I. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah penyumbang balita stunting nomer 5 di dunia setelah India,Nigeria, Pakistan, dan Cina sehingga diperkirakan 36% balita stunting di Indonesia akan mengalami sindrom stunting jangka pendek di kemudian hari, terdiri dari hambatan perkembangan, depresi fungsi imunitas dan kognitif serta gangguan metabolisme lemak yang jangka panjang akan berakhir dengan obesitas, gangguan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis. Suplementasi nutrisi pada bayi setelah usia puncak adipositas (nilai BMI tertinggi pada grafik BMZ) akan berisiko early adiposity rebound, dimana 52,7% akan berisiko obseitas dengan semua komorbidnya. Oleh karena itu malnutrisi pada usia 2 tahun pertama kehidupan bersifat menetap meskipun telah dikoreksi. Hal ini mendukung pencegahan malnutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan sebagai program utama dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas.
Stunting didefinisikan sebagai keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek hingga melampaui defisit -2 SD di bawah median panjang atau tinggibadan. Stunting juga sering disebut sebagai Retardasi Pertumbuhan Linier (RPL) yang muncul pada dua sampai tiga tahun awalkehidupan dan merupakan refleksi dari akibat atau pengaruh dari asupan energidan zat gizi yang kurang serta pengaruh dari penyakit infeksi, karena dalamkeadaan normal, berat badan seseorang akan berbanding lurus atau linier dengan tinggi badannya.
Ada 178 juta anak didunia yang terlalu pendek berdasarkan usia dibandingkan dengan pertumbuhan standar WHO.
Prevalensi anak stunting di seluruh dunia adalah 28,5% dan di seluruh negara berkembang sebesar 31,2%. Prevalensi anak stunting dibenua Asia sebesar 30,6% dan di Asia Tenggara sebesar 29,4%. Permasalahan stunting di Indonesia menurut laporan yang dikeluarkan oleh UNICEF yaitu diperkirakan sebanyak 7,8 juta anak mengalami stunting, sehingga UNICEF memposisikan Indonesia masuk kedalam 5 besar Negara dengan jumlah anak yang mengalami stunting tinggi. Data Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi kejadian stunting secara nasional adalah 37,2 %, dimana terdiri dari 18,0 % sangat pendek dan 19,2 % pendek, yang berarti telah terjadi peningkatan sebanyak 1,6 % padatahun 2010 (35,6 %) dan tahun 2007 (36,8 %).
Stunting terjadi akibat kekurangan gizi berulang dalam & waktu lama padamasa janin hingga tahun pertama kehidupan seorang anak. Oleh karena itu upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung (intervensi gizi spesifik) dan upaya mencegah dan mengurangi gangguan secara tidak langsung (intervensi gizi sensitif).
Upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan pada kelompok 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu ibu hamil, ibu menyusui dan anak 0-23 bulan.
Berikut adalah gambaran penurunan stunting di Indonesia:
Sejak Tahun 2017 Kabupaten Sumbawa menjadi salah satu wilayah yang ditunjuk sebagai lokasi khusus untuk prioritas penanganan Stunting dan telah melakukan berbagai upaya sebagai bentuk pencegahan dan penurunan Stunting melalui upaya konvergensi dalam melaksanakan intervensi spesifik dan sensitif. Data hasil pemantauan status gizi menunjukkan prevalensi balita Stunting pada Tahun 2021 sebesar 8,39% sudah mengalami penurunan dibandingkan prevalensi balita Stunting pada Tahun 2020 sebesar 11,99%.
Selengkapnya akan dijabarkan dalam laporan ini dimana laporan tahunan ini disusun sebagai bahan evaluasi dan dasar kebijakan dalam membuat perencanaan program gizi dimana di dalamnya memuat pelaksanaan kegiatan program perbaikan gizi di Kabupaten Sumbawa selama Tahun 2021 yang dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun 2020 serta memuat perbandingan capaian program gizi selama 5 (lima) tahun. (Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, 2021)
Berdasarkan kriteria WHO yang mengklasifikasikan masalah gizi sebagai masalah kesehatan masyarakat di suatu wilayah berdasarkan indeks PB/U atau TB/U. Pada Tahun 2021 puskesmas yang masih mengalami masalah kesehatan masyarakat khususnya Stunting antara lain Puskesmas Labangka, Maronge, Lape, Lopok, Moyo Utara, Lenangguar, Ropang,
Orong Telu, Labuhan Badas Unit I, Labuhan Badas Unit II, Rhee, dan Utan sehingga dapat disimpulkan bahwa masalah balita pendek dan sangat pendek menurut indeks PB/U atau TB/U masih menjadi persoalan di 12 (dua belas) wilayah ini. Data tersebut menunjukkan labuhan badas unit 1 merupakan lokasi angka stunting sebesar 13,29 %.
Data hasil survei status gizi balita Indonesia tahun 2021 prevalensi stunting di Kabupaten sumbawa mengalami penurunan dari 30,7% menjadi 29,7% pada tahun 2022.
Berdasarkan data pekan penimbangan tahun 2021 di Kecamatan Labuhan Badas Unit I diketahui prevalensi stunting sebesar 13.15 % dan menurun menjadi 6.60% Pada tahun 2022.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa stunting merupakan masalah gizi yang harus segera mendapat penanganan karena dampak yang diakibatkan sangat berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus bangsa.
II. Definisi Operasional Damba Besti
DAMBA BESTI adalah salah satu program inovasi yang melakukan pendampingan kepada bayi balita stunting agar dapat terbebas dari masalah stunting.
Kegiatan pendampingan ini dilakukan bersama-sama dengan melibatkan lintas program terkait seperti program gizi masyarakat, program Promkes (Promosi Kesehatan), Bidan Desa, Program Kesling (Kesehatan Lingkungan), Program Imunisasi, Program Laboratorium, Program Gigi dan Mulut.
Berangkat dari hasil penimbangan berat badan pada tahun 2021 dengan prevalensi stunting 13,15%, maka pada akhir tahun inovasi Damba Besti diinisiasi. Cara paling sederhana untuk membantu balita terindikasi stunting adalah dengan pemberian protein pada balita berupa 1 butir telur untuk satu orang balita tiap minggu. Dari diskusi internal dengan jajaran Puskesmas Labuhan Badas Unit 1, maka gerakan Damba Besti dimulai pada awal tahun 2022 dengan diterbitkannya SK Kepala bappeda Kabupaten Sumbawa pada tanggal 7 Januari 2022.
Inovasi Damba Besti diharapkan dapat memulihkan status gizi anak yang pendek dan sangat pendek menjadi normal. Keunikan dari inovasi ini dalam pendampingan dilakukan dengan memanfaatkan grup whatshap dan berdiskusi dengan ibu bayi balita atau pengasuh, sehingga ibu atau pengasuh terlibat langsung dan berupaya menjalankan informasi yang baru didapat. Dalam menjalankan inovasi ini kami juga mendapatkan
sumbangan dana dari teman-teman puskesmas berupa sumbangan 1 butir telur 1 minggu 1 karyawan. Telur tersebut kami olah menjadi bahan makanan yang akan di berikan saat kami melakukan pendampingan . Kegiatan pendampingan ini kami lakukan 1 minggu sekali dan dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan di balai edukasi stunting.
III. Tujuan Umum
Mempercepat penurunan angka kejadian stunting di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Labuhan Badas Unit I
IV. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah stunting
b. Meningkatkan pengetahuan ibu atau pengasuh balita stunting tentang pemenuhan nutrisi balita dan pola asuh agar balita terbebas dari stunting
Pertemuan 4 1. CTPS
2.Stimulasi tumbuh kembang 3. Makan bersama tinggi protein
Pertemuan 5 1. CTPS
2. stimulasi tumbuh kembang 3. Makan bersama tinggi protein
Pertemuan 6 1. CTPS
2. Stimulasi tumbuh kembang 3. Makan bersama tinggi protein
Pertemuan 7 1.CTPS
2.PMBA
3. Makan bersama tinggi protein
Pertemuan 8 1.CTPS
2.Pengelolaan sampah RT 3. Makan bersama tinggi protein
Pertemuan 9 1.CTPS
2.PHBS
3. Makan bersama tinggi protein
Pertemuan 10 1. CTPS
2. Kesehatan gigi dan mulut 3. Makan bersama tinggi protein
Pertemuan 11 1. CTPS
2. Pengukuran LILA anak 3. Makan bersama tinggi protein
Pertemuan 12 1. CTPS
2. Pengukuran LILA anak 3. Makan bersama tinggi protein
V. Kerangka konsep
Bayi balita stunting
Kegiatan
pendampingan dilakukan 1 minggu sekali sebanyak 12 kali pertemuan
Pertemuan 3 1.CTPS
2. Perkembangan anak 3.Makan bersama tinggi protein
Pertemuan 2 1. CTPS
2.Pertumbuhan anak 3.Makan bersama tinggi protein
Pertemuan 1
1. Perkenalan 2.CTPS
3.Makan bersama tinggi protein
a. Dokter b. Petugas
Gizi c. Promkes d. Kesehatan
Lingkungan e. Bidan Desa
Petug as pe ndamping
VI. Tahapan kegiatan Damba Besti 1. Persiapan
a. Melakukan pengkajian awal dengan hasil dari 14 determinan yang sudah di tanyakan ke orang tua
b. Melakukan sosialisasi hasil pengkajian dan informasi mengenai pelaksanaan inovasi Damba Besti
c. Membangun komitmen sesama petugas dengan damba besti peduli yaitu gerakan satu – satu (1 telur, 1 minggu , 1 karyawan)
d. Menjalin kerjasama dengan lintas sector ( kepala desa, PKK, TOMA dan TOGA) e. Membuat jadwal pertemuan edukasi bayi balita stunting
2. Pelaksanaan
a. Mengundang bayi dan balita stunting dalam kegiatan Damba Besti
b. Melaksanakan pertemuan untuk mengedukasi dan memberikan contoh porsi makan yang sesuai untuk bayi balita stunting sehingga orang tua dapat menerapkan pemberian makan bayi balita stunting yang sesuai saat dirumah masing-masing c. Pelaksanaan edukasi pada orang tua bayi balita stunting dilakukan 1 minggu sekali
sebanyak 12 kali pertemuan dengan materi edukasi yang berbeda di setiap pertemuannya.
d. Setelah 4 minggu pelaksanaan dilakukan evaluasi BB dan TB balita stunting
VII. Hasil evaluasi kegiatan Damba Besti
No Nama Umur Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
BB TB BB TB BB TB
1 HABIB UBAIDILLAH 3 Tahun - 8 Bulan
- 4 Hari 13.4 91.5 13.7 92.6 13.9 93
2 M. ARZAQI QHAZI RAMADHANI
3 Tahun - 10
Bulan - 1 Hari 14 90.5 14.2 91.5 14.2 92
3 M. BILAL ALHAFIS 4 Tahun - 2 Bulan
- 9 Hari 14.1 94.8 14.3 95.8 14.5 96.3
4 NINDIA PUTRI
ARDIANSYAH
5 Tahun - 0 Bulan
- 3 Hari 15.9 98 15.9 99 15.8 99.8
5 RAFFASYAH NANDANA A.
4 Tahun - 11
Bulan - 12 Hari 17.3 100.3 17.3 101.5 17 101.9
6 FAIRUS 3 Tahun - 9 Bulan
- 0 Hari 11.8 92.2 12 93.5 12.2 94.3
7 FATIR 3 Tahun - 8 Bulan
- 20 Hari 11.8 92.7 12.1 93.7 12 94,3
8 DANISH AHMAD 4 Tahun - 2 Bulan
- 7 Hari 14.3 94.3 14.5 95.4 14.3 96.4
9 AKIF IRDANI 4 Tahun - 8 Bulan
- 28 Hari 14.8 98.3 15 99.5 14.9 100
10 AKMAR NADIF
RAMDHANI
3 Tahun - 2 Bulan
- 21 Hari 11.4 90 11.5 91 11.7 92.1
11 M. RAISAL APRILIAN JAYA
2 Tahun - 11
Bulan - 9 Hari 10.8 85.5 10.8 86.5 11 87.6
12 RISA 3 Tahun - 9 Bulan
- 4 Hari 11.3 90 11.5 91 11.7 92
13 UMAIZAH SHANUN 4 Tahun - 6 Bulan
- 9 Hari 12.2 94.5 12.4 95.5 12.4 96.4
14 ZOYA ANISA 3 Tahun - 6 Bulan
- 27 Hari 11.6 90.8 11.8 91.8 11.9 92.7
15 ULUL 3 Tahun - 2 Bulan
- 17 Hari 11.4 88 11.6 89 11.7 89.9
16 LUCKY GIOVANI 4 Tahun - 9 Bulan
- 10 Hari 13.7 97.5 13.9 97.5 14 98.5
17 CHETA EARLY
CAHYANO
4 Tahun - 8 Bulan
- 21 Hari 15.7 98.5 16 100 16.1 100.8
18 FAIZAN HAMZA
IQTIDOR
3 Tahun - 2 Bulan
- 18 Hari 11.9 89.5 12.2 90.7 12.2 91.5
19 SASA OKTAVIANI PUTRI
4 Tahun - 5 Bulan
- 2 Hari 14.8 96 15 98 15 99
20 ARETHA SYAHZANE 3 Tahun - 10
Bulan - 0 Hari 13 93.3 13.4 95.3 13.4 96.4
21 EVA ELPIAN
SALSABILA
4 Tahun - 8 Bulan
- 24 Hari 15 95.5 15.2 96.5 15.4 97.3
22 M. JAFAR SHODIQ 4 Tahun - 3 Bulan
- 28 Hari 17.5 96.6 17.6 97.6 17.6 98.7
23 MISEL 4 Tahun - 0 Bulan
- 28 Hari 14.4 93.7 14.6 94.8 14.8 95.7
24 FAIZ FIRMANSYAH 2 Tahun - 10
Bulan - 27 Hari 11.8 87.8 12.1 88.8 12.3 89.8
25 IRZA 4 Tahun - 10
Bulan - 28 Hari 15.5 99.8 15 101 15 102
26 YOLA 3 Tahun - 9 Bulan
- 8 Hari 12.3 91.4 7 92.5 7 93
27 YUSFINA ALIA P. 4 Tahun - 5 Bulan
- 1 Hari 14.4 96.5 14.6 97.7 14.6 98.7
28 NADA SYAHIDA 2 Tahun - 10 10.8 86.5 11 87.5 11.2 88
Bulan - 26 Hari 29 M. AZLAN ZAYDAN 2 Tahun - 1 Bulan
- 26 Hari 11.9 82.9 12.2 83.9 12.2 84
30 ALFARIZI PUTRA ALIMIN
2 Tahun - 10
Bulan - 12 Hari 11.6 86.5 12 87.6 12.4 89
31 FAHRI 4 Tahun - 6 Bulan
- 24 Hari 13.1 97.7 13.3 99 13.3 99.6
32 HARUN ARSENIO 4 Tahun - 1 Bulan
- 28 Hari 15.6 95.7 15.8 97 15.8 98
33 M. AKBAR FIRDAUSI 3 Tahun - 6 Bulan
- 1 Hari 12.5 88.4 12.8 89.5 12.8 90
34 MELATI 4 Tahun - 1 Bulan
- 15 Hari 13.9 95.5 14.2 96.5 14.5 97.3
35 NAURA TRI FEBRIANTI 3 Tahun - 1 Bulan
- 1 Hari 11.1 86.1 11.5 87.3 11.5 88.4
36 RADYLAN AZRIL ALFA RIZQI
2 Tahun - 8 Bulan
- 5 Hari 11.2 87 11.4 88.3 11.4 89.3
37 RAFIF AL ATHALAH 2 Tahun - 1 Bulan
- 7 Hari 12.4 82.5 12.6 83.5 12.6 84
38 AHMAD RIZWAN 2 Tahun - 3 Bulan
- 4 Hari 10.6 83.5 10.8 84.5 10.8 85.6
39 M. ALIF ALFARIZKI 3 Tahun - 3 Bulan
- 9 Hari 14 88.5 14.2 89.5 14.2 90.4
40 M. ARFAN 2 Tahun - 5 Bulan
- 24 Hari 11.4 84 11.6 85 11.6 87
41 M. HANIF WIJAYA 2 Tahun - 6 Bulan
- 21 Hari 10.8 85.3 11.2 85.5 11.2 86.5
42 SULTAN AL AYUBI 2 Tahun - 4 Bulan
- 3 Hari 10.5 82.3 10.8 84.4 11.2 86.4
43 SITI FARADILAH 3 Tahun - 0 Bulan
- 13 Hari 12.3 87.5 12.6 88.5 12.6 89.2
44 CINTA RAMADAN 1 Tahun - 10
Bulan - 16 Hari 10 76.8 10.4 77.6 10.4 78.5
45 ALIF MAULANA 3 Tahun - 10
Bulan - 15 Hari 13.4 94 13.6 95 13.6 96.2
46 KIRANA SARTI BAROKAH
2 Tahun - 11
Bulan - 0 Hari 11.1 87 11.3 89 11.3 89.3
47 AZRI LIAN WALDANI 2 Tahun - 4 Bulan
- 25 Hari 11.2 84.9 11.5 87 11.5 88.1
48 M. ZIDAN 2 Tahun - 3 Bulan
- 25 Hari 11.3 83.8 11.6 85 11.6 86.3
49 IDA 2 Tahun - 2 Bulan
- 26 Hari 11.2 82 11.5 84 11.5 85.2
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa ada kenaikan BB,TB selama pendampingan pada balita sekitar rata-rata sesuai hasil pengkajian. Untuk itu damba besti merupakan inovasi yang perlu dikembangkan dalam rangka percepatan penurunan angka stunting.