Dengan demikian, penggunaan istilah promosi kesehatan di Indonesia pada hakekatnya mengacu pada perkembangan internasional. Konsep promosi kesehatan sejalan dengan perkembangan pembangunan kesehatan di Indonesia yaitu mengarah pada paradigma sehat (Nurianti, 2015).
Konsep dan Prinsip Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan berupaya mengubah kondisi tersebut agar menjadi kondusif bagi kesehatan masyarakat melalui advokasi. Promosi kesehatan akan mudah dilakukan jika mendapat dukungan dari berbagai lapisan masyarakat.
Konsep dan Prinsip Pendidikan Kesehatan
Antropologi kesehatan atau antropologi kesehatan berawal dari tulisan Scotch & Paul yang membahas kedokteran dan kesehatan masyarakat dalam artikelnya. Hubungan antara faktor biologis dan sosial budaya perlu dipahami secara menyeluruh sehingga dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi program peningkatan kesehatan masyarakat dengan membentuk perilaku yang diinginkan (Joyomartono, 2011). Ilmu kesehatan masyarakat berperan dalam antropologi kesehatan, terutama dalam menjelaskan bagaimana pemahaman, sikap, dan kebiasaan yang ada dalam suatu masyarakat berkontribusi terhadap munculnya penyakit atau masalah kesehatan lainnya.
Linguistik juga memberikan kontribusi untuk antropologi medis dalam kaitannya dengan studi tentang berbagai asal-usul bahasa yang digunakan dalam masyarakat tersebut (Koentjaraningrat, 1987). Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diupayakan, salah satunya bidang antropologi kesehatan dengan memahami budaya masyarakat, khususnya dalam kaitannya dengan penyediaan pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain antropologi, bidang keilmuan lain yang tak kalah pentingnya dalam memahami masalah kesehatan masyarakat adalah bidang sosiologi.
Antropologi dan Sosiologi dalam Kesehatan
Psikologi digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia sebagai reaksi yang berlangsung mulai dari perilaku sederhana hingga perilaku yang sangat kompleks. Saat ini kita memahami bahwa kondisi kesehatan seseorang tidak hanya ditentukan oleh biomedis, tetapi juga oleh kondisi psikologis seseorang. Mengenai bidang keilmuan psikologi yang mengkaji hubungan perilaku manusia dengan kesehatan dan bagaimana penerapannya.
Peran perilaku manusia dalam promosi kesehatan (promosi kesehatan dan pencegahan dasar) serta upaya penyembuhan gangguan kesehatan dapat dikategorikan ke dalam tingkatan mikro, meso dan makro. Definisi umum psikologi kesehatan dalam psikologi klinis menekankan pada kajian dan fungsi kesehatan individu dalam kaitannya dengan diri dan lingkungannya, serta menekankan penyebab dari masalah kesehatan tersebut. PERAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT Di bidang kesehatan, psikologi berperan dalam menjelaskan perilaku yang berkontribusi terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat.
Psikologi dalam Pendidikan Kesehatan
Bentuk pasif (respon internal) adalah perilaku yang masih tersembunyi di dalam, tidak dapat diamati secara langsung, seperti pikiran, reaksi, sikap internal dan kognisi, sedangkan dalam bentuk aktif (respon eksternal) perilaku ini sudah merupakan tindakan nyata dan bersifat nyata. respon langsung diamati (Mubarak et al., 2007). Perilaku kesehatan merupakan respon yang mempengaruhi kesehatan individu, penyakit yang dideritanya, sistem pelayanan yang diterima dan pola konsumsi di lingkungan sosialnya (Skinner dalam Notoatmodjo, 2003). Sedangkan faktor non perilaku meliputi ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku tenaga kesehatan yang mendukung pembentukan perilaku (Mubarak et al., 2007).
Pengetahuan adalah hasil dari kognisi dan ini dihasilkan setelah orang merasakan objek tertentu.
Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan
KONSEP PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT Program kesehatan masyarakat tidak terlepas dari adanya proses pendidikan yang berkesinambungan, baik bagi masyarakat maupun bagi tenaga pendidik. Proses pembelajaran ini tanpa dibekali dengan kemampuan belajar dan dukungan teknologi tidak akan tercapai dengan hasil yang optimal. Perkembangan terjadi karena adanya kemampuan untuk belajar, yaitu mengalami perubahan, sejak lahir sampai masa tua.
Berdasarkan kesadaran akan peran pembelajaran dalam perkembangan siswa, masyarakat modern mendirikan lembaga khusus yang disebut sekolah atau lembaga formal (Notoatmodjo, 2003). Menurut Notoatmodjo (2003), dasar pembelajaran ini terdiri dari berbagai macam unsur manusia, bahan, fasilitas, peralatan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam proses pembelajaran. Notoatmojo (2003) juga mengatakan dalam bukunya bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh individu akan membawa perubahan pada individu tersebut, dimana perubahan tersebut akan terjadi pada perilaku peserta didik tersebut.
Proses Belajar dalam Pendidikan Kesehatan
Belajar merupakan proses evolusioner (bukan revolusi) karena perubahan yang dihasilkan dari proses belajar tidak terjadi secara cepat dan terkadang membutuhkan waktu yang lama. Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan berdasarkan prinsip belajar, agar masyarakat memperoleh perubahan pengetahuan dan kemauan, baik untuk mencapai kondisi kehidupan yang diinginkan maupun mencari cara untuk mencapai kondisi tersebut, baik secara individu maupun kolektif (Suliha et al., 2001). . Sedangkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2002) menyatakan bahwa penyuluhan kesehatan adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang bertujuan untuk mengubah perilaku hidup sehat individu, kelompok dan masyarakat, yang diberikan melalui pembelajaran atau pengajaran.
Keberhasilan pendidikan kesehatan ini tidak hanya ditentukan oleh materi yang disampaikan, tetapi juga ditentukan oleh hubungan interpersonal antara komunikator dan komunikator. Pendidikan kesehatan ini dilakukan tidak hanya untuk membentuk perilaku baru, tetapi juga mempertahankan perilaku sehat yang telah ada oleh individu, kelompok, dan masyarakat dalam lingkungan yang sehat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Perilaku sehat hasil pendidikan kesehatan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian karena perilaku individu, kelompok dan masyarakat sesuai dengan konsep kesehatan baik fisik, mental maupun sosial (Notoatmodjo, 2007).
Metode Penyuluhan Kesehatan
Berkonsultasi dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh tim pelaksana akan membedakan jenis media dan alat peraga yang digunakan, semakin rumit tujuan yang ingin dicapai maka akan semakin bervariasi media dan alat peraga yang digunakan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa media dan alat peraga memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan dalam proses informasi. Sebaliknya, ketika sasaran penyuluhan melihat dan mendengar materi yang disampaikan, sasaran penyuluhan akan memperoleh informasi lebih banyak.
Pendidikan mempengaruhi pola pikir dan pandangan terhadap pesan kesehatan yang diterima oleh sasaran pendidikan kesehatan. Sasaran konseling dengan tingkat sosial ekonomi tinggi akan memudahkan penerimaan pesan kesehatan baru yang disampaikan oleh konselor dibandingkan dengan target dengan tingkat sosial ekonomi rendah. Sasaran penyuluhan yang menjadi fokus kegiatan akan menerima dan mempercayai pesan kesehatan dan bersedia melaksanakannya jika pesan tersebut berasal dari orang yang sangat dekat dengan sasaran dan yang dipercaya oleh sasaran. penyuluhan.
Pembuatan Perencanaan Penyuluhan Kesehatan
Gambaran tentang tujuan perluasan yang akan dicapai melalui penggunaan alat bantu visual penting untuk dipahami selama proses persiapan dilakukan. Pesan dengan daya tarik emosional memiliki peluang sukses yang lebih tinggi daripada daya tarik dengan bahasa rasional. Menyampaikan pesan peringatan yang menimbulkan rasa takut harus digunakan dengan hati-hati, tergantung pada karakter target yang dimaksud.
Penyampaian informasi dengan himbauan imbalan dimaksudkan untuk memberikan pernyataan kesediaan dan kesanggupan untuk melakukan apa yang diharapkan oleh penerima informasi. Metode ini akan efektif untuk target yang menginginkan perilakunya jika mereka menerima hadiah seperti yang diharapkan. Menyampaikan informasi dengan menggunakan huruf, warna dan kata yang mencolok dan kontras, ringkas dan padat, besar dan terlihat dari jarak 6 meter.
Metode, Alat Bantu, dan Media Penyuluhan
Peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup mandiri yang sehat merupakan tujuan pembangunan kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan ditandai dengan kemampuan masyarakat untuk menerapkan perilaku dan hidup dalam kondisi lingkungan yang terjamin kesehatannya. Selain itu, masyarakat memiliki akses terhadap berbagai jenis pelayanan kesehatan secara adil, merata dan terjamin mutunya, yang juga menjadi perhatian untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Setiyabudi, 2007).
Pendekatan pendidikan dalam pemberdayaan masyarakat dapat berperan sebagai stimulus agar potensi yang kita miliki dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan secara mandiri (Notoatmodjo, 2012). Tujuan pengembangan penyedia adalah pemahaman seragam antarsektoral bahwa masyarakat bukanlah objek, melainkan subjek dari pembangunan yang terkoordinasi dan kerja sama antarsektoral, tujuan dan peran yang jelas, kepuasan sektor individu, dan perencanaan terpadu. Tahapan pengembangan provider antara lain sebagai berikut. a) Melakukan lobi dan advokasi dengan pemangku kepentingan.
Pendekatan Edukatif dalam Peningkatan Derajat
Peluang baru untuk aktivitas fisik dengan jalan sehat dan lari santai, ruang hijau yang diperluas, jalur sepeda, dan trotoar yang lebih bermanfaat bagi pejalan kaki; Dan. Pusat prasekolah juga dapat menawarkan peluang yang baik dalam hal memberikan model dan peluang untuk terlibat dalam berbagai aktivitas sehat yang mengarah pada kebiasaan gaya hidup yang positif. Konfirmasi kondisi kesehatan anak saat ini sebelum mengikuti program, termasuk riwayat kesehatan dan imunisasi yang sesuai;
Pemanfaatan lingkungan SD, SMP, dan SMA berdampak positif terhadap kebiasaan sehat dan kesuksesan masa depan baik siswa maupun guru, anggota komunitas sekolah. Perkembangan awal perilaku kesehatan yang positif akan mengarah pada kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam banyak hal, termasuk kemampuan mereka untuk belajar dan berprestasi secara akademis (Chomitz, Slining, McGowan, Mitchell, Dawson, & Hacker, 2009). Mendukung kepala sekolah dan anggota dewan yang berkomitmen terhadap kesehatan, pendidikan, dan pengembangan setiap anak melalui pengembangan kebijakan kesehatan dan sosial, struktur kurikulum, dan sumber daya program beasiswa;
Promosi Kesehatan pada Berbagai Sett ing
Atas rekomendasi dokter di Rumah Sakit Wamena Papua, Pipiet pun melakukan tes HIV dan ternyata dirinya juga terinfeksi HIV. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya mengatakan, dari 800 ibu hamil yang melakukan tes HIV di Puskesmas dan RSU tahun ini, sedikitnya 45 positif (atau 6 persen dari yang dites). Berdasarkan contoh di atas, Puskesmas dan rumah sakit yang ditunjuk harus menyediakan layanan konseling dan tes HIV secara sukarela bagi ibu hamil yang datang untuk pemeriksaan antenatal.
Kampanye melalui media massa, termasuk melalui media sosial, mendorong laki-laki atau calon laki-laki yang berisiko tinggi tertular HIV untuk melakukan tes HIV dan merupakan salah satu bentuk pendekatan promosi kesehatan. Program peningkatan kapasitas berupa pendidikan keterampilan merawat anak dengan HIV, penatalaksanaan kasus HIV, pemberian peer support dan pelatihan kewirausahaan bagi ibu rumah tangga yang hidup dengan HIV merupakan bentuk promosi kesehatan. Masih dari kasus di atas, seorang bidan puskesmas mengungkapkan bahwa masih banyak ibu hamil yang takut melakukan tes HIV karena khawatir suaminya akan marah jika mengetahui dirinya positif HIV.