• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROJECT AKHIR1-2

N/A
N/A
Ary Kusnaidy

Academic year: 2025

Membagikan "PROJECT AKHIR1-2"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN 1

Merangkai Rangkaian Sederhana PadaTainer Hidrolik Serta Menentukan Keperluan Komponen Project Sistem Sortir Barang

Menggunakan SensorPhotoelektrik

Dosen Pengampu :

Angga Wahyu Aditya S.ST.,M.T

Disusun Oleh:

1. ARI KUSNAIDI (932023028) 2. AGUS DEDI IRAWAN (932023029) 3. HIQMAL SALGI (932023030)

4. ANDRIANSYAH HERLAMBANG K.A (932023034) 5. ANJAR AGUS PRASETYO (932023040)

6. MUHAMMAD RISKI DWI K.(932023042)

Elektronika Industri

JURUSAN REKAYASA ELEKTRO PRODI TEKNIK ELEKTRONIKA

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

TAHUN 2025

(2)

Daftar Is

(3)

Tujuan

1. Tujuan Pembuatan Project

1.1 Memahami prinsip kerja dan pengoperasian sistem hidrolik secara praktis melalui simulasi FluidSIM dan pemrograman CX Programmer.

1.2 Menerapkan logika kontrol otomatis untuk menggerakkan silinder hidrolik sesuai input tombol (S1 dan S2) menggunakan 4/3 way solenoid valve.

1.3 Mengintegrasikan simulasi dan pemrograman PLC untuk mengontrol aktuator hidrolik secara tepat dan efisien.

1.4 Melatih kemampuan troubleshooting dan perawatan sistem hidrolik berbasis kontrol otomatis.

1.5 Meningkatkan kesadaran keselamatan dan efisiensi dalam pengoperasian system hidrolik.

(4)

BAB 1 Dasar Teori

a. Kebutuhan Komponen Rangkaian 1. PTE – 090 Hydraulic Power Pack

PTE – 090 – 02 Hydraulic Power Pack adalah unit tenaga hidrolik yang dirancang untuk menyediakan tekanan dan aliran fluida hidrolik guna menggerakkan sistem atau peralatan berbasis hidrolik. Berdasarkan gambar yang kamu unggah, unit ini terdiri dari:

• Motor listrik (berwarna biru) yang menggerakkan pompa hidrolik.

• Pompa hidrolik yang menghasilkan tekanan fluida.

• Tangki fluida untuk menyimpan oli hidrolik.

• Gauge tekanan untuk memantau tekanan sistem.

• Pipa dan selang hidrolik untuk menyalurkan fluida ke aktuator atau sistem lainnya.

• Berfungsi sebagai sumber daya hidrolik Deskripsi Fungsi

1. Indikator tekanan 2. Pompa hidrolik.

3. Knob Pengatur tekanan.

4. Katup pengatur tekanan (Pressure relief.

5. Lubang untuk mengisi oli.

6. Pengukur temperatur oli.

7. Lubang untuk menguras oli dari tangki.

8. Kabael sumber daya 3 fasa untuk motor.

9. Tangki dengan kapasitas 4uiter.

10. Quick couping (male) untuk masukan oli dari sistem.

11. Quick coupling (male) keluaran oli dari sumber daya hidrolik.

12. Motor 3 fasa.

2. PTE – 090 – 03 Double Aacting Hydraulic Cylinder

PTE – 090 – 03 Double Acting Hydraulic Cylinder adalah silinder hidrolik tipe double acting yang dirancang untuk menghasilkan gaya dorong dan tarik

(5)

menggunakan tekanan fluida dari dua sisi piston. Ini artinya, fluida hidrolik masuk secara bergantian ke dua sisi piston untuk menggerakkan batang silinder maju dan mundur dengan kontrol yang presisi.

Deskripsi Fungsi

1. masukan/keluaran aliran oli\ Piston rod.

2. masukan/keluaran aliran oli.

3. PTE – 090 – 06 4 / 2 Manual Shuttle Valve

PTE – 090 – 06 4/2 Manual Shuttle Valve adalah katup hidrolik manual tipe 4/2 yang berfungsi untuk mengalihkan aliran fluida antara dua jalur input menuju satu jalur output, tergantung pada posisi tuas atau aktuator manualnya.

Deskripsi Fungsi:

Untuk mengatur arah aliran oli

1. Quick Coupling (male) untuk masukan aliran tekanan oli. 5 2. Quick coupling (male) masukan/keluaran B.

3. Quick coupling (male) untuk keluaran aliran oli.

4. Tuas untuk mengubah arah aliran oli.

5. Quick Coupling (male) masukan/keluaran A.

4. PTE - 090 – 19 Hydraulic Distributor

PTE – 090 – 19 Hydraulic Distributor adalah komponen pengatur aliran fluida hidrolik yang berfungsi sebagai pusat distribusi tekanan ke berbagai aktuator atau bagian sistem hidrolik lainnya. Dalam sistem ini, distributor bertugas

(6)

mengarahkan aliran oli dari pompa ke silinder, motor, atau katup lainnya sesuai kebutuhan operasi.

Deskripsi fungsi

Digunakan untuk membagi aliran oli saluran P dan T.

1. 4 buah Quick coupling (male) konektor masukan/keluaran oli saluran P.

2. 4 buah Quick coupling (male) konektor masukan/keluaran oli saluran T.

5. PTE – 090 – 11 Speed Regulator Valve

PTE – 090 – 11 Speed Regulator Valve adalah katup pengatur kecepatan dalam sistem hidrolik yang berfungsi untuk mengontrol laju aliran fluida, sehingga kecepatan aktuator seperti silinder atau motor hidrolik dapat diatur secara presisi.

Deskripsi fungsi

Untuk mengatur kecepatan aliran oli.

1. Quick coupling masukan/keluaran A. (male)

2. Knob untuk mengatur kecepatan aliran oli. 3. Quick Coupling masukan/keluaran B.

6. PTE – 090 – 20 Pressure Gauge

PTE – 090 – 20 Pressure Gauge adalah alat pengukur tekanan fluida dalam sistem hidrolik, yang dirancang untuk memberikan pembacaan akurat terhadap tekanan internal dalam pipa, silinder, atau komponen lainnya. Alat ini sangat

(7)

penting untuk memastikan sistem bekerja dalam batas tekanan yang aman dan efisien.

Deskripsi fungsi

1. Memantau tekanan sistem secara real-time.

7. Hose

Dalam konteks sistem hidrolik atau pneumatik, hose (atau selang) adalah komponen fleksibel yang digunakan untuk menyalurkan fluida—baik itu cairan seperti oli hidrolik maupun gas seperti udara bertekanan—dari satu titik ke titik lain dalam sistem.

Deskripsi fungsi:

1. Menyalurkan fluida dari pompa ke aktuator (misalnya silinder atau motor).

2. Menyerap getaran dan pergerakan antar komponen.

3. Memungkinkan fleksibilitas dalam desain sistem yang tidak bisa dicapai dengan pipa kaku.

8. Kabel Jumper

9. Push Button PTE – 090- 31 8. PTE – 4 / 3 Way Selenoid Valve (Y)

(8)

4/3 way solenoid valve adalah katup solenoid yang memiliki empat port (saluran) dan tiga posisi kerja. Katup ini digunakan untuk mengatur arah aliran fluida (biasanya oli hidrolik) dalam sistem hidrolik sehingga dapat menggerakkan aktuator (seperti silinder) maju, mundur, atau berhenti di posisi tengah.

Komponen dan Fungsi Utama:

Empat port biasanya terdiri dari: dua port untuk aliran ke aktuator (silinder), satu port inlet (masuknya fluida bertekanan), dan satu port outlet (pembuangan atau return).

• Tiga posisi yang dapat dipilih dengan menggerakkan spool katup, yaitu:

• Posisi tengah (biasanya posisi netral, di mana aliran fluida terblokir atau dialirkan kembali ke tangki)

• Posisi untuk menggerakkan silinder maju (A+)

• Posisi untuk menggerakkan silinder mundur (A-)

9. CX Programmer

CX-Programmer adalah perangkat lunak buatan Omron yang digunakan untuk memprogram dan mengkonfigurasi PLC Omron. Software ini menggunakan ladder diagram sebagai bahasa utama pemrograman, yang mudah dipahami karena menyerupai rangkaian logika listrik. CX-Programmer memungkinkan pengguna membuat, mengedit, dan mensimulasikan program secara offline maupun online, serta memantau kondisi input dan output PLC secara real-time. Fitur utamanya meliputi:

Pemrograman berbasis ladder diagram.

Simulasi dan pemantauan sistem secara langsung.

Addressing input/output dengan kode tertentu (misalnya X0, Y0).

Tools untuk debugging dan troubleshooting.

CX-Programmer banyak digunakan dalam sistem otomasi industri untuk mengontrol berbagai perangkat seperti motor, sensor, dan aktuator. Dalam

(9)

praktikum, software ini digunakan untuk membuat program sederhana seperti menyalakan LED dengan switch sebagai dasar memahami logika kontrol PLC.

10. New Open Contact

Simbol New Contact pada CX-Programmer digunakan untuk merepresentasikan kontak input dalam pemrograman ladder diagram. Simbol ini menggambarkan kondisi logika dari suatu input, seperti tombol (push button), saklar, atau sensor.

Kontak ini dapat berupa kontak normal terbuka (Normally Open/NO) atau normal tertutup (Normally Closed/NC), tergantung fungsi yang diinginkan. Dalam ladder diagram, New Contact (NO) akan “aktif” (terhubung) ketika kondisi input bernilai true (ON), dan akan meneruskan arus logika ke elemen berikutnya. Simbol ini digunakan untuk memulai suatu logika kontrol, misalnya untuk menyalakan LED ketika tombol ditekan. Fungsi dan fitur simbol New Contact:

Menyatakan kondisi masukan (X0, X1, dsb.).

Digunakan dalam logika AND, OR, dan kontrol lainnya.

Dapat dihubungkan dengan output seperti coil (Y0) untuk menghasilkan aksi tertentu.

Dalam praktikum, simbol New Contact digunakan untuk membaca status switch dan menjalankan logika kontrol sederhana seperti menyalakan LED melalui program yang dibuat di CX-Programmer.

11. New Coil

Simbol New Coil pada CX-Programmer digunakan untuk merepresentasikan output atau aktuator dalam ladder diagram. Coil adalah komponen akhir dalam suatu rung (baris logika), yang akan aktif (ON) jika seluruh kondisi logika sebelumnya terpenuhi. Output ini biasanya digunakan untuk mengontrol perangkat seperti lampu (LED), motor, buzzer, atau relay.

Dalam ladder diagram, coil digambarkan sebagai simbol lingkaran dengan alamat tertentu, misalnya Y0, Y1, atau M0 (untuk output fisik maupun internal memory).

Ketika kondisi input terpenuhi (misalnya tombol ditekan), dan logika yang tersusun benar, maka coil akan aktif dan memberikan sinyal ke perangkat output.

Fungsi dan fitur simbol New Coil:

Merepresentasikan output PLC.

Diaktifkan bila kondisi logika sebelumnya bernilai true.

Dapat digunakan untuk output fisik (Y) atau internal relay/memory (M).

Dalam praktikum, simbol New Coil digunakan untuk menyalakan LED sebagai output, yang dipicu oleh status input dari switch melalui simbol New Contact.

(10)

12. Komponen Dasar Ledder Diagram 1.1.1 Simbol Komponen Normally Open

Dalam pemrograman PLC menggunakan CX-Programmer (khususnya untuk PLC Omron), normally open (NO) adalah jenis kontak yang pada kondisi normal (tanpa sinyal/arus masuk) berada dalam keadaan terbuka, sehingga tidak mengalirkan arus ke output. Kontak NO akan menutup (menghubungkan arus) hanya jika input yang dikaitkan dengannya aktif atau bernilai logika 1 (TRUE/High).

1.1.2 Simbol Komponen Normally Open

Dalam pemrograman PLC menggunakan CX-Programmer (Omron), coil adalah komponen pada ladder diagram yang berfungsi sebagai output atau aktuator logika. Simbol coil pada ladder diagram biasanya berbentuk lingkaran dan ditempatkan di sisi paling kanan dari rung (jalur) ladder. Coil merepresentasikan kondisi ON/OFF dari suatu output, baik itu output fisik (seperti relay, lampu, motor) maupun memori internal (seperti bit memori M, H, atau W)

1.1.3 Simbol Komponen New PLC Intruction (Timmer)

Gambar 1.6.1 gerbang new normally open

Gambar 1.6.2 gerbang new normally coil

(11)

Timer adalah instruksi pada PLC Omron yang berfungsi untuk memberikan penundaan waktu dalam program ladder. Timer ini digunakan untuk mengatur waktu delay ON atau OFF pada suatu output atau proses kontrol. Pada CX- Programmer, timer diimplementasikan dengan instruksi khusus seperti TIM, TIMH, TIMHX, dan lain-lain, yang masing-masing memiliki karakteristik dan resolusi waktu berbeda.

1.1.4 Simbol Counter Cx Programmer

Counter pada CX Programmer adalah instruksi yang digunakan dalam pemrograman PLC Omron untuk menghitung jumlah kejadian input tertentu.

Fungsinya mirip penghitung yang akan menambah nilai setiap kali input trigger (misalnya tombol tekan atau sensor) aktif.

Fungsi Utama Counter:

• Menghitung berapa kali suatu kondisi atau sinyal input terjadi.

• Mengaktifkan output ketika hitungan mencapai nilai yang telah ditentukan.

• Dapat digunakan untuk aplikasi seperti menghitung jumlah tekan tombol, jumlah produk lewat sensor, atau pengendalian proses berulang.

Gambar 1.6.2 gerbang new plc intruction (Timmer)

(12)

1.1.5 Gambar kerja

1.1.5 Gambar rangkaian Ledder PLC

1.1.6 Analisa Rangkaian pneumatik & Listrik

Silinder kerja ganda di kiri atas → aktuator utama sistem.

Katup solenoid ganda (Y1 dan Y2) → mengatur arah gerakan silinder.

(13)

Push button START dan STOP → kontrol manual awal dan penghentian sistem.

Limit switch S1 & S2 → mendeteksi posisi ujung silinder (ekstensi dan retraksi).

Relai bantu (K1 dan K2) → menyimpan logika kontrol dan memastikan penguncian sirkuit.

Sumber tekanan udara dan jalur sambungan pneumatik.

Cara Kerja Sistem:

1. START ditekan → mengaktifkan relai K1 dan mengalirkan arus ke solenoid Y1.

2. Y1 aktif → katup mengalirkan udara ke silinder → silinder bergerak maju.

3. Ketika mencapai ujung, S1 tertekan → memicu relai K2 → menonaktifkan Y1 dan mengaktifkan Y2.

4. Y2 aktif → udara mengalir ke sisi lain silinder → silinder bergerak mundur.

5. Ketika mundur penuh, S2 tertekan → bisa mengatur agar sistem berhenti atau ulangi siklus.

6. STOP ditekan kapan saja → memutus arus ke semua relai dan solenoid.

1.1.7 Kesimpulan

Rangkaian ini menunjukkan sistem otomasi dasar yang memanfaatkan silinder kerja ganda dengan katup solenoid ganda, dikendalikan melalui push button dan limit switch. Dengan menggunakan relai bantu sebagai penyimpan logika, sistem ini mampu mengontrol gerakan bolak-balik silinder secara otomatis berdasarkan sinyal posisi dari limit switch. Desain ini mencerminkan konsep kendali urutan (sequential control) yang sering digunakan dalam lini produksi industri, seperti sistem penjepit otomatis atau pemindah benda kerja. Integrasi kontrol manual (START/STOP) dengan logika otomatis berbasis umpan balik posisi menandakan sistem ini telah memenuhi prinsip dasar kendali yang aman dan efisien.

(14)
(15)

LAPORAN

4/3 Solenoid Valve menggunakan Double Acting Cylinder Menggunakan 2 Switch Sebagai Start dan Stop

Dosen Pengampu :

Angga Wahyu Aditya S.ST.,M.T

Disusun Oleh:

1. ARI KUSNAIDI (932023028) 2. AGUS DEDI IRAWAN (932023029) 3. HIQMAL SALGI (932023030)

4. ANDRIANSYAH HERLAMBANG K.A (932023034) 5. ANJAR AGUS PRASETYO (932023040)

6. MUHAMMAD RISKI DWI K.(932023042)

Elektronika Industri

JURUSAN REKAYASA ELEKTRO PRODI TEKNIK ELEKTRONIKA

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

TAHUN 2025

(16)
(17)

Tujuan

Tujuan dari praktik menggerakkan hidraulik 4/3 solenoid valve dengan double acting cylinder menggunakan 2 switch (start dan stop) adalah untuk memahami dan mengimplementasikan sistem kontrol hidraulik sederhana yang dapat menggerakkan silinder secara terkontrol berdasarkan input dari switch. Berikut adalah penjelasan tujuan dan cara kerja sistem tersebut:

Memahami Prinsip Kerja Sistem Hidraulik: Mempelajari bagaimana 4/3 solenoid valve mengontrol aliran fluida hidraulik untuk menggerakkan double acting cylinder (maju dan mundur).

Mengaplikasikan Kontrol Elektrik-Hidraulik: Mengintegrasikan switch (start dan stop) untuk mengontrol aktivasi dan deaktivasi sistem hidraulik secara otomatis.

Melatih Logika Kontrol: Mengimplementasikan logika kontrol di mana silinder bergerak maju selama 3 detik sebanyak 5 kali saat tombol start ditekan, lalu kembali mundur, dan berhenti total saat tombol stop ditekan.

Meningkatkan Pemahaman Otomasi: Memahami interaksi antara komponen elektrik (switch, relay, timer) dan hidraulik (valve, silinder) dalam sistem otomasi.

Simulasi Aplikasi Industri: Mensimulasikan aplikasi nyata di industri, seperti pada mesin press, conveyor, atau at berat, yang membutuhkan gerakan siklik terkontrol.

(18)

Dasar Teori

a. Kebutuhan Komponen Rangkaian 1. PTE – 090 Hydraulic Power Pack

PTE – 090 – 02 Hydraulic Power Pack adalah unit tenaga hidrolik yang dirancang untuk menyediakan tekanan dan aliran fluida hidrolik guna menggerakkan sistem atau peralatan berbasis hidrolik. Berdasarkan gambar yang kamu unggah, unit ini terdiri dari:

• Motor listrik (berwarna biru) yang menggerakkan pompa hidrolik.

• Pompa hidrolik yang menghasilkan tekanan fluida.

• Tangki fluida untuk menyimpan oli hidrolik.

• Gauge tekanan untuk memantau tekanan sistem.

• Pipa dan selang hidrolik untuk menyalurkan fluida ke aktuator atau sistem lainnya.

Berfungsi sebagai sumber daya hidrolik Deskripsi Fungsi

1. Indikator tekanan 2. Pompa hidrolik.

3. Knob Pengatur tekanan.

4. Katup pengatur tekanan (Pressure relief.

5. Lubang untuk mengisi oli.

6. Pengukur temperatur oli.

7. Lubang untuk menguras oli dari tangki.

8. Kabael sumber daya 3 fasa untuk motor.

9. Tangki dengan kapasitas 4uiter.

10. Quick couping (male) untuk masukan oli dari sistem.

11. Quick coupling (male) keluaran oli dari sumber daya hidrolik.

12. Motor 3 fasa.

2. PTE – 090 – 03 Double Aacting Hydraulic Cylinder

PTE – 090 – 03 Double Acting Hydraulic Cylinder adalah silinder hidrolik tipe double acting yang dirancang untuk menghasilkan gaya dorong dan tarik menggunakan tekanan fluida dari dua sisi piston. Ini artinya, fluida hidrolik

(19)

masuk secara bergantian ke dua sisi piston untuk menggerakkan batang silinder maju dan mundur dengan kontrol yang presisi.

Deskripsi Fungsi

1. masukan/keluaran aliran oli\ Piston rod.

2. masukan/keluaran aliran oli.

3. PTE – 090 – 06 4 / 2 Manual Shuttle Valve

PTE – 090 – 06 4/2 Manual Shuttle Valve adalah katup hidrolik manual tipe 4/2 yang berfungsi untuk mengalihkan aliran fluida antara dua jalur input menuju satu jalur output, tergantung pada posisi tuas atau aktuator manualnya.

Deskripsi Fungsi:

Untuk mengatur arah aliran oli

1. Quick Coupling (male) untuk masukan aliran tekanan oli. 5 2. Quick coupling (male) masukan/keluaran B.

3. Quick coupling (male) untuk keluaran aliran oli.

4. Tuas untuk mengubah arah aliran oli.

5. Quick Coupling (male) masukan/keluaran A.

4. PTE - 090 – 19 Hydraulic Distributor

PTE – 090 – 19 Hydraulic Distributor adalah komponen pengatur aliran fluida hidrolik yang berfungsi sebagai pusat distribusi tekanan ke berbagai aktuator atau bagian sistem hidrolik lainnya. Dalam sistem ini, distributor bertugas mengarahkan aliran oli dari pompa ke silinder, motor, atau katup lainnya sesuai kebutuhan operasi.

(20)

Deskripsi fungsi

Digunakan untuk membagi aliran oli saluran P dan T.

1. 4 buah Quick coupling (male) konektor masukan/keluaran oli saluran P.

2. 4 buah Quick coupling (male) konektor masukan/keluaran oli saluran T.

5. PTE – 090 – 11 Speed Regulator Valve

PTE – 090 – 11 Speed Regulator Valve adalah katup pengatur kecepatan dalam sistem hidrolik yang berfungsi untuk mengontrol laju aliran fluida, sehingga kecepatan aktuator seperti silinder atau motor hidrolik dapat diatur secara presisi.

Deskripsi fungsi

Untuk mengatur kecepatan aliran oli.

1. Quick coupling masukan/keluaran A. (male)

2. Knob untuk mengatur kecepatan aliran oli. 3. Quick Coupling masukan/keluaran B.

(21)

6. PTE – 090 – 20 Pressure Gauge

PTE – 090 – 20 Pressure Gauge adalah alat pengukur tekanan fluida dalam sistem hidrolik, yang dirancang untuk memberikan pembacaan akurat terhadap tekanan internal dalam pipa, silinder, atau komponen lainnya. Alat ini sangat penting untuk memastikan sistem bekerja dalam batas tekanan yang aman dan efisien.

Deskripsi fungsi

1. Memantau tekanan sistem secara real-time.

7. Hose

Dalam konteks sistem hidrolik atau pneumatik, hose (atau selang) adalah komponen fleksibel yang digunakan untuk menyalurkan fluida—baik itu cairan seperti oli hidrolik maupun gas seperti udara bertekanan—dari satu titik ke titik lain dalam sistem.

Deskripsi fungsi:

1. Menyalurkan fluida dari pompa ke aktuator (misalnya silinder atau motor).

2. Menyerap getaran dan pergerakan antar komponen.

(22)

3. Memungkinkan fleksibilitas dalam desain sistem yang tidak bisa dicapai dengan pipa kaku.

8. Pengujian Sistem Pneumatik Silinder Dua Arah dengan Katup Solenoid 4/3 Way Gambar di atas menunjukkan proses perakitan dan pengujian sistem pneumatik menggunakan katup solenoid 4/3 way dengan dua solenoid, yang berfungsi untuk mengendalikan pergerakan silinder pneumatik bolak-balik (dua arah).

Sistem ini dilengkapi dengan regulator tekanan, selang udara fleksibel, dan kabel pengendali solenoid.

Selama proses ini, teknisi:

1.Melakukan penyambungan kabel ke solenoid untuk mengaktifkan aktuasi maju (A+) dan mundur (A-).

2. Memastikan selang udara terpasang dengan benar pada port katup sesuai arah aliran (P → A/B, R ke exhaust).

3. Menyambungkan sistem ke kontroler (seperti PLC) untuk menguji siklus pergerakan silinder sesuai logika yang diatur.

(23)

- Alat & Bahan

Peralatan yang dimaksud adalah peralatan laboratorium yang digunakan. Sedangkan bahan yang dimaksud adalah komponen – komponen yang dibutuhkan untuk menyelesaikan praktikum/project. Peralatan dan bahan mengikuti format sebagai berikut:

No Item Volume Satuan Justifikasi Penggunaan

A Peralatan

1 KUNCI L 1 buah Buat lock

2 HOUS HIDROLIK 10 buah Menyalurkan fluida

3. PRESURE 1 buah Untuk indicator tekanan

4. 4/3 SELENOID 1 buah aktuator

5. DOUBLE SILINDER 1 buah Sebagai aktuator

6. PLC CP1NA 1 buah Sebagai microcontroller

7. LAPTOP/PC 1 buah Untuk memprogram LADDER

8. KABEL SERIAL USB 1 buah Menghubungkan laptop ke PLC B Bahan

1. OLI HIDROLIK 7.

3.

4.

- Keselamatan Kerja

Untuk mencegah terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan selama praktikum, dianjurkan untuk memperhatikan, dan menerapkan petunjuk keselamatan kerja sebagai berikut:

1. Berdo’alah sebelum memulai praktikum

2. Memakai perlengkapan standar safety pada laboratorium (sepatu, baju praktik, dan lain sebagainya).

3. Memperhatikan tata letak instalasi dan stop kontak yang terletak pada lantai maupun dinding.

4. Perhatikan cara pemasangan dan pemakaian alat dan bahan yang benar.

5. Perhatikan tata cara dalam merangkai rangkaian, sesuaikan dengan gambar kerja yang ada serta hubungan koneksi antar komponen.

6. Lakukan praktikum dengan penuh tanggungjawab, teliti dan disiplin.

7. Menjaga peralatan dan bahan kerja sesuai dengan kegunaan dan fungsinya selama praktikum.

Merapikan peralatan dan bahan kerja serta membersihkan tempat kerja (ruangan praktikum) setelah selesai

(24)

Langkah kerja

1. Program Ladder PLC untuk Pengendalian Hidrolik Naik-Turun dengan Counter dan Timer

Gambar 1.1

Program Ladder PLC untuk Pengendalian Hidrolik Naik-Turun

Gambar menunjukkan diagram ladder PLC yang digunakan untuk mengendalikan aktuator hidrolik dengan logika naik-turun secara otomatis menggunakan counter dan timer. Saat tombol SW1 (I:0.00) ditekan, counter (C000) akan menghitung hingga nilai yang ditentukan yaitu 2. Tombol RESET (I:0.03) digunakan untuk mengatur ulang counter dan timer ke kondisi awal. Jika counter aktif dan belum mencapai nilai maksimum, maka timer (T000) akan mulai bekerja. Setelah waktu yang ditentukan tercapai (set value = 100 x 100ms = 10 detik), output Q:100.00 akan aktif untuk menggerakkan hidrolik naik, dan selanjutnya Q:100.01 akan aktif untuk menggerakkan hidrolik turun

2. membuat wiring pada cx programmer

Gambar 1.2 membuat wiring pada cx programmer

(25)

Pada tampilan di atas merupakan tampilan awal wiring pada cx programmer yang Dimana merupakan tahap awal sebelum menuju trainer PLC

3. menekan switch sebagai input sensor

Gambar 1.3

menekan switch sebagai input sensor

Pada gambar di atas ini praktik pada alat bernama PT 070210EC Basic Electro Hydraulic Training System, yaitu sebuah perangkat pelatihan yang dirancang untuk mempelajari prinsip kerja sistem hidrolik yang dikendalikan secara elektrik. Alat ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu panel kontrol listrik di bagian atas dan sistem aktuator hidrolik di bagian bawah. Pada panel kontrol, terdapat berbagai komponen seperti tombol tekan (push button), lampu indikator, terminal pengkabelan, serta Human Machine Interface (HMI) atau PLC untuk pengaturan otomatis. Siswa pada gambar tampak sedang mengaktifkan salah satu tombol pada panel listrik untuk mengirimkan sinyal ke solenoid valve yang terhubung dengan aktuator silinder hidrolik. Ketika tombol ditekan, sinyal listrik dikirim ke katup solenoid yang akan mengatur aliran fluida hidrolik, sehingga silinder dapat bergerak maju atau mundur

(26)

4. Simulasi Sistem Silinder Hidrolik dengan Kontrol Elektro pada Trainer PUDAK Scientific"

1.4 saat selenoid hidrolik maju selama 3 detik

Pada gambar di atas berupa aktuator silinder hidrolik yang dikendalikan oleh katup solenoid melalui sambungan pipa fleksibel bertekanan. Sistem ini merupakan bagian dari trainer elektro-hidrolik dari PUDAK Scientific, yang digunakan untuk latihan praktikum pengendalian aktuator secara otomatis maupun manual. Silinder berwarna biru yang terlihat pada gambar berfungsi sebagai aktuator utama yang akan bergerak maju dan mundur sesuai dengan perintah dari sistem kontrol listrik di panel atas.

Aliran fluida hidrolik diarahkan oleh katup kontrol arah (directional control valve) yang diaktifkan menggunakan sinyal listrik melalui solenoid. Kabel-kabel merah yang terhubung menunjukkan jalur sinyal dari panel kontrol menuju katup solenoid, sedangkan selang-selang hidrolik mengalirkan fluida dari pompa ke sil

5.wiring keseluruhan dari sistem hidrolik dan PLC

(27)

1.5 wiring keseluruhan dari sistem hidrolik dan PLC

Gambar ini menunjukkan rangkaian sistem elektro-hidrolik menggunakan trainer PT 070210EC dari PUDAK Scientific. Sistem ini terdiri dari panel kontrol listrik dengan PLC, HMI, dan tombol kendali, serta bagian aktuator berupa silinder hidrolik dan katup solenoid. Aliran fluida dikendalikan oleh solenoid valve yang diaktifkan melalui sinyal listrik dari panel. Saat tombol ditekan atau program PLC dijalankan, solenoid mengatur arah fluida sehingga silinder dapat bergerak maju atau mundur.

Alat ini digunakan untuk pembelajaran pengendalian aktuator hidrolik secara otomatis di bidang otomasi industri.

Gambar Kerja

1.gambar cx programer

(28)
(29)

Hasil kerja

Kesimpulan

Sistem pengendalian ini menggunakan katup solenoid 4/3 dengan konfigurasi center closed untuk mengatur pergerakan silinder double acting. Dua buah saklar, yaitu switch start dan switch stop, digunakan sebagai input manual. Ketika switch start ditekan, solenoid A akan aktif dan menyebabkan katup mengalirkan udara ke sisi belakang silinder, sehingga silinder bergerak maju. Sebaliknya, saat switch stop ditekan, solenoid B akan aktif dan mengalirkan udara ke sisi depan silinder, mengakibatkan silinder bergerak mundur. Saat tidak ada input dari kedua switch, posisi katup berada di tengah dan semua port tertutup, menjaga posisi silinder tetap stabil tanpa gerakan. Rangkaian ini memberikan kontrol sederhana namun efektif terhadap aktuator pneumatik, cocok untuk aplikasi industri yang membutuhkan kontrol dua arah yang aman dan handal.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bolton, W. (2015). Pneumatic and Hydraulic Systems. 4th Edition. Oxford:

Butterworth-Heinemann.

2. Majumdar, S.R. (2002). Oil Hydraulic Systems: Principles and Maintenance. New Delhi: Tata McGraw-Hill.

3. Parr, E.A. (2011). Hydraulics and Pneumatics: A Technician’s and Engineer’s Guide.

3rd Edition. Oxford: Elsevier.

4. Politeknik Negeri Balikpapan. (2025). Laporan Praktikum Elektronika Industri: 4/3 Solenoid Valve Menggunakan Double Acting Cylinder Menggunakan 2 Switch Sebagai Start dan Stop. Balikpapan: Jurusan Rekayasa Elektro, Prodi Teknik Elektronika.

5. Suganda, E. (2017). Dasar-dasar Hidrolik dan Pneumatik. Bandung: Penerbit Andi.

6. Manual Book PTE–090 Hydraulic Training Kit. (2022). PT. Teknologi Hidrolik Indonesia.

Gambar

Gambar 1.6.1 gerbang new normally open
Gambar 1.6.2 gerbang new normally coil
Gambar 1.6.2 gerbang new plc intruction (Timmer)
1.1.5  Gambar kerja
+4

Referensi

Dokumen terkait