• Tidak ada hasil yang ditemukan

proposal skripsi egi

N/A
N/A
Muslimin aja

Academic year: 2024

Membagikan " proposal skripsi egi"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

iv

1. Skripsi saya dengan judulPemanfaat kulit kayu manis sebagai pewarna alami (Cinnamomum burmannii)menggunakan metode reflux adalah asli karya saya sendiri.

2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan orang lain, kecuali dari pembimbing.

3. Didalam skripsi ini, tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah dengan menyebutkan pengarang dan dicantumkan pada kepustakaan.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya apabila terdapat penyimpanan di dalam pernyataan ini, saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena skripsi ini, serta sanksi lainnya sesuai norma dan ketentuan hukum yang berlaku.

Jambi,...,………,2023 Yang membuat pernyataan

Eugenie oesena 193001020034

Materai Rp 10.000,-

(2)

v

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Pemanfaat kulit kayu manis sebagai pewarna alami (Cinnamomum burmannii) menggunakan metode reflux”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan di Universitas Adiwangsa Jambi. Shalawat beserta salam tidak lupa kita kiriman kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk untuk keselamatan umat di dunia dan akhirat.

Dalam penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang Terhormat Ibu: Widya Twiny Rizki.,S.Si.,MSi. sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, kritik dan sarannya sampai skripsi ini selesai. Pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat.

1. Bapak Seno Aji S.Pd., M.Eng.,Prac Selaku Rektor Universitas Adiwangsa Jambi.

2. Ibu Subang Aini Nasution, SKM,. M.Kes Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi.

3. Bapak Apt. Septa Pratama, S.Farm., M.Sc.T.H. selaku Ketua Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi

4. Ibu Widya Twiny Rizki.,S.Si.,MSi Selaku pembimbing yang banyak member arahan,bimbingan serta dorongan dalam penyusunan proposal skripsi ini 5. Teristimewa kepada ibu Tety erlina S.Pd dan ayah Sumaji S.Pdyang telah

memberikan doa, semangat dan dorongan yang tidak ada habisnya baik secara moral maupun materil sehingga saya bisa mencapai dititik ini untuk mendapatkan gelar .penulis ini mempersembahkan skripsi dan gelar ini untuk kedua orang tua saya.

(3)

vi

Penulis menyadari bahwa yang proposal skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Jambi, ………….,………….,2023 Penulis

(Eugenie oesena)

(4)

vii

Pendahuluan:Penggunaan zat beracun pewarna sintetik sering kali disalah gunakan, misalnya zat pewarna untuk testil dan kulit seringkali digunakan untuk bahan makanan. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan. Pembuatan pewarna sintesis biasanya ditambahkan seperti asam sulfat atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi dengan logam berat yang bersifat racun.

Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pewarna alami dengan variable perbandingan pelarut terbaik,sehingga mendapatkan kualitas terjamin.

Untuk menguji kesetabilan warna yang dihasilkan oleh ekstrak kulit kayu manis (cinnamomum burmannii).

Metodologi:Penelitian ini dilakukan dengan membuat ekstrak kulit kayu manis(cinnamomum burmannii).dengan perbandingan pelarut jumlah pelarut secara reflux menggunakan etanol 96% selanjutnya dilakukan perhitungan rendemen (%),Uji senyawa tannin,analisis FTIR,uji kestabilan warna.

Hasil: Hasil yang diperoleh member perbedaan yang signifikan pada persen rendemen kedua ekstrak,pada perbandingan (1:10) dan (1:15) didapatkan ekstrak kulit kayu manis (cinnamommum burmanni ) (1:10) didapatkan hasil 0,328% dan perbandingan (1:15) didapatkan hasil 0,184% perbedaan hasil rendemen yang didapatkan ini terjadi karea adanya perbedaan jumlah pelarut yang digunakan pada sampel.Semakin banyak jumlah pelarut yang digunakan maka nilai rendemennya semakin tinggi.Rendemen suatu ekstrak dapat dipengaruhi oleh beberapa factor salah satunya adalah jenis pelarut dan konsentrasinya

Kesimpulan:Berdasarkan hasil ekstraksi,dapat disimpulkan ekstrak kulit kayu manis dapat dijadikan alternatif sebagai penggunaan pewarna alami.

Kata kunci:Kulit kayu manis ,pewarna alami ekstrak sebagai stabilitas warna,pewarna sintesis Rhodamin-B

(5)

viii

dyes for testicles and skin are often used for food. This is clearly very dangerous for health. Synthetic dyes are usually added, such as sulfuric acid or nitric acid, which are often contaminated with toxic heavy metals.

Objective: This research aims to produce natural dyes with the best solvent ratio variables, so that quality is guaranteed. To test the stability of the color produced by cinnamon bark extract (cinnamomum burmannii).

Methodology: This research was carried out by making extracts of cinnamon bark (cinnamomum burmannii). Using a reflux ratio of the amount of solvent using 96% ethanol, then the yield calculation (%), tannin compound test, FTIR analysis, color stability test was carried out.

Results: The results obtained provided a significant difference in the percent yield of the two extracts, in the comparison of (1:10) and (1:15) the cinnamon bark extract (cinnamommum burmanni) (1:10) was obtained and the result was 0.328%

and the ratio was (1 : 15) The results obtained were 0.184%. This difference in yield results occurred due to differences in the amount of solvent used in the sample. The greater the amount of solvent used, the higher the yield value. The yield of an extract can be influenced by several factors, one of which is the type of solvent and his concentration

Conclusion: Based on the extraction results, it can be concluded that cinnamon bark extract can be used as an alternative as a natural dye.

Key words: Cinnamon bark, natural dye extract as color stability, synthetic dye Rhodamine-B

(6)

ix

LEMBAR PERSETUJUANSKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

KATAPENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

BSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 Rumusmasalah ... 2

1.3 Hipotesis ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 3

BABIITINJAUANPUSTAKA 2.1 Kayumanis(cinnamomumburmanni) ... 4

2.2 Tanin ... 6

2.3 Ekstraksi ... 7

BABIII METODOLOGIPENELITIAN 3.1 KerangkaKonsepPenelitian ... 12

3.2 Jenispenelitian ... 13

3.3 Tempatdan waktu penelitian ... 13

3.4 Sampel ... 13

3.5 Instrumenpenelitian ... 13

3.6 Prosedurpenelitian ... 14

(7)

x

4.3 EkstraksiKulitKayuManis(cinnamommumburmanni) ... 17

4.4 IdentifikasiAnalisisTannin ... 18

4.5 AnalisisFourier Transfrominfra red (FTIR) ... 19

4.6 Ujikesetabilan warna ... 22

BABVKESIMPULANDANSARAN 5.1 Kesimpulan ... 25

5.2 Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

LAMPIRAN ... 29

(8)

1

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Penggunaan zat beracun pewarna sintetik sering kali disalah gunakan, misalnya zat pewarna untuk testil dan kulit seringkali digunakan untuk bahan makanan. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan. Pembuatan pewarna sintesis biasanya ditambahkan seperti asam sulfat atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi dengan logam berat yang bersifat racun(Winarto,2008).Dampak negative yang dapat ditimbulkan dari mengkomsumsi zat pewarna sintetik tersebut menimbulkan keinginan konsumen untuk kembali kepada penggunaan pigmen-pigmen alami, hal ini karna sampai saat ini pigmen-pigmen alami tersebut masih dianggap lebih aman, tidak berbahaya dan tidak mempunyai efek samping (Fabio,2020).

Pewarna alami didapatkan dari tumbuhan. Hewan ataupun sumber-sumber mineral. Pada umumnya pewarna alami lebih aman digunakan dari pada pewarna sintesis karena pewarna alami lebih aman digunakan dari pada pewarna sintesis karena pewarna alami menggunakan bahan yang didapat dari alam yang berasal dari ekstrak tumbuhan(seperti bagian daun,bungan dan biji) yang lebih ramah lingkungan (Dedi et al.,2017).

Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil rempah utama diantaranya kayu manis. Kayu manis dapat dijadikan sebagai bahan pewarna dan bahan industry lainnya (Andi kisra,2019). Kulit kayu manis (cinnamomum burmanni)banyak dibudidayakan didaerah jambi. Jenis tanaman tersebut yang ada di Indonesia memiliki keunggulan yaitu pada ketebalan kayu yang memliki memcapai 3 mm lebih pada pengamatan secara langsung. Tanaman tersebut memiliki kandungan utama pada kulit batang tanaman tersebut sinamaldehid

(9)

yang memiliki aroma kuat.bagian ini memiliki bau yang khas aromatic. Rasanya manis,pedas (Rahmadhani2017).

Kulit kayu manis memiliki khasiat herbal yang bias mengatasi masalah yang berhubungan dengan saluran pencernaan lainnya. Kandungan dalam kulit kayu manis adalah eugenol,minyak atsiri,tannin,sinamaldehide,kalsium oksalat,safrole zat penyamak dan dammar. Kandungan tannin yang terdapat pada kulit kayu manis merupakan pewarna alami yang mempunyai sifat larut dalam air tidak mengkristal dan bersenyawa dengan protein dari larutannya. Kulit kayu manis diduga dapat menghasilkan warna kuning (Nia,2018). Kulit kayu manis banyak dimanfaatkan untuk industry-industri farmasi dan kosmetik. Kulit kayu manis memiliki protein,karbohidrat,vitamin (A,C,K,B3), mineral seperti kalsium,zat besi,magnesium,mangan,fosfat,spdium,zinc,dan kolin (Rein nimas,2014).

Ekstraksi merupakan metode pemanasan suatu sampel. Faktor yang mempengaruhi proses ektraksi diantaranya jumlah pelarut dan waktu ektraksi menggunakan metode reflux (Laksmiani 2015).

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pewarna alami dengan perbandingan pelarut dan efektivitas menggunakan proses pemanasan suatu sampelmenggunakan metode reflux (Widdhi bodhi 2014).

1.2 Rumus masalah

A. Bagaimana pengaruh pelarut etanol dan aquadest terhadap hasil ekstraksi kulit kayu manis (cinnamomum burmanni)?

B. Apakah pada ekstrak kulit kayu manis (cinnamomum burmanni) memiliki kandungan tannin

C. Bagaimana kesetabilan warna yang dihasilkan oleh ekstrak kulit kayu manis (cinnamomum burmanni)

(10)

1.3 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat dibuat hipotesis bahwa:

A. Perbandingan pelarut yang digunakan dapat mempengaruhi pada rendemen hasil ekstraksi.

B. Hasil ektraksi pada kulit kayu manis (cinnamomum burmanni) mengandung pigmen tannin maupun senyawa sinamaldehid

C. Pewarna alami memiliki kestabilan yang lebih baik dari pada pewarna sintesis.

1.4 Tujuan

1.4.1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pewarna alami dengan variable perbandingan pelarut terbaik,sehingga mendapatkan kualitas terjamin.

1.4.2 Tujuan khusus

Untuk menguji kesetabilan warna yang dihasilkan oleh ekstrak kulit kayu manis (cinnamomum burmanni).

1.5 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data ilmiah terkait parameter spesifik dan pewarna ilmiah terkait parameter spesifik dan pewarna ilmiah menggunakan kulit kayu manis (cinnamomum burmanni) dengan variasi perbandingan pelarut untuk mendapatkan hasil yang terbaik yang nantinya bias digunakan oleh masyarakat

(11)

2.1.2 Nama lain

Tanaman kulit kayu manis mempunyai nama yang berbeda- beda.Tergantung dari asal tanaman kulit kayu manis tersebut tumbuh.

Disumba menyebut tanaman kulit kayu manis dengan sebutan sumba, disunda menamai kulit kayu manis dengan sebutan kiamis, dimelayu disebut dengan holim,holim manis,modang siak-siak (Batak), kanigar,padang kulit manih(minang kabau) dan di jawa disebut kaneel,huru mentek dinusa tenggara disebut kesingar,kecingar,cingar (Bali), onte (sasak) (Nainggolan,2008).

2.1.3 Depkripsi

Tanaman kulit kayu manis terdiri dari batang,daun,bunga dan buah. Tinggi dari pohon berkisaran antara 5-15 meter dan dapat tumbuh dengan ketinggian 2000 meter dari permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah latosol,andosol,podsolik merah kuning dan mediteran yang mempunyai topografi miring serta air tanah yang dalam (Suriadi,2000).

Batang kulit kayu manis bewarna hijau kecoklatan,bercabang,memilikin bau yang khas. Bagian kuli batang menganung dammar,lender dan minyak atsiri,kulit dari batang kulit kayu manis ini banyak dimanfaatkan. Daunnya tunggal,kaku seperti kulit,permukaan atas daun licin dan rata,panjang daun 4-24cm dan lebarnya 1,5-cm,bentuk daun meruncing pada bagian ujung dan pangkal.Ruas daun memiliki tiga tulang daun yang tumbuh melengkung dengan panjang ruas sekitaran 0,5-1,5 cm.Daun yang masih muda akan bewarna merah tua dan hijau ungu,sedangkan daun yang sudah tua akan bewarna hijau.Ketebalan dari kulit batang kayu manis mencapai 3mm atau lebih(Rahmadhani 2017).

2.1.4 Daerah penyebaran

Kayu manis tersebar hamper diseluruh wilayah diindonesia yaitu dipulau sumatera,pulau jawa dan Kalimantan.Dipulau sumatera tersebar disepanjang pegunungan bukit barisan,mulai dari aceh,sumatera

(12)

selatan,jambi,Bengkulu sampai lampung.Dipulau Kalimantan penghasil kayu manis yang terkenal terdapat dikalimantan selatan,kabupaten barabai dan kabupaten kandangan,disepanjang punggung pegunungan meratus.Sementara dijawa,penghasil kayu manis yang terkenal antara lain kabupaten magelang,temanggung dan wonosobo.Kemudian,sentra produk kayu manis Indonesia,dimana kabupaten merupakan pemasok 80% dari total ekspor kayu manis Indonesia.Kerinci dikenal sebagai penghasil kulit kayu manis(cassiavera) kualitas terbaik diindonesia bahkan juga didunia.Perkembangan yang signifikan dari pertumbuhan areal dan produksi cassiavera menunjukan bahwa provinsi jambi sebagai salah satu penghasil cassiavera terbesar diindonesia yang didominasi oleh kabupaten kerinci (Pratomo,2010).

2.1.5 Kandungan kimia

Komponen kimia terbesar pada kulit kayu manis adalah alcohol sinamat,kumarin,asam sinamat ,sinamaldehid,antosinin dan minyak atsiri dengan kandungan gula,potein lemak sederhana,pectin dan lainnya(Al- Dhubiab 2012).Kandungan utama minyak atsiri kuli kayu manis adalah senyawa sinamldehid dan eugenol(Ervina dkk 2016).

2.2 Tanin

2.2.1 Definisi

Tanin atau lebih dikenal dengan asam tanat(bentuk spesifik dari tannin) merupakan senyawa fenolik polimer.Tanin alami memiliki sifat yang mudah larut dalam pelarut polar seperti air,etanol,methanol,tetapi sukar larut pada pelarut non polar seperti benzana,eter,klorofom,dan petroleum eter.Kelarutan tannin akan meningkat jika dilarutkan dengan air panas (Motta dkk.,2020).Selain itu juga sifat utama tannin yakni dapat mengepkan protein.

(13)

2.2.2 Struktur tannin

Gambar 2.3 Struktur umum tannin (pizza,2019).

2.3 Ekstraksi

2.3.1 Definisi dan tujuan

Ekstrak adalah seni pemisahan atau pemurnian zat aktif dari suatu padatan maupun cairan dengan menggunakan bantuan pelarut(Okky novian 2015).Ekstrak merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai.Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam sel tanaman setelah proses ekstraksi,pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan.Ekstrak awal sulit dipisahkan melalui tehnik pemisahan tunggal untuk mengisolasi senyawa tunggal oleh karena itu,ekstrak awal perlu dipisahkan kedalam fraksi yang memiliki polaritas dan ukuran molekul yang sama(Mukhriani 2014).

Oleh karena itu,ekstrak awal pelarut dipisahkan kedalam fraksi yang memiliki polaritas dan ukuran yang sama metode ekstraksi yang dilakukan pada titik didih pelarut tersebut,selama waktu dan sejumlah pelarut tertentu dengan adanya pendingin balik(kondesor) dengan menggunakan metode reflux.

(14)

2.3.2 Metode ekstraksi A.Metode Reflux

Ekstraksi dilakukan menggunakan metode reflux dengan bantuan pemanasan pada temperature titik didih.Faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi diantaranya waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya pendingin baru(Deokes RI,2000).Reflux salah satu metode dalam ilmu kimia untuk mensintesis suatu senyawa baik organic maupun anorganik.Umumnya digunakan untuk mensintesis senyawa-senyawa yang mudah menguap atau volatile.Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai.Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah pelarut dan waktu ekstraksi andografolid yang optimum menggunakan metode reflux.Ekstraksi ini dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol 96% dilakukan ekstraksi dengan variasi waktu selama 6 jam pada suhu 700 c dengan perbandingan pelarut 1:10 dan 1:15.Hasil ekstraksi disaring dengan kertas saring kemudian ditera dengan etanol 96% hingga diperoleh volume sesuai dengan jumlah pelarut yang digunakan.Diambil sebanyak 5ml dan disimpan dalam vial untuk dianalisis.Kelebihan metode reflux adalah padatan yang memiliki tekstur kasar dan tahan terhadap pemanasan langsung dapat diekstrak dengan metode ini.Kelemahan metode ini adalah membutuhkan jumlah yang banyak karena penggantian pelarut sebanyak tiga kali dengan durasi tiga sampai empat jam(irawan,2010).

2.3.3 Rotary Evaporator

Rotary evaporator atau rotavapor merupakan salah satu alat yang digunakan untuk proses evaporasi.Rotavapor bekerja dengan menguap komponen pelarut dalam bahan sehingga komponen dengan konsentrasi lebih tinggi dapat diperoleh.Solven yang ingin diuapkan biasanya ditempatkan dalam suatu labu yang kemudian dipanaskan dengan bantuan

(15)

penangasan dan diputar suatu tempat (receiver flask) dengan suhu 60 derajat celcius.Kelebihan lainnya dari alat ini adalah diperoleh kembali pelarut diuapkan.Pada titik didih pelarut adanya tekanan yang menyebabkan uap dari pelarut terkumpul diatas,serta adanya kondesor(suhu dingin) yang menyebabkan uap ini mengembun dan akhirnya jatuh ke tabung penerima (receiver flask) setelah (liquid) . biasanya ekstrak dihasilkan dari ekstrak awal ini ( ekstark dari bahan tumbuhan) disebut dengan ekstrak kasar ( crude extrack).Prinsip alat ini adalah proses pemisahan ekstrak dari cairan penyaringan (etanol) dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu.Cairan penyaringan dapat menguap 5-10oC dibawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan.proses ini juga disebut proses pengentalan dan pemisahan zat.(Dewi Hernawati 2020).

2.3.4 Pelarut

Pada setiap ekstraksi harus menggunakan pelarut karena pelarut dapat bekerja dengan cara memisahkan bahan dan senyawa kandungan yang ada didalamnya.Farmakope Indonesia menetapkan pelarut atau cairan penyaringan yang aman digunakan adalah etanol dan air atau eter.dan pelarut bersifat polar(Istiqomah 2013).

Dalam melakukan esktraksi reflux dibutuhkan pelarut organic untuk bisa melarut secara maksimal.Pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dipilih sebagai pelarut dalam ekstraksi bahwa hasil uji perlakuan terbaik diperoleh oleh pada perlakuan jenis pelarut etanol 96% menurut penelitian(Yuswi 2017).

2.3.5 FT-IR

Fourier transform infrared (FT-IR),merupakan salah satu instrumen yang banyak digunakan untuk mengetahui vibrasi molekul yang dapat digunakan untuk memprediksi struktur senyawa kimia. Fourier transform infrared (FT-IR) adalah spektroskopi inframerah yang

(16)

dilengkapi dengan transformasi fourir untuk deteksi dan analisis hasil spektrumnya(Anam et al.,2017).Spektroskopi inframerah memilki manfaat untuk identifikasi senyawa organic karena spektrumnya yang sangat kompleks,spectrum yang kompleks dikarenakan terdiri dari banyak puncak yang menandakan adanya gugus fungsi yang ditandai dengan adanya gelombang(Chusnul,2011).Pada umumnya pembuatan spectrum sampel menggunakan FT-IR memiliki tiga tehnik pembuatan spectrum sampel yang memiliki karakteristik spectrum vibrasi molekul tertentu(Widyadari 2020). Keunggulan dari FT-IR yaitu pengukuran frekuensinya lebih cepat dibandingkan menggunakan metode lain melalui proses pemindaian,memiliki sensitifitas dan ketelitian yang tinggi dibandingan cara disperensi manual,karena banyaknya jumlah radiasi yang dipancarkan tanpa harus terlebih dahulu kedalam celah.Selain memiliki keunggulan FT- IR juga memiliki kelemahan yaitu saat proses menghasilkan data,kedua lubang IR harus saling berhadapan satu sama lain.Hal ini sangat memakan waktu dalam mengirim data karena prosesnya lama,radiasi IR sangat berbahaya bagi mata,sehingga jangan samapai sinar IR menyorot langsung kemata karena dapat menimbulkan iritasi bahkan kebutaan,proses transfer data lebih lama karena tidak dapat menggunakan fitur Bluetooth(Alat laboratorium 2021).

2.3.6 Uji kesetabilan warna

Stabilitas warna ini dilakukan pada kulit kayu manis(cinnamomum burmannii) ini diyakinin memiliki zat warna.Perlakuan yang dilakukan ialah melakukan ekstraksi terlebih dahulu.Uji stabilitas warna ini dilakukan pada ekstrak yang menunjukan hasil optimum.Tujuan dari uji stabilitas adalah untuk melihat kestabilan tannin dari kulit kayu.Didapatkan hasil warna dari ekstrak kulit kayu manis(cinnamomum burmannii),dapat dilakukan pengujian kesetabilan warna dengan beberapa metode pada pengujian yaitu metode pengaruh lama penyinaran.Sinar merupakan factor

(17)

yang dapat mempengaruhi stabilitas pigmen dan salah satu yang bias menyebabkan terjadinya perubahan warna(neli jkk 2014).Uji stabilitas warna dapat dilakukan dengan cara melalukan penyinaran stabilitas pigmen rentan waktu selama 0,10,20,40,50 menit penyinaran.

(18)

12

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KerangkaKonsepPenelitian

Kulitkayu Manis (Cinnammumburmanni)

PembuatanSimpliakering dan serbukKulitkayumanis(Cinna

mmumburmanni)

Ekstraksidenganmetodereflux menggunakan etanol 96%

Ekstraketanolkulitkayumanis(Cinnammumb urmanni)

Rotaryvakum evaptor untuk mendapatkan ekstrak kulit

kayu manis (Cinnammumburmanni)

Uji senyawa tanin

Uji kestabilan warna

Uji Fourier transform inftated (FTIR).

(19)

3.2 Jenis penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode reflux dengan perbandingan pelarut dan pewarna alami yang didapatkan dari ekstrak kulit kayu manis (cinnamomum burmannii).

3.3 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di labotoriumdilaksanakan mulai bulan maret- agustus 2023 dilabotorium Adiwangsa Jambi.

3.4 Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu sampel dari bahan tanaman kulit kayu manis (cinnamomum burmannii).Tanaman ini diperoleh dari desa Tambak Tinggi,Kabupaten Kerinci,Provinsi Jambi.

3.5 Instrumen penelitian 3.5.1 Alat dan bahan

Alat-alat uang digunakan dalam penelitian yaitu ayakan 40 mesh,blender,corong,kertas rekamen,labu ukur,pipet tetes,spatula,spektrometri UV-Vis,timbangan analitik,vacuum rotary evaporator,vial bahan-bahan yang digunakan adalah aquadest,etanol 96%,gelatin 1%,NACL FECL3,Rhodamin-B

3.5.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah aquadest,etanol 96%,gelatine 1%,NACL,fecl3,rhodamin,simplisia kulit kayu manis (cinnamomum burmannii).

(20)

3.6 Prosedur penelitian 3.6.1 Pengambilan sampel

Sampel kulit kayu manis (cinnamomum burmannii) diambil dari desa Tambak Tinggi kabupaten kerinci,provinsi jambi.Sampel yang diambil adalah kulit kayu dari kayu manis yang masih segar.

3.6.2 Determinasi sampel

Kulit kayu manis yang telah dikumpulkan dan didapatkan,dicuci dengan air yang mengalir untuk membersihkan kotoran atau kontaminan berupa tanah atau material lainnya pada sampel tersebut.untuk selanjutnya dikeringkan dibawah sinar matahari yang ditutup kain hitam.selama pemanasan,bahan diata tidak bertumpuk dan dibolak-balik agar pamanasan merata serta proses pemanasan berlangsung cepat.Kulit kayu manis (cinnamomum burmannii) yang telah kering dibuat dalam bentuk serbuk.Pengeringan dilakukan hingga kadar air kurang dari 10% atau sampai kulit kayu manis (cinnamomum burmannii) mudah dihancurkan ketika diblender atau dihaluskan.Tujuan dari pengeringan adalah mencegah pertumbuhan jamur atau mikroorganisme dan penguraian senyawa aktif oleh reaksi enzimatik dan proses hidrolia karena kandungan air yang tinggi,agar simplisia yang dihasilkan tidak mudah rusak sehingga dapat disimpan dalam waktu yang relative lama(Kartika 2015).

3.6.3 Pembuatan ekstrak sampel

Serbuk sampel kulit kayu manis (cinnamomum burmannii) sebanyak 300mg di reflux lalu ditambahkan pelarut sebanyak 70% dan etanol 96%

dengan perbandingan pelarut (1:10) dan (1:15).Kulit kayu manis memiliki warna coklat dilakukan dengan menggunakan metode reflux hingga warna berubah menjadi lebih pekat.Diekstraksi selama 6jam pada suhu 70 derajat celcius sampai didapatkan warna yang pekat(Burmanni 2016).

(21)

3.6.7 Rendemen ekstrak

Rendemen suatu ekstrak dapat dipengaruhi oleh beberapa factor salah satunya adalah jenis pelarut dan konsentrasinya.Penelitian yang dilakukan oleh(wardani dan leviana 2010).

Hasil ekstraksi menunjukkan bahwa organoleptik sampel dengan perbandingan pelarut (1:10) dan (1:15),yang dihasilkan bewarna coklat kemerahan,dan aroma khas kayu manis hasil rendemen dapat dihitung dari hasil rendemen bobot simplisia awal dan bobot simplisia ekstrak kental.Perhitungan rendemen dapat dilihat pada tabel 3.6.8

Perhitungan rendemen

3.6.9 Analisis Tanin

Untuk mengidentifikasi tannin didalam kulit kayu manis dilakukan pengujian tannin dengan berat sampel 500mg sampel dilarutkan dalam aquades lalu ditambahkan dengan 1% gelatine dalam 10% natrium klorida.Hasil (+) ditandai dengan timbulnya warna putih.pengujian keduasampel dilarutkan dalam aquades lalu ditambahkan dengan larutan FECL3.Hasil (+) ditunjukkan dengan berbentuknya warna biru hitam atau hijau coklat(ilmiah farmasi 2021).

(22)

16

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Determinasi tanaman

Tanaman yang harus diteliti sebelum dikumpulkan untuk dijadikan sebagai sampel terlebih dahulu dilakukan determinasi.Determinasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kebeneran tanaman yang akan diteliti dan menghindari kemungkinan tercampur tanaman yang akan diteliti dengan tanaman lain.Determinasi tanaman kulit kayu manis(Cinnamomum burmannii)dilakukan di lab Biologi dan kimia Farmasi Universitas adiwangsa jambi.Uji FTIR dilakukan di Universitas islam Indonesia (jogja).

4.2 Pengumpulan bahan dan pembuatan serbuk

Tanaman kulit kayu manis di peroleh dari kabupaten jambi kecamatan kerinci dalam keadaan segar.Kulit kayu manis (cinnamommum burmanni) yang digunakandalam penelitian ini adalah kulit luar batang kayu manis(cinnamommum burmanni).Kulit kayu manis yang segar yang telah dikumpulkan dicuci untuk memisahkan kotoran yang menempel yang dapat menganggu prosese ekstraksi sampel.Sampel yang telah dibersihkan dirajang kecil-kecil untuk proses pengeringan serta mempermudah dalam proses penghalusan sampel.

Kulit kayu manis(cinnamommum burmanni) dikeringkan dibawah sinar matahari kemudian ditutupi dengan kain hitam supaya mempercepat pengeringan selama 7 hari,sampel yang sudah kering dilakukan sortasi kering untu memisahkan kotoran yang masih tertinggal.selanjutnya simplisia diblender sampai berbentuk serbuk dan diayak menggunakan ayakan 40 mesh.

(23)

siswanto dkk 2020).Hasil ekstrak yang didapat dihitung nilai rendemennya dengan cara berat ekstrak yang dihasilkan dibagi dengan berat awal dari simplisia perhitungan % rendemen dapat dilihat pada lampiran 2.Nilai rendemen dapat dilihat di table 4.4

Tabel 4.4.Hasil rendemen ekstrak kental kulit kayu manis (cinnamommum burmanni)

Bobot serbuk (gram)

Perbandingan pelarut

Bobot ekstrak kental (gram)

Rendemen (%)

30 gram 1:10 5,534 gram 0,328%

30 gram 1:15 9,846 gram 0,184%

4.4 Identifikasi Analisis Tannin

Untuk mengindentifikasi kandungan tannin pada ekstrak kulit kayu manis (cinnamommum burmanni) dilakukan pengujian.Pengujian pertama menggunakan gelatin 1% aquades+na klorida untuk mengetahui senyawa tannin.Berdasarkan hasil yang diperoleh ketika ekstrak kulit kayu manis (cinnamommum burmanni)di campurkan dengan gelatin+aquadest+na klorida terbentuk warna timbulnya warna putih yang berarti (+) mengandung tannin.Hasil uji kedua senyawa tannin menggunakan larutan aquadest lalu ditambahkan Fecl3 hasil positifnya (+) di tunjukan dengan terbentuknya warna biru hitam dan hijau kecoklatan berarti mengandung tannin(prasetyorini dkk 2021).

(24)

mengindentifikasi material yang belum diketahui,menentukan kualitas atau konsisten sampel dan menentukan kualitas atau konsistensi sampel dan menentukan suatu komponen dalam suatu campuran (Indo.J. Chem.Sci.8(2)2019).

Pengujian Fourier Transfrom Infra red (FTIR) bertujuan untuk mengindetifikasi gugus fungsi kimia dari senyawa tannin pada ekstrak kulit kayu manis sampel yang diuji pada pengujian FTIR ini adalah ekstrak kulit kayu manis yan telah disentesis dengan perbandingan 1:10 dan 1:15 dari kedua sampel tersebut diperoleh data panjang gelombang pada sampel.Spektrum FTIR disajikan pada gambar 5 dan untuk data digital FTIR dapat dilihat dari lampiran 3

1:10

Gambar 5. Grafik FT-IR 1: 10

Gambar 6. Grafik FT-IR 1: 15

Berdasarkan data grafik diatas,hasil pengujian FTIR menunjukkan bahwa ekstrak kulit kayu manis (cinnamommum burmanni)memiliki berbagai gugus fungsi kimia analisis tannin pada kulit kayu manis (cinnamommum

(25)

burmanni) dilakukan pada dua perbandingan (1:10) dan (1:15).didapat hasil deteksi pada perbandingan yaitu 1:10 diantaranya pada gelombang 3305,05cm-1 yang menyatakan adanya rentang O-H,pada gelombang 2927,82cm-1 , 2100,63cm-1 menyatakan bahwa adanya ,pada C-H alifatik gelombang 1607,20cm-1,1519cm-1 menyatakan adanya rentang C=C,pada panjang gelombang 1443,50cm-,1371,82cm-1,1205,43cm-1,1282,87cm-

1,1103,65cm-1,1014,84cm-1 1057,33cm-1menyatakan adanya gugus C-O dan gelombang 918,94cm-1,816,62cm-1, menyatakan adanya cincin aromatic yang tersembunyi pada posisi orto (Susila kristia ningrum 2021)

Perbandingan (1:15) diantaranya pada gelombang 3288,93cm-1 yang menyatakan bahwa adanya rentang O-H pada gelombang 2942,95cm-1 yang menyatakan adanya C-H,pada gelombang 2102,02cm-1 yang adanya gugus C=O,pada panjang gelombang 1999,11cm-1,1607,02cm-1,1520,07cm-1 yang menyatakan adanya gugus C=C pita ini sangat jelas bila hanya satu gugus alkil yang menempel,intesitas absorpi berkurang vibrasi terjadi dengan perubahan momen dipole yang lebih kecil.(Dewi hernawati 2020).

4.6 Uji kesetabilan warna

4.6.1 Pengaruh Lama penyinaran

Uji kestabilan warna memiliki beberapa factor yang dapat mempengaruhi zat warna.Uji kestabilan warna pada ekstrak kulit kayu dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-VIS pada perbandingan 1:10 dan 1:15.Penyinaran dibawah spektrofotometri UV-VIS 365 mm menggunakan variasi waktu dari 0 menit hingga 50 menit(Neliyanti2014).Cahaya sinar UV dan cahaya lampu dapat menurunkan absorbansi zat warna (Cayratia trifolia 2014).

(26)

24

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji penelitian yang telah dilakukan,Maka dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan tujuan yang telah dituliskan

1. Hasil uji ekstraksi kulit kayu manis (cinnamommum burmanni) dengan perbandingan pelarut dapat diperoleh rendemen pada sampel yaitu pada perbandingan (1:10) dan (1:15) 15,38%.

2. Dari hasil pengujian FTIR diperoleh ekstrak kulit kayu manis (cinnamommum burmanni) ditemukan spesifik seperti O-H,C- H,C=O,C=C.Dan hasil tersebut merupakan hasil dari senyawa tannin sehingga memperkuat bahwa ekstrak kulit kayu manis (cinnamommum burmanni) mengandung tannin.

3. Ekstrak kulit kayu manis (cinnamommum burmanni) positif mengandung tannin yang dibuktikan dengan melakukan pengujian menggunakan gelatin 1%+aquadest dan na klorida 10% hasil ditandai dengan timbulnya warna putih.dan pengujian dengan Fecl3+aquades hasil positif dengan ditunjukan terbentuknya warna biru hitam atau hijau coklat.

4. Hasil uji penyinaran semakin lama penyinaran UV-Vis maka hasil absorbansinya menurun sehingga warna yang terjadi akan mengalami pucat/pudar.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini yang telah dilakukan maka saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebaiknya pada penelitian selanjutnya.

(27)

1. Menggunakan tanaman yang lain agar dapat dibandingkan sampel tanaman yang lainnya sebagai tanaman herbal yang lebih banyak mengandung tannin dan memiliki warna untuk berbagai produk.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arismawanti, P. (2021). Formulation For Making Edible Spoon With Additional Variants of Natural Dye Extract and Cinnamon Powder (Cinamomum Burmanii) as Anti-Microbial. | Serambi Journal of Agricultural Technology, 3(2), 96–105.

http://ojs.serambimekkah.ac.id/index.php/sjat

Badaring, D. R., Puspitha, S., Sari, M., Nurhabiba, S., Wulan, W., Anugrah, S., Lembang, R., & Biologi, J. (2020). Uji Ekstrak Daun Maja (Aegle marmelos L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus INDONESIAN JOURNAL OF FUNDAMENTAL SCIENCES (IJFS).

Indonesian Journal of Fundamental Sciences, 6(1).

Dan Stabilitas Mutu Fisik Ekstrak Kayu Manis Sebagai Bedak Padat Antioksida, F., Dita Dwi Anggraini, R., Purwati, E., Ikhda Nur Hamidah Safitri, C., & Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo, A. (n.d.). Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek (SNPBS) ke-VI 2021 | 603.

Diva Candraningrat, I. D. A. A., Santika, A. A. G. J., Dharmayanti, I. A. M. S., &

Prayascita, P. W. (2021). REVIEW KEMAMPUAN METODE GC-MS DALAM IDENTIFIKASI FLUNITRAZEPAM TERKAIT DENGAN ASPEK

FORENSIK DAN KLINIK. Jurnal Kimia, 12.

https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i01.p03

Emilda. (2018). EFEK SENYAWA BIOAKTIF KAYU MANIS Cinnamomum burmanii NEES EX.BL.) TERHADAP DIABETES MELITUS: KAJIAN PUSTAKA. In Jurnal Fitofarmaka Indonesia (Vol. 5, Issue 1).

www.jurnal.farmasi.umi.ac.id/index.php/fitofarmakaindonesia

Homepage, J., Najihudin, A., & Suci Indriawati, D. (n.d.). Jurnal Ilmiah Farmako Bahari FORMULATION AND EVALUATION OF BLUSH ON PREPARATIONS FROM THE ETHANOL EXTRACT OF CINNAMON (Cinnamomum burmanni Nees ex Bl) ARTICLE HISTORY.

Kisra, A., & Rosmawati, H. (2019). ANALISIS TATANIAGA KAYU MANIS DI

(29)

DESA KOTA BATU KECAMATAN WARKUK RANAU SELATAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN. JASEP, 5(1).

Kurniawati, A. (2019). Journal of Creativity Student Pengaruh Jenis Pelarut Pada Proses Ekstraksi Bunga Mawar Dengan Metode Maserasi Sebagai Aroma Parfum Info Articles. In Journal of Creativity Student (Vol. 2, Issue 2).

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jcs

Marzuki, I., & Hariroh, S. (2021). Karakteristik GC-MS Minyak Kayu Manis Asal Pulau Banda (GC-MS Characterictics of Banda Island’s Cinnamon Oils).

Analisis Penen... (JPK, 5(2). http://id.

Nico Prayudo, A., & Novian, O. (2015). KOEFISIEN TRANSFER MASSA KURKUMIN DARI TEMULAWAK. Jurnal Ilmiah Widya Teknik, 14.

Penget, I., & Al Bahar, A. (n.d.). Related papers KIMIA ORGANIK X-2 Sheffara Ismana. http://www.ipb.ac.id

Setyaningrum Nugraheni, K., Khasanah, L. U., Utami, R., & Ananditho, B. K.

(2016). THE EFFECT OF PRETREATMENT AND VARIATION METHOD OF DISTILLATION ON QUALITY OF CINNAMON LEAF OIL. In Jurnal Teknologi Hasil Pertanian: Vol. IX (Issue 2).

Umi Khasanah, L., Katri Anandhito, B., Uyun, Q., Utami, R., Jati Manuhara, G., Ilmu dan Teknologi Pangan, P., & Pertanian, F. (2017). Optimasi Proses Ekstraksi Dan Karakterisasi Oleoresin Daun Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) Dua Tahap. INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OILx, 2(1), 20–28.

Widiyanto, I., Anandito, B. K., Khasanah, L. U., Pangan, T., & Pertanian, F. (2013).

EKSTRAKSI OLEORESIN KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) : OPTIMASI RENDEMEN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK MUTU THE EXTRACTION OF CINNAMON (Cinnamomum burmannii) OLEORESIN:

THE YIELD OPTIMIZATION AND THE EXAMINATION OF QUALITY CHARACTERISTICS. In Jurnal Teknologi Hasil Pertanian: Vol. VI (Issue 1).

(30)

Laksmiani N.P.L., Susanti N.M.P., dkk (2015) pengembangan metode refluks untuk ekstraksi andrografolid dari herbal sambiloto (Andrographis paniculata(Burm .f. nees)

Evan dkk Reflux Metode Ekstraksi 2020

Ivan widiyanto dkk (2013) Ekstraksi oleoresin kayu manis (cinnammomum burmannii):optimasi rendemen dan pengujian karakteristik mutu

Ni made sukma sanjiwani dkk (april 2020) Pembuatan hair tonic berbahan dasar lidah buaya dan analisis dengan fourier transform infrared

Fatayatun nabillah dkk ( 2022 ) Auntentikasi Minyak kayu manis (cinnammomum burmannii) menggunakan spektroskopi inframerah dan analisis kometri

Rosa dita dwi anggraini (2015) Formulasi dan stabilitas mutu fisik ekstrak kulit kayu manis (cinnammomum burmannii) sebagai bedak padat antioksidan

Prasetyorini,novi fajar utami dkk (2021) Potensi ekstrak reflux kulit batang kayu manis (cinnammomum burmannii) sebagai antijamur candida albicans dan candida tropicalis

Neliyanti dkk (2014) Ekstraksi dan uji stabilitas zat warna alami.dari buah lakum (cayratia trifolia (L).Domin)

Maria happy Christian klau dkk (2021) Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun dandang gendis (clinacanthus nutans (burm f)landau) terhadap daya analgesic dan gambaran makroskopis lambung mencit

Regina tutik padmaningrum (2015) Validasi metode analisis siklamat secara spektrofotometri dan turbidimetri

Depkes RI (2021) pengertian metode reflux, dan prinsip kerja rerlux

Irnia nurika (2021) stabilitas warna bubuk pewarna dari ekstrak angkak terhadap beberapa pengaruh fisika dan kimia

Surianti dkk (2019) Uji stabilitas pigmen merah antosianin dari daun jati muda (tectona grandis linn f) terhadap ph sebagai pewarna alami

Martin sulistyani (2018) Perbandingan metode transmisi dan reflektansi pada pengukuran polistirena menggunakan instrumentasi spektroskopi fourie

(31)

transform infraredAndaru analitika sains (2021) FTIR-pengertian,fungsi dan cara penggunaan

Lia umi khasanah (2018) pengaruh perlakuan pendiaman dan konsentrasi etanol terhadap oleorensi daun dan kulit batang kayu manis (cinnammomum burmannii)

Eka siswanto syamsul (2020) Penetapan rendemen ekstrak daun jambu mawar (syzygium jambos L.Alston)Berdasarkan variasi konsentrasi etanol dengan metode maserasi

Fitria salsabilla (2018) Prinsip dan mekanisme rotary evaporato Susila Kristianingrum (2020) Handout Spektroskopi infra merah

Depkes RI (2020) Fourier Transform Infra-red (FT-IR).

Dewi hernawati (2020) Perbandingan aktivitas antibakteri bawang putih(allium sativum) Dengan varietas berbeda secara in vitro terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

(32)

LAMPIRAN Lampiran 1.Hasil determinasi Tanaman

(33)

Lampiran 2. Etanol

(34)

Lampiran 3. NACL

Gambar

Gambar 2.3 Struktur umum tannin (pizza,2019).
Tabel  4.4.Hasil  rendemen  ekstrak  kental  kulit  kayu  manis  (cinnamommum  burmanni)
Gambar 5. Grafik FT-IR 1: 10

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil perhitungan sisa obat dapat dihitung kepatuhan pasien dengan cara jumlah sisa obat dibagi dengan jumlah obat yang didapat di kali dengan 100% dari hasil itu dapat

Rendemen minyak sawit kasar (Rcpo) dan inti sawit (Ris) adalah berat minyak sawit kasar dan inti sawit yang dihasilkan pabrik dibagi dengan berat TBS yang diolah dan dikalikan

Dari hasil pemisahan Ca dan Mg, didapat kenaikan berat endapan yang tidak berarti seiring bertambahnya suhu namun terjadi penurunan berat rendemen kitin sehingga dihasilkan

Rendemen alkohol diperoleh dari perhitungan volume alkohol yang dihasilkan pada kadar alkohol 99% dibagi dengan volume bahan baku (molases) yang digunakan. Secara umum

Dari hasil pemisahan Ca dan Mg, didapat kenaikan berat endapan yang tidak berarti seiring bertambahnya suhu namun terjadi penurunan berat rendemen kitin sehingga dihasilkan

Dari hasil perhitungan sisa obat dapat dihitung kepatuhan pasien dengan cara jumlah sisa obat dibagi dengan jumlah obat yang didapat di kali dengan 100% dari hasil itu dapat

Penentuan sudut optimum kemiringan poros turbin dihitung berdasarkan gaya berat dan gaya hidrostatis yang dihasilkan volume air di antara 2 sudu ulir, perhitungan

Minyak Atsiri Hasil Penyulingan Sereh Dapur Rendemen merupakan hasil yang didapat dari perhitungan bobot minyak yang dihasilkan terhadap bobot bahan baku yaitu batang dan daun sereh