• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL SKRIPSI NUR ROHMA BAB 1-3

N/A
N/A
Mutiara Prastika Herman

Academic year: 2025

Membagikan "PROPOSAL SKRIPSI NUR ROHMA BAB 1-3"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GREEN ACCOUNTING DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI (PADA SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2021-2023)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Pada falkutas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Wijaya Putra Surabaya Oleh:

Nur Rohma Wahyu Fadhilla 2101303

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA

SURABAYA 2025

(2)

i

PENGARUH GREEN ACCOUNTING DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI (PADA SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2021-2023)

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

NUR ROHMA WAHYU FADHILLA NPM: 21013030

Proposal skripsi telah disetujui untuk diseminarkan Oleh:

Pembimbing,

(DESY ISMAH ANGGRAINI, S.E., M.A.)

(3)

ii DAFTAR ISI

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

1.4.1 Manfaat Teoritis... 12

1.4.2 Manfaat Praktis ... 12

BAB II ... 15

TELAAH PUSTAKA ... 15

2.1 Landasan Teori ... 15

2.1.1. Legitimacy Theory ... 15

2.1.2 Signaling Theory ... 16

2.1.3 Nilai Perusahaan ... 17

2.1.4 Green Accounting ... 19

2.1.5 Good Corporate Governance ... 20

2.1.6. Profitabilitas ... 22

2.2 Penelitian Terdahulu ... 24

2.3 Kerangka Konseptual ... 31

2.4 Hipotesis ... 31

2.4.1 Pengaruh Green Accounting terhadap Nilai Perusahaan ... 31

2.4.2 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan ... 32

2.4.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan ... 33

2.4.4 Green Accounting dan Pengaruh Profitabilitas dalam Memoderasi Nilai Perusahaan ... 34

2.4.5 GCG dan Pengaruh Profitabilitas dalam memoderasi Nilai Perusahaan ... 35

BAB III ... 36

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 36

3.2 Variabel dan Definisi Operasional ... 36

3.2.1 Variabel Penelitian ... 36

3.2.2 Definisi Operasional ... 41

(4)

iii

3.3 Lokasi Penelitian ... 42

3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel ... 42

3.4.1 Populasi ... 42

3.4.2 Sampel ... 42

3.4.3 Teknik Pengumpulan Sampel ... 43

3.5 Metode Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian ... 45

3.6 Teknik Keabsahan Data ... 46

3.7 Teknik Analisis Data ... 46

3.7.3 Moderated Regression Analysis (MRA) ... 49

3.7.4 Uji Hipotesis ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1……….31

(6)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1……….41 Tabel 3.2……….44 Tabel 3.3……….44

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi yang semakin berkembang pesat seperti saat ini, perusahaan dituntut untuk dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang semakin kompleks.

Peningkatan perkembangan bisnis global ini telah menyebabkan perusahaan bersaing dalam membangun citra atau nilai perusahaan yang baik di mata publik agar tetap kompetitif dengan perusahaan lain. Seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan dan tata kelola perusahaan, BEI telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang mendorong penerapan kebijakan dalam perusahaan-perusahaan yang terdaftar. Salah satu aspek utamanya adalah Green Accounting dan Good Corporate Governance (GCG) juga menjadi faktor kunci dalam menjaga reputasi dan nilai perusahaan. Dalam konteks ini, Green Accounting dan Good Corporate Governance menjadi dua faktor yang dianggap penting dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk menanamkan modal, yang mempengaruhi keberlanjutan perusahaan.

Seorang investor melihat nilai sebuah perusahaan dari seberapa baik perusahaan tersebut mengelola sumber dayanya untuk menghasilkan keuntungan maksimal (Sevilla Ekawati 2023). Sejatinya tujuan utama yang ingin dicapai oleh sebuah perusahaan pada dasarnya adalah bagaimana caranya meningkatkan nilai perusahaan itu sendiri. Nilai inilah yang kemudian jadi tolak ukur untuk melihat seberapa berhasil perusahaan menjalankan usahanya dan tumbuh ke arah yang diharapkan (Gusriandari dkk., 2022).

Ketika nilai perusahaan meningkat, hal itu dipandang sebagai pencapaian penting, karena

(8)

2

secara tidak langsung turut meningkatkan kesejahteraan para pemiliknya. Nilai perusahaan yang terus tumbuh juga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk tetap percaya dan terus menanamkan modalnya di sana (Sevilla Ekawati 2023).

Kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnisnya mencerminkan seberapa baik perusahaan mengelola semua aktivitas dan kewajibannya untuk mencapai tujuannya. Sehingga ketika seorang investor ingin menanamkan modalnya, hal pertama yang akan dilihat adalah nilai dan komitmen perusahaan. Mereka tentu ingin memastikan bahwa investasinya aman dan tidak berisiko merugikan, baik secara finansial maupun dari sisi tanggung jawab sosial (Aswangga & Widoretno, 2025).

Karena itu, perusahaan tidak bisa hanya terpaku pada keuntungan semata. Untuk benar-benar berkembang dan memberikan dampak positif, perusahaan juga harus peduli pada lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan perusahaan untuk menunjukkan kepedulian itu adalah dengan menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip green accounting dan GCG. Lewat pendekatan ini, perusahaan bisa mengelola operasionalnya dengan lebih bijak, sambil tetap menjaga kelestarian alam dan berkontribusi bagi kehidupan sosial. Jadi, bukan hanya soal untung, tapi juga soal tanggung jawab dan keberlanjutan (Aswangga & Widoretno, 2025).

Industri pertambangan telah lama menjadi salah satu pilar penting bagi perekonomian banyak negara, menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan pembangunan. Namun kegiatan pertambangan sering kali membawa dampak besar bagi lingkungan. Operasional perusahaan di sektor ini dapat menyebabkan pencemaran, kerusakan ekosistem, serta degradasi lahan dan sumber air. Banyak orang

(9)

3

merasa bahwa perusahaan sering kali lebih mementingkan keuntungan daripada memperhatikan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitar. Sebagai respons terhadap kekhawatiran ini, semakin banyak perusahaan pertambangan yang mulai menerapkan praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan. Salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan mengadopsi konsep akuntansi hijau (Dissa dkk, 2024.). Green accounting merupakan konsep akuntansi yang memperhitungkan aspek lingkungan dalam aktivitas bisnis perusahaan. Konsep akuntansi hijau dinilai mampu mengatasi pencemaran lingkungan hidup yang berasal dari kegiatan industri. Hal ini disebabkan oleh keharusan bagi perusahaan untuk mengeluarkan biaya pengelolaan lingkungan hidup yang ditetapkan oleh konsep akuntansi hijau (Goldie Kelly & Deliza Henny, 2023).

Adanya Green accounting dapat menyelesaikan isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan dan sosial bagi perusahaan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, serta mengakumulasikan data yang hasilnya dituangkan dalam laporan keuangan dan laporan lingkungan. Salah satu fenomena perusahaan yang mengalami penurunan nilai yang signifikan karena mengabaikan isu lingkungan adalahPT Bumi Resources Tbk (BUMI), salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia, mengalami penurunan laba bersih sebesar 97,9% pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih perusahaan anjlok dari US$525,27 juta pada 2022 menjadi US$10,92 juta pada 2023.

Meskipun penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh turunnya harga batu bara global dan meningkatnya biaya operasional, perusahaan juga menghadapi tekanan dari isu lingkungan. Sebagai perusahaan tambang batu bara, BUMI berada di bawah sorotan publik terkait dampak lingkungan dari operasinya, termasuk emisi karbon dan kerusakan

(10)

4

ekosistem. Tekanan ini dapat mempengaruhi persepsi investor dan pemangku kepentingan lainnya, berkontribusi pada penurunan nilai Perusahaan (Sumber:

https://marketnews.id/).

Fenomena lain salah satunya berasal dari perusahaan tambang batubara. Batubara sendiri merupakan produk yang sangat dibutuhkan manusia, terutama sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Namun, semakin tinggi permintaan terhadap batubara, semakin besar pula dampaknya terhadap lingkungan, karena penggunaan sumber daya alam yang berlebihan. Dalam laporan hasil penilaian pengelolaan lingkungan hidup tahun 2020-2021, beberapa perusahaan tambang batubara, termasuk PT. Jambi Resource, masih tercatat dengan peringkat merah. Peringkat ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut belum memenuhi standar yang ditetapkan dalam peraturan lingkungan hidup. PT. Jambi Resource mendapatkan peringkat merah karena pengelolaan air limbah yang tidak terawat dengan baik dan tidak memperbarui izin untuk limbah bahan berbahaya dan beracun (Elvina dkk, 2024.).

Pengintegrasian informasi mengenai manfaat dan biaya lingkungan tentunya akan memengaruhi keputusan bisnis yang pada gilirannya akan berdampak pada nilai Perusahaan (Aswangga & Widoretno, 2025). Implementasi Green accounting diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan, termasuk dalam hal peningkatan nilai perusahaan. Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penerapan Green accounting melalui profitabilitas sebagai variabel mediasi dapat berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa praktik bisnis

(11)

5

yang ramah lingkungan dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan profitabilitas (Sevilla Ekawati 2023).

Aspek lain yang dapat meningkatkan nilai perusahaan adalah dengan menerapkan Good Corporate Governance (GCG), yang merupakan tata kelola untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Di Indonesia, peraturan mengenai penerapan prinsip pengelolaan usaha yang baik diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 tentang Perseroan Terbatas yang telah disempurnakan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Selain mengoptimalkan pengungkapan pengelolaan modal intelektual, penerapan Good Corporate Governance (GCG) juga menjadi sangat signifikan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pertumbuhan bisnis, serta untuk meningkatkan kepercayaan dan melindungi kepentingan investor. Dalam menerapkan prinsip Good Corporate Governance, haruslah sesuai dengan peraturan yang berlaku, karena penerapan GCG yang baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan melalui peningkatan efektivitas yang pada akhirnya mempengaruhi nilai perusahaan serta ketaatan perusahaan dalam membayar utang, baik kepada pihak internal maupun eksternal. Buruknya pelaksanaan Good Corporate Governace dapat merugikan perusahaan karena akan berdampak negatif pada penurunan nilai perusahaan secara khusus dan dapat merugikan negara (Aswangga & Widoretno, 2025).

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa Good Corporate Governance memiliki pengaruh signifika atau positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menegaskan pentingnya tata kelola perusahaan yang baik dalam meningkatkan nilai Perusahaan (Gusriandari dkk., 2022).

(12)

6

Good Corporate Governance menjadi faktor kunci dalam menjaga keberlangsungan perusahaan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, diharapkan perusahaan dapat mengoptimalkan nilai perusahaan mereka. Menurut laporan statistik tahunan Bursa Efek Indonesia, perusahaan-perusahaan di Indonesia mengalami penurunan nilai selama 5 tahun terakhir. Tercatat nilai perusahaan di sektor manufaktur, khususnya subsektor barang konsumsi, mengalami penurunan yang signifikan hal ini menunjukkan kinerja dan nilai perusahaan yang kurang memuaskan. Sektor ini mencatat penurunan nilai PBV dari 4,63 pada tahun 2018 menjadi hanya 1,06 pada tahun 2022.

Penurunan nilai perusahaan di subsektor Consumer Good Industry ini tentunya menjadi kekhawatiran bagi para investor, karena PBV mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai dibandingkan dengan modal yang telah diinvestasikan.

Tingginya tekanan persaingan yang dihadapi perusahaan dapat mengurangi margin keuntungan dan menghambat pertumbuhan pendapatan, yang menjadi salah satu penyebab utama penurunan PBV di sektor manufaktur barang konsumsi (Dyah Anggraini dkk) 2024.

Fenomena serupa terjadi juga pada sektor pertambangan yang mengalami penurunan nilai yang cukup signifikan setiap tahunnya dari 2018 hingga 2022. Nilai terendah tercatat pada tahun 2021, dengan nilai PBV sebesar 1,1, jauh menurun dibandingkan dengan 2018 yang mencapai angka 3,24. Sejak 2019, penurunan nilai PBV ini terus berlanjut hingga 2021, yang tentu saja memengaruhi minat investor untuk menanamkan modalnya, sehingga berdampak pada penurunan nilai perusahaan. Penurunan ini tidak hanya disebabkan oleh pandemi, tetapi juga dipengaruhi oleh kinerja sumber daya manusia

(13)

7

(SDM) dalam mengelola perusahaan. Keterlibatan SDM dalam hal ini sangat berperan dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG), yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan demi memaksimalkan keuntungan.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai perusahaan, penting untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Ratih Kusuma dkk 2023). Fenomena Penurunan nilai perusahaan lain terjadi pada sektor energi dapat terlihat dari turunnya harga saham. Pada tahun 2021, sektor pertambangan (JAKMINE) mencatat penurunan paling signifikan di antara 10 sektor saham, yaitu sebesar 2,83 persen. Salah satu yang paling terdampak adalah saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), yang turun drastis hingga 6,87 persen ke level Rp2.710 dan terkena auto reject bawah (ARB). Nasib serupa juga dialami oleh saham PT Timah Tbk. (TINS), yang turun 6,88 persen atau 150 poin ke harga Rp2.030 dan juga mengalami ARB. Saham perusahaan tambang lainnya turut melemah, seperti INCO yang turun 3,63 persen dan PTBA yang terkoreksi sebesar 1,69 persen (Azima dkk., 2024).

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan green accounting dan good corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada sektor pertambangan di Indonesia. Selain itu, penelitian ini akan menggunakan variabel profitabilitas untuk membuktikan apakah variabel profitabilitas dapat memperkuat atau melemahkan hubungan antar kedua variabel independent. Juga ingin melihat apakah tingginya kebutuhan masyarakat yang berpotensi meningkatkan profitabilitas perusahaan dapat menjadi faktor yang dapat memediasi hubungan antara penerapan green accounting, good corporate governance dan peningkatan nilai perusahaan (Sevilla

(14)

8

Ekawati 2023). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini mencoba menghadirkan pendekatan yang berbeda dengan menambahkan variabel profitabilitas sebagai variabel moderasi. Profitabilitas dipandang sebagai cerminan dari prospek usaha yang menjanjikan serta efisiensi dalam pengelolaan operasional perusahaan. Semakin tinggi nilai sebuah perusahaan, biasanya akan diikuti dengan peningkatan profitabilitasnya.

Profitabilitas sendiri menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas usahanya. Angka ini menjadi cerminan seberapa efektif perusahaan dalam menjalankan operasional dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan keuntungan (Ratih Kusuma dkk 2023). Ketika perusahaan mampu mencatatkan profit yang baik, hal ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan investor, tetapi juga berdampak pada besarnya return yang dapat dibagikan. Pada akhirnya, kondisi ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.(Dyah Anggraini dkk. 2024).

Dari berbagai penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan publik yang dibangun oleh perusahaan dapat menjadi faktor dalam meyakinkan investor, salah satu aspek yang menjadi perhatian utama dalam menjaga keberlanjutan perusahaan adalah penerapan praktik bisnis yang ramah lingkungan dan tata kelola perusahaan yang baik (Putu dkk., 2024). Dalam penelitian ini, akan dikaji bagaimana penerapan Green Accounting dan Good Corporate Governance dapat berkontribusi terhadap peningkatan nilai perusahaan di sektor pertambangan yang terdaftar di BEI. Selain itu, penelitian ini juga akan meneliti apakah profitabilitas dapat memperkuat atau justru melemahkan hubungan antara Green Accounting, GCG, dan nilai perusahaan. Banyak penelitian yang

(15)

9

menggunakan topik yang serupa terkait nilai perusahaan. Namun hasil sebelumnya belum konsisiten. Oleh karena ini penelitian ini menambahkan variabel profitabilitas sebagai variabel moderasi karena profitabilitas mencerminkan prospek yang baik dan tingkat efisiensi tinggi dalam kinerja perusahaan. Hal ini akan berdampak pada return yang dibagikan ke investor sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan (Dyah Anggraini dkk. 2024).

Berdasarkan uraian pada latar belakang, diketahui bahwa penerapan Green Accounting dan Good Corporate Governance semakin mendapat perhatian dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan, terutama di sektor pertambangan yang memiliki dampak lingkungan cukup besar. Namun, meskipun banyak perusahaan yang sudah menerapkan Green Accounting dan Good Corporate Governance, fenomena penurunan nilai perusahaan, seperti yang terjadi pada perusahaan tambang batu bara di Indonesia, masih sering ditemukan. Selain itu, hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya ketidakkonsistenan dalam temuan terkait pengaruh Green Accounting dan Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa penerapan Green Accounting dapat meningkatkan nilai perusahaan, sementara penelitian lainnya menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan atau bahkan negatif. Hal serupa juga terjadi dalam penerapan Good Corporate Governance, di mana tidak semua aspek GCG secara konsisten berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Dengan demikian, terdapat celah penelitian (research gap) yang ingin diisi oleh penelitian ini, yaitu dengan mengkaji pengaruh Green Accounting dan Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi,

(16)

10

khusus pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2021–2023. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baru untuk memahami bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi dalam mempengaruhi nilai perusahaan di industri yang rentan terhadap isu lingkungan.

Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam literatur akademis mengenai hubungan antara Green accounting, Good Corporate Governance, profitabilitas, dan nilai perusahaan. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang berguna bagi manajemen perusahaan pertambangan dalam meningkatkan nilai perusahaan mereka melalui praktik bisnis yang berkelanjutan dan tata kelola perusahaan yang baik.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang di atas, jelas bahwa Green Accounting dan Good Corporate Governance (GCG) berperan penting dalam meningkatkan nilai perusahaan, terutama di industri pertambangan yang memiliki dampak besar terhadap lingkungan. Meskipun sudah banyak penelitian yang membahas topik ini, masih ada perbedaan hasil yang menunjukkan bahwa hubungan antara faktor-faktor ini belum sepenuhnya dipahami. Selain itu, profitabilitas diduga bisa memperkuat atau justru melemahkan pengaruh Green Accounting dan GCG terhadap nilai perusahaan, sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(17)

11

1. Apakah penerapan Green Accounting berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2021-2023?

2. Bagaimana penerapan Good Corporate Governance dapat memengaruhi nilai perusahaan di sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah profitabilitas bisa memperkuat atau melemahkan hubungan antara Green Accounting dan nilai perusahaan?

4. Sejauh mana profitabilitas berperan dalam memperkuat atau melemahkan pengaruh Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan bagaimana penerapan Green Accounting dapat memengaruhi nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2021-2023.

2. Menganalisis sejauh mana Good Corporate Governance (GCG) berperan dalam meningkatkan nilai perusahaan di sektor pertambangan.

3. Mengungkap apakah profitabilitas dapat memperkuat atau justru melemahkan hubungan antara Green Accounting dan nilai perusahaan.

4. Meneliti bagaimana profitabilitas memoderasi hubungan antara Good Corporate Governance dan nilai perusahaan.

Dengan penelitian ini, diharapkan perusahaan pertambangan dapat lebih memahami pentingnya menerapkan praktik bisnis yang ramah lingkungan dan tata

(18)

12

kelola perusahaan yang baik untuk meningkatkan nilai perusahaan mereka. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi referensi bagi investor dan pihak terkait dalam mengambil keputusan bisnis yang lebih strategis.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak, diantaranya:

1.4.1 Manfaat Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi dunia akademik, khususnya dalam bidang akuntansi, manajemen, dan keuangan.

2) Menambah pemahaman tentang bagaimana Green Accounting dan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh terhadap nilai perusahaan, terutama di sektor pertambangan.

3) Menguji apakah profitabilitas benar-benar berperan sebagai faktor yang memperkuat atau melemahkan hubungan antara Green Accounting, GCG, dan nilai perusahaan.

4) Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengkaji lebih dalam tentang praktik bisnis berkelanjutan dan tata kelola perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang terlibat dalam bisnis dan investasi, antara lain:

(19)

13 1) Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini bisa membantu perusahaan memahami pentingnya Green Accounting dan Good Corporate Governance dalam meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu, perusahaan juga bisa melihat bagaimana profitabilitas dapat memengaruhi hubungan tersebut dan menggunakannya untuk strategi bisnis mereka.

2) Bagi Investor dan Pemangku Kepentingan

Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam menilai perusahaan, terutama dalam melihat apakah perusahaan menjalankan praktik Green Accounting dan memiliki tata kelola yang baik. Dengan begitu, mereka bisa mengambil keputusan investasi yang lebih bijak.

3) Bagi Pemerintah dan Regulator

Hasil penelitian ini bisa menjadi masukan bagi pemerintah dan regulator dalam mengevaluasi kebijakan terkait Green Accounting dan GCG. Ini bisa membantu dalam merancang aturan yang lebih efektif untuk mendukung keberlanjutan bisnis dan lingkungan.

4) Bagi Akademisi dan Peneliti

Penelitian ini bisa menjadi referensi yang bermanfaat bagi akademisi dan peneliti yang ingin mengembangkan studi lebih

(20)

14

lanjut tentang hubungan antara Green Accounting, Good Corporate Governance, profitabilitas, dan nilai perusahaan, khususnya di industri pertambangan.

(21)

15 BAB II

TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

Teori digunakan sebagai landasan dalam melakukan perumusan hipotesis. Bagian ini menjelaskan mengenai landasan teoritis yang digunakan dalam penelitian serta variable variabel yang diuji pada penelitian.

2.1.1. Legitimacy Theory

Legitimacy Theory atau Teori legitimasi merupakan salah satu teori yang penting dalam pengungkapan informasi perusahaan. Berdasarkan teori legitimasi, salah satu cara krusial bagi sebuah perusahaan untuk tetap eksis adalah dengan menyampaikan informasi mengenai lingkungan. Memanfaatkan sistem laporan keuangan yang berbasis lingkungan akan mendukung perusahaan dalam mempublikasikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan dan menilai biaya dan keuntungan lingkungan (Bintang dan Budi 2024). Dijelaskan bahwa dalam menjalankan aktivitas operasionalnya, perusahaan seharusnya mematuhi seluruh peraturan dan norma-norma yang berlaku (Sevilla Ekawati, 2023).

Konsep teori legitimasi diperkenalkan oleh Dowling dan Pfeffer pada tahun 1972.

Tujuan utama dari teori ini adalah memastikan keberlangsungan dan kinerja perusahaan yang efisien dalam jangka panjang (Putu dkk., 2024). Intinya, teori ini menyoroti bagaimana perusahaan membangun hubungan dengan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, sekaligus memberikan manfaat kembali kepada lingkungan sekitarnya (Sevilla Ekawati, 2023)

(22)

16

Dalam penelitian ini, teori legitimasi berperan sebagai landasan Variabel Green Accounting yang menjadi penghubung antara perusahaan dan masyarakat, di mana perusahaan berupaya menunjukkan bahwa aktivitas operasionalnya telah memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Dengan langkah ini, perusahaan ingin memastikan bahwa kehadirannya tidak membawa dampak negatif bagi masyarakat sekitar. Ketika perusahaan mampu membangun citra positif yang peduli terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, kepercayaan masyarakat terhadapnya pun akan semakin kuat. Pada akhirnya, teori ini membantu memperkuat keyakinan bahwa keberadaan perusahaan tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan bersama.

2.1.2 Signaling Theory

Signaling Theory atau Teori sinyal menjelaskan bagaimana penyedia informasi dapat menyampaikan sinyal kepada penerima informasi. Data yang dibagikan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi suatu bisnis. Informasi ini berperan penting dalam membantu para pemangku kepentingan memahami situasi perusahaan dengan lebih baik, sehingga dapat mempengaruhi keputusan yang mereka ambil (Putu dkk. 2024). Dalam teori sinyal menguraikan alasan mengapa perusahaan memiliki motivasi untuk dapat memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak luar adalah agar perusahaan dapat menambah nilai dari sebuah perusahaan dengan mengurangi asimetri informasi yaitu dengan memberikan sinyal kepada pihak-pihak luar. Dengan menyampaikan informasi

(23)

17

mengenai keuangan yang dapat diandalkan dan selanjutnya akan mengurangi keraguan mengenai prospek perusahaan di masa depan (Ratih dan imam 2023).

Teori Sinyal berfokus pada bagaimana perusahaan menyampaikan informasi kepada pihak luar, terutama investor, untuk mengurangi kesenjangan informasi yang mungkin terjadi. Dalam dunia bisnis, keputusan dan tindakan perusahaan sering kali menjadi sinyal bagi investor dalam menilai prospek dan kredibilitas perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, penerapan GCG dapat menjadi sinyal positif bagi investor dan pemangku kepentingan lainnya. Tata kelola perusahaan menurut teori sinyal menggambarkan hubungan antara manajemen dan pemilik perusahaan, di mana manajemen berperan sebagai pihak yang bertanggung jawab secara moral untuk menyampaikan laporan kinerja perusahaan kepada para pemilik atau pemegang saham. Dalam upaya mencapai kesejahteraan yang diharapkan, perusahaan sering kali menghadapi dua kepentingan yang berjalan beriringan: kepentingan para pemegang saham dan kepentingan internal perusahaan. Namun, perbedaan kepentingan ini bisa memunculkan ketimpangan informasi antara manajemen dan pemegang saham, yang jika tidak dikelola dengan baik, bisa memengaruhi kepercayaan dan pengambilan keputusan (Putu dkk., 2024).

2.1.3 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan mencerminkan seberapa efektif manajemen dalam mengelola aset perusahaan untuk mencapai tujuan utama, yaitu meningkatkan kesejahteraan para stakeholders dan shareholders melalui upaya memaksimalkan

(24)

18

nilai perusahaan. Nilai ini umumnya dikaitkan dengan harga saham berdasarkan persepsi investor; semakin tinggi harga saham perusahaan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaannya. Perusahaan dengan nilai yang tinggi cenderung memberikan tingkat kemakmuran yang lebih besar bagi para pemegang saham (Ratih dkk 2023). Nilai perusahaan menunjukkan harga pasar sahamnya, yang menunjukkan seberapa baik kinerja perusahaan saat ini serta harapan terhadap perkembangan perusahaan di masa depan (Sevilla Ekawati 2023).

Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaannya, yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan juga menunjukkan upaya dalam meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham, yang dapat diamati melalui fluktuasi harga saham (Gusriandari dkk., 2022). Dalam menjalankan perusahaan, manajemen perlu memberi perhatian khusus pada nilai perusahaan. Hal ini penting karena nilai perusahaan menjadi salah satu pertimbangan utama bagi investor ketika memutuskan untuk menanamkan modalnya dan turut serta dalam pengembangan Perusahaan (Sevilla Ekawati 2023). Salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk mengukur nilai perusahaannya adalah melalui metode Tobin’s Q, yang dikembangkan oleh Prof. James Tobin pada tahun 1967. Metode ini membandingkan antara nilai pasar dan nilai buku ekuitas untuk melihat seberapa efektif manajemen dalam mengelola aset perusahaan. Lewat indikator ini, kita bisa menilai kinerja perusahaan dari sisi nilai pasarnya, sehingga memberikan gambaran sejauh mana perusahaan dihargai oleh pasar (Gusriandari dkk., 2022).

(25)

19 2.1.4 Green Accounting

Green accounting merupakan suatu proses yang mencakup pengukuran, pengakuan, pencatatan, peringkasan, pelaporan, dan pengungkapan nilai atas objek, transaksi, maupun peristiwa yang bersifat keuangan, sosial, dan lingkungan secara menyeluruh, terintegrasi, serta relevan. Tujuannya adalah untuk mendukung proses pengambilan keputusan dan pengelolaan aspek ekonomi maupun non-ekonomi (Aswangga & Widoretno, 2025). Pengukuran Variabel Green Accounting menggunakan GRI Indeks. GRI Index adalah seperangkat indikator yang digunakan untuk mengukur dan melaporkan kinerja keberlanjutan suatu organisasi, berdasarkan pedoman dari Global Reporting Initiative (GRI).

GRI sendiri adalah organisasi internasional independen yang menyediakan standar global untuk pelaporan keberlanjutan, mencakup aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Teori GRI Index dalam pengukurannya berakar dari pedoman yang disusun oleh Global Reporting Initiative (GRI), sebuah organisasi nirlaba yang berdiri sejak tahun 1997. Tujuan utamanya adalah menyediakan standar global untuk pelaporan keberlanjutan, mencakup aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (Environmental, Social, and Governance – ESG) (Pandiangan dkk., 2024).

Pada tahun 2013, GRI meluncurkan G4 Guidelines sebagai bentuk penyempurnaan, dengan fokus pada transparansi dan pengungkapan indikator- indikator yang relevan terhadap kinerja keberlanjutan perusahaan. Pengukuran Green Accounting dapat dilakukan secara inovatif dengan membagi jumlah

(26)

20

pengungkapan lingkungan perusahaan terhadap 91 indikator yang mencakup berbagai dimensi dampak ekologis. Pendekatan ini menawarkan kerangka kerja yang lebih terstruktur untuk mengevaluasi sejauh mana perusahaan mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam praktik bisnisnya, sekaligus memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai transparansi dan komitmen perusahaan dalam laporan keuangan mereka (Pandiangan dkk., 2024). Standart GRI pada Perusahaan dapat dilihat dari sustainbillity report atau laporan keberlanjutannya. Menurut GRI, Laporan keberlanjutan adalah cara perusahaan menunjukkan keterbukaannya terhadap dampak paling besar yang mereka timbulkan—baik dari sisi ekonomi, lingkungan, maupun sosial—melalui aktivitas bisnis mereka. Dengan pelaporan ini, perusahaan tak hanya menyampaikan informasi, tapi juga mengambil tanggung jawab atas dampak tersebut dan menunjukkan bagaimana mereka mengelolanya. Standar yang ditetapkan oleh GRI memberikan sebuah bahasa bersama yang bisa digunakan secara global, sehingga perusahaan di seluruh dunia dapat mengkomunikasikan pengaruh mereka terhadap manusia dan lingkungan secara jelas dan konsisten (GRI and SASB Standard, 2021).

2.1.5 Good Corporate Governance

Good Corporate Governance (GCG) merupakan mekanisme yang mengatur hubungan antara manajemen perusahaan dan kepentingan para stakeholder, dengan tujuan untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan serta meningkatkan kepercayaan para pemegang saham

(27)

21

(Muhammad Irsyad dkk 2024). Dalam menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG), perusahaan perlu menyesuaikan diri dengan peraturan yang berlaku. GCG yang dijalankan dengan baik tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan kinerja perusahaan, tetapi juga diharapkan berdampak langsung pada peningkatan nilai perusahaan. Selain itu, penerapan GCG juga mencerminkan tanggung jawab perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, baik kepada pihak internal maupun eksternal, termasuk dalam hal pembayaran utang (Dyah Anggraini dkk. 2024.). Lebih dari sekadar aturan, tata kelola yang baik menjadi cara perusahaan membangun kepercayaan dengan para stakeholder melalui penyampaian informasi yang jujur dan transparan. Tak hanya itu, perusahaan juga diharapkan mampu memberi kontribusi positif bagi lingkungan, sebagai bagian dari komitmennya terhadap keberlanjutan (Dyah Anggraini dkk. 2024).

Agar penerapan Good Corporate Governance (GCG) berjalan dengan efektif, diperlukan keberadaan dewan komisaris dan komite audit. Dewan komisaris memiliki peran penting dalam memastikan bahwa strategi yang dijalankan perusahaan berjalan dengan baik dan sesuai tujuan, sementara komite audit membantu memperkuat sistem pengelolaan perusahaan agar lebih transparan dan bertanggung jawab (Sekar Tanjung & Setiawati, 2025a). Penerapan GCG telah terbukti mampu mendorong peningkatan nilai perusahaan. Hal ini karena prinsip utama dalam GCG yaitu akuntabilitas dan transparansi menuntut keterbukaan serta kejelasan dalam penyampaian informasi perusahaan. Dengan

(28)

22

informasi yang terbuka dan jelas, investor akan merasa lebih aman dan percaya untuk menanamkan modalnya, karena mereka tahu perusahaan dikelola dengan jujur dan professional (Sekar Tanjung & Setiawati, 2025a).

2.1.6. Profitabilitas

Profitabilitas adalah bagian utama bagi kelangsungan suatu Perusahaan (Goldie Kelly & Deliza Henny, 2023). Profitabilitas merupakan gambaran tentang seberapa besar kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan. Semakin baik perusahaan dalam meraih laba, maka semakin tinggi pula harapan investor untuk mendapatkan return dari investasinya. Hal ini tentu akan berdampak positif terhadap peningkatan nilai perusahaan secara keseluruhan (Kurnia, 2018; Ratih Kusuma dkk 2023).

Profitabilitas mencerminkan seberapa baik perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Melalui rasio tertentu, profitabilitas membantu menunjukkan seberapa efektif perusahaan memanfaatkan aset dan modal yang ada untuk menghasilkan keuntungan. Dengan kata lain, profitabilitas menjadi gambaran nyata tentang kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba yang pada akhirnya akan memberikan nilai tambah bagi para investornya (Sevilla Ekawati, 2023b). Profitabilitas bisa dijadikan sebagai alat untuk melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dengan mempertimbangkan seberapa besar penjualan, aset, dan ekuitas yang dimiliki.

Rasio-rasio profitabilitas ini juga membantu menilai seberapa efektif dan efisien

(29)

23

perusahaan dalam menjalankan usahanya, sekaligus menjadi gambaran umum tentang kinerja perusahaan secara keseluruhan (Ratih Kusuma dkk 2023.).

Profitabilitas bisa diukur melalui berbagai rasio keuangan seperti ROA, ROE, NPM, dan lainnya. Aspek ini sangat penting bagi keberlanjutan perusahaan karena selalu menjadi salah satu perhatian utama para investor. Ketika perusahaan menunjukkan pertumbuhan laba yang terus meningkat dan memiliki potensi untuk memberikan manfaat yang lebih besar di masa depan bagi para stakeholder, maka kepercayaan investor pun ikut tumbuh. Hal ini membuat mereka lebih tertarik untuk menanamkan modal, karena melihat peluang dan prospek yang menjanjikan (Pratiwi & Rahayu, 2018; (Sevilla Ekawati, 2023b).

(30)

24 2.2 Penelitian Terdahulu

Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan pengaruh penerapan green accounting dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi:

No. Peneliti dan Tahun

Judul dan Sumber Pustaka

Tujuan Variabel & Teknik Analisis

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Peneliti: Wahyu

Gusriandari, Mega Rahmi, Yosep Eka Putra Tahun: 2022 Institusi:

Institut Agama Islam Negeri Batusangkar &

Akademi

Keuangan dan Perbankan Padang

Judul: Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan

Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017- 2020

Sumber: Jurnal Pundi, Vol. 06, No. 01, Mei 2022

Meneliti pengaruh kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dan komite audit terhadap nilai

perusahaan.

Mengkaji bagaimana penerapan Good Corporate Governance (GCG) dapat mempengaruhi nilai

perusahaan dalam sektor

Variabel Independen:

Kepemilikan

Manajerial (diukur dengan persentase kepemilikan saham oleh manajemen) Dewan Komisaris Independen (diukur dengan persentase anggota komisaris independen terhadap total komisaris) Komite Audit (diukur dengan jumlah anggota komite audit dalam perusahaan)

Variabel Dependen:

Nilai Perusahaan (diukur dengan Tobin’s Q)

Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan (p- value = 0,048 <

0,05, t-hitung = 2,052 > t-tabel = 2,036).

Dewan Komisaris Independen tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan (p- value = 0,974 >

0,05, t-hitung = - 0,033 < t-tabel = 2,036).

Sama-sama meneliti pengaruh Good

Corporate Governance terhadap

nilai perusahaan di sektor pertambangan.

Tidak menggunakan variabel Green Accounting dan

Profitabilitas sebagai variabel

moderasi.

(31)

25 pertambangan

di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Teknik Analisis:

Metode: Kuantitatif (Ex Post Facto) Analisis: Regresi linier berganda Jumlah Sampel: 9 perusahaan

pertambangan yang terdaftar di BEI selama periode 2017-2020, dengan total 36 observasi Teknik Pengambilan Sampel: Purposive sampling

Komite Audit tidak

berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan (p- value = 0,052 >

0,05, t-hitung = 2,019 < t-tabel = 2,036).

Secara simultan, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dan komite audit tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan (p- value = 0,126 >

0,05, F-hitung = 2,058 < F-tabel = 2,87).

2. Ratih Kusuma Mawardani, Imam Baidlowi, Tatas Ridho Nugroho, dan Nur Ainiyah.

Judul: Pengaruh Good Corporate Governance dan Firm Size Terhadap Nilai Perusahaan DenganProfitabilitas Sebagai Variabel

Menguji pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan

Variabel Independen:

Good Corporate Governance (GCG) (diukur dengan Dewan Direksi)

Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

Sama-sama menggunakan

Profitabilitas sebagai variabel moderasi dan meneliti Good Corporate

Tidak meneliti Green Accounting;

objek penelitian pada sektor pertambangan lebih umum dan

(32)

26 Tahun 2023,

Institusi:

Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Majapahit

Moderasi (Studi

Empiris Pada

Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019- 2022)

Sumber: Jurnal Rimba, Vol.1 No.3 Agustus 2023, Halaman 01-15

ukuran perusahaan (Firm Size) terhadap nilai Perusahaan dan Meneliti peran

profitabilitas sebagai variabel moderasi dalam hubungan antara GCG dan Firm Size dengan nilai perusahaan

Firm Size (diukur dengan logaritma aset)

Variabel Dependen:

Nilai Perusahaan (diukur dengan Price to Book Value/PBV) Variabel Moderasi:

Profitabilitas (diukur dengan Return on Investment/ROI) Teknik Analisis:

Metode kuantitatif Analisis Partial Least Square (PLS) menggunakan software SmartPLS Teknik pengambilan sampel: Purposive sampling dengan total 13 perusahaan pertambangan selama periode 2019-2022 (52 laporan keuangan).

perusahaan. Firm Size berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Profitabilitas tidak

berpengaruh signifikan dalam memoderasi hubungan antara GCG dan nilai perusahaan.

Profitabilitas tidak

berpengaruh signifikan dalam memoderasi hubungan antara Firm Size dan nilai perusahaan.

Governance terhadap nilai perusahaan.

melibatkan Firm Size, bukan fokus Green Accounting.

3. Peneliti: Ardini Sevilla Ekawati Tahun: 2023 Institusi:

Universitas

Judul: Pengaruh Penerapan Green Accounting Melalui Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi

Meneliti apakah profitabilitas dapat menjadi variabel

Variabel

Independen: Green Accounting (diukur melalui skor peringkat Proper)

Green accounting tidak

berpengaruh langsung

Sama-sama meneliti pengaruh Green Accounting terhadap nilai perusahaan dengan

Profitabilitas dijadikan variabel mediasi, bukan moderasi; objek di sektor consumer

(33)

27 Ciputra

Surabaya

Terhadap Nilai Perusahaan

Sumber: Media

Akuntansi dan

Perpajakan Indonesia, Volume 5, Nomor 1, September 2023

mediasi dalam hubungan antara penerapan green accounting dan nilai perusahaan.

Menguji pengaruh langsung green accounting terhadap nilai perusahaan.

Menganalisis hubungan green accounting dengan profitabilitas serta pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Variabel Dependen:

Nilai Perusahaan (diukur dengan Tobin’s Q)

Variabel Mediasi:

Profitabilitas (diukur dengan Return on Equity/ROE)

Teknik Analisis:

Metode: Kuantitatif dengan model data panel

Analisis: Path Analysis (Analisis Jalur)

Software: STATA 13 Jumlah Sampel: 117 observasi dari 30 perusahaan sektor consumer non- cyclicals yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2019–

2021

Teknik Pengambilan Sampel: Purposive sampling

terhadap nilai perusahaan.

Green accounting memiliki

pengaruh negatif signifikan

terhadap profitabilitas.

Profitabilitas memiliki

pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Profitabilitas tidak mampu memediasi

hubungan antara green accounting

dan nilai

perusahaan.

memperhatikan Profitabilitas.

non-cyclicals, bukan

pertambangan.

(34)

28 4. Peneliti: Sandra

Goldie Kelly &

Deliza Henny Tahun: 2023 Institusi:

Fakultas

Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Trisakti

Judul: Pengaruh Green Accounting dan Kinerja Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi

Sumber: Jurnal Ekonomi Trisakti, Vol. 3 No. 2, Oktober 2023

Menganalisis pengaruh Green Accounting terhadap Nilai Perusahaan.

Menguji hubungan antara Kinerja Lingkungan dan Nilai Perusahaan.

Menguji apakah Profitabilitas dapat

memperkuat hubungan Green Accounting dan Kinerja Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan.

Variabel Independen:

Green Accounting (diukur dengan skor PROPER)

Kinerja Lingkungan (diukur dengan penghargaan ISO 14000/14001) Variabel Dependen:

Nilai Perusahaan (diukur dengan Tobin’s Q)

Variabel Moderasi:

Profitabilitas (diukur dengan Return on Asset/ROA)

Teknik Analisis:

Metode: Kuantitatif Analisis: Moderate Regression Analysis (MRA)

menggunakan SPSS versi 24

Jumlah Sampel: 51 perusahaan sub- sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia

Green

Accounting tidak berpengaruh secara langsung terhadap Nilai Perusahaan (p- value = 0,484 >

0,05).

Kinerja

Lingkungan juga tidak

berpengaruh langsung

terhadap Nilai Perusahaan (p- value = 0,094 >

0,05).

Profitabilitas berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan (p- value = 0,005 <

0,05).

Profitabilitas mampu memperkuat pengaruh Green Accounting terhadap Nilai

Sama-sama

menggunakan Green Accounting dan Profitabilitas sebagai variabel moderasi.

Menambahkan Kinerja

Lingkungan sebagai variabel tambahan; objek di sub-sektor

makanan dan minuman, bukan pertambangan.

(35)

29

(BEI) selama periode 2019-2021 Teknik Pengambilan Sampel: Purposive sampling

Perusahaan (p- value = 0,018 <

0,05).

Profitabilitas juga mampu

memperkuat pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan (p- value = 0,008 <

0,05).

5. Peneliti: Ni Putu Ayu Rasita Nata Dewi &

Henny Triyana Hasibuan Tahun: 2024 Institusi:

Universitas Udayana, Denpasar

Judul: The Effect of Implementing Green Accounting and Good Corporate Governance on Company Value (Study of Industrial and Chemical Sector Companies Listed on the Indonesian Stock Exchange)

Sumber: Jurnal TRANSEKONOMIKA:

Akuntansi, Bisnis dan Keuangan, Volume 4 No. 6, 2024

Meneliti dampak penerapan green accounting terhadap nilai perusahaan.

Menganalisis pengaruh good corporate governance (GCG)

terhadap nilai perusahaan.

Menggunakan perusahaan di sektor industri dan kimia

Variabel Independen:

Green Accounting (diukur dengan alokasi biaya lingkungan dalam laporan keuangan) Good Corporate Governance (diukur melalui jumlah dewan komisaris independen)

Variabel Dependen:

Nilai Perusahaan (diukur

menggunakan Tobin’s Q) Teknik Analisis:

Green Accounting berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Good Corporate Governance berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Green accounting yang diterapkan perusahaan ternyata belum dapat

memberikan

Sama-sama meneliti pengaruh Green Accounting dan Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan.

Tidak

menggunakan variabel Profitabilitas sebagai moderasi;

objek penelitian sektor industri dan kimia, bukan sektor

pertambangan.

(36)

30 yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2018- 2022 sebagai objek

penelitian.

Metode: Kuantitatif Teknik Analisis:

Regresi linier berganda

Jumlah Sampel: 58 perusahaan sektor industri dan kimia selama 5 tahun (2018-2022), dengan total 248 observasi Teknik Pengambilan Sampel: Purposive sampling

sinyal positif kepada investor, bahkan

cenderung dipersepsikan sebagai beban tambahan yang dapat

menurunkan nilai perusahaan.

Sebaliknya, penerapan Good Corporate

Governance yang baik, seperti adanya dewan komisaris

independen, dapat

meningkatkan nilai perusahaan dengan

menciptakan kepercayaan dan transparansi yang lebih baik bagi pemegang saham.

(37)

31 2.3 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Green Accounting terhadap Nilai Perusahaan

Penerapan green accounting menjadi bukti nyata bahwa perusahaan benar- benar peduli terhadap lingkungan sekitar. Langkah ini membantu membangun citra positif perusahaan, sehingga produk yang mereka tawarkan lebih mudah diterima oleh masyarakat. Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan, banyak orang mulai berpartisipasi aktif dalam upaya mencegah kerusakan alam. Kesadaran ini mendorong mereka untuk lebih memilih produk yang aman dan ramah lingkungan. Pada akhirnya, pendekatan ini tidak hanya melindungi lingkungan tetapi juga memperkuat reputasi dan nilai perusahaan di mata publik (Goldie Kelly & Deliza Henny, 2023).

(38)

32

Dalam penelitian ini, teori legitimasi menjadi dasar penting bagi penerapan green accounting sebagai penghubung antara perusahaan dan masyarakat. Melalui pendekatan ini, perusahaan berusaha menunjukkan bahwa aktivitas operasionalnya telah mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan. Dengan demikian, perusahaan ingin memastikan kehadirannya tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar. Pada akhirnya, teori ini memperkuat keyakinan bahwa keberadaan perusahaan tidak hanya memberikan manfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan bersama.

Penelitian yang dilakukan oleh (Goldie Kelly & Deliza Henny, 2023) Menyatakan bahwa Green Accounting berpengaruh terhadap positif Nilai Perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Sevilla Ekawati 2023) Penerapan green accounting berdampak positif terhadap nilai perusahaan.

H1: Green Accounting berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan 2.4.2 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan

Salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan kepada para investor adalah dengan menerapkan tata kelola yang baik dalam operasionalnya. Good Corporate Governance atau tata kelola perusahaan adalah upaya untuk menciptakan sistem pengelolaan yang teratur dan transparan. Dengan adanya tata kelola yang baik, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan harmonis, yang

(39)

33

pada gilirannya akan mendukung kesejahteraan perusahaan dan semua pihak yang terlibat di dalamnya (Aswangga & Widoretno, 2025).

Tata kelola perusahaan menurut teori sinyal menggambarkan interaksi antara manajemen dan pemilik perusahaan, di mana manajemen memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikan laporan kinerja perusahaan kepada para pemilik atau pemegang saham. Dalam upaya mencapai kesejahteraan yang diinginkan, perusahaan sering kali dihadapkan pada dua kepentingan yang berjalan seiring: kepentingan para pemegang saham dan kepentingan internal perusahaan itu sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh (Aswangga & Widoretno, 2025) Menyatakan bahwa Good Corporate Governance berpengaruh terhadap positif Nilai Perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Ratih Kusuma dkk 2023) Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap nilai Perusahaan.

H2: Good Corporate Govenance berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan 2.4.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan menjadi salah satu aspek penting yang dipertimbangkan investor sebelum menanamkan modal. Nilai ini mencerminkan reputasi dan keberhasilan perusahaan dalam menjalankan operasinya dari waktu ke waktu.

Selain itu, nilai perusahaan juga menjadi indikator kinerja yang memengaruhi profitabilitas. Dengan nilai perusahaan yang tinggi, investor lebih percaya

(40)

34

terhadap prospek perusahaan, sehingga meningkatkan minat mereka untuk berinvestasi.

Penelitian yang dilakukan oleh (Goldie Kelly & Deliza Henny, 2023) Menyatakan bahwa Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh(Teuku Umar dkk. 2023) Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

H3: Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan

2.4.4 Green Accounting dan Pengaruh Profitabilitas dalam Memoderasi Nilai Perusahaan

Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik cenderung mendapatkan citra positif di mata masyarakat dan investor. Namun, bagi investor, citra positif saja tidak cukup. Mereka juga akan mempertimbangkan aspek lain, salah satunya adalah tingkat profitabilitas. Profitabilitas yang tinggi menjadi daya tarik utama karena mencerminkan potensi perusahaan dalam memberikan imbal hasil yang menjanjikan dari investasi yang mereka tanamkan (Goldie Kelly & Deliza Henny, 2023).

Penelitian yang dilakukan oleh (Goldie Kelly & Deliza Henny, 2023) Menyatakan bahwa Profitabilitas mampu memoderasi Green Accounting terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

(41)

35

(Sevilla Ekawati 2023) Profitabilitas mampu memediasi pengaruh antara penerapan green account-ing terhadap nilai perusahaan.

H4: Profitabilitas mampu memoderasi Green Accounting terhadap Nilai Perusahaan

2.4.5 GCG dan Pengaruh Profitabilitas dalam memoderasi Nilai Perusahaan Profitabilitas juga bisa menjadi dorongan bagi para manajer untuk terus menjaga dan meningkatkan kinerja perusahaan. Usaha ini pada akhirnya berkontribusi dalam menaikkan nilai perusahaan itu sendiri. Selain itu, penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang diperkuat dengan tingkat profitabilitas yang baik terbukti memiliki pengaruh besar terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kuat penerapan GCG dan semakin baik profitabilitasnya, maka sinyal positif akan muncul di mata investor.

Kepercayaan investor pun meningkat, yang pada gilirannya berdampak pada naiknya nilai Perusahaan (Ratih Kusuma dkk 2023)

Penelitian yang dilakukan oleh (Ratih ksuma dkk 2023.) Menyatakan bahwa Profitabilitas memiliki pengaruh dalam memoderasi GCG dan nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Teuku Umar dkk. 2023) Profitabilitas memperkuat pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan.

H5: Profitabilitas memiliki pengaruh dalam memoderasi GCG dan Nilai Perusahaan

(42)

36 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan melalui studi dokumen, dengan mengakses informasi yang tersedia di website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)Apabila data yang dibutuhkan tidak lengkap atau terbatas di kedua website tersebut, peneliti akan mencari data tambahan dari website masing-masing perusahaan terkait. Pendekatan penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif, dengan tujuan untuk menguji hubungan antara variabel independen (Green Accounting dan Good Corporate Governance), terhadap variabel dependen (Nilai Perusahaan). Selain itu, penelitian ini juga mempertimbangkan Profitabilitas sebagai variabel moderasi yang berpotensi memengaruhi kekuatan atau arah hubungan antara variabel-variabel tersebut.

3.2 Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2021: 67). Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

(43)

37 3.2.1.1 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel dependen ini juga sering disebut sebagai variabel yang terikat, karena nilainya dipengaruhi oleh variabel lain dalam penelitian. Variabel Dependen pada penelitian ini adalah nilai Perusahaan (Sugiyono 2021:69). Nilai perusahaan dapat diartikan dengan gambaran dari baik atau buruknya manajemen mengendalikan kekayaan perusahan (Ratih Kusuma dkk 2023.). Nilai Perusahaan dapat diukur menggunakan rumus Tobin`s Q. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan Tobin’s Q. Tobin’s Q diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑸 =(𝑴𝑽𝑬 + 𝑫ⅇ𝒃𝒕) 𝑻𝑨 Keterangan:

Tobin’s Q: Nilai Perusahaan

MVE: Nilai pasar ekuitas (closing price saham × jumlah saham beredar) DEBT: Total utang perusahaan

TA: Total Aktiva

3.2.1.2 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau menjadi penyebab munculnya perubahan pada variabel lain, yaitu variabel terikat (Sugiyono 2021: 69).

Dengan kata lain, variabel bebas adalah faktor yang sengaja diatur atau diamati oleh peneliti untuk melihat dampaknya terhadap hal lain yang sedang diteliti. Berikut ini definisi operasional variabel independent:

(44)

38 1. Green Accounting (X1)

Green accounting adalah proses mencatat, mengukur, dan melaporkan berbagai biaya yang berkaitan dengan dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan. Informasi ini kemudian dimasukkan ke dalam laporan keuangan perusahaan, organisasi, atau lembaga, agar aspek lingkungan juga ikut diperhitungkan dalam kinerja dan pengambilan keputusan (Putu dkk., 2024). Green accounting merupakan variabel bebas dalam penelitian ini, yang diukur melalui indeks GRI. Green Accounting melibatkan pengukuran dan pelaporan nilai ekonomi dari praktik bisnis yang ramah lingkungan (Pandiangan dkk., 2024).

𝐺𝑅𝐼 𝐼𝑁𝐷𝐸𝐾𝑆 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑈𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 91 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝐺𝑅𝐼4

2. Good Corporate Governance (X2)

Good Corporate Governance (GCG) adalah konsep tata kelola perusahaan yang bertujuan untuk memastikan pengelolaan sumber daya berjalan dengan baik, sehingga operasional perusahaan bisa berlangsung secara efisien dan optimal. Penerapan GCG mencerminkan seberapa efektif perusahaan dalam mengelola aset yang dimilikinya, dan hal ini tentu berpengaruh terhadap kesuksesan bisnis secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, beberapa aspek GCG yang menjadi perhatian meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, jumlah anggota dewan komisaris, dan ukuran komite audit (Sekar Tanjung & Setiawati, 2025). Namun, fokus utama dalam penelitian ini adalah pada ukuran dewan komisaris sebagai indikator GCG. Menurut Forum for

(45)

39

Corporate Governance in Indonesia, dewan komisaris merupakan bagian penting dalam penerapan good corporate governance. Tugas utamanya adalah mengawasi jalannya strategi perusahaan dan memastikan bahwa prinsip akuntabilitas dijalankan dengan baik.

Keberadaan dewan komisaris independen sangatlah vital karena mereka berfungsi sebagai pengawas yang netral dan tidak terlibat langsung dalam kegiatan operasional perusahaan. Hal ini membantu mencegah potensi penyalahgunaan wewenang oleh pihak manajemen. Dengan kata lain, dewan komisaris independen memainkan peran kunci dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan manajemen dan pemegang saham (Sekar Tanjung & Setiawati, 2025). Dewan Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepemilikan saham, hubungan keluarga, atau keterkaitan lain dengan anggota dewan komisaris, direksi, maupun pemegang saham pengendali (principal). Tujuannya adalah agar mereka dapat bertindak secara mandiri tanpa ada intervensi atau pengaruh dari pihak lain. Peran komisaris independen sangat penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang objektif, adil, dan seimbang khususnya dalam menjaga kepentingan pemegang saham minoritas serta para pemangku kepentingan lainnya. Keberadaan mereka juga diharapkan dapat mengurangi konflik antara manajemen dan pemilik modal (principal) (Gusriandari dkk., 2022).

Adapun rumus untuk menghitung proporsi dewan komisaris independen adalah sebagai berikut:

𝐷𝐾𝐼 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 × 100%

(46)

40 3.2.1.3 Variabel Moderasi

Variabel moderasi adalah variabel yang memengaruhi atau memperkuat serta memperlemah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen (Sugiyono 2021:69). Variabel ini juga sering disebut sebagai variabel independen kedua karena perannya dalam memoderasi atau mempengaruhi kekuatan hubungan antar variabel tersebut. Variabel Moderasi pada penelitian ini adalah proftabilitas. Profitabilitas berperan sebagai variabel moderasi yang artinya ia memiliki peran untuk memperkuat atau justru memperlemah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Untuk mengukurnya, profitabilitas dapat dilihat dari Net Profit Margin (NPM), yaitu rasio yang menunjukkan seberapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan dari setiap penjualan yang dilakukan (Bintang dkk, 2024). NPM dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

𝑁𝑃𝑀 = 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒𝑠

(47)

41 3.2.2 Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional Variabel Variabel

Penelitian Definisi Variabel Skala Pengukuran Variabel Independent

Green Accounting

Green Accounting merupakan pendekatan

dalam akuntansi yang memperhitungkan dampak

lingkungan serta faktor- faktor keberlanjutan dalam

proses pengukuran dan pelaporan keuangan.

Pendekatan ini bertujuan untuk mendukung keberlangsungan operasional

perusahaan sekaligus memperhatikan tanggung jawab terhadap lingkungan

(Pandiangan dkk., 2024).

Rasio 𝐺𝑅𝐼 𝐼𝑁𝐷𝐸𝐾𝑆 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑈𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 91 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝐺𝑅𝐼4

Good Corporate Governance

Penerapan GCG mencerminkan seberapa efektif perusahaan dalam mengelola aset yang dimilikinya, dan hal ini tentu

berpengaruh terhadap kesuksesan bisnis secara keseluruhan. pada penelitian

ini ukuran yang digunakan adalah dewan komisaris

sebagai indikator GCG (Sekar Tanjung &

Setiawati, 2025)

Rasio 𝐷𝐾𝐼 =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠

× 100%

Variabel Dependent

Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dapat diartikan dengan gambaran

dari baik atau buruknya manajemen mengendalikan kekayaan perusahan (Ratih

kusuma dkk, 2023.)

Rasio 𝑸 =(𝑴𝑽𝑬 + 𝑫ⅇ𝒃𝒕) 𝑻𝑨

Variabel Moderasi

Profitabilitas

Profitabilitas berperan sebagai variabel moderasi

yang artinya ia memiliki peran untuk memperkuat atau justru memperlemah hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen. Untuk

Rasio 𝑁𝑃𝑀 =

𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒𝑠

(48)

42

mengukurnya, profitabilitas dapat dilihat dari Net Profit Margin (NPM) (Bintang

dkk, 2024)

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan dan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2021 hingga 2023. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh secara online melalui sumber resmi BEI www.idx.co.id.

3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek pengamatan yang menjadi fokus penelitian (Sugiyono 2021 : 126). Secara lebih rinci, populasi dapat dipahami sebagai himpunan subjek atau objek yang memiliki jumlah dan karakteristik tertentu, yang telah ditentukan oleh peneliti sebagai dasar untuk dianalisis dan dijadikan landasan dalam menarik kesimpulan penelitian. Populasi penelitian ini adalah sebanyak 63 perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2021-2023 dengan menggunakan purposive sampling atau pengambilan sampel berdasarkan kritera- kriteria tertentu.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian kecil dari populasi yang dipilih untuk mewakili keseluruhan populasi dalam suatu penelitian (Sugiyono 2021: 127). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan terdiri dari 22 perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2021 – 2023.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

“PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Study Empiris Pada

“Pengaruh Profitabilitas dan Leverage terhadap nilai perusahaan BUMN dengan Skor Pemeringkatan Good Corporate Governance (GCG) sebagai Variabel Moderasi”. “Pengaruh

Penelitian bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Size Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) yang berdampak pada

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh good corporate governance terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan dengan proporsi dewan komisaris

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variabel independen yaitu Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap variabel dependen

Pengaruh Good Corporate Governance Komisaris Independen Memoderasi Hubungan Antara Firm Size dengan Kinerja Keuangan Firm size suatu perusahaan menunjukkan hasil dari penilaian