dioptimalkan.

Secara umum tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan produktivitas:

- Padi Gogo dari 3,5 ton/Ha menjadi 4,5 ton/Ha.

- Kubis dari 30 ton/Ha menjadi 36 ton/Ha - Cabai dari 9,6 ton/Ha menjadi 12 ton/Ha - Kentang dari 19 ton/ Ha menjadi 25 ton/ Ha - Kopi dari 3,5 ton/Ha menjadi 5 ton/Ha 7.2. Tujuan Perilaku

1. Tujuan Perilaku Pelaku Utama a. Tanaman Pangan

- Petani menggunakan benih unggul padi bersertifikat

- Petani melakukan pemupukan berimbang padi gogo dan padi sawah sesuai anjuran

- Petani mengetahui cara pengendalian OPT padi gogo b. Tanaman Hortikultura

- Petani menggunakan benih unggul kentang bersertifikat

- Petani melakukan pemupukan berimbang pada tanaman sesuai anjuran - Petani mengetahui cara pengendalian OPT tanaman

- Petani melakukan rotasi tanam c. Tanaman Perkebunan

- Petani dapat melakukan peremajaan tanaman kopi dan juga menggunakan p o ho n naungan.

- Petani melakukan pemangkasan tanaman kopi d. Peternakan

- Peternak dapat membuat kandang ternak sesuai persyaratan yang dianjurkan d ari Dinas terkait.

(24)

7.3. Tujuan Non Perilaku

1. Tujuan Non Perilaku Pelaku Utama

- Dinas PU melakukan rehabilitasi jaringan jalan usaha tani sepanjang 2 km agar distribusi hasil usaha tani dapat lebih lancar.

- Pihak perbankan agar lebih mudah diakses oleh petani dalam hal permodalan dalam usaha taninya.

2. Tujuan Non Perilaku Usaha

- Menghubungkan petani dengan pihak terkait dalam hal promosi hasil u sah a tan i dalam pemasarannya.

- Mengadakan kegiatan sosialisasi dalam hal teknologi usaha tani yang lebih efektif dan efisien dalam hal mengurangi biaya onfarm usaha tani petani.

- Menumbuhkembangkan kemampuan petani dalam pengolahan hasil panen dan pasca panen usaha tani agar dapat menambah kesejahteraan petani dan keluarganya.

(25)

BAB VIII.

PENUTUP 8.1. Kesimpulan

1. Kegiatan penyuluhan di Desa Gung Pinto dilakukan dengan merencanakan kegiatan untuk merubah perilaku dan non prilaku berdasarkan masalah yang dialami petani di Desa Gung Pinto.

2. Dalam melaksanakan kegiatan programa penyuluhan di Desa Gung Pin to p erlu ad an ya dukungan dari berbagai pihak dan memanfaatkan semua potensi wilayah y an g ad a b aik SDM, SDA, kelembagaan, sarana dan prasarana dan lain -lain yang semuanya terfokus kepada kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha sehingga tujuan penyuluhan dapat tercapai.

8.2. Saran

Programa penyuluhan dan rencana kerja penyuluhan pertanian dibuat penuh harapan agar dapat terlaksana dengan baik sehingga sasaran dan tujuan dapat di capai, sehingga programa penyuluhan yang dilakukan dapat bermanfaat dan berhasil guna untuk k esejahteraan masyarakat di Desa Gung Pinto.

Referensi

Dokumen terkait

Kendala Pelakasanaan Penyuluhan Pertanian di Desa Gemaharjo (Studi Kasus di Desa Gemaharjo Kecamatan Tegalombo Kabupaten

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) juga mengamanatkan.. 9 bahwa programa penyuluhan pertanian terdiri

Jadi dengan adanya target yang ingin kita capai yang termuat dalam programa penyuluhan pertanian akan membuat penyuluhan yang kita lakukan kepada petani menjadi

Hasil pengkajian diketahui bahwa penyusunan programa penyuluhan pertanian tingkat kecamatan, ketersediaan sarana informasi di BPP, pengembangan kelembagaan petani di

Pendanaan yang berkaitan dengan kegiatan penyusunan programa Penyuluhan Pertanian dapat bersumber dari APBN, APBD Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota dan sumber-sumber lain

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, BP3K merupakan kelembagaan penyuluhan pemerintah di tingkat

Kebijakan lain yang ada pada Dinas Perkebunan adalah programa penyuluhan pertanian tidak dibuat oleh koordinator penyuluh melainkan dibuat oleh masing-masing penyuluh sesuai

pemanfaatan kelembagaan pondok pesantren sebagai mitra di tingkat Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) kegiatan penyuluhan pertanian sangat dimungkinkan dengan